Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah Latar Belakang Di antara pola tanam ganda (multiple cropping) yang sering digunakan adalah tumpang sari (intercropping) dan tanam sisip (relay planting). Kedua pola tersebut mempunyai persamaan yaitu merupakan cara menanam dua atau lebih jenis tanaman berbeda dalam jalur berseling secara teratur, sedangkan perbedaan antara keduanya adalah saat tanam. Pada tumpang sari semua jenis tanaman ditanam pada saat yang sama, sedangkan pada tanam sisip, tanaman kedua ditanam pada waktu tanaman pertama sudah menjelang dipanen. Populasi tanaman sela dapat menentukan tingkat kompetisi tanaman. Dengan demikian tingkat populasi tanaman sela menjadi sangat penting diperhatikan. Budidaya tanaman ganda memberikan berbagai keuntungan, seperti efisiensi dalam penggunaan sarana produksi, mengurangi kehadiran gulma, mengurangi resiko usaha dan mengurangi erosi permukaan sedangkan kelemahan yang mungkin terjadi adalah terjadinya kompetisis yang terlalu besar antar jenis tanaman, sehingga merugikan salah satu jenis tanaman atau keduanya. Tanaman kacangan (legum) sering digunakan pada pola tanam ganda dengan jagung karena dapat membantu mengikat N dari udara. Tanaman kacangan merupakan tanaman C 3 yang relatif tahan naungan. Walupun hasil panen masing-masing jenis tanaman dapat menurun, namun jumlah keduanya bisa jadi lebih banyak, oleh karena itu indeks NKL (nisbah kesetaraan lahan atau LER = land equipment ratio) dapat lebih baik. Bila terjadi kompetisi, angka NKL akan menurun bahkan bernilai kurang dari 1. Tujuan Instruksional Khusus 1. Mahasiswa mengenal pola tanam tunggal (monokultur) dan pola tanam ganda (tumpangsari) serta dapat menjelaskani pengaruh tanaman sela terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pokok. 2. Membandingkan pertumbuhan dan produksi jagung dan kacang tanah secara monokultur dan tumpangsari. 3. Menghitung Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL) pada tanaman ganda dan menilai tingkat efisiensinya. Bahan dan Peralatan Bahan yang digunakan pada percobaan adalah: benih jagung manis bersari bebas (SD3) dan kacang tanah varietas Gajah; pupuk Urea (45% N), SP-36 (36% P 2 O 5 ), KCl (60% K 2 O); Kaptan (CaCO 3 ); insektisida cairan (Decis
25EC atau Matador 25EC), dan fungisida (Antracol 70 WP atau Dithane M-45 80 WP). Peralatan yang diperlukan berupa: cangkul, kored, tali rafia, tugal, meteran, ember, knapsack sprayer, timbangan, label percobaan dan ajir tanaman contoh. Perlakuan Dalam praktikum ini digunakan tanaman jagung manis sebagai tanaman pokok dan kacang tanah sebagai tanaman sela. Ada empat kombinasi perlakuan pada percobaan ini, yaitu: (1) T1 = Monokultur jagung bersari bebas (2) T2 = Monokultur kacang tanah (3) T3 = Jagung + 1 baris kacang tanah (4) T4 = Jagung + 2 baris kacang tanah T1 (KEL. 1) T2 (KEL. 2) T3 (KEL. 3) T4 (KEL. 4) Þ UTARA Gambar 4. Denah Petak Percobaan 4 Pupuk yang dipergunakan untuk tanaman jagung baik monokultur maupun tumpang sari yaitu pupuk Urea dengan dosis 300 kg/ha, SP-36 200 kg/ha, dan KCl 150 kg/ha. Setengah dosis pupuk urea, satu dosis SP-36 dan KCl diaplikasikan bersamaan pada saat tanam. Setengah dosis Urea sisanya diaplikasikan pada 4 MST. Tanaman kacang tanah yang dipupuk hanya monokultur dengan dosis 100 Urea kg, 200 kg SP-36 dan KCl 150 kg per hektar, semuanya diaplikasikan diaplikasikan pada saat tanam. Tanaman kacang tanah pada umur 4 MST diberi CaCO 3 (kaptan) dengan dosis 400 kg ha -1. Ukuran petakan 7,5 m x 10 m.
Metode Pelaksanaan Penanaman Jarak tanam jagung manis (baik monokultur maupun tumpangsari) adalah 80 cm x 20 cm. Tanaman kacang tanah monokultur menggunakan jarak tanam 40 cm x 20 cm. Tanaman kacang tanah sebagai tanaman sela perlakuan T3 ditanam tepat ditengah antar barisan jagung dengan jarak tanam dalam barisan 20 cm; sedangkan pada perlakuan T4 baris kacang tanah berjarak 20 cm dikiri dan kanan barisan jagung. Langkah-langkah penanaman sebagai berikut: (1) Lihat penjelasan penentuan jarak tanam. Barisan tanaman pertama dimulai setengah jarak tanam antar barisan dari pinggir petakan. (2) Arah barisan tanaman (jarak tanam dalam barisan) adalah arah timur - barat. (3) Buatlah lubang tanam dengan tugal sedalam 4-5 cm di samping tali. Masukkan benih (jagung manis 1 benih/lubang, kacang tanah 1 benih/lubang) dan Furadan 3G (kira-kira 5 butir per lubang tanam). (4) Buatlah alur pupuk dengan jarak sekitar 7 cm dari alur tanam; kedalaman alur sekitar 7 cm (pada tumpangsari hanya jagung yang dipupuk). (5) Campurkan pupuk Urea dengan SP-36 dan KCl secara merata. Setelah dicampur merata, bagilah menjadi bagian sejumlah barisan tanaman. Perhatikan: dosis Urea untuk jagung diaplikasikan setengahnya!. (5) Taburlah jatah pupuk ke dalam alur secara merata dari ujung ke ujung. (6) Tutuplah alur pupuk dan lubang tanam dengan tanah yang gembur. (7) Pasang etiket pada petak sesauai perlakuan. (8) Siramkan air secukupnya, hingga lembab, pada barisan tanam (apabila pada saat tanam tidak ada hujan atau tanah kering). Pemeliharaan Pemeliharaan selama pertumbuhan tanaman meliputi: (1) Penyulaman jagung manis dan kacang tanah pada 1 MST. (2) Penyiangan dan penggemburan tanah; lakukan penyiangan pada gulma yang tumbuh dekat barisan tanaman dan di antarbarisan tanaman sekaligus untuk menggemburkan tanah, secara manual dengan cangkul atau kored. Usahakan gulma tercabut dengan perakarannya. (3) Pengendalian hama penyakit; lakukan penyemprotan insektisida dan fungisida apabila diperlukan, sesuai dosis dan volume semprot anjuran yang tertera pada label. (4) Pemasukan dan pembuangan air; bila tanah terlalu kering bagi tanaman, alirkan air masuk ke dalam petakan; sebaliknya, apabila curah hujan tinggi perbaiki saluran air sekeliling petakan sehingga pembuangan air lancar. (5) Pembumbunan jagung dilakukan bersamaan dengan pemupukan nitrogen ke-2 (setengah dosis Urea sisa pemupukan pertama). Pada saat itu juga
berikan Furadan 3G pada setiap pucuk tanaman jagung (± 5 butir/tanaman). Pengamatan Selama pertumbuhan sampai panen lakukan pengamatan terhadap peubah pertumbuhan dan komponen produksi. Peubah pertumbuhan yang diamati dan cara pengamatan adalah sebagai berikut: (1) Daya tumbuh benih; pada saat 1 MST hitunglah jumlah benih yang tumbuh dari seluruh lubang tanam, kemudian persentasekan terhadap seluruh jumlah benih yang ditanam. Amati tipe perkecambahannya (epigeal atau hipogeal). (2) Pada umur 2 MST, ambil 10 tanaman contoh secara acak yang mewakili seluruh petakan (jangan dari barisan pinggir dan bukan tanaman pinggir). Pada pola tanam tumpang sari, masing-masing jenis hanya diambil 5 tanaman contoh. Amatilah tanaman contoh untuk peubah di bawah ini setiap minggu berikutnya dengan cara sebagai berikut: a. Tinggi tanaman (cm); (Untuk tanaman jagung diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi, dengan meluruskan daun. Sedangkan untuk kacang tanah diukur pada batang utama dari permukaan tanah sampaui titik tumbuh yang dilakukan pada saat panen!) b. Jumlah daun; hitunglah jumlah helaian daun yang telah membuka sempurna (jangan keliru dengan menghitung anak daun!). c. Jumlah cabang pada kacang tanah. d. Luas daun per tanaman. Pada 6 MST tentukan luas daun dari 1 tanaman (tanaman kacang tanah boleh dicabut, jangan menggunakan tanaman contoh) kemudian hitunglah Indeks Luas Daun. Luas daun ditentukan dengan metode gravimetri, yaitu menggambarkan semua daun pada kertas (koran) kemudian digunting dan ditimbang di laboratorium, timbang juga jenis kertas yang sama seluas 20 cm x 20 cm sebagai acuan. (3) Hitung umur tanaman berbunga (hari) pada saat tanaman keluar bunga 75% populasi. (4) Amati dan tentukan jenis hama penyakit yang menyerang tanaman! Komponen produksi dan cara pengamatannya untuk jagung manis pada saat panen dapat dilihat pada Percobaan 1, sedangkan untuk tanaman kacang tanah dapat dilihat pada Percobaan 3.
Tugas Minggu I 1. Hitung kebutuhan benih per hektar, apabila diketahui bobot 100 butir benih jagung 30 g, bobot 100 butir kacang tanah 40 g. 2. Hitung populasi per hektar dari setiap perlakuan! Akhir Perlakuan 1. Catat jenis pestisida yang dipakai selama praktikum termasuk formulasinya dan persentase bahan aktifnya. Perhatikan volume semprot pada umur satu bulan. Hitung kebutuhan untuk seluruh waktu tanam. 2. Hitung kebutuhan unsur pupuk setiap perlakuan! 3. Bagaimana kerja Furadan 3G 3 G yang sistemik itu? 4. Perhatikan pertumbuhan gulma, mana yang lebat? 5. Hitung NKL dengan rumus: H1 H2 NKL = (----- + ------) x 100 % M1 M2 H1 = Hasil tanaman -1 pada pertanaman ganda (misal jagung) H2 = Hasil tanaman -2 pada pertanaman ganda (misal kacang tanah) M1 = Hasil tanaman -1 monokultur (misal jagung) M2 = hasil tanaman -2 monokultur (misal kacang tanah) NKL < 1 (kompetisi besar, tanam ganda kurang efisien); NKL =1 (kompetisi tidak ada); NKL >1 (kompetisi kecil, tanam ganda efisien) 6. Untuk percobaan Saudara ini, mana yang lebih efisien, tumpangsari atau monokultur? 7. Tanaman sela yang terbaik ditanam apakah 1 atau 2 jalur?