Kerajinan Tangan Hasil Pengolahan Tumbuhan Hutan Oleh Masyarakat Desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya sebagai modal dasar pembangunan nasional dengan. Menurut Dangler (1930) dalam Hardiwinoto (2005), hutan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. (Firdaus, 2012). Pembentukan wilayah pengelolaan hutan dilakukan pada

PENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

I. PENDAHULUAN. Hutan memiliki berbagai fungsi bagi kehidupan. Ditinjau dari aspek ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian

PENDAHULUAN. peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial, pembangunan dan

I. PENDAHULUAN. kayu, rotan, getah, dan lain-lain, tetapi juga memiliki nilai lain berupa jasa

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam juga semakin besar, salah satunya kekayaan alam yang ada

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PELUANG BISNIS PARIWISATA DI KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. tempat dengan tempat lainnya. Sebagian warga setempat. kesejahteraan masyarakat sekitar saja tetapi juga meningkatkan perekonomian

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.14/Menhut-II/2007 TENTANG TATACARA EVALUASI FUNGSI KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

BAB I PENDAHULUAN. pada pulau. Berbagai fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya dari

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

AGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

KAJIAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN KAMPUNG LAUT KABUPATEN CILACAP TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dilakukan secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

mendorong menemukan pasar untuk produk yang sudah ada dan mendukung spesies-spesies lokal yang menyimpan potensi ekonomi (Arifin et al. 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN tentang Kehutanan, hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

I. PENDAHULUAN. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Berkurangnya hutan tropis untuk kepentingan pertanian terkait dengan upayaupaya

BAB I PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia merupakan sumber daya alam yang cukup besar

PENDAHULUAN. kadang-kadang tidak mencukupi (Ekstensia, 2003). Peran sektor pertanian di Indonesia terlebih di Sumatera Utara

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sudah maju maupun di negara yang masih berkembang, di daerah dataran rendah

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1998 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN EKOSISTEM LEUSER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

I. PENDAHULUAN. Dari sebelas Taman Hutan Raya yang ada di Indonesia, salah satu terdapat di

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Penelitian keberadaan rangkong ini dilaksanakan di Gunung Betung Taman Hutan

KRIYA BAMBU KARYA ALI SUBANA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan hasil eksplorasi di Jawa Timur, pandan dijumpai sebanyak dua

I. PENDAHULUAN. masyarakat dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu secara ekologi tidak merusak. waktu, aman dan terjangkau bagi setiap rumah tangga.

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan manusia, baik manfaat tangible yang

I. PENDAHULUAN. Taman Hutan Raya (Tahura) Tongkoh terletak di dua kabupaten yaitu Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

I. PENDAHULUAN. Meksiko, merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya

BUKU RENCANA MANAJEMEN PLAN SUB DAS GOPGOPAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ekonomi masyarakat senantiasa berawal dari adanya target pemenuhan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki banyak keanekaragaman kesenian dan budaya,

BAB I PENDAHULUAN. klimaks pada daerah dengan curah hujan mm per tahun, rata-rata

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.47/MENHUT-II/2013

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

diarahkan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan mahkluk hidup di bumi. Kekayaan alam bermanfaat

PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

BAB I PENDAHULUAN. tradisional di Sumatera Utara adalah seni tradisional etnis Batak Karo.

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

BAB I PENDAHULUAN. besar di dalam suatu ekosistem. Hutan mampu menghasilkan oksigen yang dapat

PENDAHULUAN. Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 1998 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH

NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan hidupnya dan bermata pencaharian dari hutan (Pratiwi, 2010 :

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

BAB I PENDAHULUAN. rapat dan menutup areal yang cukup luas. Sesuai dengan UU No. 41 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan,

REUSAM KAMPUNG BENGKELANG KECAMATAN BANDAR PUSAKA KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR : TAHUN 2010

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL PEDOMAN INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS MANGROVE

1 S A L I N A N. No. 150, 2016 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 150 TAHUN 2016 NOMOR 150 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. jenis salak yang terdapat di Indonesia, yakni : salak Jawa Salacca zalacca

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

I. PENDAHULUAN. Hutan merupakan bagian penting dari negara Indonesia. Menurut angka

5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

Kerajinan Tangan Hasil Pengolahan Tumbuhan Hutan Oleh Masyarakat Desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu Muhammad Syukur Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang Email : msyukur1973@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan hutan yang dipergunakan dan jenis kerajinan tangan hasil pengolahan tumbuhan hutan oleh masyarakat di. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan terutama mengenai jenis tumbuhan hutan dan keragaman kerajinan tangan dan cara pembuatannya. serta dapat dijadikan sebagai data base dalam upaya menjaga kelestarian jenis tumbuhan hutan yang dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat kerajinan tangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam pelaksanaannya penelitian dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama adalah observasi pada kawasan hutan untuk menginventarisir seluruh jenis tumbuhan hutan yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan dan tahap kedua dilakukan melalui pengamatan langsung dan wawancara mengenai cara dan bagian tumbuhan yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan yang berasal dari tumbuhan hutan. Hasil penelitian diketahui bahwa jenis tumbuhan hutan yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan adalah Perupuk (Pandan), Gerinis (Palem Hutan), Senggang (Lengkuas Hutan), Kulan (Pandan Hutan), Durik Antuk (Rotan Antuk), Durik Segak Aik (Rotan Sega Air), Durik Tapah (Rotan Tapah), Buluh Ajan (Bambu Ajan), Resam dan pohon Kepuak. Terdapat 12 jenis kerajinan tangan hasil pengolahan tumbuhan hutan, yaitu Bakul, Bubu Ikan, Capan, Keranjang Ikan, Ntudung, Pemukul Tilam dan Bantal, Ragak, Seruak, Tanggui, Tengkalang, Tengkin dan Tikar. Bahan baku di alam semakin berkurang dan produk kerajinan tangan merupakan sebuah potensi yang dapat dijadikan sebagai alternatif mata pencaharian. Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan dan pendampingan secara terus menerus dan terintegrasi dari pemerintah sampai masyarakat mampu mandiri melalui intansi yang terkait dalam memberdayakan masyarakat, yaitu melalui budidaya tanaman bahan baku, pelatihan mengolah tumbuhan hutan menjadi sebuah kerajinan, dan adanya jaminan pasar yang siap untuk membeli setiap produk yang dihasilkan, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kata Kunci : Kerajinan Tangan, Tumbuhan Hutan, Masyarakat Desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu PENDAHULUAN Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan hutan. Sebagai satu kesatuan ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti penyedia sumber air, 96 PIPER No.24 Volume 13 April 2017

penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Hutan sebagai penyedia air memberikan makna bahwa hutan adalah sumber kehidupan bagi mahluk hidup lainnya, termasuk untuk tumbuh dan berkembangnya seluruh tumbuh-tumbuhan. Kabupaten Kapuas Hulu merupakan sebuah kabupaten yang terletak di timur Kalimantan Barat, dengan 60% wilayahnya adalah daerah konservasi. Di kabupaten ini masih cukup banyak dijumpai kawasan hutan, walaupun luas kawasannya sangat terbatas dengan karakteristik utama umumnya sebagai hutan rawa yang terkadang tergenang oleh air tawar. Terdapat juga tipe hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan yang terletak di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia terutama masuk dalam kawasan Taman Nasional Betung Kerihun. Hampir seluruh wilayah yang terdapat di Kabupaten Kapuas Hulu masuk dalam kawasan konservasi, yaitu wilayah Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Sentarum. Wilayah Desa Nibung Kecamatan Selimbau masuk dalam kawasan Taman Nasional Danau Sentarum. Pemenuhan kebutuhan hidup oleh masyarakat setempat masih mengandalkan ketersediaan sumber daya alam, baik untuk kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder seperti peralatan untuk menangkap ikan, perabot rumah tangga dan lain sebagainya. Kawasan hutan di Desa Nibung Kecamatan Selimbau memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, sehingga banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan. Bagi masyarakat setempat memanfaatkan tumbuhan sebagai kerajinan tangan untuk berbagai keperluan adalah hal yang biasa dilakukan. Hampir semua masyarakat mampu membuat berbagai kerajinan tangan, baik untuk keperluan sendiri maupun terkadang untuk dijual. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang dibuat sebagai hasil kerajinan cukup mampu menunjang kehidupan masyarakat, namun belum dikelola dengan baik dari sisi pemasarannya. Pilihan untuk mengelola HHBK sangat tepat karena akan melestarikan teknologi tradisional HHBK dan kearifan lokal masyarakat setempat. Hal ini sangat penting, karena nilai intelektual bangsa dapat diselamatkan dalam bentuk hak paten dan pemilikan PIPER No.24 Volume 13 April 2017 97

ilmu yang telah dikembangkan nenek moyang dapat diwujudkan kembali dan tidak diambil alih oleh bangsa lain. Banyak jenis tumbuhan hutan yang dapat dijadikan kerajinan tangan dan bernilai ekonomis bagi masyarakat lokal yang bermukim di desa Nibung. Hasil observasi diketahui bahwa masyarakat setempat masih menggunakan tanaman pandan, rotan, dan bambu sebagai bahan untuk membuat kerajinan tangan seperti Bakul, Ragak (Keranjang), Tikar, Tanggui (tutup kepala), Bubu, Temilar (alat menangkap ikan) dan lain-lain. Pengetahuan masyarakat dalam mengelola kerajinan tangan dari tumbuhan hutan tersebut perlu didata karena bernilai kearifan lokal dalam menjaga kelestarian hutan. Kearifan lokal masyarakat mengenai tumbuhan hutan tersebut dan manfaat lainnya merupakan salah satu kekayaan bangsa yang menjadi landasan yang kuat bagi pengembangan teknologi yang didasarkan pada budaya lokal. Tumbuhan hutan yang digunakan oleh masyarakat desa Nibung untuk membuat kerajinan tangan sampai saat ini belum dibudidayakan atau masih memanfaatkan/menggunakan yang berasal dari alam. Kondisi ini jika dilakukan secara terus menerus, tentu akan berdampak terhadap semakin berkurangnya jumlah tumbuhan hutan atau bahkan tidak menutup kemungkinan akan terjadi kepunahan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya nyata yang salah satunya sebagai langkah awal dapat dilakukan dengan cara mendata/menginventaris seluruh jenis tumbuhan yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan. Selain perlu diketahui jenis tumbuhan hutan yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan, tentu perlu juga diketahui keanekaragaman jenis kerajinan tangan dan bagaimana cara membuatnya. Hal ini perlu dilakukan agar berbagai macam kearifan lokal dapat dilestarikan sebagai bentuk kekayaan budaya lokal yang akan menjadi kekayaan budaya nasional. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Dalam pelaksanaannya penelitian dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama adalah observasi pada kawasan hutan untuk menginventarisir seluruh jenis tumbuhan hutan yang digunakan untuk 98 PIPER No.24 Volume 13 April 2017

membuat kerajinan tangan dan tahap kedua dilakukan melalui pengamatan langsung dan wawancara mengenai cara dan bagian tumbuhan yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan yang berasal dari tumbuhan hutan. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tumbuhan hutan yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan dan jenis kerajinan tangan hasil pengolahan tumbuhan hutan oleh masyarakat desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu. Alat yang digunakan untuk penelitian adalah parang, digunakan untuk merintis jalan, alat tulis menulis digunakan untuk mencatat semua hasil penelitian, peta lokasi penelitian digunakan untuk menunjukkan lokasi penelitian, kamera untuk mendokumentasikan pelaksanaan penelitian, Tally sheet digunakan untuk menginventarisir jenis tumbuhan hutan, alat perekam digunakan untuk merekam kegiatan wawancara maupun merekam cara mengolah tumbuhan hutan untuk membuat kerajinan tangan dan Speed Boat, digunakan untuk menuju lokasi terdapatnya tumbuhan hutan. Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Kegiatan persiapan adalah menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian, meliputi antara lain peta lokasi, kamera, alat perekam, alat tulis menulis dan mempersiapkan tally sheet dan lain sebagainya. 2. Survey Lapangan Kegiatan survey lapangan dilakukan untuk melihat secara langsung lokasi penelitian, sehingga diharapkan akan mempermudah pelaksanaan penelitian terutama terhadap lokasi tempat tumbuhan hutan sebagai bahan baku untuk membuat kerajinan tangan dan terhadap masyarakat yang mengolah tumbuhan hutan menjadi kerajinan. 3. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap masyarakat yang membuat kerajinan tangan dengan memanfaat tumbuhan hutan yang ada, meliputi keanekaragaman jenis hasil kerajianan tangan, cara membuat dan bagian tumbuhan hutan yang digunakan serta informasi lain yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya untuk mempermudah selama proses wawancara maka dibuatkan tally sheet. PIPER No.24 Volume 13 April 2017 99

.4. Observasi dan Inventarisasi Observasi dilakukan pada kawasan hutan yang terdapat di lokasi penelitian, yaitu melalui pengamatan terhadap semua tumbuhan hutan yang digunakan sebagai bahan baku kerajinan tangan oleh masyarakat desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu. Dalam pelaksanaannya, observasi langsung pada tempat-tempat yang terdapat tumbuhan hutan untuk membuat kerajinan tangan dibantu seorang pengenal tumbuhan dari masyarakat setempat. Inventarisasi dilakukan dengan mencatat seluruh jenis tumbuhan selama observasi yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk kerajinan tangan 5. Dokumentasi Dokumentasi meliputi pencatatan data setiap jenis koleksi (kerajinan tangan) dan bentuk fisik dan morfologis tumbuhan hutan yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan. Waktu dan tempat penelitian Penelitian di lakukan di desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu. Waktu penelitian selama 1 (satu) bulan efektif di lapangan, yaitu mulai awal Januari 2017 sampai dengan akhir Januari 2017. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara selama dilakukan penelitian di Desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, maka diketahui bahwa terdapat beberapa jenis kerajinan tangan hasil pengolahan tumbuhan hutan yaitu Bakul, Bubu Ikan, Capan, Keranjang Ikan, Ntudung, Pemukul Tilam dan Bantal, Ragak, Seruak, Tanggui, Tengkalang, Tengkin dan Tikar. Adapun jenis tumbuhan hutan yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan adalah Perupuk (Pandan Hutan), Gerinis (Palem Hutan), Senggang (Lengukuas Hutan), Kulan (Pandan Hutan), Durik (Rotan), Buluh (Bambu), Resam dan pohon Kepuak. Jenis hasil pengolahan tumbuhan hutan dan tumbuhan hutan yang digunakan oleh masyarakat desa Nibung untuk membuat kerajinan tangan dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2. 100 PIPER No.24 Volume 13 April 2017

Tabel 1. Keanekaragaman Jenis Kerajinan Tangan Hasil Pengolahan Tumbuhan Hutan Oleh Masyarakat Desa Nibung No. Nama Jenis Kerajinan Nama Bahan Baku Yang Digunakan 1 Bakul Durik (Rotan) dan Benang 2 Bubu Ikan Buluh (Bambu) dan Durik 3 Capan Durik dan Buluh Ajan 4 Keranjang Ikan Durik Tapah 5 Ntudung Daun Senggang, Gerinis dan Durik 6 Pemukul Tilam dan Bantal Durik Tapah dan Durik Antuk 7 Ragak Durik Tapah, Durik Antuk dan Benang 8 Seruak Buluh, Akar Resam dan Durik Antuk 9 Tanggui Daun Senggang, Gerinis, Durik dan Benang 10 Tengkalang Durik dan Kulit Kepuak 11 Tengkin Durik dan Kulit Kepuak 12 Tikar Perupuk (Pandan) dan Kulan (Pandan Hutan) Sumber : Data Hasil Penelitian, 2017. Tabel 2. Jenis Tumbuhan Hutan Yang Digunakan Untuk Membuat Kerajinan Tangan No Nama Lokal Nama Ilmiah 1 Buluh Ajan (Bambu Ajan) Bambusa tulda 2 Durik Antuk (Rotan Antuk) Korthalsia sp 3 Durik Segak Aik (Rotan Sega Air) Calamaus sp 4 Durik Tapah (Rotan Tapah) Calamaus sp 5 Gerinis (Palem Hutan) Latania sp 6 Kepuak Artocarpus sp 7 Kulan (Pandan Hutan) Pandanus candelabrum 8 Perupuk (Pandan Hutan) Pandanus tectorius Sol 9 Resam Dicranopteris linearis Syn 10 Senggang (Lengkuas Hutan) Alpina sp Sumber : Data Hasil Penelitian, 2017 Pembahasan Membuat kerajinan tangan dengan memanfaat tumbuhan hutan, adalah hal yang biasa bagi masyarakat desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu. Semua masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan dan petani pandai membuat kerajinan tangan. Ibu-ibu biasanya membuat peralatan rumah tangga, sedangkan para lelaki membuat peralatan untuk menangkap ikan. PIPER No.24 Volume 13 April 2017 101

Pengetahuan membuat kerajinan tangan diperoleh secara turun temurun tanpa melalui pelatihan atau adanya pelatihan, tetapi melalui melihat dan selanjutnya ditiru (otodidak). Kondisi seperti ini jika terus dibiarkan, maka sesungguhnya menimbulkan kekhawatiran akan terjadi semakin menurunnya jumlah orang yang memiliki keterampilan dalam mengolah tumbuhan hutan menjadi sebuah kerajinan tangan. Hal ini sangat mungkin terjadi, selain banyaknya alat yang dapat tergantikan, juga dikarenakan semakin berkurangnya ketersediaan bahan baku di alam. Semua bahan baku yang digunakan oleh masyarakat untuk membuat kerajinan tangan berasal dari alam. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan selama penelitian, diketahui bahwa sesungguhnya terdapat beberapa jenis bahan baku yang sulit didapatkan di desa Nibung. Jenis-jenis bahan baku yang sulit didapatkan antara lain Gerinis, Senggang, Buluh Ajan dan Durik Antuk. Jenis-jenis ini terkadang didapatkan dari luar kawasan desa, yaitu dari desa Engkerengas. Kekurangan bahan baku ini adalah salah satu hambatan, yang menyebabkan tidak ada masyarakat desa Nibung yang berprofesi sebagai pengerajin. Melihat kondisi ini, maka selayaknya harus ada upaya untuk membudidayakan bahan baku yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan, meskipun dalam skala kecil melalui rumah tangga. Produk hasil kerajinan tangan umumnya tidak untuk dijual, tetapi hanya untuk memenuhi tuntutan kebutuhan hidup. Ada produk hasil kerajinan tangan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari karena dipandang lebih murah seperti Bakul, Capan, Ntudung, Ragak, Tanggui, Tikar, Tengkin dan Tengkalang serta ada juga yang digunakan untuk menangkap ikan yaitu Bubu Ikan dan Seruak. Walaupun produk hasil kerajinan tangan tidak untuk dijual, tetapi terkadang ada juga yang dijual karena pesanan. Produkproduk hasil kerajinan tangan sesungguhnya memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi, sebuah Tikar Pandan yang bagus dapat dihargai dengan harga berkisar Rp 50.000,-. Masalah utama dalam membuat kerajinan tangan oleh masyarakat desa Nibung, adalah ketersedian bahan baku di alam yang sangat terbatas bahkan sangat sulit didapatkan. Hal inilah yang diduga menjadi penyebab tidak ada masyarakat desa Nibung yang mengantungkan 102 PIPER No.24 Volume 13 April 2017

hidupnya (bermata pencaharian) sebagai pengerajin tumbuhan hutan untuk dijual. Masyarakat desa Nibung yang memiliki keterampilan dalam mengolah tumbuhan hutan menjadi produk kerajinan tangan, merupakan sebuah potensi yang dapat dijadikan sebagai alternatif mata pencaharian selain sebagai petani dan nelayan. Upaya untuk mewujudkannya, dapat dilakukan dengan campur tangan pemerintah melalui intansi yang berwenang dalam memberdayakan masyarakat. Kegiatan ini dapat dimulai dengan menanam semua jenis tanaman bahan baku pada lahan-lahan milik pribadi, kemudian diadakan pelatihan mengolah tumbuhan hutan menjadi sebuah kerajinan yang dilakukan secara terpadu. Selanjutnya adalah memastikan adanya jaminan pasar yang siap untuk membeli setiap produk yang dihasilkan, melalui pembinaan dan pendampingan secara terus menerus sampai masyarakat mampu mandiri. Jika hal ini dapat dilakukan secara terintegrasi antar pemerintah, masyarakat dan pasar, maka upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat akan dapat terpenuhi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut; 1. Jenis tumbuhan hutan yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan adalah Perupuk (Pandan), Gerinis (Palem Hutan), Senggang (Lengkuas Hutan), Kulan (Pandan Hutan), Durik Antuk (Rotan Antuk), Durik Segak Aik (Rotan Sega Air), Durik Tapah (Rotan Tapah), Buluh Ajan (Bambu Ajan), Resam dan pohon Kepuak. 2. Terdapat 12 jenis kerajinan tangan hasil pengolahan tumbuhan hutan, yaitu Bakul, Bubu Ikan, Capan, Keranjang Ikan, Ntudung, Pemukul Tilam dan Bantal, Ragak, Seruak, Tanggui, Tengkalang, Tengkin dan Tikar. Saran Bahan baku di alam semakin berkurang dan produk kerajinan tangan merupakan sebuah potensi yang dapat dijadikan sebagai alternatif mata pencaharian. Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan dan pendampingan secara terus menerus dan terintegrasi dari pemerintah sampai masyarakat PIPER No.24 Volume 13 April 2017 103

mampu mandiri melalui intansi yang terkait, dalam memberdayakan masyarakat yaitu melalui upaya budidaya tanaman bahan baku, pelatihan mengolah tumbuhan hutan menjadi sebuah kerajinan, dan adanya jaminan pasar yang siap untuk membeli setiap produk yang dihasilkan, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Pengertian Tumbuhan. Duniatumbuhan.blogspot.com. Diakses Oktober 2016. Anonim. 2008. Defenisi Kehutanan. Pengertiandefenisi.blogspot.com. Diakses Oktober 2016. Anonim. 2009. Macam dan Jenis Seni Kerajinan Di Kabupaten Klungkung Bali. Himabio.blogspot.com. Diakses Nopember 2016. Anonim. 2010. Kerajinan Tangan Dayak Tembus Pasar Eropa. www.antaranews.com. Diakses Nopember 2016. Anonim. 2011. Eksplorasi Flora Kalimantan 2006. www.lipi.com. Diakses Oktober 2016. Anonim. 2011. Tinjauan Pustaka Tentang Manfaat Tumbuhan Pandanus. Medan. Universitas Sumatera Utara. Gustami. 1991. Butir-Butir Mutiara Estetika Timur. Prasista Yogyakarta. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Jakarta. Departemen Kehutanan, Manggala Wanabakti. Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta Bandung. Setyowati. 2007. Tentang Hutan Indonesia. Website, Diakses Oktober 2016. Undang-Undang Nomor 41 Tahun. 1999. Tentang Kehutanan. Departemen Kehutanan Jakarta. UNKA. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi. Sintang. Fakultas Pertanian Universitas Kapuas Sintang. Wikipedia. 2016. Kerajinan. id.wikipedia.org. Diakses Nopember 2016. 104 PIPER No.24 Volume 13 April 2017