BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kelangsungan hidup bangsa tersebut 2. Pendidikan pula yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. untuk merenovasi hidupnya dengan membangun semua unsur terkecil sampai terbesar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, meningkatkan kualitas manusia dalam membentuk watak bangsa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa secara berkelanjutan.untuk itu pendidikan harus menjadikan faktor

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha dan kerja keras melalui jalur pendidikan, sekolah, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa, seperti yang telah tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang. Allah dalam Al-Qur an pada surah Al-Mujadalah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Oleh karena, itu bagi sebuah bangsa

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan Undang-undang RI.No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. bisa lepas dari kegiatan administrasi. Oleh karena itu setiap sekolah harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Upaya ini terarah bagi terbinanya insan-insan pembangunan dimasa

2014 PENGARUH LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA CIMAHI

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional kabupaten hingga diimplementasikan langsung disekolah

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya yang bermutu, yang berhasil menyiapkan, menghasilkan dan meningkatkan sumber daya manusia masa depan yang berilmu pengetahuan, berbudaya, dan bermoralitas tinggi. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I Pasal 1 menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Jadi, pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan secara sadar dan direncanakan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, bisa mengendalikan diri, berkepribadian, cerdas, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara sehingga pendidikan harus selalu diusahakan, dikembangkan 1 Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional 2003, (Bandung: Citra Umbara, 2013), Cet. V, h. 2-3. 1

2 dan dikelola dengan sebaik-baiknya agar terwujud mutu pendidikan yang berkualitas baik. Ajaran Islam mengajarkan bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting sekali, bahkan ayat Al-Qur an yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah perintah membaca sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur an Surah Al- Alaq ayat 1-5 yaitu: Allah akan mengangkat derajat kepada orang-orang yang beriman serta berilmu pengetahuan dengan beberapa derajat, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur an Surah Al-Mujadalah ayat 11 sebagai berikut: Ayat Al-Qur an di atas menjelaskan bahwa diwajibkan untuk menuntut ilmu, serta orang yang beriman dan berilmu pengetahuan akan mendapat keistimewaan karena sesungguhnya Allah SWT meninggikan derajat bagi orangorang yang menuntut ilmu pengetahuan lebih tinggi dari pada orang yang tidak berilmu pengetahuan.

3 Orang yang tidak beriman dan berilmu pengetahuan bagaikan orang yang mempunyai mata tetapi tidak melihat, dan mempunyai telinga akan tetapi tidak mendengar, karena tidak mengetahui, baik itu tentang konsep maupun tentang tatacara atau teknik dalam sesuatu hal. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan bangsa. Maju dan mundurnya suatu bangsa tergantung pada pendidikan itu sendiri. Negara yang mutu pendidikannya tinggi akan mengalami kemajuan. Sebaliknya, negara yang mutu pendidikannya rendah akan mengalami keterbelakangan. Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan sebagai sarana untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh individu. Diharapkan dengan berkembangnya semua potensi yang dimiliki oleh individu, individu tersebut dapat mandiri dan dapat mencapai keiinginannya. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. 2 Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam Undangundang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II Pasal 3 memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi anak 4. 2 H. M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998), Cet. 1, h.

4 didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 3 Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut jelas bahwa tujuan pendidikan adalah meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan matang dalam perkembangan fisik dan mental, mengembangkan dan meningkatkan potensi peserta didik serta mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang baik dan bermanfaat baik untuk diri peserta didik maupun juga bermanfaat untuk orang lain. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut diperlukan adanya suatu bimbingan dan arahan yang baik serta sarana dan prasarana pendukung dalam pendidikan. Tanpa bimbingan dan arahan yang baik serta sarana dan prasarana pendukung dalam pendidikan tidak menutup kemungkinan dalam proses pelaksanaan pendidikan akan terhambat. Lembaga pendidikan juga harus menerapkan dan melaksanakan administrasi pendidikan dengan baik dan tepat agar tujuan pendidikan yang diinginkan dapat tercapai. Suatu jenjang pendidikan atau satuan pendidikan yang mampu menerapkan dan melaksanakan administrasi pendidikan dengan baik, maka akan memudahkan dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Pada hakikatnya segala sesuatu yang ada dalam dunia ini perlu adanya pengaturan dan pengelolaan, agar kegiatan yang dijalankan dapat berjalan secara teratur dan terarah dengan sebaik-baiknya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur an Surah As-Sajadah ayat 5 berikut: 3 Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, op. cit., h. 5-6.

5 Berdasarkan ayat tersebut, dijelaskan bahwa di dunia ini demi kelancaran, ketertiban dan keteraturan atau suatu usaha maka diperlukan adanya pengaturan supaya kemudian hari tidak terjadi kesalahan atau memperkecil kesalahan, begitu pun dalam bidang pendidikan yang ada di sekolah, agar dapat berjalan secara teratur dan terarah, maka diperlukan adanya pengaturan dan pengelolaan yang sebaik-baiknya agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Pengaturan atau pengelolaan dalam hal ini dinamakan administrasi, begitu pula dalam bidang pendidikan diperlukan administrasi pendidikan. Dalam pelaksanaan dan penerapan administrasi pendidikan terdapat manajemen pendidikan yang merupakan salah satu bagian dan kegiatan dalam admininistrasi pendidikan. Administrasi pendidikan di dalamnya terdiri dari administrasi kurikulum dan pembelajaran, administrasi personil sekolah, administrasi kesiswaan, administrasi sarana dan prasarana pendidikan, administrasi keuangan atau pembiayaan, administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat, administrasi perkantoran dan administrasi perpustakaan. Sedangkan dalam manajemen pendidikan meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan atau pelaksanaan, dan pengawasan atau pengendalian. Untuk melaksanakan dan menerapkan administrasi pendidikan dengan baik maka diperlukan seorang pemimpin lembaga pendidikan dalam hal ini kepala

6 sekolah yang profesional dan memiliki kemampuan dalam melaksanakan administrasi pendidikan dengan sebaik-baiknya, sehingga mutu lembaga pendidikan dapat meningkat dan secara langsung dapat meningkatkan mutu pendidikan, dengan demikian tujuan pendidikan dapat tercapai. Sejak digulirkannya reformasi dan telah diundangkannya UU Otonomi Daerah, UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, dan UU Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah (kini disempurnakan menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 33 Tahun 2004), telah mengubah dari segala yang bersifat sentralisasi ( top down) menjadi desentralisasi. Pemerintah Pusat telah memberikan kewenangan yang luas kepada daerah untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri, demi membangun daerahnya masing-masing, dengan mengakomodasi dan mengoptimalkan segala sumber daya yang dimilikinya. Berlakunya Undang-undang Otonomi Daerah tersebut, tentunya telah memberikan angin segar bagi daerah, karena daerah diberikan kekuasaan dan kewenangan yang luas untuk mengurus dan mengatur sendiri berbagai kewenangan yang diberikan, termasuk di dalamnya aspek pendidikan. 4 Sebagai salah satu dari penanggung jawab pendidikan di Indonesia. Pemerintah telah banyak melakukan kegiatan-kegiatan serta mengeluarkan peraturan-peraturan yang menunjang pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, mengangkat guru, mengangkat pengawas, menyediakan sarana penunjang pembelajaran, dan lain sebagainya. 5 Maju dan mundurnya suatu sekolah salah satunya sangat ditentukan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk membimbing tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan meningkatkan kinerja. Kepala sekolah juga harus berupaya meningkatkan mutu lembaga pendidikan yang dipimpinnya termasuk di dalamnya meliputi mutu 4 Hasbullah, Otonomi Pendidikan Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006), h. 65-66. 5 Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktoral Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 2002), h. 1-2.

7 pembelajaran serta sarana dan prasarana sehingga diharapkan lembaga pendidikan tersebut dapat menghasilkan lulusan yang berkompeten dan berkualitas baik. Perubahan dan pengembangan pendidikan pada tiap-tiap sekolah menempatkan kepala sekolah dalam posisi kepemimpinan yang terpenting. Pemimpin profesional hendaknya mampu memberikan keputusan dengan jelas, baik, cermat dan tepat, termasuk dalam pembagian tugas dan tanggung jawab hendaknya diberikan secara adil. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur an Surah Shod ayat 26: Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa kepada setiap pemimpin untuk senantiasa memberikan keputusan secara adil dan baik agar menunjang kelancaran kinerja sebuah organisasi tertentu dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, untuk itu relevansinya dalam kepemimpinan di sekolah adalah kepala sekolah dituntut untuk memainkan perannya sebagai pemimpin dengan baik dan benar, serta sesuai prosedur yang mengaturnya. Sekolah yang bermutu dipimpin oleh kepala sekolah yang berkualitas, sebaliknya sekolah yang kurang bermutu dipimpin oleh kepala sekolah yang kurang berkualitas. Jadi, tidak ada sekolah yang berkualitas dipimpin oleh kepala

8 sekolah yang tidak berkualitas, dan sebaliknya tidak ada sekolah yang kurang berkualitas dipimpin oleh kepala sekolah yang berkualitas. Telah kita maklumi bahwa tugas kepala sekolah itu sedemikian banyak dan tanggung jawabnya sedemikian besar. Maka tidak sembarang orang patut menjadi kepala sekolah. Untuk dapat menjadi kepala sekolah harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Di samping syarat yang berupa ijazah (yang merupakan syarat f ormal) persyaratan pengalaman kerja dan kepribadian harus dipenuhi pula. Pengalaman kerja merupakan syarat penting yang tidak dapat diabaikan. Bagaimana bisa memimpin apabila ia belum mempunyai pengalaman bekerja atau menjadi guru pada jenis sekolah yang dipimpinnya. Di samping ijazah dan pengalaman kerja, ada syarat lain yang tidak kurang pentingnya, yaitu persyaratan kepribadian dan kecakapan yang dimilikinya. Seorang kepala sekolah hendaknya memiliki kepribadian yang baik sesuai dengan kepemimpinan yang akan dipegangnya. Ia hendaknya memiliki sifat-sifat jujur, adil dan dapat dipercaya, suka menolong dan membantu guru dalam menjalankan tugas dan mengatasi kesulitan-kesulitan, bersifat supel dan ramah, mempunyai sifat tegas dan konsekuen yang tidak kaku. Kepala sekolah harus berjiwa nasional dan memiliki falsafah hidup yang sesuai dengan falsafah dan dasar negara kita. 6 Kunci keberhasilan suatu sekolah pada hakekatnya terletak pada efisiensi dan efektivitas seorang kepala sekolah. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah dan keberhasilan kepala sekolah adalah keberhasilan sekolah. Pada saat ini masalah ke-kepala sekolahan merupakan suatu peran yang menuntut persyaratan kualitas kepemimpinan yang kuat. Bahkan telah berkembang menjadi tuntutan yang meluas dari masyarakat, sebagai kriteria keberhasilan sekolah diperlukan adanya kepemimpinan kepala sekolah yang berkualitas. Betapa perlunya kualitas kepemimpinan kepala sekolah, maka selalu ditekankan pentingnya kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh kepala sekolah, yaitu conceptual skills, human skills, dan technical skills, dengan memiliki keterampilan dasar tersebut, kepala sekolah diharapkan mampu dalam hal menentukan tujuan sekolah, mengorganisasikan atau mengatur sekolah, menanamkan pengaruh atau kewibawaan kepemimpinannya, memperbaiki pengambilan keputusan dan melaksanakan perubahan (perbaikan) pendidikan. 7 Kepemimpinan kepala sekolah dalam hal ini sangat besar pengaruhnya. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah sebagai salah satu bagian dari tenaga 6 H. M. Daryanto, op. cit., h. 91-92. 7 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), Cet. 4, h. 349-350.

9 kependidikan harus benar-benar profesional dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi yang kompleks dan unik serta mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab memimpin sekolah. Dari latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya yang bermutu, yang berhasil menyiapkan, menghasilkan, dan meningkatkan sumber daya manusia masa depan yang berilmu pengetahuan, berbudaya, dan bermoralitas tinggi. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional jelas bahwa yang dikehendaki pemerintah dalam bidang pendidikan adalah meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan matang dalam perkembangan fisik dan mental serta mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang banyak. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas tersebut diperlukan adanya suatu bimbingan dan arahan yang baik dalam pendidikan. Tanpa bimbingan dan arahan yang baik tidak menutup kemungkinan dalam proses pelaksanaan pendidikan akan terhambat. Lembaga pendidikan juga harus menerapkan dan melaksanakan administrasi pendidikan dengan baik dan tepat agar tujuan pendidikan yang diinginkan dapat tercapai. Suatu jenjang pendidikan atau satuan pendidikan yang

10 mampu menerapkan dan melaksanakan administrasi pendidikan dengan baik, maka akan memudahkan dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diinginkan. Dalam suatu jenjang atau satuan pendidikan diperlukan adanya pemimpin dalam hal ini adalah kepala sekolah. Maju dan mundurnya suatu sekolah salah satunya sangat ditentukan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk membimbing tenaga kependidikan dan tenaga pendidik serta kepala sekolah dituntut untuk menerapkan dan melaksanakan administrasi pendidikan dengan baik dan tepat, sehingga mutu lembaga pendidikan dapat meningkat dan secara langsung dapat meningkatkan mutu pendidikan, dengan demikian tujuan pendidikan dapat tercapai. Kepala sekolah harus memenuhi syarat sebagai kepala sekolah yaitu memiliki ijazah, memiliki pengalaman dan kemampuan mengajar atau bekerja pada sekolah, memiliki kepribadian yang baik dan memiliki kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh kepala sekolah yaitu conceptual skills, human skills, dan technical skills. Dengan demikian, kepala sekolah diharapkan mampu dalam hal menentukan tujuan sekolah dengan melakukan upaya meningkatkan mutu lembaga pendidikan misalnya menambah dan memperbaiki sarana dan prasarana sekolah, mengelola siswa, tenaga pendidik serta tenaga kependidikan, menerapkan kurikulum dengan sebaik-baiknya, melakukan pengawasan serta penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran, melakukan kejasama dengan pihak luar atau pihak lain baik kerjasama dengan sekolah lain maupun dengan suatu instansi dalam meningkatkan mutu sekolah, dan menanamkan nilai-nilai moral kepada

11 siswa agar meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan serta sopan santun terhadap orang yang lebih tua maupun terhadap orang yang lebih muda. Sebelumnya penulis telah melakukan observasi awal, diketahui bahwa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut mem iliki visi yaitu unggul dalam prestasi dan ilmu, berkarakter serta kuat dalam iman dan takwa. Berdasarkan visi tersebut dapat diketahui bahwa Sekolah Menengah Pertama Negeri ( SMPN) 1 Gambut berusaha untuk mewujudkan lembaga pendidikan berbasis mutu yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dan hasil lulusan dengan cara melibatkan pelanggan dan seluruh anggota organisasi sekolah, sehingga menjadi lembaga pendidikan yang unggul yaitu bermutu baik dan menghasilkan lulusan yang berprestasi, berilmu pengetahuan, berkarakter serta kuat dalam iman dan takwa. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut merupakan salah satu sekolah menengah unggulan di kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar. Sejalan dengan seiringnya waktu, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut telah banyak mengalami peningkatan kualitas lembaga pendidikan, baik sarana dan prasarananya, pelaksanaan administrasi pendidikannya, maupun kegiatan pembelajarannya, yang dapat diamati secara langsung bangunannya semakin baik, tingkat jumlah minat perserta didiknya makin banyak, dan tenaga pendidiknya yang hampir seluruhnya sudah berstatus sebagai pegawai negeri sipil serta sebagian sudah bersertifikasi serta mendapatkan pelatihan-pelatihan dan tenaga kependidikannya yang sebagiannya juga sudah berstatus sebagai pegawai negeri sipil serta juga sudah mendapatkan pelatihan-pelatihan.

12 Berdasarkan studi pendahuluan tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan pengkajian dan penelitian tentang upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan kemudian menuangkannya ke dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul: Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Lembaga Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut? C. Definisi Operasional Untuk menjelaskan judul penelitian ini, maka penulis perlu memberikan definisi secara operasional agar tidak terjadi salah pemahaman terhadap judul tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Upaya

13 Upaya menurut kamus bahasa Indonesia, berarti usaha, syarat untuk menyampaikan sesuatu maksud, usaha, akal, ikhtiar. 8 Upaya yang dimaksud oleh penulis disini yaitu usaha-usaha atau ikhtiar-ikhtiar yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan. 2. Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. 9 Kepala sekolah dalam penelitian ini maksudnya adalah seseorang yang memimpin di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut. 3. Mutu Mutu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti baik buruk suatu benda, kadar, taraf atau derajat, kualitas. 10 Jadi mutu adalah kualitas sesuatu, baik sesuatu itu kualitasnya baik maupun sesuatu itu kualitasnya buruk. Mutu yang dimaksud penulis di sini tidak hanya dilihat dari lembaga pendidikan yang mendapat nilai dan predikat akreditasi A, B, C atau paling rendah D, tetapi dilihat berdasarkan keseluruhan aspek-aspek yang terdapat di suatu 8 M. K. Abdullah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Jakarta: Sandro Jaya, tth.), h. 554. 9 Wahjosumidjo, op. cit., h. 83. 10 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. 3, h. 768.

14 lembaga pendidikan itu sendiri yang meliputi penyelenggaraan pembelajarannya serta memenuhi 8 standar nasional pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan pendidikan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Apabila suatu lembaga pendidikan selalu melaksanakan penyelenggaraan pendidikan dengan sebaikbaiknya serta telah memenuhi 8 standar nasional pendidikan maka dapat dikatakan suatu lembaga pendidikan tersebut bermutu sangat baik, jadi tidak hanya dilihat dari nilai dan predikat akreditasinya saja walaupun nilai dan predikat akreditasi merupakan salah satu cara masyarakat menilai suatu lembaga pendidikan bermutu baik atau tidak baik. 4. Lembaga pendidikan Lembaga pendidikan ialah suatu tempat atau badan yang berusaha untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu satuan atau jenjang lembaga pendidikan dalam proses pembelajaran. Jadi yang dimaksud dengan lembaga pendidikan dalam judul penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang penulis maksud dengan judul penelitian tersebut adalah usaha-usaha, cara-cara, maupun langkah-langkah baik berupa kebijakan-kebijakan maupun tindakantindakan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut, serta

15 menggerakkan warga sekolah agar dengan penuh pengertian, kesadaran dan senang hati bersedia mengikuti kehendak-kehendak pemimpin dalam hal ini kepala sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan. D. Alasan Memilih Judul Adapun yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini dan memilih judul tersebut, karena: 1. Kompleksitas permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, terutama pada rendahnya mutu pendidikan pada satuan dan setiap jenjang pendidikan yang memerlukan pengkajian lebih mendalam guna mencarikan solusi alternatif terbaik. 2. Mutu pendidikan merupakan hal penting dan selalu relevan untuk dikaji dalam rangka turut berperan serta menyiapkan lulusan yang bermutu tinggi, sehingga dapat mengurangi adanya lulusan yang bermutu rendah. 3. Kepala sekolah merupakan manajer dan pemimpin di sekolah. Maju dan mundurnya suatu sekolah salah satunya sangat ditentukan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah memegang peranan penting dalam perkembangan sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memiliki jiwa kepemimpinan untuk membimbing tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, serta peserta didik. 4. Kepala sekolah harus berupaya memimpin suatu lembaga pendidikan dengan sebaik-baiknya dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan, termasuk di dalamnya mutu pembelajarannya, menyediakan sarana dan

16 prasarana yang memadai agar tujuan pendidikan yang diinginkan dapat tercapai. 5. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut merupakan salah satu sekolah menengah unggulan di kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar. Sejalan dengan seiringnya waktu, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut telah banyak mengalami peningkatan kualitas lembaga pendidikan, baik sarana dan prasarananya, pelaksanaan administrasi pendidikannya, maupun kegiatan pembelajarannya, yang dapat diamati secara langsung bangunannya semakin baik, tingkat jumlah minat perserta didiknya makin banyak, dan tenaga kependidikannya yang sebagian sudah berstatus sebagai pegawai negeri sipil dan tenaga pendidiknya yang juga hampir seluruhnya sudah berstatus sebagai pegawai negeri sipil dan sebagian sudah bersertifikasi serta mendapatkan pelatihan-pelatihan. 6. Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut merupakan lembaga pendidikan yang selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan, sehingga lembaga pendidikan ini menjadi salah satu lembaga pendidikan unggulan di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar yang diminati oleh masyarakat, khususnya para orang tua untuk menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan tersebut. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

17 1. Untuk mengetahui upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut. F. Signifikansi Penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan berguna untuk: 1. Sebagai wahana mensosialisasikan upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan maupun pada masyarakat yang peduli terhadap peningkatan mutu pendidikan. 2. Sebagai wahana referensi guna mencari solusi terhadap permasalahan dalam peningkatan mutu pendidikan. 3. Sebagai bahan masukan bagi pengelola sekolah sekaligus memperoleh masukan agar konsep upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan dapat diaplikasikan dengan mudah dan sesuai dengan kondisi lingkungan termasuk khususnya di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut. 4. Sebagai wahana untuk menambah khazanah Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dan Perpustakaan Pusat IAIN Antasari Banjarmasin.

18 5. Sebagai bahan untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti, sekaligus bahan informasi dan perbandingan bagi yang ingin mengadakan penelitian mengenai permasalahan yang serupa. G. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran isi dari penelitian ini, maka penulis menyusunnya dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori, dalam bab ini membahas teori yang melandasi permasalahan skripsi yang merupakan landasan teoritis yang diterapkan dalam skripsi. Dalam bab ini terdapat pembahasan yang meliputi: pengertian pendidikan, tujuan pendidikan, lembaga pendidikan, dan mutu pendidikan, pengertian kepemimpinan, tipe-tipe kepemimpinan, kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah sebagai administrator pendidikan, kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan, persyaratan kepribadian kepala sekolah, kompetensi kepala sekolah, upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan. Bab III Metode Penelitian, yang terdiri dari: jenis dan pendekatan penelitian, metode penelitian, objek penelitian, subjek penelitian, data dan sumber

19 data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data, serta prosedur penelitian. Bab IV Laporan Penelitian, yang meliputi: gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data tentang upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut dan faktor-faktor yang mempengaruhi upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu lembaga pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Gambut. Bab V Penutup, terdiri dari: simpulan dan saran-saran atau rekomendasi.