BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
MINAT BERWIRAUSAHA LULUSAN SMA/SMK/MA DITINJAU DARI PELUANG USAHA DAN LINGKUNGAN KELUARGA DI KELURAHAN MLESE KECAMATAN CEPER KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki pengetahuan dan keterampilan serta menguasai teknologi, namun juga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan sudah ada. mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan kebaikan.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut kepada peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

2014 FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dari kebodohan dan kemiskinan. Hal ini Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang ada saat ini akan membawa dampak kemajuan dalam berbagai bidang, oleh karena itu pembangunan terencana dan terprogram harus dilakukan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus diikuti dengan meningkatnya SDM yang berkualitas. Salah satu cara untuk meningkatkan SDM adalah melalui pendidikan. Jenjang pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi. Pendidikan menengah diselenggarakan untuk melanjutkan atau memperluas pendidikan dasar serta menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal balik. Salah satu bentuk pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) serta Madrasah Aliyah (MA). Sesuai dengan tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 Pasal 3 adalah sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhal mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Perkembangan pendidikan yang semakin luas dan meningkat, menuntut adanya Sumber Daya Manusia yang berkualitas, sehingga mendorong timbulnya kemajuan sosial diberbagai bidang kehidupan secara menyeluruh. Perubahan dan pembaharuan dalam pendidikan bertujuan untuk mencetak lulusan yang diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap dunia pendidikan nantinya, sehingga mampu memenuhi permintaan tenaga kerja yang sesuai dengan bidang pendidikan yang telah ditempuhnya. 1

2 Sesungguhnya potensi lulusan sekolah menengah tidak hanya siap kerja melainkan memiliki peluang besar ikut mengembangkan ekonomi melalui kewirausahaan. Siswa SMA/SMK/MA yang sedang menempuh pendidikan haruslah mendapat pengetahuan bagaimana untuk mengisi peluang yang ada sebagai pekerja atau berwirausaha. Kemampuan Pemerintah sangatlah terbatas, pembangunan akan semakin berhasil jika wirausahawan dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan memanfaatkan peluang yang ada. Pendidikan kewirausahaan sebagai salah satu solusi menumbuh kembangkan wirausaha baru perlu diajarkan sejak dini diberbagai jenjang pendidikan. Kewirausahaan merupakan salah satu langkah untuk menekan tinginya angka pengangguran, tingkat kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu sangat penting memberikan pendidikan wirausaha serta bekal ketrampilan, agar apabila mereka tidak menemukan lapangan pekerjaan, mereka dapat merintisnya dengan menciptakan lapangan pekerjaan sesuai dengan bidang ketrampilan dan peluang usaha yang ada. Sikap mental wirausaha yang berani, ulet, tekun, kreatif, mandiri, mampu menciptakan lapangan kerja bukan hanya mencari kerja agar dapat mengurangi pengangguran. Sebagai dampak kelemahan di bidang kewirausahaan adalah fenomena pengangguran terdidik yang besar. Pengembangan kewirausahaan ditanah air tidak sepesat di negara-negara maju. Kewirausahaan memiliki peran sentral dalam kehidupan dan pembangunan suatu bangsa. Menurut Ari Fadiati dan Dedi Purwana (2011:2), Jumlah wirausahwan yang hanya 0,18% dari total jumlah penduduk Indonesia saat ini. Faktanya untuk perekonomian yang kuat dibutuhkan lebih dari 2,5% dari total penduduk suatu negara. Menjadi wirausaha seringkali dipandang sebagai pilihan karir yang tidak terlalu disukai karena dihadapkan pada situasi keseharian yang tidak pasti, penuh rintangan, dan frustasi yang berkaitan dengan proses pendirian usaha baru yang mengalami kegagalan. Pada masa sekarang wirausaha dapat dikatakan sebagai pahlawan

3 ekonomi. Orang-orang yang memilih wirausaha sebagai jalan hidup turut membantu pembangunan perekonomian nasional. Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna yang mempunyai akal dan mempunyai keinginan untuk selalu maju dalam rangka meningkatkan taraf hidupnya, agar hal-hal tersebut dapat terealisasi maka diperlukan suatu usaha dan juga perjuangan yang keras. Untuk dapat menjamin dan meningkatkan taraf hidup, manusia tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, karena pemerintah tidak mungkin dapat menampung dan meyediakan lapangan pekerjaan secara keseluruhan. Oleh karena itu dalam memasuki usia produktif diperlukam adanya suatu minat untuk berwirausaha. Peluang kerja tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan karena sebagian besar tenaga kerja merupakan output lembaga pendidikan. Proses pendidikan di Indonesia selalu mengalami penyempurnaan, yang nantinya ditujukan untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Dengan rendahnya kualitas dan tingginya kuantitas tenaga kerja jelas akan terjadi persaingan yang semakin kompetitif dalam merebutkan suatu lapangan pekerjaan, sehingga akan semakin selektif pula dalam proses perekrutan tenaga kerja. Adanya persaingan yang kompetitif tersebut, maka pencari kerja dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas serta kemampuan ketrampilan yang memadai. Menurut Badan Pusat Statistik bahwa keadaan ketenagakerjaan agustus 2014 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,94% meningkat dibandingkan dengan TPT Februari 2014 sebesar 5,70% dan menurun dibandingkan dengan TPT Agustus 2013 6,13%. Angkatan kerja Indonesia pada Agustus 2014 sebanyak 121,9 juta orang, turun 3,4 juta orang dibanding Februari 2014 dan bertambah sebesar 1,7 juta orang pada Agustus 2013. Pada Agustus 2014 penduduk yang bekerja masih didominasi oleh mereka yang

4 berpendidikan SD sebesar 47,07% sementara mereka yang tingkat pendidikan menengah sampai sarjana hanya sebesar 7,21%. (http://www.bps.go.id) Banyak faktor yang melatarbelakangi tinggi rendahnya minat berwirausaha diantaranya karakteristik, lingkungan keluarga, lingkungan sekitar, kepribadian, dan motif berwirausaha. Selain itu modal seseorang berwirausaha adalah adanya kemauan, kemampuan, dan pengertahuan. Hal ini seperti yang telah dikemukakan oleh Harris dalam Suryana (2011:5) : Wirausahawan yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan atau kegiatan. Faktor yang mendasari seseorang berkeinginan untuk berwirausaha adanya faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor diluar diri seseorang itu sendiri. Salah satu dari faktor eksternal yang ada adalah lingkungan keluarga. Dimana kondisi keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi seseorang dalam berwirausaha atau tidak. Lingkungan merupakan faktor yang penting dimana seseorang tumbuh dan berkembang, selain itu lingkungan sangat melekat pada diri seseorang di kehidupan sehari-hari. Lingkungan keluarga meliputi hubungan antara orangtua dengan anak, anak dengan anak. Sehingga diperlukan kondisi lingkungan keluarga yang memahami tentang dunia usaha agar seseorang mempunyai dorongan untuk berwirausaha. Walaupun demikian tidak semua orang yang mempunyai lingkungan keluarga berwirausaha memiliki dorongan untuk berwirausaha. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa peluang kerja dan lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha.

5 Oleh karena itu penulis ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara peluang kerja dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha. Maka peneliti mengambil judul MINAT BERWIRAUSAHA LULUSAN SMA/SMK/MA DITINJAU DARI PELUANG USAHA DAN LINGKUNGAN KELUARGA DIKELURAHAN MLESE KECAMATAN CEPER KABUPATEN KLATEN B. Identifikasi Masalah Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Siswa SMA/SMK/MA setelah lulus tidak mengembangkan bakat serta ketrampilan untuk membuka usaha melainkan akan menjadi karyawan di sebuah perusahaan. 2. Wirausaha dapat diciptakan oleh siapa saja yang memiliki kemauan serta kemampuan dengan memperhatikan peluang kerja yang ada. Lingkungan yang paling berpengaruh terhadap sikap dan tindakan seseorang. C. Pembatasan Masalah Dalam melakukan penelitian yang dilakukan penulis, perlu adanya pembatasan masalah agar tidak meluas, lebih terarah, dan masih dalam fokus pembahasan. Dalam penelitian ini pembatasan masalahnya sebagai berikut : 1. Minat berwirausaha lulusan SMA/SMK/MA dalam penelitian ini dibatasi untuk lulusan tahun 2011, 2012, dan 2013 pada Kelurahan Mlese Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten. 2. Peluang usaha dalam penelitian ini dibatasi sama artinya dengan kesempatan kerja. 3. Lingkungan keluarga dalam penelitian ini dibatasi pada peranan dan dukungan.

6 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Adakah pengaruh peluang usaha terhadap minat berwirausaha lulusan SMA/SMK/MA di Kelurahan Mlese Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten?. 2. Adakah pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha lulusan SMA/SMK/MA di Kelurahan Mlese Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten?. 3. Adakah pengaruh peluang usaha dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha lulusan SMA/SMK/MA di Kelurahan Mlese Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten?. E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian sangat diperlukan, agar peneliti bekerja lebih terarah dalam penelitian. Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh peluang usaha terhadap minat berwirausaha lulusan SMA/SMK/MA di Kelurahan Mlese Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten. 2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha lulusan SMA/SMK/MA di Kelurahan Mlese Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten. 3. Untuk mengetahui pengaruh peluang usaha dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha lulusan SMA/SMK/MA di Kelurahan Mlese Kecamatan Ceper Kabupaten Klaten. F. Manfaat Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian tersebut, maka diharapkan penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut :

7 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara umum yang berguna bagi pengembangan teori dan analisis tentang wirausaha untuk kepentingan penelitian dimasa mendatang. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya sebagai berikut : a. Bagi Lulusan SMA/SMK/MA Hasil penelitian ini dapat memberi petunjuk dan informasi pengembangan pengetahuan serta jeli mencari peluang yang ada, untuk dapat memanfaatkan lingkungan keluarga sebagai acuan dalam berwirausaha. b. Bagi Peneliti Selanjutnya Dari penelitian ini dapat berguna sebagai referensi bagi penelitian yang sejenis agar selanjutnya dapat dikembangkan.