GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR / 94 / 2012 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 71 /KUM/2013

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DARI PURUK CAHU BANGKUANG BATANJUNG

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ j/! /1I.05/HK/2015

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 196 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ \ '30 /I1.0S/HK/201S

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 08 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI DONGGALA KEPUTUSAN BUPATI DONGGALA NOMOR : / /BLHD/2013 TENTANG

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 91 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 132 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 175 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.382/Menhut-II/2004 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU (IPK) MENTERI KEHUTANAN,

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 94 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMANFAATAN KAYU PADA KAWASAN BUDIDAYA NON KEHUTANAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. Hutan Produksi. Pelepasan.

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.169/MENHUT-II/2005 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 397/Kpts-II/2005

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 251 / 17 / VI /2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 33/Menhut-II/2010 TENTANG TATA CARA PELEPASAN KAWASAN HUTAN PRODUKSI YANG DAPAT DIKONVERSI

MENTEIU KRIIUTANAN REPUJJLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN LINDUNG UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN MENTERI KEHUTANAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 201/KPTS-II/1998. Tentang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2001 NOMOR 79 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2001

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BARITO KUALA KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR / 69 /KUM/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 /PRT/M/2011 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN GARIS SEMPADAN JARINGAN IRIGASI

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

- 3 - MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL TENTANG PENETAPAN WILAYAH PERTAMBANGAN PULAU JAWA DAN BALI.

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.428/MENHUT-II/2004 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 47 Tahun : 2014

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENGUSAHAAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.94/MENHUT-II/2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. AREAL. Terganggu. Reklamasi. Revegetasi. PNBP. Penentuan.

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 89 TAHUN 2013 TENTANG

PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN

WALIKOTA TASIKMALAYA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 14/Menhut-II/2013 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 33 TAHUN 2014 T E N T A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAIRI NOMOR : 7 Tahun 2000 SERI : B NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAIRI NOMOR : 07 TAHUN 2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 52 TAHUN 2000 TENTANG JALUR KERETA API MENTERI PERHUBUNGAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 137 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG JALAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 252 / 17 / VI /2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG

RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN HUTAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 21 TAHUN 2015 SERI E.16

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Keputusan Menteri Kehutanan Dan Perkebunan No. 146 Tahun 1999 Tentang : Pedoman Reklamasi Bekas Tambang Dalam Kawasan Hutan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOLAKA UTARA TENTANG REKLAMASI DAN PASCA TAMBANG

NOMOR 11 TAHUN 2OO9 TENTANG

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.45/MENHUT-II/2006 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1999 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010 NOMOR 4

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2010 TENTANG REKLAMASI DAN PASCATAMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) KABUPATEN BULUNGAN

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.17/MENHUT-II/2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

LAPORAN TENTANG PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS

Transkripsi:

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 188.44 / 94 / 2012 TENTANG KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PERTAMBANGAN BATUBARA PT. PERSADA KAPUAS PRIMA SELUAS 4.944 HEKTAR, KAPASITAS PRODUKSI 1.807.271 M TON/TAHUN; PT. PESONA BARA CAKRAWALA, SELUAS 3.482 HEKTAR, KAPASITAS PRODUKSI 2.416.933 M TON/TAHUN; PT CAKRAWALA BARA PERSADA, SELUAS 4.828 HEKTAR, KAPASITAS PRODUKSI 977.597 M TON/TAHUN DAN PT. PASIR BARA PRIMA, SELUAS 3.089 HEKTAR, KAPASITAS PRODUKSI 924.617 M TON/TAHUN DI KECAMATAN KAPUAS TENGAH KABUPATEN KAPUAS, PROVINSI KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup menyatakan penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan hidup dapat dilakukan melalui pendekatan studi terhadap kegiatan tunggal, terpadu atau kegiatan dalam kawasan; b. bahwa rencana kegiatan penambangan batubara PT. Kapuas Persada Prima, PT. Pesona Bara Cakrawala, PT. Cakrawala Bara Persada dan PT. Pasir Bara Prima berada dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan dalam lingkup satu Manajemen; c. bahwa usaha dan/atau kegiatan pertambangan batubara seluas 200 hektar merupakan usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; d. bahwa berdasarkan hasil Rapat Komisi Penilai AMDAL Provinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 10 Nopember 2011 merekomendasikan Kelayakan Lingkungan Hidup kawasan pertambangan batubara PT. Persada Kapuas Prima Seluas 4.944 Hektar, Kapasitas Produksi 1.807.271 M Ton/Tahun, PT. Pesona Bara Cakrawala, Seluas 3.482 Hektar, Kapasitas Produksi 2.416.933 M Ton/Tahun; PT. Cakrawala Bara Persada, Seluas 4.828 Hektar, Kapasitas Produksi 977.597 M Ton/Tahun Dan PT. Pasir Bara Prima, Seluas 3.089 Hektar, Kapasitas Produksi 924.617 M Ton/Tahun Di Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf e perlu menetapkan Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah tentang Kelayakan Lingkungan Hidup kawasan pertambangan batubara PT. Persada Kapuas Prima Seluas 4.944 Hektar, Kapasitas Produksi 1.807.271 M Ton/Tahun, PT. Pesona Bara Cakrawala, Seluas 3.482 Hektar, Kapasitas Produksi 2.416.933 M Ton/Tahun; PT. Cakrawala Bara Persada, Seluas 4.828 Hektar, Kapasitas Produksi 977.597 M Ton/Tahun Dan PT. Pasir Bara Prima, Seluas 3.089 Hektar, Kapasitas Produksi 924.617 M Ton/Tahun Di Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Tengah dan Perubahan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur sebagai Undang-Undang; 1. Undang-Undang

2 Menetapkan : 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan; 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; 8. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara; 10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara; 13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010, tentang Penggunaan Kawasan Hutan; 14. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan; 15. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 16. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 17. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2008 tentang Tata Kerja Komisi Penilai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 18. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 292/Menhut-II/2011 Tanggal 31 Mei 2011 tentang Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan menjadi Bukan Kawasan Hutan seluas ± 1.168.656 (Satu Juta Seratus Enam Puluh Delapan Ribu Enam Ratus Lima Puluh Enam) Hektar, Perubahan Antar Fungsi Kawasan Hutan seluas ± 689.666 (Enam Ratus Delapan Puluh Sembilan Ribu Enam Ratus Enam Puluh Enam) Hektar, dan Penunjukan Bukan Kawasan Hutan menjadi Kawasan Hutan seluas ± 29.672 (Dua Puluh Sembilan Ribu Enam Ratus Tujuh Puluh Dua) Hektar di Provinsi Kalimantan Tengah; 19. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; 20. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kelembagaan Adat Dayak Di Kalimantan Tengah; 21. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kelembagaan Adat Dayak Di Kalimantan Tengah; 22. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 13 Tahun 2007 tentang Tata Cara Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL. 23. Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 39 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah; MEMUTUSKAN : KESATU : Kelayakan Lingkungan Hidup Kawasan Pertambangan Batubara PT. Persada Kapuas Prima Seluas 4.944 Hektar, Kapasitas Produksi 1.807.271 M Ton/Tahun; PT. Pesona Bara Cakrawala, Seluas 3.482 Hektar, Kapasitas Produksi 2.416.933 M Ton/Tahun; PT. Cakrawala Bara Persada, Seluas 4.828 Hektar, Kapasitas Produksi 977.597 M Ton/Tahun Dan PT. Pasir Bara Prima, Seluas 3.089 Hektar, Kapasitas Produksi 924.617 M Ton/Tahun Di Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah. KEDUA.

3 KEDUA : Memberikan persetujuan Kelayakan Lingkungan Hidup Kawasan Pertambangan Batubara kepada : Nama Perusahaan : 1. PT. Persada Kapuas Prima 2. PT. Pesona Bara Cakrawala 3. PT. Cakrawala Bara Persada 4. PT. Pasir Bara Prima Penanggung Jawab : R. Tjahyono Imawan Jabatan : Presiden Direktur Alamat : Gedung Graha Surya Internusa Lt. 8 Suite 806 Jln. H. R. Rasuna Said Blok X-0 Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi Jakarta Selatan, 12950 Telp (021) 57930437 38 Fax (021) 57930436 Jenis Usaha : Pertambangan Batubara KETIGA : Rencana Pertambangan Batubara PT. Persada Kapuas Prima Seluas 4.944 Hektar, Kapasitas Produksi 1.807.271 M Ton/Tahun; PT. Pesona Bara Cakrawala, Seluas 3.482 Hektar, Kapasitas Produksi 2.416.933 M Ton/Tahun; PT. Cakrawala Bara Persada, Seluas 4.828 Hektar, Kapasitas Produksi 977.597 M Ton/Tahun Dan PT. Pasir Bara Prima, Seluas 3.089 Hektar, Kapasitas Produksi 924.617 M Ton/Tahun Di Kecamatan Kapuas Tengah Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah meliputi : 1. Umur tambang PT. Persada Kapuas Prima selama 21 Tahun, PT. Pesona Bara Cakrawala selama 25 tahun, PT. Cakrawala Bara Persada selama 19 tahun dan PT. Pasir Bara Prima selama 11 tahun. 2. Mobilisasi peralatan dan material tambang akan menggunakan jalan tambang yang telah dibangun PT. Telen Orbit Prima 3. Sistem penambangan dilakukan dengan metode tambang terbuka (open pit mining). 4. Kedalaman maksimum penambangan batubara PT. Persada Kapuas Prima, PT. Pesona Bara Cakrawala, PT. Cakrawala Bara Persada dan PT. Pasir Bara Prima adalah ± 75-80 meter. 5. Pengolahan batubara di lokasi penambangan batubara untuk tiap-tiap perusahaan dilakukan di Coal Processing Plant (CPP) yang terletak di lokasi tambang seluas ± 10 Hektar dengan kapasitas 500 ton/jam. 6. Stockpile terletak di lokasi tambang untuk tiap-tiap perusahaan berjumlah 2 (dua) buah dengan kapasitas ± 100.000 ton 7. Jalan angkut batubara dari lokasi tambang menuju pelabuhan sejauh ± 42 km akan menggunakan jalan yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Kapuas dan Jalan tambang yang telah dibangun oleh PT. Telen Orbit Prima 8. Sarana dan Prasarana yang akan dibangun tiap-tiap perusahaan terdiri dari jembatan, pembangikit listrik kapasitas 2 x 300 KVA dan 1 x 100 KVA, drainase tambang, settling pond, waste dump, penimbunan BBM kapasitas 30.000 liter, Workshop, Camp, Laboratorium, Gudang Penyimpanan Sementara Limbah B3, Kantor, Fasilitas Pertemuan Dan Pelatihan, Fasilitas Medis Dan Gawat Darura, Kantor Keamanan Dan Pos Penjagaan. KEEMPAT : Kepada PT. Persada Kapuas Prima, PT. Pesona Bara Cakrawala, PT. Cakrawala Bara Persada dan PT. Pasir Bara Prima wajib untuk : 1. Melaksanakan segala kewajiban dalam pengelolaan dan pemantauan sebagaimana yang dinyatakan dalam dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) serta Program Pengembangan Masyarakat (Corporate Social Responsibility/CSR) yang telah direkomendasi oleh instansi yang berwenang. 2. Menyusun Program Pengembangan Masyarakat (Corporate Social Responsibility/CSR) untuk jangka lima tahunan dan jangka tahunan dengan melibatkan Pemerintah Daerah dan masyarakat sekitar lokasi usaha dan/atau kegiatan yang disetujui oleh pejabat yang berwenang. 3. Melakukan..

4 3. Melakukan sosialisasi secara terus menerus dan transparan, sehingga para pemangku kepentingan mendapat informasi yang jelas, tepat dan benar terhadap rencana usaha yang akan dilaksanakan. 4. Melakukan inventarisasi dan pemetaan serta mengakui, menghormati dan menghargai hak-hak masyarakat adat Dayak yang berada di dalam lokasi usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 16 Tahun 2008 tentang Kelembagaan Adat Dayak Kalimantan Tengah. 5. Melakukan pembebasan Tanah Adat Dayak melalui cara Kerja Sama Usaha (KSU) atau melalui ganti rugi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 6. Mengurus perizinan lainnya sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 7. Menyelesaikan rencana penggunaan jalan angkut batubara yang dibangun Pemerintah Kabupaten Kapuas dan jalan angkut milik PT. Telen Orbit Prima. 8. Tidak melakukan kegiatan apapun sebelum seluruh ijin yang diwajibkan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dipenuhi. 9. Mempersiapkan kualitas tenaga kerja lokal melalui pendidikan dan latihan (diklat) sesuai kebutuhan dan keahlian, memprioritaskan penerimaan tenaga kerja lokal dan membuka lapangan usaha kepada masyarakat desa di sekitar perusahaan. 10. Melaksanakan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan baik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. 11. Menerapkan praktek pertambangan yang baik dan benar (Good Mining Practice) pada seluruh aktifitas penambangan. 12. Melakukan pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 103 dan 104 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 13. Mengendalikan limpasan air permukaan baik di lokasi tambang dan jalan angkut dengan cara membuat embung-embung air/kolam pengendap, pengendalian erosi/longsor dan melakukan revegetasi/ penghijauan. 14. Melakukan kegiatan reklamasi dan penutupan tambang dengan motto Gali Lobang Tutup Lobang, Hijau Kembali Hijau sesuai surat Gubernur Kalimantan Tengah No. 660/903/III/BLH/2009 tanggal 12 Oktober 2009 perihal Kebijakan Pengelolaan SDA yang Berwawasan Lingkungan yang diintegrasikan dengan dokumen Reklamasi dan Penutupan Tambang (RPT). 15. Melakukan konservasi/perlindungan atau tidak melakukan penebangan pohon sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dengan radius/jarak sampai dengan : a. 500 meter dari tepi waduk atau danau; b. 200 meter dari tepi mata air dan kiri kanan sungai di daerah rawa; c. 100 meter dari kiri kanan tepi sungai; d. 50 meter dari kiri kanan tepi anak sungai; e. 2 kali kedalaman jurang dari tepi jurang; f. 130 (seratus tiga puluh) kali selisih pasang tertinggi dan pasang terendah dari tepi pantai. 16. Melakukan konservasi/perlindungan atau tidak melakukan penebangan pohon dengan radius/jarak sampai dengan 20 meter dari kiri kanan tepi anakanak sungai. 17. Membangun, memelihara, menghijaukan dan memasang rambu-rambu jalan khusus pengangkutan hasil produksi. 18. Membentuk Divisi Pengelolaan Lingkungan dalam struktur organisasi dan sistem management perusahaan. 19. Membentuk Satuan Tugas dan menyediakan sarana/prasarana pengendalian kebakaran hutan dan lahan baik di lingkungan perusahaan maupun Kelompok Masyarakat di sekitar lokasi usaha dan/atau kegiatan. 20. Mendukung kebijakan Pembangunan sebagaimana termuat dalam Visi dan Misi Pembangunan Provinsi Kalimantan Tengah. 21. Membuka kantor di Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah dan/atau Ibukota Kabupaten/Kota dimana kegiatannya beroperasi. 22. Melaporkan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) serta Program Pengembangan Masyarakat (Community Development) setiap 6 (enam) bulan kepada Instansi berwenang sebagaimana tertuang dalam Dokumen RKL dan RPL. 23. Bila..

5 23. Bila terjadi pemindahan lokasi kegiatan, perubahan desain dan atau proses dan atau kapasitas dan atau bahan baku dan atau bahan penolong, terjadi bencana alam atau lainnya yang menyebabkan perubahan lingkungan sangat mendasar baik sebelum maupun saat pelaksanaan kegiatan, maka pemrakarsa wajib membuat dokumen lingkungan yang baru atau dokumen lingkungan lainnya sesuai peraturan perundangan yang berlaku. KELIMA KEENAM KETUJUH KEDELAPAN : Instansi yang bertanggung jawab di bidang lingkungan hidup, Instansi yang membidangi jenis rencana usaha dan/atau kegiatan, Instansi yang terkait dalam pengawasan implementasi RKL dan RPL sebagaimana tercantum dalam dokumen ANDAL, RKL, RPL wajib melakukan pengawasan secara berkala sesuai dengan kewenangannya. : Apabila berdasarkan laporan hasil pelaksanaan pengawasan timbul dampakdampak penting di luar perencanaan dan perkiraan yang tercantum dalam studi Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL), agar pemrakarsa segera melaporkan kepada instansi-instansi sebagaimana dimaksud dalam diktum KELIMA untuk dilakukan langkah-langkah penyelesaian yang diperlukan sesuai peraturan perundangan yang berlaku. : Apabila ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum dalam Diktum KEEMPAT Keputusan ini tidak dipatuhi, maka kepada PT. Persada Kapuas Prima, PT. Pesona Bara Cakrawala, PT. Cakrawala Bara Persada dan PT. Pasir Bara Prima dapat dikenakan sanksi pencabutan Persetujuan Kelayakan Lingkungan dan atau Izin Lingkungan serta perijinan lainnya sesuai ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Palangka Raya Pada tanggal 2 Maret 2012 GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, AGUSTIN TERAS NARANG Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Negara Lingkungan Hidup RI/Ketua Komisi penilai AMDAL Pusat di Jakarta; 2. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia di Jakarta; 3. Menteri Kehutanan Republik Indonesia di Jakarta; 4. Bupati Kapuas di Kuala Kapuas; 5. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya : Up. a. Asisten Perekonomian dan Pembangunan b. Kepala Biro Hukum 6. Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya; 7. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya; 8. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya; 9. Kepala Kanwil Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya; 10. Kepala Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Tengah di Palangka Raya; 11. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kapuas di Kuala Kapuas; 12. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kapuas di Kuala Kapuas; 13. Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kapuas di Kuala Kapuas; 14. Direktur PT. Kapuas Persada Prima, PT. Pesona Bara Cakrawala, PT. Cakrawala Bara Persada dan PT. Pasir Bara Prima di Jakarta. d.a. Gedung Graha Surya Internusa Lt. 8 Suite 806 Jln. H. R. Rasuna Said Blok X-0 Kelurahan Kuningan Timur, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, 12950