BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw. tambahan diluar kelas dan untuk menajamkan materi pengajaran.

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa. lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SHALAT SISWA KELAS VIII-E MELALUI METODE DEMONSTRASI DI SMPN 1 SALAPIAN TAHUN AJARAN 2014/2015. Dahliani, S.

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR PROGRAM PAKET C

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pendidikan sebagai suatu gejala budaya dalam masyarakat telah berlangsung baik

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PAI MATERI PUASA MELALUI STRATEGI LEARNING TOURNAMENT

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

2. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang. prestasi siswa didik sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional merumuskan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

Partono 1 Tri Minarni 2

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Oleh Erniza Gazali Guru SD Negeri 018 Rambah

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan berakal sehat, yakni manusia yang sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penerima proses adalah anak atau siswa yang sedang tumbuh dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku tersebut, seorang siswa dituntut untuk mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal. Terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M / 1436 H

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMA, MA, SMALB, SMK DAN MAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara. Maju mundurnya suatu bangsa yang ditentukan oleh maju mundurnya

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Dengan pendidikan segala potensi dan bakat yang terpendam dapat di tumbuhkembangkan,

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

Transkripsi:

7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan bahkan membentuk suatu hirarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa di sekolah. Untuk itu kegiatan belajar mengajar, di kelas harus berjalan secara efektif dan efisien agar mempengaruhi hasil belajar siswa. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Menurut Arifin prestasi adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal13. Sedang prestasi belajar menurut Tu u adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.14 Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh peserta didik di dalam kegiatan belajar mengajar yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan oleh guru. 12 Max Darsono dkk, Belajar dan Pembelajaran, ( Semarang : IKIP Semarang Press 2000), hlm 4 13 Arifin Zaenal, Evaluasi Instruksional : Prinsip Tehnik, (Bandung : Rosdakarya 1991), hlm 3 14 Tu u Tulus, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta : Grasindo 2004), hlm 75 7

8 b. Fungsi Prestasi Belajar a. b. c. d. e. Menurut Arifin, prestasi belajar mempunyai fungsi yaitu: Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Dapat dijadikan indikator terhadap daya serap anak didik.15 Dengan prestasi belajar guru dapat mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai suatu kompetensi atau belum. Fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam program tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan. Disamping itu, prestasi belajar juga berguna sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat menentukan apakah perlu mengadakan bimbingan atau diagnosis terhadap anak didik. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Arikunto adalah: a. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, terdiri dari: 1. Faktor biologis, seperti: usia, kematangan dan kesehatan. 2. Faktor psikologis, seperti: kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar. b. Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar diri siswa, terdiri dari: 1. Faktor manusia, baik dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat. 2. Faktor non manusia, seperti: alam dan lingkungan fisik16. 15 Arifin Zaenal, Evaluasi Instruksional : Prinsip Tehnik, (Bandung : Rosdakarya 1991), hlm 3

9 Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Menurut Carrol berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu: (1) bakat, (2) waktu yang tersedia untuk belajar, (3) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran, (4) kualitas pengajaran dan (5) kemampuan individu17. Lima faktor tersebut di atas (1, 2, 3, 5) berkenaan dengan kemampuan individu dan faktor (4) adalah faktor di luar individu. Kedua faktor tersebut (kemampuan siswa dan kualitas pengajaran) mempunyai hubungan berbanding lurus dengan hasil belajar siswa. Artinya, makin tinggi kemampuan siswa dan kualitas pengajaran, makin tinggi pula hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor intern sebagai faktor dari dalam diri siswa dan faktor ekstern sebagai faktor dari luar diri siswa. Prestasi belajar siswa didokumentasikan dalam bentuk buku laporan (rapor). Buku laporan berisi informasi hasil belajar peserta didik yang memberikan gambaran secara rinci tentang pencapaian kompetensi pada tahap waktu pembelajaran tertentu 2. Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi 16 Arikunto Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta : Rineka Ilmu 1993), hlm 21 17Sudjana Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung : Sinar Baru Algensindo 2002), hlm 40

10 sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. 18 Selanjutnya Islam menjadi nama suatu agama yang ajaran- ajarannya yang di wahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai rosul. Islam adalah syariat Allah yang diturunkan kepada umat manusia di muka bumi agar mereka beribadah kepada-nya. Peranan keyakinan terhadap Tuhan hanya bisa dilakukan melalui proses pendidikan baik di rumah, sekolah maupun lingkungan.pendidikan Islam merupakan kebutuhan manusia, karena pada dasarnya manusia dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik sehingga menjadi kholifah di bumi. Menurut Muchamad Amien, agama Islam adalah risalah yang disampaikan Allah kepada Rosulnya sebagai petunjuk bagi manusia untuk kesejahteraan dan kebahagiaan hidupnya yang berisi aturan-aturan, hukum hukum untuk dipergunakan manusia dalam upaya untuk mnyelenggarakan tata cara hidup yang nyata baik hubungan dengan Allah ataupun sesama manusia serta dengan lingkungan.19 Adapun pengertian Pendidikan Agama Islam, ada beberapa yang telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Menurut Ramayulis, Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati mengimani, bertakwa, berahklak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur an dan 18 Depdiknas, Standar Kompetensi SD/MI Mata Pelajaran Kelas I VI, (Jakarta 2006), hlm 256 19 M. Amien, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, (Semarang : IKIP 1998)

11 Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.20 Menurut Zakiah Daradjat, bahwa Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidiknya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life)21 Ditinjau dari beberapa pengertian diatas, dapat didefinisikan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari risalah Allah (Islam) untuk dapat dipergunakan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, serta dengan alam lingkungan sekitar Perlu diketahui bahwa Pendidikan Agama Islam mempunyai beberapa karakteristik yang digali dari Al Qur an dan sunnah Rosul SAW, yaitu berupa tataran filosofis yang melandasi segala muatan pendidikan yang membutuhkan manusia dalam hidupnya. Sementara itu PAI berada pada tataran teknis operasionalnya yang memuat aspek aspek terbatas dari pendidikan islam22 Menurut M. Arifin (2000 : 11) Pengertian Pendidikan Agama Islam mempunyai arti suatu system yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Jadi Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. 20 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia. 2005 cet. 4), hlm. 21 21 Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta :Bumi Aksara. 2004, cet. 5), hlm 86 22 Qodri. A Azizy, dkk, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Departemen Agama 2002), hlm 34

12 b. Tujuan PAI Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar adalah untuk : 1. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, pengahayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. 2. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengatahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.23 c. Materi dan Fungsi PAI di SD 1. Materi Dalam PP Nomor 28 dijelaskan bahwa pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar peserta didik untuk mengembangkan hidupnya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.24 Oleh karena itu siswa Sekolah Dasar mendapatkan Pendidikan Agama Islam yang materinya meliputi pada empat unsur yaitu, Keimanan, Al Qur an, Ibadah, dan Akhlak. 1. Keimanan Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan 23 Depdiknas, Standar Kompetensi SD/MI Mata Pelajaran Kelas I VI, (Jakarta 2006), hlm 256 24 Qodri. A Azizy, dkk, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Departemen Agama 2002), hlm 7

13 menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam. 2. Al Qur an Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya 3. Ibadah Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah. 4. Akhlak Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik Namun setiap mata pelajaran pasti mempunyai tujuan khusus yang tertuang dalam tujuan kurikuler. Demikian juga dengan mata pelajaran PAI. Pendidikan Agama Islam merupakan wahana untuk memberikan pengetahuan, bimbingan, meyakini, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari hari. 2. Fungsi Untuk mempertahankan hidupnya manusia pada dasarnya berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi manusia terbentur

14 tantangan seperti ketidakmampuan/kelangkaan, ketidakpastian yang mengakibatkan manusia menjadi stress. Sehingga manusia dituntut untuk mencari kekuatan lain dari dirinya untuk memberikan terapi, salah satunya dengan agama (Islam). Hal ini wajar saja, karena menurut Hendro Puspito fungsi agama ada lima, yaitu : (1) fungsi edukatif, (2) fungsi penyelamat, (3) fungsi sosial control, (4) fungsi pemupuk persaudaraan, (5) fungsi transformasi. Maka jelasnya Pendidikan Agama Islam berfungsi untuk menciptakan manusia yang beriptek dengan berlandasan IMTAQ (Iman dan Taqwa).25 3. Metode Demonstrasi a. Pengertian Metode Demonstrasi Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satunya adalah menurut Muhibbin Syah dalam bukunya. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru adalah bahwa Metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.26 Dan menurut Muzayyin Arifin, Pengertian metode adalah cara, bukan langkah atau prosedur. Kata prosedur lebih bersifat teknis administrative atau taksonomis. Seolah-olah mendidik atau mengajar hanya diartikan cara mengandung implikasi mempengaruhi. Maka saling ketergantungan antara pendidik dan anak didik di dalam proses kebersamaan menuju kearah tujuan tertentu.27 25 Hendro Puspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta : Kanisius. 1993), hlm 38 26 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 1995), hlm 201 100-101 27 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Balai Aksara 1987), hlm

15 Menurut W.J.S Poerwadarminta, Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.28 Kesimpulan dari pengertian-pengertian di atas yaitu bahwa metode secara umum adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu hal, seperti menyampaikan mata pelajaran. Sedangkan pengertian metode demonstrasi menurut Muhibbin Syah adalah Metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan 29 Dalam kamus Inggris Indonesia, demonstrasi yaitu mempertunjukkan atau mempertontonkan Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. Dengan menggunakan metode demonstrasi, guru atau murid memperlihatkan kepada seluruh anggota kelas mengenai suatu proses, misalnya bagaimana cara sholat yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW 30 Menurut Aminuddin Rasyad,.Metode demonstrasi adalah cara pembelajaran dengan meragakan, mempertunjukkan atau memperlihatkan sesuatu di hadapan murid di kelas atau di luar kelas. 31 Dari uraian dan definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu WJS Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka 1997), hlm 649 29Syah Muhibin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 1995), hlm 208. Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara 1995), hlm.296 2002), Aminuddin Rasyad, Metode Pembelajaran Pendidikan Agama, (Jakarta: Bumi aksara