BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar bangsa di dunia serta didukung dengan semakin canggihnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Perusahaan harus menggunakan segala kemampuannya, metode-metode, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus berkompetisi. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha ditandai pula oleh adanya perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. usaha menghadapi perubahan lingkungan dengan karakteristik yang jauh berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman pada saat ini, pengendalian internal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

Bab I. Pendahuluan. Menjamurnya pusat perbelanjaan modern seperti mall, hypermarket, swalayan

BAB I PENDAHULUAN. hidup suatu perusahaan dan juga menjadi sumber pendapatan yang utama untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sektor industri berkembang dengan pesat di Indonesia. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi telah menjadi suatu tuntutan bahwa di dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk dapat merencanakan,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, perkembangan teknologi sudah sangat pesat. Penggunaan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dalam dunia usaha yang pesat pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia perdagangan membuat perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure)

BAB I PENDAHULUAN. maksimal sehingga laba yang diharapkan untuk diperoleh juga maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2005 yang lalu pemerintah Indonesia memutuskan untuk. menaikkan harga Bahan Bakar Minyak ( BBM ) domestik rata rata 100

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat,

BAB I PENDAHULUAN. baik sektor industri maupun jasa. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. bebas se-asia tenggara ini, akan mengakibatkan penurunan biaya distribusi dan

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

BAB I PENDAHULUAN. mengatur segala sesuatu berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan supaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan mempunyai aktivitas inti dalam menjaga kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULAN. Perusahaan tentunya memiliki beragam kebutuhan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap perusahaan dagang, persediaan barang dagangan sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Prosedur Audit Persediaan

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan konsumen akan produk atau barang yang dikonsumsinya. mengelola semua sumber daya yang dimilikinya seoptimal mungkin supaya

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula

BAB II LANDASAN TEORI. struktur organisasi, metode dan ukuran ukuran yang dikoordinasikan untuk

Bab 1 PENDAHULUAN. pembangunan di segala aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan utama perusahaan.

Daftar Pertanyaan. Daftar pertanyaan berikut ini terdiri dari tipe isian, isilah pada tempat jawaban

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha dan pertumbuhan. pembangunan yang cukup pesat di Indonesia menyebabkan banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Ada yang berpendapat bahwa manajemen adalah seni atau ilmu yang

BAB I. Pendahuluan. Sarana transportasi berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan cepatnya arus globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak semakin dinamis, perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan usahanya. perusahaan berjalan secara efektif dan efisien.

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab 1. Pendahuluan. Dalam memasuki era globalisasi, laju perekonomian di Indonesia harus

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan yang semakin maju, persaingan antara Rumah

BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perusahaan manufaktur dan jasa, pendapatan diperoleh dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat berkembang dan bertahan, perusahaan membutuhkan. manajemen yang mampu melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, dan

PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia, banyak perusahaan atau badan usaha yang tumbuh

KUESIONER PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DAN PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi suatu perusahaan industri, dalam hal ini penulis membahas yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai tujuan dalam melakukan aktivitasnya. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya industri-industri yang mengelola berbagai macam produk.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian yang cepat membawa dampak persaingan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam dunia usaha. Perusahaan harus menggunakan segala kemampuannya, metodemetode, dan alat-alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuannya, yaitu untuk mencapai keuntungan atau laba yang setinggi-tingginya dan menekan kerugian seminimal mungkin. Pengendalian intern pada perusahaan kecil dapat dilaksanakan secara langsung oleh pemilik perusahaan. Hal ini disebabkan karena operasi atau kegiatan perusahaan dapat dikerjakan oleh beberapa orang sehingga pemilik dapat mengawasi dan mengendalikan segala sesuatu yang terjadi dalam perusahaan secara langsung. Seiring dengan perkembangan perusahaan, maka masalah yang dihadapi akan semakin rumit karena struktur organisasinya yang semakin komplek. Hal ini menyebabkan pimpinan perusahaan memerlukan suatu alat pengendalian intern yang baik untuk dapat membantu mengendalian kegiatan perusahaan agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan dapat mencapai tujuan perusahaan. Alat pengendalian itu terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai untuk dapat melindungi aktiva perusahaan. Kecermatan dan keandalan data akuntansi dapat meningkatkan 1

efisiensi dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah direncanakan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Sehubungan dengan aktivitas perusahaan yang mengolah barang jadi dan mendistribusikan barang jadi untuk dijual ke pasaran, maka kegiatan proses produksi adalah kegiatan yang paling utama dan arus barang jadi yang terjadi di gudang barang jadi perusahaan sangat rutin. Kegiatan penyimpanan dan pengeluaran barang jadi ke dalam proses produksi menjadi suatu kegiatan yang harus diawasi dan diperlukan suatu pengendalian agar terhindar dari kemungkinan-kemungkinan yang merugikan bagian persediaan. Perusahaan memerlukan sistem pengendalian intern untuk bagian persediaan untuk menghindari penyimpangan atau penyelewengan seperti penyalahgunaan wewenang atau pencurian. Bagian pemeriksaan intern yang independen diperlukan agar tujuan struktur pengendalian intern atas persediaan dapat tercapai dan berjalan dengan efektif, dimana adanya pemisahan fungsi pertanggungjawaban atas fungsi-fungsi otorisasi, pencatatan dan penyimpanan dalam semua bidang di perusahaan tersebut. Pemeriksa intern melaksanakan fungsinya atau tugasnya sebagai bagian yang mengawasi dan mengevaluasi efektivitas dari suatu struktur pengendalian intern (Tuanakota, 1982:95). Hasil pengendalian ini dapat berupa pendapat yang merupakan sumber informasi bagi pimpinan untuk mengambil tindakan-tindakan perbaikan yang tepat mengingat persediaan merupakan aktiva yang sangat penting. Investasi dalam persediaan biasanya merupakan jumlah yang terbesar dari seluruh investasi perusahaan. Oleh karena itu pengelolaan persediaan baik secara fisik maupun 2

administratif sangatlah penting bagi manajemen. Secara fisik perlu diperhatikan karena kelebihan persediaan merupakan hal yang merugikan bagi perusahaan dan menjadikan perusahaan tidak efisien, sedangkan kekurangan persediaan akan menghambat seluruh kegiatan perusahaan, maka secara administratif harus diadakan suatu sistem pencatatan yang memudahkan dalam pengawasan dan menghindari terjadinya kecurangan dalam pengelolaan persediaan. Oleh karena itu pengendalian intern dalam bidang ini sangat penting dan harus memadai. Pengendalian persediaan barang jadi menjadi sangat penting bagi manajemen karena persediaan barang jadi berhubungan dengan lancarnya penjualan. Untuk itu perlu diciptakan suatu pengendalian internal yang memadai terhadap bidang ini serta perlunya auditor internal untuk mendukung pengendalian internal tersebut. Bagian terpenting dari pengendalian persediaan adalah pengamatan persediaan yaitu menentukan apakah penghitungan persediaan secara fisik yang dilakukan sesuai dengan instruksi klien atau tidak. Untuk melakukan ini secara efektif, sangat penting bagi auditor untuk hadir pada saat penghitungan persediaan secara fisik dilakukan. Bilamana pegawai klien tidak mengikuti instruksi ini, maka auditor harus menghubungi atasannya untuk mengatasi masalah ini atau memodifikasi prosedur pengamatan secara fisik. Seorang auditor internal diperlukan untuk melindungi persediaan dari kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan (Arens et al., 2006:321). 3

Berikut ini merupakan contoh kasus kecurangan terhadap persediaan yang dilakukan oleh perusahaan dan auditor sulit menemukan kecurangan tersebut. Crazy Eddie, Inc yang Curang Dalam tahun 1970, Crazy Eddie Inc, perusahaan pengecer barang konsumen elektronik, memiliki 43 konsumer outlet penjualan dengan mencapai $350,000 juta, melaporkan laba bersih sebelum pajak sebesar $21 juta, dan nilai pasar lebih dari $500 juta. Crazy Eddie tampaknya melaju melawan tren industri dengan bertumbuh seperti layaknya perjuangan pedagang eceran lainnya, tetapi itu hanya ilusi. Hingga akhir tahun 1989, perusahaan itu mengajukan pailit dan melikuidasikan semua aktiva sehingga mendatangkan kerugian yang sangat besar. Investigasi otoritas hukum menemukan kecurangan salah saji persediaan sebesar $65 juta. Tentu saja, pertanyaan yang timbul mengapa auditor gagal menemukan kecurangan di dalam audit tahunannya. Pembelaan yang digunakan oleh auditor yaitu sulitnya menemukan kecurangan. Salah satu contoh kecurangan itu adalah pengiriman persediaan dari toko ke toko segera sebelum auditor tiba untuk menghitung persediaan. Pihak yang lainnya menghancurkan dokumen untuk menyembunyikan kekurangan persediaan di beberapa lokasi. Auditor berpendapat keras bahwa hampir tidak mungkin menemukan kecurangan jika kolusi yang luas (Joseph T. Wells, 2000:93). Penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini karena persediaan barang merupakan jumlah aktiva yang terbesar di dalam kelompok aktiva lancar. Persediaan barang mudah untuk dicuri sehingga harus selalu diawasi untuk mencegah terjadinya penyimpangan atau penyelewengan. Oleh karena itu pada bagian persediaan diperlukan seorang auditor internal yang dapat menjaga dan melindungi aktiva perusahaan dan mampu menjalankan fungsi pengendalian intern secara efektif. Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui bagaimana audit internal berfungsi dalam menunjang keefektifan pengendalian intern atas persediaan barang jadi yang akan disajikan dalam skripsi ini dengan judul 4

Peranan Audit Internal dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus PT. Tempo Scan Pacific, Bandung). 1.2 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti adalah adalah: 1. Apakah audit intenal atas pengelolaan persediaan barang jadi telah dilaksanakan dengan memadai? 2. Bagaimana peranan audit internal dalam meningkatkan efektivitas pengendalian intern persediaan barang jadi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah: 1. Untuk mengetahui tingkat kememadaian pelaksanaan audit internal perusahaan terhadap persediaan barang jadi. 2. Untuk mengetahui peranan audit internal yang dapat menunjang efektvitas pengendalian internal persediaan barang jadi. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan perbaikan, pemecahan 5

masalah dan pengelolaan perusahaan agar terciptanya efektivitas dalam pengelolaan dan pendistribusian persediaan barang jadi. 2. Bagi pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk menambah pengetahuan terapan dan bahan kepustakaan dalam hal pengendalian persediaan. 3. Bagi penulis Dengan adanya penelitian ini dapat memperoleh gambaran secara nyata dari penerapan teoi-teori yang sudah diajarkan semasa kuliah untuk diterapkan dalam dunia praktek yang sesungguhnya dan memperoleh pengetahuan dari peninjauan secara langsung mengenai praktek atau pelaksanaan sebenarnya di perusahaan. 1.5 Rerangka Pemikiraan Berkembangnya suatu perusahaan secara tidak langsung akan menimbulkan berbagai permasalahan yang semakin kompleks yang harus dihadapi oleh manajemen. Hal ini menyebabkan semakin sulitnya pengawasan pada perusahaan dan kemungkinan besar dapat terjadi penyimpangan atau penyelewengan, seperti penyalahgunaan wewenang dan pencurian. Keadaan tersebut memaksa manajemen untuk menjalankan fungsi pengendalian yang baik dengan membagi wewenangnya kepada bawahan, tetapi wewenang yang dilimpahkan pada bawahan tetap merupakan tanggungjawabnya. Fungsi 6

pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan adanya audit internal di perusahaan dan dilakukan oleh seorang yang independen. Pengertian pemeriksaan (audit) internal menurut Tugiman (2001:11) adalah sebagai berikut: Pemeriksaan (audit) internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan, dengan tujuan membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk itu, auditor internal akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran-saran. Tujuan audit juga mencakup pada pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar. lndependensi ini diperlukan agar hasil pemeriksaan tidak dipengaruhi oleh pandangan subjektif pihak yang diperiksa. Pentingnya independensi ini karena audit intern merupakan aktivitas profesional yang memerlukan integritas dan objektivitas yang tinggi serta pribadi yang tidak mudah dipengaruhi. Tanpa independensi, hasil audit internal yang diharapkan tidak akan dapat diwujudkan secara optimal (Tugiman, 2001:12). Fungsi audit internal yang independen dapat membantu manajemen secara efektif dalam setiap tindakan dan pengambilan keputusan atas kejadian dalam suatu perusahaan. Fungsi audit internal juga menjamin bahwa kondisi dan kejadian yang dilaporkan adalah benar, sehingga tindakan dan pengambilan keputusan manajemen dapat dilakukan sebaik-baiknya maka diperlukan suatu laporan yang menggambarkan kegiatan yang terjadi dalam suatu perusahaan, sehingga hasil suatu perusahaan akan tercermin dalam laporan tersebut (Tugiman, 2001:21). 7

Menurut Tuanakota (1982:95), pentingnya pengendalian internal di setiap perusahaan tidak hanya untuk mencapai hasil yang sangat diharapkan atas laba dan peramalan dimasa yang akan datang, tetapi juga untuk mencegah terjadinya pemborosan dan penyelewengan efisiensi usaha dapat dihindari. Perusahaan juga secara berkala harus menghitung persediaan barang yang ada dan mencocokkannya dengan persediaan menurut kartu persediaan barang. Persediaan barang juga sebaiknya diasuransikan terhadap risiko rusak barang-barang akibat kebakaran, kebanjiran, atau bencana-bencana lainnya. Ikatan Akuntan Indonesia (lai) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) tahun 2001, mengatakan bahwa pengendalian intern satuan usaha terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan-tujuan dari satuan usaha akan tercapai. Prosedur pengendalian dalam struktur pengendalian intern yang baik menurut IAI (2001) mengandung beberapa unsur, yaitu: 1. Otorisasi yang semestinya atas transaksi dan kegiatan. 2. Pemisahan tugas sehingga mengurangi kesempatan yang memungkinkan seseorang dalam posisi dapat melakukan dan sekaligus menutupi kekeliruan dalam pelaksanaan pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Oleh sebab itu tanggung jawab untuk memberikan otorisasi transaksi, mencatat transaksi dan menyimpan aktiva perlu dipisahkan di tangan karyawan yang berbeda. 3. Perancangan, penggunaan dokumen, dan catatan yang memadai untuk membantu pencatatan transaksi dan peristiwa secara semestinya. 8

4. Pengamanan yang cukup atas akses dan penggunaan aktiva perusahaan dan catatan. 5. Pengecekan secara independen atas pelaksanaan. Menurut Tuanakotta (1982:97), ada tiga persyaratan yang harus ada dalam pengendalian intern yang baik, yaitu: 1. Prosedur Pertama-tama harus ada prosedur tertentu dan prosedur ini harus dijalankan. Prosedur yang telah ditentukan tetapi tidak dijalankan sebenarnya tidak mempunyai arti apa-apa dari segi pengendalian. Perhatian bukan saja harus diberikan kepada apa yang direncanakan, tetapi juga pada pelaksanaan rencana-rencana tersebut 2. Pelaksanaan Syarat kedua adalah prosedur yang telah ditetapkan itu dilaksanakan oleh orang-orang yang cakap (competent). Kecakapan meliputi kombinasi dari keahlian, pengetahuan, ketelitian dan adanya wewenang yang cukup. 3. Pemisahan Tugas Pelaksanaan prosedur yang telah ditetapkan oleh orang yang cakap saja tidak cukup. Jika seseorang menjalankan beberapa prosedur yang satu sama lainnya bertentangan (incompatible), sistem pengendalian intern tidak berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Audit internal merupakan bagian dari sistem pengendalian internal dan merupakan alat bantu bagi manajemen untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan dan juga untuk mengetahui sampai sejauh mana prosedur telah ditaati. 9

Informasi dari audit internal penting sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan manajemen. Seorang auditor internal dalam melaksanakan tugasnya tidak mempunyai kekuasaan secara langsung terhadap bagian atau individu dalam perusahaan (Tuanakotta,1982:98). Sebaik apapun suatu pengendalian intern, tetapi bila pelaksanaannya tidak mentaati setiap prosedur dan ketentuan yang dibuat, maka pengendalian tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Jadi pada pelaksanaannya, pengendalian intern tidak dapat terlepas dari faktor manusia. Diperlukan pengawasan dan evaluasi secara terus menerus sehingga dapat diketahui apakah pengendalian yang ada telah berjalan dengan baik. Pengendalian intern harus cukup fleksibel sehingga dapat disesuaikan mengikuti perubahan situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu (Tuanakotta 1982:99). Arens et al. (2006:306) mengatakan bahwa pemeriksaan terhadap persediaan merupakan bagian yang rumit dan memerlukan banyak waktu karena alasan-alasan berikut: 1. Persediaan adalah bagian utama dalam neraca, dan seringkali merupakan akun terbesar yang melibatkan modal kerja. 2. Persediaan dapat tersebar di beberapa lokasi yang menyulitkan penghitungan dan pengendalian fisik. Perusahaan menempatkan persediaannya sedemikian rupa untuk efisiensi produksi dan penjualan, tetapi penyebaran ini sering menimbulkan kesulitan auditor yang besar. 3. Bermacam ragam persediaan juga menyulitkan auditor, seperti suku cadang elektronik yang menyulitkan pengamatan dan penilaian. 10

4. Penilaian persediaan juga dipersulit oleh faktor keusangan dan perlunya mengalokasikan biaya manufaktur ke persediaan. 5. Ada beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima, tapi klien harus memakai metode tersebut secara konsisten dari tahun ke tahun. Terlebih lagi, sering perusahaan menggunakan metode penilaian persediaan yang berbeda untuk jenis persediaan yang berbeda. Pengendalian intern atas persediaan merupakan kegiatan yang penting dalam perusahaan karena persediaan merupakan salah satu harta perusahaan yang penting dan memiliki nilai yang signifikan dalam laporan keuangan. Pimpinan perusahaan harus melindungi persediaan yang dimiliki dengan sebaik-baiknya, karena jika terjadi kehilangan persediaan baik disengaja maupun tidak disengaja dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan, bahkan dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Perusahaan memerlukan suatu kegiatan pemeriksaan untuk mengetahui apakah pengendalian berjalan dengan efektif. Fungsi pemeriksaan ini dilakukan oleh suatu staf audit yang merupakan bagian dari pengendalian intern itu sendiri, yaitu internal audit. Fungsi internal audit ini harus independen dari pihak yang diperiksa sehingga hasil auditnya tidak dipengaruhi oleh pandangan subyektif pihak yang diperiksa. Dukungan manajemen sangat diperlukan dalam menentukan hubungan antara petugas internal audit dengan bagian-bagian lainnya untuk menghindari salah pengertian dalam kedudukan masing-masing. 11

Pentingnya fungsi internal audit bagi suatu perusahaan telah dikemukakan oleh General Accounting Office (GAO) dan dikutip oleh Cashin & James (1998:121) sebagai berikut: 1. Menemukan berbagai situasi untuk meniadakan pemborosan dan inefisiensi. 2. Menyarankan perbaikan dalam bidang kebijaksanaan, prosedur, dan struktur organisasi. 3. Menciptakan alat-alat penguji terhadap hasil pekerjaan para individu dan berbagai unit organisasi. 4. Mengawasi ketaatan pada syarat-syarat yang ditentukan oleh anggaran dasar dan undang-undang. 5. Mengecek adanya tindakan-tindakan yang tidak atau belum disetujui, yang menyeleweng dan tindakan yang tidak sesuai lainnya. 6. Mengidentifikasikan tempat-tempat yang mengandung kemungkinan timbulnya kesulitan dalam kegiatan di masa depan. 7. Menciptakan saluran komunikasi antara berbagai tingkat kegiatan. Pengendalian Internal yang baik atas persediaan harus diselenggarakan oleh perusahaan. Dua tujuan utama dari pengendalian internal atas persediaan adalah mengamankan persediaan dan melaporkannya secara tepat dalam laporan keuangan. Pengendalian internal ini bisa bersifat preventif maupun detektif. Pengendalian preventif dirancang untuk mencegah kesalahan atau kekeliruan pencatatan. Pengendalian detektif ditujukan untuk mendeteksi kesalahan atau kekeliruan yang telah terjadi (Warren et al. 2005:452). 12

Berdasarkan rerangka pemikiran diatas, maka penulis menarik suatu hipotesa yaitu sebagai berikut: "Audit internal yang memadai mempunyai peranan dalam meningkatkan efektivitas pengendalian intern persediaan barang jadi." 1.6 Metodologi Penelitian Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan metode studi kasus yang berarti bahwa penelitian tersebut dilakukan dengan pendekatan yang spesifik yang meneliti masalah secara lebih mendalam (Irdiantoro, 1999:27). Penulis melaksanakan penelitian ini dengan melakukan kegiatan mengumpulkan, mengelola dan menganalisa data berdasarkan sumbernya yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu (Cooper dan Emory,1996:256): 1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berwenang seperti kepala bagian persediaan, dan karyawan lainnya. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan cara mempelajari dan meneliti berbagai bahan bacaan yang berhubungan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut (Cooper dan Emory, 1996:289): 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data primer yaitu dengan cara: a. Wawancara yaitu cara mengumpulkan data penelitian dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang re1evan atau yang berhubungan dengan obyek penelitian. 13

b. Kuesioner yaitu membuat daftar pertanyaan-pertanyaan untuk diajukan dan disampaikan kepada pihak perusahaan yang berhubungan dengan penelitian ini. c. Observasi yaitu melakukan pengamatan di lapangan secara langsung terhadap aktivitas perusahaan yang diteliti dan hal-hal lain yang berhubungan dengan permasalahan untuk mengetahui pelaksanaan yang sebenarnya. 2. Penelitian Kepustakaan (Library Research) yaitu dengan pengumpulan data dilakukan dengan membaca literatur, bukubuku akuntansi, dan juga tulisan-tulisan yang ada hubungannya dengan pemasalahan yang akan dibahas. Data tersebut diperlukan untuk membandingkan antara teori-teori yang ada dengan keadaan sebenarnya pada perusahaan yang menjadi obyek penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis sehubungan dengan permasalahan yang akan dibahas (Hasan, 2004:5). Setelah data terkumpul yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis ini dilakukan berdasarkan metode Korelasi Pearson karena koefisien ini mengukur keeratan hubungan di antara hasil-hasil pengamatan dari populasi. Perhitungan korelasi ini bisa digunakan untuk mengukur koefisien korelasi pada data interval dan penggunaan asosiasi pada statistik parametrik (Singgih Santoso, 2004:315) 14

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada PT. Tempo Scan Pacific Bandung. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pengolahan dan pendistribusian barang jadi yang beralamat di JL. Soekarno Hatta No.604, Bandung. Penelitian ini diadakan pada bulan September 2006 sampai dengan terselesaikannya penyusunan skripsi ini 15