UU YAYASAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENYELENGGARAAN PTS DEDI MULYASANA

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan sebelum

2016, No dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Yayasan Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (Lembaran Ne

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

YAYASAN Contoh akta Yayasan yang didirikan sebelum berlakunya Undang-undang nomor 16

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CONTOH AKTA PENDIRIAN (BARU) YAYASAN YAYASAN

YAYASAN Contoh akta perubahan anggaran dasar Yayasan untuk Yayasan yang didirikan

ANGGARAN DASAR YAYASAN GEDHE NUSANTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N

Rp ,- (seratus juta rupiah

BAB II KETENTUAN TENTANG PENYESUAIAN AKTA YAYASAN PENYELENGGARA PENDIDIKAN SETELAH BERLAKUNYA UU BHP

BAB III TINJAUAN UMUM UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2001 DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN

AKTA PENDIRIAN YAYASAN Nomor : -Pada hari ini,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG IZIN MENDIRIKAN YAYASAN. A. Peraturan yang Mengatur Izin Mendirikan Yayasan

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Menurut Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.

Peraturan Perundang-undangan lainnya yang terkait Peraturan Pelaksanaan (PP dst.)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PERKOPERASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-Pada hari, tanggal pukul

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGESAHAN BADAN HUKUM YAYASAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

*36403 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 28 TAHUN 1999 (28/1999) TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN KESEJAHTERAAN DAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOWAN TAYU PATI

BAB II PENENTUAN KEABSAHAN SUATU RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM DALAM PERSEROAN

BERITA NEGARA. No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan.

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

2016, No Manusia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar sert

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III KEDUDUKAN ASET YAYASAN SESUDAH TERBITNYA UNDANG- UNDANG NO.16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NO.

UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS 2007 (Judul pasal-pasal ditambahkan)

BAB I. KETENTUAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1999 TENTANG MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Persyaratan dan Prosedur Penyesuaian Perubahan Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Tahun

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENYESUAIAN PERUBAHAN BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

Transkripsi:

UU YAYASAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENYELENGGARAAN PTS DEDI MULYASANA

Dasar Hukum Yayasan Setelah 6 Agustus 2001 UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (UUY) yang diundangkan 06 Agusts 2001 dan berlaku efektif 06 Agustus 2002, UU No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-undang No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan yang diundangkan 06 Oktober 2004 dan berlaku efektif 06 Oktober 2005. Peraturan Pemerintah No. 63 tanggal 23 September 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan Prinsip yang ingin diwujudkan dalam UU Yayasan sebagai badan hukum nirlaba: 1. Kemandirian badan hukum 2. Transparency dan 3. Accountability 2

YAYASAN Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota. (UU NO. 16 / 2001) Nama Yayasan harus didahului dengan kata "Yayasan". Dalam hal kekayaan Yayasan berasal dari wakaf, kata "wakaf" dapat ditambahkan setelah kata "Yayasan

YAYASAN DIDIRIKAN DLM JANGKA WAKTU (1) Yayasan dapat didirikan untuk jangka waktu tertentu atau tidak tertentu yang diatur dalam Anggaran Dasar. (pasal 16 uu 16/2001) (2) Dalam hal Yayasan didirikan untuk jangka waktu tertentu, Pengurus dapat mengajukan perpanjangan jangka waktu pendirian kepada Menteri paling lambat 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya jangka waktu pendirian Yayasan.

PERBEDAAN UU NO 16 THN 2001 Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yg diperoleh, dilarang dialihkan atau dibagikan scr langsung atau tidak langsung kepada Pembina, Pengurus, Pengawas, karyawan, atau pihak lain yg mempunyai kepentingan terhadap Yayasan.(psl 5) UU NO 28 THN 2004 1. Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh Yayasan, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung, baik dalam bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas.

PASAL 11: (1) Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian Yayasan memperoleh pengesahan dari Menteri. (2) Kewenangan Menteri dalam memberikan pengesahan akta pendirian Yayasan sebagai badan hukum dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia atas nama Menteri, yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Yayasan. (1) Yayasan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian Yayasan memperoleh pengesahan dari Menteri. (2) Untuk memperoleh pengesahan, pendiri atau kuasanya mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Notaris yang membuat akta pendirian Yayasan tersebut. (3) Notaris, wajib menyampaikan permohonan pengesahan kepada Menteri dalam jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian Yayasan ditandatangani.

Pengurus menerima gaji, upah, atau honorarium, dalam hal Pengurus Yayasan: a. bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina, dan Pengawas; dan b. melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh. (3) Penentuan mengenai gaji, upah, atau honorarium, ditetapkan oleh Pembina sesuai dengan kemampuan kekayaan Yayasan. (psl 1 UU 28/2004)

(3) Dalam memberikan pengesahan, Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dapat meminta pertimbangan dari instansi terkait. (4) Dalam memberikan pengesahan akta pendirian Yayasan, Menteri dapat meminta pertimbangan dari instansi terkait dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. (5) Instansi wajib menyampaikan jawaban dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan pertimbangan diterima.

PASAL 12: (1) Pengesahan akta pendirian diajukan oleh pendiri atau kuasanya dengan mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri. (2) Pengesahan diberikan dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. PASAL 12: (1) Permohonan pengesahan diajukan secara tertulis kepada Menteri. KETENTUANNYA diberikan atau ditolak dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap. (3) Dalam hal diperlukan pertimbangan pengesahan diberikan atau ditolak dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal jawaban atas permintaan pertimbangan dari instansi terkait diterima.

(3) Dalam hal diperlukan pertimbangan pengesahan diberikan atau tidak diberikan dalam jangka waktu : a. paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal jawaban permintaan Pertimbangan DITERIMA dari instansi terkait; atau setelah lewat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal jawaban permintaan pertimbangan kepada instansi terkait TIDAK DITERIMA. (4) Dalam hal jawaban atas permintaan pertimbangan tidak diterima, pengesahan diberikan atau ditolak dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal permintaan pertimbangan disampaikan kepada instansi terkait."

MENDIRIKAN BADAN USAHA 1. Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan. 2. Yayasan dapat melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk usaha yang bersifat prospektif dengan ketentuan seluruh penyertaan tersebut paling banyak 25 % (dua puluh lima persen) dari seluruh nilai kekayaan Yayasan.

PASAL 15a UU 2/2013 permohonan pengesahan akta pendirian berasal dari Yayasan yang sudah tidak dapat menggunakan kata Yayasan di depan namanya, permohonan dilampiri: a. salinan akta pendirian Yayasan yang dalam premise aktanya menyebutkan asal-usul pendirian Yayasan termasuk kekayaan Yayasan yang bersangkutan; b. laporan kegiatan Yayasan paling sedikit selama 5 (lima) tahun terakhir secara berturut-turut yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh instansi terkait;

c. surat pernyataan Pengurus Yayasan bahwa Yayasan tidak pernah dibubarkan secara sukarela atau berdasarkan putusan pengadilan; d. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Yayasan yang telah dilegalisir oleh notaris; e. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh lurah atau kepala desa setempat;

f. pernyataan tertulis dari Pengurus Yayasan yang memuat keterangan nilai kekayaan pada saat penyesuaian Anggaran Dasar; g. surat pernyataan Pengurus mengenai keabsahan kekayaan Yayasan; dan h. bukti penyetoran biaya pengesahan dan pengumuman Yayasan.

ANGGARAN DASAR MEMUAT (UU 16/2001) 1. nama dan tempat kedudukan; 2. maksud dan tujuan serta kegiatan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut; 3. jangka waktu pendirian; 4. jumlah kekayaan awal yang dipisahkan dari kekayaan pribadi pendiri dalam bentuk uang atau benda; 5. cara memperoleh dan penggunaan kekayaan;

6. tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan penggantian anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas; 7. hak dan kewajiban anggota Pembina, Pengurus, dan Pengawas; 8. tata cara penyelenggaraan rapat organ Yayasan; 9. ketentuan mengenai perubahan Anggaran Dasar; 10.penggabungan dan pembubaran Yayasan; dan 11.Penggunaan kekayaan sisa likuidasi atau penyaluran kekayaan Yayasan setelah pembubaran.

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (1) Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat dilaksanakan berdasarkan keputusan rapat Pembina. (2) Rapat Pembina hanya dapat dilakukan, apabila dihadiri oleh paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota Pembina. (3) Perubahan Anggaran Dasar dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia. (pasal 18 uu 16/2001)

(1) Dalam hal korum tidak tercapai, rapat Pembina yang kedua dapat diselenggarakan paling cepat 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal rapat Pembina yang pertama diselenggarakan. (2) Rapat Pembina yang kedua sah, apabila dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) dari seluruh anggota Pembina. (3) Keputusan rapat Pembina yang kedua sah, apabila diambil berdasarkan persetujuan suara terbanyak dari jumlah anggota Pembina yang hadir.

PEMBERITAHUAN ANGGARAN DASAR YAYASAN Pasal 18 AYAT 4 uu no 2/2013 ditambah 1 ayat menjadi (1) Pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar Yayasan selain perubahan nama dan kegiatan Yayasan disampaikan kepada Menteri oleh Pengurus Yayasan untuk dicatat dalam Daftar Yayasan dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. (2) Pemberitahuan dilampiri: (a) salinan akta perubahan Anggaran Dasar Yayasan; (b) fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Yayasan yang telah dilegalisir oleh notaris; c. bukti penyetoran biaya penerimaan pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar dan pengumumannya.

PERSYARATAN PERUBAHAN: a. mengubah tempat kedudukan harus melampirkan surat pernyataan tempat kedudukan Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh lurah atau kepala desa setempat; b. memperoleh bantuan negara, bantuan luar negeri, dan/atau pihak lain sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih dalam 1 (satu) tahun buku atau mempunyai kekayaan di luar harta wakaf sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) atau lebih harus melampirkan pengumuman surat kabar yang memuat ikhtisar laporan tahunan dan tembusan hasil audit laporan tahunan.

(1) Pemberitahuan perubahan data Yayasan disampaikan kepada Menteri oleh Pengurus Yayasan atau kuasanya dengan melampirkan dokumen yang memuat perubahan tersebut. (2) Perubahan mulai berlaku sejak tanggal keputusan rapat atau tanggal kemudian yang ditetapkan dalam keputusan rapat yang sah memutuskan perubahan data tersebut.

PASAL 18: (3) Menteri berdasarkan pemberitahuan perubahan data, melakukan pencatatan perubahan data dan menerbitkan surat penerimaan pemberitahuan perubahan data. Pasal 19A UU 2/2013: Menteri hanya dapat menerima perubahan Anggaran Dasar dan/atau perubahan data Yayasan yang dilakukan oleh anggota organ yang telah diberitahukan kepada Menteri.

PENGUMUMAN 1) Akta pendirian Yayasan yang telah disahkan sebagai badan hukum atau perubahan Anggaran Dasar yang telah disetujui, wajib diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. UU 28/2004: (1) Akta pendirian Yayasan yang telah disahkan sebagai badan hukum atau perubahan Anggaran Dasar yang telah disetujui atau telah diberitahukan wajib diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.

(2) Pengumuman AKTA PENDIRIAN YAYASAN diajukan permohonannya oleh Pengurus Yayasan atau kuasanya kepada Kantor Percetakan Negara Republik Indonesia dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian Yayasan yang disahkan atau perubahan Anggaran Dasar yang disetujui. Pengumuman AKTA PENDIRIAN YAYASAN, dilakukan oleh Menteri dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian Yayasan disahkan atau perubahan Anggaran Dasar disetujui atau diterima Menteri.

KEKAYAAN (1) Kekayaan Yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang dipisahkan dalam bentuk uang atau barang. (2) Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), kekayaan Yayasan dapat diperoleh dari : a. sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat; b. wakaf; c. hibah; d. hibah wasiat; dan e. perolehan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Yayasan dan/atau peraturan perundangundangan yang berlaku. (3) Dalam hal kekayaan Yayasan berasal dari wakaf, maka berlaku ketentuan hukum perwakafan. (Pasal 26 UU 16/2001)

Organ Yayasan Pembina Pengurus Pengawas Masa tugas Pengurus dan Pengawas Yayasan 5 tahun dan dapat diangkat kembali; Pengurus minimal 3 orang yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara; Pengawas minimal 1 orang. 26

PEMBINA adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan untuk : a. memutuskan pengubahan Anggaran Dasar, Penggabungan atau pembubaran Yayasan b. Mengangkat dan memberhentikan anggota Pengurus dan Pengawas c. menetapkan kebijakan umum Yayasan berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan d. Menyetujui Program kerja dan Rancangan Anggaran Tahunan e. Mengesahkan laporan keuangan tahun buku yang lampau yang diangkat sebagai Pembina adalah orang perorangan sebagai pendiri yayasan atau berdasarkan keputusan rapat pembina. 27

KEWENANGAN PENGURUS : a. melakukan pengurusan yayasan dan; b. mewakili yayasan dalam maupun diluar pengadilan Pertanggungjawaban tugas pengurus, wajib membuat laporan tahunan yang disampaikan kepada Pembina baik mengenai keadaan keuangan maupun perkembangan kegiatan Yayasan. 28

Pengurus tidak berwenang a. mengikat Yayasan sebagai penjamin utang b. mengalihkan kekayaan Yayasan kecuali dengan perseujuan Pembina; dan c. membeani kekayaan Yayasan untuk kepentingan pihak lain 29

Pengawas adalah organ Yayasan yang mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan dan memberi nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan usaha Yayasan; Pada dasarnya Pengawas tidak mempunyai fungsi eksekutif walaupun anggaran dasar Yayasan dapat mengatur bahwa untuk perbuatan hukum tertentu pengurus memerlukan persetujuan tersebut bukan merupakan perbuatan kepengurusan atau pemberian kuasa. Hanya dalam hal terjadinya benturan kepentingan antara Yayasan dengan seluruh anggota pengurus, maka Pengawas berwenang mewakili Yayasan apabila hal tersebut diatur dalam anggaran dasar 30

Yayasan bubar karena : Pembubaran Yayasan Jangka waktunya berakhir Tujuannya telah atau tidak tercapai Putusan pengadilan dengan alasan: (1) Melanggar ketertiban umum dan kesusilaan (2) Tidak mampu membayar utang setelah pailit (3) Asetnya tidak cukup melunasi utang setelah pailit dicabut Yayasan yang bubar harus dilikuidasi 31

Ketentuan Peralihan Undang-Undang Yayasan Pasal 71 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 16 Tentang Yayasan 1. Yayasan yang sudah ada sebelum Undang-Undang Yayasan yang telah: Didaftarkan di Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara R.I; atau Didaftarkan di Pengadilan Negeri dan mempunyai izin dari instansi terkait; tetap diakui sebagai badan hukum dengan ketentuan dalam jangka waktu paling lambat 3 tahun sejak 06 Oktober 2005, yakni 06 Oktober 2008 wajib menyesuaikan anggaran dasarnya dengan ketentuan UU. Paling lambat 1 tahun sejak pelaksanaan penyesuaian anggaran dasar, penyesuaian anggaran dasarnya wajib diberitahukan kepada Menhukham. 32

Yayasan yang diakui sebagai badan hukum, tetapi tidak menyesuaikan anggaran dasarnya dalam masa 3 tahun, yakni paling lambat 06 Oktober 2008, tidak dapat menggunakan kata Yayasan didepan namanya dan dapat dibubarkan berdasarkan putusan pengadilan atau permohonan Kejaksaan atau pihak yang berkepentingan. Pasal 71 ayat 1: Yayasan yang tetap diakui sebagai badan hukum, dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal 6 Oktober 2005, berarti paling lambat 6 Oktober 2008 wajib menyesuaikan Anggaran Dasarnya. 33

ayat 2: Yayasan yang telah didirikan tidak diakui sebagai badan hukum dapat mengajukan status badan hukum dengan cara: Menyesuaian Anggaran Dasar dengan UU Yayasan. Mengajukan permohonan status badan hukum kepada Menteri paling lambat 1 (satu) tahun terhitung sejak 6 Oktober 2005, berarti paling lambat 6 Oktober 2006. ayat 3: Penyesuaian Anggaran Dasar pada ayat (1) wajib diberitahukan kepada Menteri paling lambat 1 (satu) tahun setelah pelaksanaan penyesuaian. 34

ayat 4: Akibat hukum bagi: a. Yayasan yang tetap diakui sebagai badan hukum tetapi tidak menyesuaikan sampai batas waktu 6 Oktober 2008, dan b. Yayasan yang tidak diakui sebagai badan hukum sampai batas waktu 6 Oktober 2006 tidak menyesuikan Anggaran Dasarnya dengan UU Yayasan, Tidak dapat menggunakan kata Yayasan di depan namanya, dan Dapat dibubarkan berdasarkan putusan Pengadilan atas permohonan Kejaksaan atau pihak yang berkepentingan. 35

Pasal 36 Yayasan yang telah didirikan sebelum berlakunya Undang-undang dan tidak diakui sebagai badan hukum menurut undang-undang tetapi masih melakukan kegiatan secara terus menerus sesuai dengan Anggaran Dasarnya dan belum pernah dibubarkan, dapat memperoleh status badan hukum dengan cara mengajukan permohonan pengesahan status badan hukum kepada Menteri permohonan dengan melampirkan : a. Salinan Akta AD; b. Laporan kegiatan yayasan selama 5 (lima) tahun berturut-turut ditandatangani oleh pengurus yayasan dan diketahui oleh instansi terkait; 36

c. Surat pernyataan pengurus yayasan bahwa yayasan tidak pernah dibubarkan; d. Fotokopi NPWP yang telah dilegalisir oleh Notaris; e. Surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap yayasan yang telah ditandatangani oleh pengurus yayasan dan diketahui oleh lurah atau kepala desa setempat; f. Pernyataan tertulis TTG nilai kekayaan pada saat penyesuaian Anggaran Dasar; 37

g. Surat pernyataan pengurus mengenai keabsahan kekayaan yayasan; dan h. Bukti penyetoran biaya pengesahan dan pengumuman yayasan (3). Menteri menerbitkan keputusan pengesahan badan hukum yayasan setelah ketentuan sebagaimana (4). Yayasan memperoleh status badan hukum pada saat diterbitkannya keputusan menteri mengenai pengesahan badan hukum yayasan. 38

Pasal 39 Yayasan yang sdh tdk berhak menggunakan kata yayasan dapat mengajukan kembali usulannya kpd Menteri dengan penyesuaian AD. Lampiran: a. Salinan Akta perubahan Anggaran Dasar sesuai Undang-undang baru; b. Tambahan Berita Negara Republik Indonesia yang memuat Akta pendirian yayasan atau bukti pendaftaran Akta pendirian di Pengadilan Negeri dan izin melakukan kegiatan dari instansi terkait; 39

f. Surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap yayasan yang ditandatangani oleh pengurus yayasan dan diketahui oleh lurah atau kepala desa setempat; dan g. Neraca yayasan yang ditandatangani oleh semua organ yayasan atau laporan akuntan publik mengenai kekayaan yayasan pada saat penyesuaian; h.pengumuman surat kabar mengenai ikhtisar laporan tahunan bagi yayasan yang sebagian kekayaannya berasal dari bantuan negara, 40

bantuan luar negeri, dan/atau sumbangan masyarakat sebagaimana dimaksud pasal 72 Undang-undang; dan i. Bukti penyetoran biaya penerimaan pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar yayasan dan pengumumannya. 41

Diantara Pasal 39 dan pasal 40 disisipkan 1 (satu) pasal yakni pasal 39A yang berbunyi sebagai berikut : Pasal 39A Yayasan yang sebelum berlakunya peraturan pemerintah ini baik yang diakui sebagai badan hukum maupun yang tidak diakui sebagai badan hukum oleh Undang-undang dan tidak lagi melakukan kegiatan yayasan sebagaimana ditentukan dalam Anggaran Dasarnya, harus melikuidasi kekayaannya dan menyerahkan sisa hasil likuidasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang yayasan dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh) hari. 42

MASALAH DALAM PENYELENGGARAAN PTS 1. PTS dan PTN diperlakuan sama dalam BORANG akreditasi BAN PT. namun, perlakuan dan bantuan yang diberikan pada keduanya tidak sama. Padahal menurut UUD 1945 dan UUSisdiknas mengamanatkan untuk kepada semua warga negara untuk mendapatkan layanan pendidikan yang sama. Bantuan kepada mahasiswa, fasilitas dan penyelenggaraan PTS, bantuan dosen dsb.

2. Pemberian otonomi yang seluasluasnya kepada badan penyelenggara Pergurua Tinggi belum berjalan dengan mulus, karena masih ketentuan lain dimana pemerintah masih sebagai penentu dalam penetapan kebijakan contoh persyaratan tambahan tentang kelulusan

3. PP No. 66/2010 Pasal 58G ayat (1) yang menyatakan: Organ dan pengelolaan satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat menggunakan tata kelola yang ditetapkan oleh badan hukum nirlaba yang sah berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

4. UUD 45 menyatakan bahwa pemerintah bertanggungjawab terhadap pendidikan anak bangsa. Namun dengan perbandingan PTS dan PTN 3000: 100 tidak mendapat dukungan yang adil dari APBN dan APBD 5. Rekruitmen mahasiswa yang dilakukan oleh PTN secara perlahan dapat mematikan ruang gerak PTS. Ibarat perahu lawan pukat harimau. akibatnya banyak PTS yang gulung tikar.

6. Dampak Pelaksanaan UU No. 12/2012 terhadap eksistensi PTS 1. Pasal 60 ayat 2 dan 3 yang menegaskan bahwa PTS di selenggarakan oleh Badan Hukum nirlaba yang berbentuk Yayasan. 2. Pasal 66 ayat 3: statuta PTS ditetapkan dengan surat keputusan Badan Penyelenggara, bukan oleh senat universitas ataupun Rektor. Pemegang kewenangan thd struktur organisasi PTS adalah Badan Penyelenggara (Yayasan) 3. Pasal 67 menyatakan bahwa otonomi PTS diatur oleh Badan Penyelenggara (Yayasan)

4. Pasal 69 ayat 2 menegaskan bahwa dosen dan tenaga kependidikan diangkat dan ditempatkan oleh Badan Penyelenggara (Yayasan) 5. Pasal 70 ayat 3 menegaskan bahwa dosen dan tenaga kependidikan diberikan gaji pokok dan tunjangan oleh Badan Penyelenggara (Yayasan)

6. Pasal 33 ayat 5 menyatakan bahwa PTS langsung mendapatkan status terakriditasi pada saat memperoleh izin penyelenggaraan program studi, namun menurut Pasal 55 ayat 4 s/d 6 bahwa, yang mengatur adanya lembaga akreditasi mandiri disamping BAN PT untuk memenuhi kebutuhan dan percepatan akreditasi bagi PT dan program studi.

7. Pasal 80 ayat 2 yang menyatakan bahwa pemerintah/diknas akan membuka PTN baru ditiap-tiap ibu kota propinsi di satu sisi lain dapat membukan akses baru pendidikan, namun di sisi lain, merupakan ancaman bagi PTS. 8. Berikutnya kebijakan mem PTN kan PTS dapat menimbulkan masalah baru bagi para pengelola PTS di sekitarnya karena menyebabkan penurunan mahasiswa yang diperoleh PTS yang sudah ada di wilayah itu