PENGARUH VARIASI DIAMETER MAKSIMUM AGREGAT DALAM CAMPURAN TERHADAP KEKUATAN TEKAN BETON

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH UKURAN DIAMETER LUBANG DALAM ARAH MEMANJANG TERHADAP KEKUATAN TEKAN BENDA UJI SILINDER BETON

PENGARUH WAKTU PENGANGKUTAN ADUKAN BETON KE TEMPAT PENGECORAN TERHADAP KEKUATAN TEKAN

PENGARUH PERSENTASE PENAMBAHAN SIKA VISCOCRETE-10 TERHADAP KUAT TEKAN BETON

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND KOMPOSIT (PCC)

PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT HALUS DENGAN AGREGAT KASAR TERHADAP WORKABILITY DAN KUAT TEKAN BETON

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

KUAT TEKAN BETON DAN WAKTU IKAT SEMEN PORTLAND POZZOLAN

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

BAB V HASIL PEMBAHASAN

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON

PENGARUH TEMPERATUR AIR CAMPURAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON Khairul Miswar Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe

HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)

PENENTUAN MUTU AGREGAT HALUS DARI BERBAGAI QUARRY PADA PRODUKSI BETON

ANALISA AGREGAT KASAR SEBAGAI VARIABEL BAHAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN METODE SNI DAN ACI (Studi Kasus Beton Mutu K-300)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

PENGARUH AGREGAT KASAR BATU PECAH BERGRADASI SERAGAM TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

ANALISA AGREGAT KASAR SEBAGAI VARIABEL BAHAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN METODE SNI DAN ACI (Studi Kasus Beton Mutu K-275)

PENGARUH JUMLAH SEMEN DAN FAS TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN AGREGAT YANG BERASAL DARI SUNGAI

BAB IV METODE PENELITIAN

THE INFLUENCE OF INITIAL PRESSURE ON THE CONCRETE COMPRESSIVE STRENGTH. Lina Flaviana Tilik, Maulid M. Iqbal, Rosidawani Firdaus ABSTRACT

Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

Laporan Tugas Akhir Kinerja Kuat Lentur Pada Balok Beton Dengan Pengekangan Jaring- Jaring Nylon Lampiran

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

BAB IV METODE PENELITIAN

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT DAUR ULANG BETON KEDALAM CAMPURAN BETON K 175 (PENELITIAN)

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN SIKAMENT LN

PEMAKAIAN ADDITIVE MICRO SILICA DALAM CAMPURAN BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT TEKAN BETON NORMAL

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

Lampiran A Berat Jenis Pasir. Berat pasir kondisi SSD = B = 500 gram. Berat piknometer + Contoh + Air = C = 974 gram

PERBANDINGAN DESAIN CAMPURAN BETON NORMAL MENGGUNAKAN SNI DAN SNI 7656:2012

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BETON STRUKTURAL MENGGUNAKAN AGREGAT PASIR - BATU ALAM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

BAB 4 RANCANG PROPORSI CAMPURAN BETON

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

HUBUNGAN KUAT TEKAN BETON DENGAN JEDA WAKTU PENGECORAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PECAHAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

PENGARUH PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE BESTMITTEL TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Oleh : Reni Sulistyawati. Abstraksi

8KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN SNI-DT PADA BERBAGAI VARIASI KADAR AIR AGREGAT

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

Kata kunci: metode DoE, ACI

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KUAT TEKAN BETON

PENGARUH ABU TERBANG SEBAGAI FILLER UNTUK KUAT TEKAN BETON

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM

BAB II DASAR TEORI 2.1. UMUM. Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat, air

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

BAB 3 METODE PENELITIAN

Berat Tertahan (gram)

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI KORELASI FAKTOR AIR SEMEN (WATER CEMENT RATIO) DENGAN KUAT TEKAN BETON STRUKTURAL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

untuk mencapai workabilitas dan nilai slump rencana terhadap kuat tekan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

STUDI KUAT TEKAN BETON BERAGREGAT RAMAH LINGKUNGAN

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN DAN WAKTU PERPUTARAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MENGGUNAKAN MESIN MOLEN

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

KUAT TEKAN BETON BERAGREGAT KASAR BATUAN TUFF MERAH, BATUAN TUFF PUTIH, DAN BATUAN ANDESIT

PENGGUNAAN PECAHAN BOTOL KACA SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

TINJAUAN FAKTOR AIR SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS

Studi Mengenai Campuran Beton dengan Kadar Pasir Tinggi dalam Agregat Gabungan pada Cara SNI

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON NON AGREGAT KASAR SEMEN PCC DENGAN SIKAMENT LN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

Transkripsi:

ISSN 2407-733X E-ISSN 2407-9200 pp. 11-24 Jurnal Teknik Sipil Unaya PENGARUH VARIASI DIAMETER MAKSIMUM AGREGAT DALAM CAMPURAN TERHADAP KEKUATAN TEKAN BETON Helwiyah Zain Program Studi Teknik Sipil Universitas Abulyatama Jl. Blang Bintang Lama Km. 8,5 Lampoh Keudee Aceh Besar email: ocudma2h@gmail.com Abstrak: Agregat adalah butiran mineral alam yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton, dan merupakan material terbesar yang terkandung didalam beton. Bahan agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton, sehingga pemilihan ukuran diameternya merupakan hal yang penting dalam pembuatan beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi diameter maksimum agregat dalam campuran terhadap kekuatan tekan beton. Pada penelitian ini digunakan 15 buah benda uji, dibagi dalam 3 kelompok masing-masing 5 buah benda uji. Setiap kelompok dibedakan diameter maksimum agregat yaitu: 31,5 mm, 16 mm, dan 8 mm. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini adalah benda uji silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Percobaan kuat tekan dilakukan pada umur benda uji 28 hari. Kuat tekan rata-rata beton untuk masing-masing kelompok benda uji berdasarkan variasi diameter maksimum agregat adalah: untuk diameter maksimum agregat 31,5 mm = 249,67 kg/cm 2 ; diameter maksimum agregat 16 mm = 274,91 kg/cm 2 ; dan diameter maksimum agregat 8 mm = 326,74 kg/cm 2. Berdasarkan hasil pengujian ini, menunjukkan bahwa kuat tekan beton rata-rata diameter maksimum agregat 16 mm adalah 10,11% lebih kuat dari beton dengan diameter maksimum agregat 31,5 mm; dan kuat tekan beton diameter maksimum agregat 8 mm, 30,87% lebih kuat dari beton dengan diameter maksimum agregat 31,5 mm. Keywords : agregat, diameter maksimum, benda uji, kuat tekan. Abstract: Aggregate is a natural mineral grains that serve as filler in concrete mix, and the greatest material contained in the concrete. These material influence on the properties of concrete, so that the diameter size selection is essential in making the concrete. This study aims to determine the effect of variations of aggregate maximum diameter to the compressive strength of concrete. In this study used 15 specimens, were divided into 3 groups witch each of 5 specimens. Each group is distinguished aggregate maximum diameter: 31.5 mm, 16 mm, and 8 mm. Specimens used in this study is the specimen cylinder with a diameter of 15 cm and 30 cm high. Speciment tested done at age of concrete 28 days. The average compressive strength of concrete for each group of test based on variations of the aggregate maximum diameter is: for the aggregate maximum diameter of 31.5 mm = 249.67 kg / cm2; the aggregate maximum diameter 16 mm = 274.91 kg / cm2; and the aggregate maximum diameter of 8 mm = 326.74 kg / cm2. Based on these test results, show that the average compressive strength of the concrete for the aggregate maximum diameter of 16 mm is 10.11% stronger than the concrete with the aggregate maximum diameter of 31.5 mm; and the strength of concrete aggregate maximum diameter of 8 mm, 30.87% stronger than the concrete with aggregate maximum diameter of 31.5 mm. Keywords: aggregate, maximum diameter, specimen, compressive strength. Volume 3, No. 1, Januari 2017 11

Beton terdiri dari campuran bahanbahan agregat (pasir, kerikil), semen, dan air. Kekuatan beton dipengaruhi oleh sifat dari bahan-bahan tersebut oleh karena itu perbandingan jumlah dari bahan-bahan tersebut harus diperhatikan dengan seksama agar diperoleh mutu beton sesuai dengan yang diinginkan. Agregat adalah batuan alam yang terdiri dari butiran-butiran dalam ukuran tertentu yang jumlahnya terbesar (60%-70%) dalam campuran beton (Mulyono 2005) sehingga berpengaruh besar terhadap kekuatan tekan beton. Kekuatan tekan beton diduga sehingga pemilihan ukuran diameternya merupakan bagian yang penting dalam pembuatan beton. Karena itu perlu dipelajari karakteristik agregat yang akan menentukan sifat beton yang akan dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi ukuran agregat maksimum terhadap kuat tekan beton. Dalam penelitian ini, campuran beton dibagi dalam 3 kelompok, masing-masing kelompok dibedakan ukuran diameter maksimum agregat yaitu: 31,5 mm, 16 mm, dan 8 mm. Jumlah benda uji masing-masing kelompok adalah 5 buah, sehingga total benda uji berjumlah 15 buah. Penelitian ini menggunakan bahan semen adalah Semen Tipe I produksi PT. Semen Andalas Indonesia. Agregat yang digunakan (pasir dan kerikil) berasal dari sungai Krueng Aceh dan air diperoleh dari Perusahaan Daerah Air Minum Kota Banda Aceh. Jenis benda uji yang digunakan untuk pengujian kuat tekan adalah jenis benda uji silinder standar dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Pengujian kuat tekan dilakukan pada saat umur beton mencapai 28 hari. Penelitian ini dimulai dengan memeriksa sifat-sifat fisis dari bahan agregat beton. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui mutu material yang digunakan untuk campuran beton. Perencanaan campuran material beton digunakan metode American Concrete Institute (ACI 211.1-91) dan penyaringan bahan agregat didasarkan pada peraturan (Anonim, 1971) yaitu untuk agregat diameter maksimum agregat 31,5 mm, 16 mm, dan 8 mm. Faktor air semen (FAS) yang digunakan adalah 0,5 dan slump test rencana adalah 7,5 cm 10 cm. Hasil kuat tekan rata-rata yang diperoleh dari penelitian ini adalah 249,67 kg/cm 2 untuk diameter maksimum agregat 31,5 mm; 274,91 kg/cm 2 untuk diameter maksimum agregat 16 mm; dan 326,74 kg/cm 2 untuk diameter maksimum agregat 8 mm. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin kecil diameter agregat maksimum, maka semakin besar nilai kuat tekan beton yang didapatkan. Dengan demikian, hasil dari penelitian ini dapat dipakai sebagai pedoman bagi praktisi yang kesulitan memperoleh ukuran agregat maksimum yang umumnya dipakai pada suatu daerah. 12 Volume 3, No. 1, Januari 2017

KAJIAN PUSTAKA Agregat halus dan kasar sebagai bahan susun kasar campuran merupakan komponen utama beton. Nilai kekuatan serta daya tahan (durability) beton merupakan fungsi dari banyak faktor, diantaranya adalah nilai banding campuran dan mutu bahan susun, metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan finishing, temperatur dan kondisi perawatan pengerasannya. Faktor Air Semen (FAS) Faktor air semen (FAS) adalah perbandingan antara berat air dan berat semen. berat air FAS = (1) berat semen Sifat-Sifat Fisis Agregat Agregat berfungsi sebagai bahan pengisi, tetapi peranannya dalam menentukan kekuatan beton lebih kecil daripada semen. Agregat dengan sifat kekerasan, kepadatan, dan keawetan tinggi mempunyai sifat kekekalan yang baik, sehingga akan menghasilkan beton yang berkualitas tinggi. Pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat meliputi pemeriksaan berat jenis (specific gravity), penyerapan (absorbs), berat volume agregat (bulk density), analisa saringan (sieve analysis) agregat, modulus kehalusan (fineness modulus), gradasi agregat, kadar air agregat. Gradasi agregat Gradasi agregat adalah distribusi dari Mulyono (2005) menyatakan, air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi semen, membasahi agregat, dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton (workability). Untuk air yang terlalu sedikit menyebabkan proses hidrasi tidak tercapai seluruhnya sehingga akan mempengaruhi kekuatan beton, oleh karena itu perbandingan air dengan semen (faktor air semen) menjadi penting. Murdock (1999) berpendapat bahwa untuk semua tujuan, beton yang mempunyai faktor air semen minimal dan cukup untuk variasi ukuran butir agregat. Gradasi agregat berpengaruh pada besarnya rongga dalam campuran dan menentukan workabilitas (kemudahan dalam pekerjaan) serta stabilitas campuran. Gradasi agregat ditentukan dengan cara analisa saringan, dimana sampel agregat harus melalui satu set saringan. Ukuran saringan menyatakan ukuran bukaan jaringan kawat dan nomor saringan menyatakan banyaknya bukaan jaringan kawat per inchi pesegi dari saringan tersebut, daerah grafik gradasi agregat bisa dilihat pada gambar 1. memberikan workabilitas tertentu yang dibutuhkan untuk pemadatan yang sempurna tanpa pekerjaan pemadatan yang berlebihan, merupakan beton yang terbaik. Volume 3, No. 1, Januari 2017 13

Gambar 1. Grafik daerah susunan butiran untuk agregat campuran dengan diameter maksimum 25,4 mm Sumber: PBI 1971 Angka-angka dalam kurung pada Gambar 1 mempunyai arti: (1). Daerah tidak baik, diperlukan banyak semen dan air; (2). Daerah baik, tetapi diperlukan banyak semen dan air dibandingkan dengan daerah (3); (3). Daerah baik sekali; (4). Daerah tidak baik untuk susunan butiran diskontinu; (5). Daerah sangat tidak baik, terlalu sulit dikerjakan METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan bertahap, yang dimulai dari pengadaan bahan dan peralatan, pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat, pembuatan dan perawatan benda uji, pengujian benda uji dan analisa data. Pengadaan Peralatan dan Pengadaan Material Peralatan yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah: 1. Peralatan untuk pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat: a. Wadah (untuk menempatkan material yang akan diuji); b. Oven; c. Satu set saringan dengan berbagai ukuran. 2. Peralatan untuk pengadukan: a. Cetakan benda uji silinder berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm; b. Mesin pengaduk beton (Mollen). 3. Peralatan untuk pengujian tekan beton digunakan mesin uji tekan Material atau bahan yang dipakai dalam penelitian ini adalah: 1. Semen Portland Tipe 1; 2. Agregat kasar; 3. Agregat halus; 4. Air. Semen Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah Semen Portland Tipe I yang diproduksi oleh PT. Semen Andalas Indonesia (SAI). Agregat kasar Agregat kasar yang digunakan yaitu kerikil yang berasal dari sungai Krueng Aceh. 14 Volume 3, No. 1, Januari 2017

Agregat halus Agregat halus yang digunakan adalah pasir kasar dan pasir halus, kedua-duanya berasal dari sungai Krueng Aceh. Air Air yang digunakan pada penelitian ini adalah air yang berasal dari Perusahaan Daerah Air Minum Kota Banda Aceh. Pemeriksaan Sifat-sifat Fisis Agregat Pemeriksaan sifat-sifat fisis material ini bertujuan untuk mengetahui mutu material masing-masing, apakah material tersebut memenuhi syarat untuk campuran beton. Pemeriksaan sifat-sifat fisis material di sini terdiri dari pengujian berat jenis agregat, berat volume dan analisa saringan. Berat jenis agregat Pengukuran berat jenis dilakukan berdasarkan metode British Standard. Agregat diambil secara acak masing-masing sebanyak 3 kg. Agregat untuk kerikil masingmasing lolos saringan 31,5 mm, 16 mm (tetapi dipakai saringan 15 mm), dan 8 mm dan untuk pasir halus lolos saringan 4,76 mm. Berat volume agregat Pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan metode British Standard yang bertujuan untuk menentukan berat volume pada agregat. Agregat pada pemeriksaan ini diambil secara acak masing-masing sebanyak 2 kg.agregat untuk kerikil masing-masing lolos saringan 31,5 mm, 16 mm (dipakai 15 mm), dan 8 mm dan untuk pasir halus lolos saringan 4,76 mm. Analisa saringan agregat Pemeriksaan analisa saringan butiran agregat dilakukan terhadap kerikil, pasir kasar, pasir halus. Agregat dalam pemeriksaan ini diambil secara acak. Agregat untuk kerikil yang digunakan masing-masing harus lolos saringan 31,5 mm, 16 mm dan 8 mm, untuk pasir kasar lolos saringan 9,52 mm. Agregat kemudian disaring sesuai dengan susunan saringan mulai dari diameter maksimum agregat yang dipakai sampai diameter minimumnya. Adapun ukuran saringan yang digunakan yaitu 31,5 mm, 19,1 mm, 9,52 mm, 4,76 mm, 2, 38 mm, 1,18 mm, 0,59 mm, 0,29 mm, dan 0,15 mm. Untuk agregat maksimum 31,5 mm dipakai ukuran saringan mulai dari 31,5 mm sampai dengan 0,15 mm dan sisa. Untuk agregat maksimum 16 mm dipakai ukuran saringan mulai dari 16 mm sampai dengan 0,15 mm dan sisa. Untuk agregat 8 mm dipakai ukuran saringan mulai dari 8 mm sampai dengan 0,15 mm dan sisa. Begitupun untuk menganalisa saringan pasir kasar, dipakai ukuran saringan mulai dari 8 mm sampai dengan 0,15 mm dan sisa, sedangkan untuk pasir halus dipakai ukuran saringan 4,76 mm sampai dengan 0,15 mm dan sisa. Pengadukan Beton Pekerjaan ini dilakukan dengan memasukkan seluruh material secara berurutan, yaitu agregat kasar (kerikil), Volume 3, No. 1, Januari 2017 15

agregat halus (pasir kasar dan pasir halus), semen, dan air yang telah ditimbang sesuai perencanaan ke dalam mesin pengaduk beton (mollen). Campuran material beton diaduk di dalam mesin pengaduk (mollen) selama ±3 menit. Pembuatan Benda Uji a. Jumlah benda uji Jumlah benda uji yang dibuat pada penelitian ini adalah 15 buah yang terbagi dalam 3 kelompok. Masing-masing kelompok benda uji dibedakan ukuran diameter maksimum agregat yaitu: 31,5 mm, 16 mm dan 8 mm. b. Pembuatan benda uji Benda uji pada penelitian ini menggunakan benda uji silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Beton segar yang telah diaduk dimasukkan ke dalam cetakan silinder secara bertahap, yaitu setiap 1/3 bagian silinder, sampai penuh. Cetakan benda uji silinder dibuka setelah benda uji berumur 24 jam. c. Perawatan benda uji Perawatan benda uji dilakukan dengan merendam benda uji kedalam bak air yang telah disediakan. Perawatan benda uji dilakukan sampai umur 28 hari. bertahap, sampai benda uji hancur. Berdasarkan hasil pengujian ini dapat diketahui perbandingan nilai kuat tekan dari HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil pemeriksaan Hasil yang diperoleh dari pemerikasaan sifat-sifat fisis agregat adalah sebagai berikut: Berat jenis agregat Hasil yang diperoleh dari pemeriksaan berat jenis agregat (kerikil, pasir kasar dan pasir halus) untuk tiap variasi diameter maksimum, diperlihatkan pada Tabel 3.1. Berdasarkan Tabel 3.1 terlihat bahwa berat jenis agregat dengan diameter maksimum 31,5 mm, 16 mm, dan 8 mm telah memenuhi syarat sebagai material yang baik untuk campuran beton. Berat volume agregat Hasil pemeriksaan berat volume agregat diperlihatkan pada Tabel 3.2. BerdasarkanTabel 3.2 terlihat bahwa hasil pemeriksaan berat volume agregat untuk masing-masing diameter maksimum agregat, yaitu: 31,5 mm, 16 mm, dan 8 mm memenuhi syarat sebagai material untuk beton Pengujian Benda uji Beton Pengujian benda uji dilakukan pada umur 28 hari, dengan menggunakan mesin uji tekan. Pembebanan diberikan secara 16 Volume 3, No. 1, Januari 2017

Tabel 3.1 Berat Jenis Agregat No. Jenis Agregat Agregat 31,5 mm Berat Jenis SG (ssd) SG (od) Teori Troxell 1. Kerikil 2,56 2,50 2,5 2,8 2. Pasir Kasar 2,07 2,03 2,0 2,6 3. Pasir Halus 2,50 2,44 2,0 2,6 Agregat 16 mm 1. Kerikil 2,64 2,60 2,5 2,8 2. Pasir Kasar 2,36 2,34 2,0 2,6 3. Pasir Halus 2,46 2,43 2,0 2,6 Agregat 8 mm 1. Kerikil 2,56 2,52 2,5 2,8 2. Pasir Kasar 2,18 2,14 2,0 2,6 3. Pasir Halus 2,31 2,26 2,0 2,6 Tabel 3.2 Berat Volume Agregat No Jenis Agregat Berat Volume (kg/l) Teori Troxell Agregat 31,5 mm 1. Kerikil 1,750 >1560 kg/liter 2. Pasir kasar 1,615 >1,400 kg/liter 3. Pasir halus 1,501 >1,400 kg/liter Agregat 16 mm 1. Kerikil 1,742 >1560 kg/liter 2. Pasir kasar 1,613 >1,400 kg/liter 3. Pasir halus 1,486 >1,400 kg/liter Agregat 8 mm 1. Kerikil 1,622 >1560 kg/liter 2. Pasir kasar 1,607 >1,400 kg/liter 3. Pasir halus 1,476 >1,400 kg/liter Volume 3, No. 1, Januari 2017 17

Persen Lolos Saringan (%) Jurnal Teknik Sipil Unaya Analisa saringan agregat Hasil yang diperoleh dari analisa saringan untuk masing-masing kelompok diameter maksimum agregat, yaitu: 31,5 mm, 16 mm, dan 8 mm telah memenuhi syarat sebagai material untuk beton, seperti terlihat pada Gambar 3.1, Gambar 3.2, dan Gambar 3.3. 100 Daerah Susunan Butiran Agregat 31,5 mm daerah tidak baik daerah baik 86 80 daerah baik 80 daerah tidak baik 74 78,290 daerah baik sekali 61,210 60 62 62 62 (1) 50 (2) 47 46,493 (4) 40 (3) 38 38 35 30,730 27 30 30 30 24 (5) 21,707 23 20 30 15 16 14 11,807 8 6,190 8 2 4 0 0,1 1 10 Ukuran Saringan (mm) Gambar 3.1 : Daerah susunan butiran untuk agregat campuran dengan diameter maksimum 31,5 mm 100 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Hasil pengujian kuat tekan beton seperti terlihat pada Tabel 3.3. Perbandingan Hasil Pengujian Kuat Tekan Berdasarkan nilai hasil pengujian kuat tekan rata-rata dapat digambar grafik kuat tekan rata-rata dari masing-masing kelompok variasi diameter maksimum agregat, seperti terlihat pada Gambar 3.4. 18 Volume 3, No. 1, Januari 2017

Persen Lolos Saringan (%) Persen Lolos Saringan (%) Jurnal Teknik Sipil Unaya Daerah Susunan Butiran Agregat 16 mm 100 100 daerah tidak baik daerah baik 86 80 73,936 daerah baik 76 72 daerah tidak baik 60 58 60 (1) 56 46,195 45 (2) (3) (4) 40 40 30,075 36 31 30 30 27 30 18,399 (5) 20 18 17 10,792 22 13 8 5,078 6 3 0 0,1 1 10 Ukuran Saringan (mm) Gambar 3.2 : Daerah susunan butiran untuk agregat campuran dengan diameter maksimum 16 mm 100 80 60 Daerah Susunan Butiran Agregat 8 mm daerah tidak baik daerah baik 84 daerah baik daerah tidak baik 74 (1) 68 daerah baik sekali 52 40 36 37 32,309 36 30 30 30 21 23 17,841 (5) 20 21 11 10,712 11 5 0 0,1 1 Ukuran Saringan (mm) 10 53 (2) (3) 48,131 (4) 100 77,090 61 Gambar 3.3: Daerah susunan butiran untuk agregat campuran dengan diameter maksimum 8 mm Volume 3, No. 1, Januari 2017 19

Tabel 3.3 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton Jenis Beton Umur Nama Benda Uji Luas benda Uji (cm 2 ) Beban (Kg) Kuat Tekan (kg/cm 2 ) Beton Agregat maks. 31,5 mm 28 hari KA01 176,72 42300 239,37 KA02 176,72 46300 262,00 KA03 176,72 46100 260,87 KA04 176,72 45800 259,17 KA05 176,72 40100 226,92 Rata-rata Kuat Tekan Beton 249,67 Jenis Beton Umur Nama Benda Uji Luas benda Uji (cm 2 ) Beban (Kg) Kuat Tekan (kg/cm 2 ) Beton Agregat maks. 16 mm Beton Agregat maks. 8 mm 28 hari 28 hari KB01 176,72 45400 256,91 KB02 176,72 51100 289,17 KB03 176,72 45000 254,65 KB04 176,72 52400 296,52 KB05 176,72 49000 277,28 Rata-rata Kuat Tekan Beton 274,91 KC01 176,72 58700 332,17 KC02 176,72 62700 354,81 KC03 176,72 61100 345,76 KC04 176,72 54700 309,54 KC05 176,72 51500 291,43 Rata-rata Kuat Tekan Beton 326,74 20 Volume 3, No. 1, Januari 2017

Kuat Tekan Rata-Rata (kg/cm2) Jurnal Teknik Sipil Unaya 350,00 326,74 300,00 250,00 274,91 249,67 200,00 150,00 100,00 50,00 0,00 8 mm 16 mm 31,5 mm Variasi DiameterMaksimum Agregat Gambar 3.4: Grafik Hasil Kuat Tekan Rata-rata Beton Berdasarkan Gambar 3.4 dapat dilihat bahwa grafik hasil kuat tekan rata-rata yang diperoleh dari pengujian beton variasi diameter maksimum agregat ini adalah semakin kecil ukuran diameter maksimum agregat, maka semakin besar hasil kuat tekannya. Pembahasan Hasil pemeriksaan sifat-sifat fisis agregat menunjukkan bahwa agregat yang digunakan secara umum sudah memenuhi syarat sebagai material pembentuk beton. Berdasarkan Gambar 3.4 dapat dilihat bahwa hasil pengujian ini menunjukkan adanya perubahan nilai kuat tekan pada beton, yaitu semakin kecil ukuran diameter maksimum agregat, semakin besar hasil kuat tekannya. Perbandingan persentase kenaikan kuat tekan beton variasi diameter maksimum agregat dapat dilihat pada Tabel 3.4. Volume 3, No. 1, Januari 2017 21

Tabel 3.4 Perbandingan Persentase Kenaikan Kuat Tekan Beton Variasi Diameter Maksimum Agregat No Perbandingan Agregat 31,5 mm (kg/cm 2 ) 1. Selisih kuat tekan beton agregat 31,5 mm (kg/cm 2 ) 2. Persentase selisih kuat tekan agregat 31,5 mm (%) Berdasarkan Tabel 3.4 di atas, dapat dilihat bahwa semakin kecil ukuran diameter maksimum agregat, maka semakin semakin besar kekuatan tekan beton. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap beton dengan perbedaan ukuran maksimum agregat, maka dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut: 1. Agregat yang digunakan pada penelitian ini, sudah memenuhi syarat sebagai material pembentuk beton yang baik. 2. Diameter maksimum agregat berpengaruh terhadap kekuatan tekan beton, yaitu semakin kecil ukuran diameter maksimum agregat dalam campuran beton, akan semakin besar nilai kuat tekan beton. Agregat 16 mm (kg/cm 2 ) Agregat mm (kg/cm 2 ) 249,67 274,91 326,74 100 110,11 130,87 3. Kuat tekan rata-rata yang diperoleh dari penelitian ini adalah 249,67 kg/cm 2 untuk diameter maksimum agregat 31,5 mm; 274,91 kg/cm 2 untuk diameter maksimum agregat 16 mm; dan 326,74 kg/cm 2 untuk diameter maksimum agregat 8 mm. 4. Perbandingan kekuatan tekan terhadap beton diameter maksimum agregat 31,5 mm adalah: untuk beton diameter maksimum agregat 16 mm adalah 110,11%, untuk diameter maksimum agregat 8 mm adalah 130,87%. Saran 1. Untuk mendapat gambaran yang lebih detail, disarankan agar variasi diameter agregat maksimum dibuat lebih banyak. 2. Penelitian ini dapat dikembangkan lagi pada agregat lain, misalnya agregat dari bahan batu pecah atau agregat buatan. 22 Volume 3, No. 1, Januari 2017

DAFTAR PUSTAKA 1. Amri, S. (2005). Teknologi Beton. Jakarta: Universitas Indonesia. 2. American Concrete Institute Committee (ACI) 211.1-77. (1977). Recommended Practice for Selecting Proportions for Normal, Heavyweight, and Mass Concrete. Detroit Michigan. 3. Anonim. (1991). Pelaksanaan Perawatan pada Beton. www.perawatan-beton.html, tanggal 08/07/2012, waktu 22:34:05. 4. Anonim. (1995). Annual Book of ASTM Standard 1995. Section 4. Volume 04.02, Concrete and Aggregates. International Standard-Worldwide. 5. Anonim. (2008). Modul III. B Melaksanakan Uji Kuat Tekan Beton. www.modul III.B- Beton.html. tanggal 08/07/2012, waktu 20:35:02. 6. Departemen Pekerjaan Umum. (1971). Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2. Jakarta. 7. Departemen Pekerjaan Umum. (1990). SNI-03-1974-1990: Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Bagian 3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman. Jakarta. 8. Departemen Pekerjaan Umum dan Bahan Penelitian dan Pengembangan PU. (2002). SNI 03-2835-2002: Syarat Teknis Bahan Bangunan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemukiman. Jakarta. 9. Dipohosodo, I. (1994). Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 10. Mulyono, T. (2005). Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit ANDI. 11. Murdock, L. J., dan Brooks, K. M. (1991). Bahan dan Praktek Beton. terjemahan Hindarko, S. Jakarta: Penerbit Erlangga. 12. Orchard, D.F. (1979). Concrete Technology Applied Science, Vol. 1. London: Applied Science. 13. Samekto, W., dan C. Rahmadiyanto. (1995). Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 14. Troxell, G.E., et al. (1968). Composition and Properties of Concrete, London: Mac Graw Hill Book Company. Volume 3, No. 1, Januari 2017 23