BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan Tembakau Deli, yang ditanam di wilayah Sumatera Timur.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat dan Kegiatan Operasional Perusahaan

LETAK DAN LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera timur sudah menanam tembakau sebelum kedatangan orang Barat ke

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO) Perusahaan Perseroan PT. Perkebunan II yang bergerak dibidang Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Pada zaman

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman tembakau sudah sejak lama menjadi komoditi ekspor di Sumatera Timur. 1

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II (PERSERO)

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yaitu perkebunan tebu yang berada cukup dekat disekitar pabrik, dengan luas areal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. zaman penjajahan) yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, tetapi berasal dari Afrika Barat. Invasi kelapa sawit pertama

DAFTAR INFORMAN. Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Jl. Asoka No. 12 Medan Pekerjaan : Mantan Kepala Bagian SDM PT. Perkebunan IX

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1959 TENTANG PENENTUAN PERUSAHAAN PERTANIAN/PERKEBUNAN TEMBAKAU MILIK BELANDA YANG DIKENAKAN NASIONALISASI.

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sejarah suatu kota maupun negara. Melalui peninggalan sejarah

Perubahan yang terjadi pada tata ruang Kota Medan dapat diungkapkan dalam fotofoto

BAB I PENDAHULUAN. terutama dengan adanya globalisasi bisnis, yang semakin mempermudah transaksi

PENDAHULUAN. pangan. Tembakau dimanfaatkan daunnya sebagai bahan pembuatan rokok. upacara-upacara keagamaan mereka. Colombus pertama kali mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kerajaan Langkat diperkirakan berdiri pada abad ke 16. Raja pertama

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali diujicobakan di kedua daerah tersebut adalah species Ficus elastica atau

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang termasuk dalam wilayah Sumatera Timur. Deli merupakan wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang terbentang luas, terdiri dari pulau-pulau yang besar

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat akan berdampak pada ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia di muka bumi. Sepanjang hidupnya manusia telah menggabungkan diri

BAB II FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA SENGKETA TANAH HGU PTPN II PERKEBUNAN SAMPALI DENGAN MASYARAKAT DI DESA SAMPALI

BAB II TINJAUAN SOSIAL POLITIK PERKEBUNAN TEMBAKAU DI SUMATERA TIMUR. 2.1 Sejarah Penjajahan Kolonial Belanda di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama.

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor yang menjadi. andalan lndonesia untuk rnengail devisa dari luar dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan

TINJAUAN PUSTAKA. divisi Spermatophyta dengan subdivisi Angiospermae dengan kelas

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan Indonesia sudah diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda sejak

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karesidenan Semarang di sebelah Barat berbatasan dengan Karesidenan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menyebabkan bangsa Eropa tertarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Diawali dengan kebijakan Cultuurstelsel (budidaya tanam), cara-cara konservatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur di awal abad ke 18 merupakan salah satu kawasan yang

BAB I PENDAHULUAN. penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api. Selain stasiun, pada

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bagi kelangsungan warga-warga masyarakat yang berada di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada abad ke-18 muncul revolusi industri di Eropa, kemudian diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

TOPIK : SEJARAH PERTANIAN APAKAH PERTANIAN ITU?

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam mewujudkan tujuan nasionalnya, yaitu masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi. merupakan tanaman unggulan yang sudah dikembangkan dan juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala. Madu yang turut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 1965, Indonesia mengalami perekonomian merosot, inflasi tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tembakau Deli (Jacobus Nienhuys Deli Maatschappij) adalah Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

BAB II AWAL BERDIRINYA PT. PERKEBUNAN IX (PERSERO) Perkebunan-perkebunan yang menjadi bagian dari PT. Perkebunan IX

BAB I PENDAHULUAN. kelompok orang yang bekerja secara terpimpin dan terkendali dalam

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesultanan Asahan adalah salah satu Kesultanan Melayu yang struktur

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Hindia Belanda. Setelah Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) 31. besar di daerah Sumatera Timur, tepatnya di Tanah Deli.

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan yang unggul. Perkebunan yang sangat menonjol adalah karet, coklat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan perkebunan di Sumatera Timur pertama kali dirintis oleh Jacobus

PENGARUH KOMPOS AMPAS TEBU DENGAN PEMBERIAN BERBAGAI KEDALAMAN TERHADAP SIFAT FISIK TANAH PADA LAHAN TEMBAKAU DELI.

BAB I PENDAHULUAN. adalah memperoleh laba yang optimal atas investasi yang ditanamkan oleh

BAB II P.T PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK. SEBELUM TAHUN 1964

PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB I PENDAHULUAN. tidak melalui bentuk bentuk perizinan/peraturan tertentu. Sektor informal juga

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera yang mengalami eksploitasi besar-besaran oleh pihak swasta terutama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara yang berada di daerah khatulistiwa, sebagai

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

2014 TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH SADAP KARET PERSEROAN TERBATAS PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) VIII WANGUNREJA DI KECAMATAN DAWUAN KABUPATEN SUBANG

I. PENDAHULUAN. sebagai pihak yang menyewakan lahan atau sebagai buruh kasar. Saat itu,

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

Jurnal Pertanian Tropik ISSN Online No : Edisi Khusus.Semnas Tembakau. Vol.3. No.3. Desember (21) : ABSTARAK

BAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas

IV. GAMBARAN UMUM KANTOR PEMASARAN BERSAMA (KPB) PTPN JAKARTA. Sejarah pengelolaan perkebunan dan pemasaran hasil-hasilnya sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan yang semakin tinggi. Persaingan tersebut menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

BAB I PENDAHULUAN. pedagang, buruh, karyawan swasta, Pegawai Negeri Sipil dan lain sebagainya.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan tanah perkebunan besar pada masa Hindia Belanda selalu

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil dari perkebunan Tembakau di Indonesia sangat terkenal dengan kualitas dan aromanya yang khas. Salah satu Tembakau yang diproduksi dikenal dengan sebutan Tembakau Deli, yang ditanam di wilayah Sumatera Timur. Tanaman Tembakau Deli di tanam di Indonesia sejak zaman penjajahan oleh bangsa Belanda. Tembakau Deli ini sangat di minati di pasar Eropa, khususnya Negara Jerman di pelelangan Bremen. Menurut Avan (2010 : 49) : kesuksesan koloni menjadi populer di Soematra, Semenanjung Malaya, dan Java. Sementara di Eropa, daun Tembakaunya dijadikan pembalut cerutu di kenal dengan sebutan Tembakau Deli. Popularitas Tembakau Deli melambung sampai ke Eropa, bukan sebagai sebuah kesultanan; melainkan sebagai sebuah koloni kebun milik Holland yang menghasilkan jutaan gulden dari Tembakaunya yang berkualitas baik. Menurut Stoler (2005 : 41-44) Para pekerja di kebun Tembakau ini berasal dari luar sumatera timur sendiri, hal ini di karenakan penduduk pribumi Batak dan Melayu tidak dapat dibujuk atau dipaksa oleh para pejabat lokal atau asing agar mau bekerja untuk perkebunan. Oleh karena itu, para pengusaha perkebunan terpaksa mencari personil mereka di tempat lain, pertama di Malaya, Singapura, dan Cina, kemudian di desa desa miskin di Jawa Tengah untuk mendapatkan kuli kuli serta di Eropa untuk mencari staf manajemen. 1

2 Keberhasilan Belanda dengan tanaman Tembakau Deli bukan saja memakmurkan Kerajaan Belanda tetapi bangsa Belanda yang ada di Sumatera Timur menjadikan daerah kolonialnya, menjadi kota dengan bangunan-bangunan yang berarsitektur Eropa sehingga Sumatera Timur pada masa itu mendapatkan julukan Parijs van Soematera. Menurut Avan (2010 : 23) di koloni tersebut, nama Parijs van Soematera cenderung menunjuk pada gaya hidup dan segala keberhasilan para pengusaha onderneming. Sehingga, pada mulanya nama ini adalah milik para elite onderneming Tembakau. Selain bangunan-bangunan yang berarsitektur Eropa, tatanan jalan di Sumatera Timur juga sudah rapi serta dilengkapi dengan fasilitas kesehatan dengan adanya rumah sakit, fasilitas transportasi dengan adanya kereta api, serta fasilitas-fasilitas lainnya. Namun kemakmuran dari hasil Tembakau yang sangat menguntungkan bangsa Belanda ini, dibangun dari sistem perbudakan para pekerja yang dilakukan oleh para tuan kebun. Pada masa perkebunan Tembakau di miliki oleh kolonial Belanda, hasil produksi dari perkebunan Tembakau meningkat, sedangkan pada masa kolonial Jepang hasil produksi menurun. Hal ini dikarenakan Jepang kurang dipedulikan, sebab Jepang menjajah Indonesia bukan dikarenakan mencari rempah-rempah kemudian di jual akan tetapi memperdayakan para rakyat sebagai bala bantuan untuk kebutuhan perang. Setelah jaman penjajahan berakhir dan di proklamasikannya kemerdekaan Indonesia, perkebunan-perkebunan ini di nasionalisasikan menjadi Perusahaan

3 Perkebunan milik Negara atau dikenal dengan PTPN. Di bidang produksi, Indonesia merupakan salah satu Negara produsen Tembakau terbesar di dunia. Pada tahun 2007 Indonesia menempati urutan keenam negara produsen daun Tembakau di dunia, menurut Kinasih (2012:69). Di Indonesia terdapat jenis jenis Tembakau berdasarkan daerah asal penanamannya, diantaranya Tembakau Deli, Besuki, Payakumbuh, Bugis, Kedu, Siluk, Banyumas, Kediri, Lumajang, Madura dan Rembang. PT. Perkebunan Nusantara (Persero), disingkat PTPN II di bentuk berdasarkan PP No. 7 Tahun 1996, tanggal 14 Februari 1996. Perusahaan yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini merupakan pengabungan perkebunan-perkebunan di wilayah Sumatera Utara ( Eks PTP II dan PTP IX ). PTPN II memproduksi empat komoditi yakni kelapa sawit, karet, tebu, dan Tembakau. Kelima komoditi yang di produksi di PTPN II ini terdapat di 31 perkebunan yang tersebar di wilayah Sumatera Utara. Adapun 31 perkebunan milik PTPN II ini adalah :

4 1. Tj. Garbus Melati 2. Pd.Brahrang-Beklun 3. Mariendal 4. Tanjung Jati 5. Limau Mungkur 6. Maryke/ B. Lawang 7. Pagar Merbau 8. Batang Kwis 9. Bekala 23. Klambir Lima 24. Sawit Seberang 25. Klumpang 26. Sawit Hulu 27. Bulu Cina 28. Prafi 29. Tandem 30. Arso 31. Tandem Hilir 10. Kwala Madu 11. Tanjung Keliling 12. Kwala Bingel 13. Bandar Klippa 14. Gohor Lama / Tanjung Beringin 15. Saentis 16. Basilam 17. Sampali 18. Kwala Sawit 19. Helvetia 20. Air Tenang 21. Sei Semayang 22. Batang Serangan

5 PTPN yang memproduksi Tembakau Deli adalah PTPN II, yang ada di Sumatera Utara. Tahun 2010 areal kebun penanaman Tembakau Deli di PTPN II antara lain kebun Buluh Cina, Kelumpang, Kelambir Lima, Helvetia dan Sampali. Namun sebagian kebun yang menanam Tembakau berganti dengan tanaman sawit dan penggarapan lahan secara sepihak oleh rakyat. Dan sampai tahun 2012 kebunkebun yang menanam Tembakau hanya tinggal 3 perkebunan yaitu Kebun Helvetia, Kebun Buluh Cina dan Kebun Klumpang.. Hingga sekarang Tembakau Deli masih di minati di pasar Internasional, dan menjadi ekspor utama Sumatera Utara. Tembakau Deli dipasarkan melalui 2 (dua) cara yaitu : a. Secara Lelang di Bremen (Jerman) b. Secara Langsung di Medan Di kebun Klumpang produksi Tembakau Deli merupakan penghasil Tembakau Deli yang cukup besar, di banding dengan kebun Tembakau Deli yang lain dikarenakan lahan perkebunan Buluh Cina dan Helvetia telah digarap oleh masyarakat sekitar sehingga hasil produksi sesuai dengan luasnya lahan penanaman. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul Eksistensi Tembakau Deli di PTPN II Kebun Klumpang 1996 2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan identifikasi masalah adalah sebagai berikut :

6 1. Tembakau Deli sangat di minati di pasar Internasional pada masa penjajahan Belanda. 2. Kesuksesan penjajah Belanda dengan Tembakaunya di Sumatera Timur menjadikan tanah koloni mendapat julukan Parijs van Soematera dengan bangunan yang beraksitektur Eropa. 3. Pasca kemerdekaan perkebunan di nasionalisasikan menjadi milik Negara yakni PTPN (Perusahaan Perkebunan milik Negara) 4. Adanya likuidasi pada PTPN I-IX, dan PTPN II merupakan eks PTP II dan eks PTP IX 5. Produksi Tembakau Deli di PTPN II 1996-2012 6. Eksistensi Tembakau Deli di PTPN II hingga tahun 2012 7. Tembakau Deli hingga tahun 2012 masih di minati di pasar Eropa. C. Batasan Masalah Dari identifikasi di atas, maka masalah penelitian ini akan dibatasi pada: 1. Produksi Tembakau Deli di PTPN II Kebun Klmpang 1996-2012 2. Eksistensi Tembakau Deli hingga tahun 2012 3. Tembakau Deli hingga tahun 2012 masih di minati di pasar Eropa. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi rumusan pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana produksi Tembakau Deli di PTPN II Kebun Klumpang 1996-2012?

7 2. Bagaimana eksistensi Tembakau Deli hingga tahun 2012? 3. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi eksistensi Tembakau Deli sampai tahun 2012 masih diminati di pasar Eropa? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui produksi Tembakau Deli di PTPN II Kebun Klmpang 1996-2012 2. Untuk mengetahui eksistensi Tembakau Deli hingga tahun 2012 3. Untuk mengetahui Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi eksistensi Tembakau Deli sampai tahun 2012 masih diminati di pasar Eropa F. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut : a. Memperluas wawasan dan menginspirasi peneliti tentang perkembangan perkebunan Tembakau di Sumatera Utara b. Menambah sumber kajian mahasiswa Pendidikan Sejarah tentang Sejarah Lokal c. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang bermaksud mengadakan penelitian lebih lanjut tentang sejarah perkembangan perkebunan di Sumatera. d. Menjadi dokumentasi peninggalan bersejarah di Sumatera Utara