BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terencana dan secara sistematis ) diberikan kepada peserta didik oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum baru yaitu Kurikulum Kurikulum 2013 pada proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 2). Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Oleh sebab itu pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan dapat mengembangkan bakat atau potensi yang dimiliki oleh individu. Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan berwatak kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Jadi pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha sadar yang dilakuan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran yang menekankan pada pendidikan yang melayani para siswanya melakukan kegitan belajar, dan pendidikan menilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut dengan prosedur yang telah dilakukan. Hasil belajar siswa di suatu sekolah mencerminkan keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan guru disekolah. Hasil belajar

2 merupakan pencapaian yang dimiliki oleh seorang individu setelah memalaui proses

3 belajar baik dalam bentuk pemahaman, sikap maupun keterampilan. Hal ini seusai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Purwanto (2011:46) mengatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat belajar, perubahan perilaku disebabkan karena anak didik mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Bentukbentuk perubahan tingkah laku tersebut merupakan tujuan pengajaran yang harus dicapai atau dikuasai oleh siswa setelah melalui kegiatan belajar mengajar. Untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran yang telah dicapai atau dikuasai siswa, seorang guru harus melakukan penilaian hasil belajar. Penilaian merupakan suatu kegiata untuk mengetahui hasil belajar dan untuk mengetahui keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran. Hasil belajar menjadi tolak ukur apakah siswa tersebut dikatakan tuntas atau tidak dalam menempuh kompetensi tertentu baik pengetahuan, keterampilan atau sikap. Ketuntasan belajar memastikan siswa menguasai kompetensi yang diharapkan dalam suatu mata pelajaran sebelum pindah ke materi pelajaran selanjutnya. Sehingga dalam melaksanakan pelajaran ini siswa harus dapat melesaikan secara tuntas karena untuk dapat mengikuti materi ajar selanjutnya siswa harus benar-benar memahami dan menguasai materi ajar sebelumnya. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di SMAN 2 Padalarang, peneliti mendapatkan hasil bahwa nilai peserta didik pada mata pelajaran ekonomi kelas X semester 1 dari seluruh peserta didik kelas X IIS adalah sebagai berikut. Table 1.1 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Pra Tindakan Semester 1 No Kategori Rentang Nilai Jumlah Presentase (%) 1 Sangat Baik 90-100 0 0% 2 Baik 80-89 8 2,8% 3 Cukup 65-79 51 17,6% 4 Kurang 0-64 230 79,6%

4 Sumber: Data Sekunder (Dekumen Nilai Akhir Semester Gasal Tahun Ajaran 2016/2017 SMAN 2 Padalarang) Berdasarkan table di atas maka dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran ekonomi kelas X masih banyak di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), apabila dipresentasikan peserta didik yang mendapatkan kategori sangat baik tidak ada atau sebanyak 0%, peserta didik dengan kategori baik sebanyak 8 orang atau 2,8%, peserta didik dengan kategori cukup sebanyak 51 orang atau 17,6%, daan peserta didik dengan kategori kurang sebanyak 230 orang atau 79,6%. Setelah mengetahui hasil belajar siswa kelas X semester 1 masih banyak dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) maka penulis melakukan wawancara kepada guru dan peserta didik mengenai masalah-masalah yang dihadapi dalam mata pelajaran ekonomi.salah satu penyebabnya yaitu pada pelaksanaan proses pembelajaran ekonomi waktu pembelajaran dianggap terlalu lama karena menggunakan kurikulum 2013 dimana proses pembelajaran berlangsung selama 3x45 menit dalam sekali pertemuan, selain itu masalah yang menyebabkan peserta didik hasil belajarnya dibawah KKM adalah pada mata pelajaran ekonomi kelas X didominasi dengan teori-teori dibandingkan dengan praktik yang menyebabkan peserta didik menjadi malas dan bosan. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang digunakan. Menurut Suprijono (2013:78) mengatakan bahwa Pendekatan merupakan perspektif megenai berbagai strategi maupun metode pembelajaran untuk mengaplikasikan model-model pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang dapat membuat siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran yaitu pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach). Namun fakta dilapangan menunjukan bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach) yaitu pembelajaran yang selama ini berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, selain itu guru masih dominan menggunakan metode ceramah atau konvensional untuk menyampaikan materi, kemudian siswa hanya mencatat dan

5 mendengarkan, selain itu siswa diberikan soal latihan tanpa menjelaskan atau memaparkan hasil dari yang mereka kerjakan membuat siswa menjadi pasif didalam kelas. Kemampuan siswa dalam pemahaman dan menguasai materi sehingga mengacu kepeningkatan keterampilan siswa dan sikap yang membuat hasil belajar siswa menjadi optimal serta penerapan pembelajaran yang inovatif, kontruktif, kreatif dan mampu membuat suasana dalam kelas menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang dapat membangun siswa untuk menguasai dan memahami serta berperan aktif adalah metode pembelajaran Inkuiri. Menurut Sanjaya dalam Jayadianta (2008:3) menyatakan bahwa Metode Inkuiri adalah rangkaian pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Inkuiri terbimbing (Goided Inquiry) merupakan kegiata inkuiri dimana siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang adalah guru sebagai fasilitator. Tujuan utama metode inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir. Sehingga metode ini selain berorientasi pada hasil belajar juga pada proses belajar. Oleh karena itu kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunkan metode inkuiri ditentukan oleh sejauh mana siswa memahami dan menguasai materi pembelajaran serta siswa berativitas mencari dan menemukan sendiri. Melalui metode pembelajaran ini tidak hanya mendapat pengetahuan dari guru tetapi dapat mencari pengetahuan sendiri atau melalui kerja sama dan dapat memisahkan bagian-bagian dan menemukan keterkaitan diantara bagian-bagian suatu permasalahan dalam mata pelajaran ekonomi. Setelah mengetahui bahwa metode inkuiri terbimbing lebih baik dari pada menggunakan metode konvensional, karena menggunakan metode inkuiri siswa lebih aktif dalam pembelajaran dikelas. Siswa lebih memahami dan menguasai materi yang diberikan oleh guru dan siswa pun bisa mencari dan menemukan sendiri jawaban melalui informasi dari buku-buku, wawancara atau pun dari

6 internet. Dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing bisa meningkatkan hasil belajar siswa dikarenakan siswa tidak hanya berdiam diri dikelas dan hanya mendengarkan guru didepan kelas saja, tetapi siswa berperan untuk mencari berbagai informasi dan mengumpulkan data-data yang signifikan untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Berdasarkan paparan diatas mata penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISI DAMPAK PENERAPAN METODE INQUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Studi kasus metode kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMAN 2 Padalarang Tahun ajaran 2016/2017). B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini masalah yang akan dibahas sebagai berikut : 1) Pembelajaran ekonomi yang masih kurang diminati oleh siswa karena sering dianggap membosankan. 2) Proses pembelajaran yang masih kurang menunjang siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung hanya dengan mencatat dan mengerjakan soal saja. 3) Guru masih dianggap sebagai sumber belajar, sehingga siswa sangat pasif dalam kegiatan pembelajaran. 4) Hasil belajar siswa masih rendah. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut : 1) Bagaimana hasil belajar siswa kelas eksperimen pada saat sebelum dan sesudah menggunakan metode inkuiri terbimbing?

7 2) Apakah ada peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan melalui penerapan metode inkuiri terbimbing dibandingkan dengan pembelajaran konvesional? D. Tujuan Penelitian Agar tujuan penelitian ini tidak meluas, maka peneliti menyimpulkan ada bebarapa tujuan dari penelitian sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas eksperimen pada saat sebelum dan sesudah menggunakan metode inkuiri terbimbing. 2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diberi perlakuan melalui penerapan metode inkuiri terbimbing dibandingkan dengan pembelajaran konvesional. E. Manfaat Penelitian Kegunaan penelitian tentang penerapan metode inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMAN 2 Padalarang. a. Manfaat Teoritis 1) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mengaplikasikan dan mengasosiasikan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan. 2) Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan mengenai metode inkuiri terbimbing bagi penelitian selanjutnya dan tertarik untuk meneliti tentang pembelajaran ekonomi. 3) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian terhadap analisis metode inkuiri dan kajian hasil hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. b. Manfaat Dari Segi Kebijakan Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan masukan dalam pengembangan kebijakan formal untuk mengembangkan kemampuan berpikir

8 siswa berprestasi kurang di kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Padalarang. c. Manfaat Praktis 1) Memberikan manfaat bagi siswa penelitian ini untuk yang mengalami kesulitan belajar secara individu, karena metode inkuiri terbimbing merupakan model belajar kelompok yakni setiap anggota kelompok saling membantu dan bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. 2) Memberikan acuan bagi guru diharapkan dapat menjadi masukan untuk memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai metode inkuiri terbimbing dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Memberikan manfaat bagi sekolah sebagai referensi untuk meningkatkan kemampuan siswa dan hasil belajar dengan metode inkuiri dalam mata pelajaran ekonomi. 4) Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang ilmu kependidikan, serta memberikan pengalaman bagi penulis dengan mengetahui secara langsung kondisi dilapangan. 5) Memberikan manfaat bagi FKIP PASUNDAN BANDUNG sebagai referensi untuk menggunakan metode inkuiri atau menggunakan metode/model pebelajaran dalam kegiatan perkuliahan. 6) Bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian sejenisnya atau melanjutkan penelitian tersebut secara lebih luas, intensif dan mendalam. d. Manfaat Dari Segi Isu dan Aksi Sosial Hasil penelitian mengenai metode inkuiri terbimbing diharapkan menjadi bahan masukan bagi lembaga formal maupun non formal untuk menjadi acuan dan bisa mengaplikasikan metode pembelajaran tersebut dalam proses belajar-mengajar, yang tidak hanya berpusat pada guru tetapi membuat peserta didik menjadi aktif dalam proses belajar mengajar tersebut.

9 F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran, maka perlu dijelaskan mengenai definisi variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini, yang dimaksud adalah : 1) Analisis data Menurut Bogdan dalam Sugiono (2013:244) bahwa analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatam lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. 2) Metode inkuiri terbimbing Bell dan Smetana dalam Sabiran (2013:11) mengemukakan bahwa inkuiri terbimbing merupakan metode yang dapat melatih keterampilan siswa dalam melaksanakan proses investigasi untuk mengumpulkakan data berupa fakta dan memproses fakta tersebut sehingga siswa mampu membangun kesimpulan secara mandiri guna menjawab pertanyaan atau permasalahan yang diajukan oleh guru (teacher-proposes research question). 3) Hasil belajar Jihad (2013:14) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Berdasarkan definisi operasional dari konsep judul yang diuraikan di atas, maka yang dimaksud analisis dampak penerapan metode inquiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa adalah suatu bentuk pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan cara dibagikan kelompok secara hitorogen, untuk memecahkan masalah yang berikan oleh guru dan siswa mencari jawabannya secara sistematis bisa dilakukan dengan wawancara, mencari di buku pelajaran dan bahan-bahan

10 lain, selanjutnya siswa melakukan analisis atau mengumpulkan data secara fakta dan siswa bisa menyimpulkan sendiri dari permasalahan tersebut yang dapat menghasilkan hasil belajar siswa lebih baik dan memahami materi dan pemecahan masalah tersebut. G. Sistematika Skripsi BAB 1 PENDAHULUAN; bagian yang berisi pernyataan tentang pendahuluan atau bagian awal dari skripsi, yang didalamnya berisi sub bab, seperti dibawah ini: 1. Latar Belakang Masalah; sub bab yang memaparkan konteks penelitian yang dilakukan serta alasan penelitian tertarik mengangkat penerapan metode inquiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa siswa di SMAN 2 Padalarang. 2. Identifikasi Masalah; sub bab yang merupakan titik tertentu yang memperlihatkan ditemukannya masalah penilitian ditinjau dari sisi keilmuan, bentuk (keterhubungan, dampak, sebab, akibat, dan lainnya) serta banyaknya masalah yang diidentifikasi oleh peneliti yang ada di SMAN 2 Padalarang. 3. Rumusan Masalah; sub bab yang mengenai pertanyaan umum tentang konsep atau fenomena spesifik yang diteliti atau identifikasi topic atau variabel-variabel yang menjadi focus penelitian mengenai apakah metode inquiri terbimbing dapat meningkaatkan hasil belajar siswa di SMAN 2 Padalarang. 4. Tujuan Penelitian; sub bab yang memperlihatkan pernyataan hasil yang ingin dicapai penelitian setelah melakukan penelitian mengenai metode inquiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa di SMAN 2 Padalarang. 5. Manfaat Penelitian; sub bab yang berisi pemaparan manfaat penelitian mengenai metode pembelajaran inquiri terbimbing yang terdiri dari manfaat teoritis, manfaat dari segi kebijakan, manfaat praktis, dan manfaat dari segi isu dan aksi social. 6. Definisi Operasional; sub bab mengenai pembahasan dari istilah-istilah yang diberlakukan dalam penelitian yaitu tentang analisis dampak penerapan metode inquiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa.

11 7. Sistematika Skripsi; bagian ini memuat sistematika penelitian skripsi, yang menggambarkan kandungan setiap bab dengan bab, urutan penulisan, serta hubungan antara satu bab dengan bab lainnya dalam membentuk sebuah kerangka utuh skripsi. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN; bagian yang berisi deskripsi teoritis yang memfokuskan kepada hasil atas teori, konsep, kebijakan, dan peraturan yang ditunjang oleh hasil penelitian terdahulu yang sesuai dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, penelitian memaparkan konsep-konsep atau teori-teori mengenai metode inquiri terbimbing dan hasil belajar. Secara prinsip BAB II terdiri dari empat pokok bahasan, yaitu kajian teori, hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, serta asumsi dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN; bab ini menjelaskan secara sistematis dan terperinci langkah-langkah dan cara yang digunakan dalam menjawab permasalahan dan memperoleh simpulan. Bab ini berisi hal-hal berikut: 1. Metode Penelitian; merupakan rangkaian kegiatan pelaksanaan penelitian yang berisikan penjabaran mengenai metode yang dilakukan dalam penelitian mengenai metode pembelajaran inquiri terbibing terhadap hasil belajar siswa di SMAN 2 Padalarang. 2. Desaian Penelitian; pada bagian ini peneliti menyampaikan secara eksplisit apakah penelitian yang dilakukan asuk dalam kategori survey, eksperimental atau Penelitian Tindakan Kelas. 3. Subjek dan Objek Penelitian; pada bagian subjek penelitiam, peneliti memaparkan sesuatu yang akan diteliti,baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi) yang akan dikenai simpulan hasil penelitian, sedangkan pada bagian objek penelitian, peneliti memaparkan sifat, keadaan dari suatu benda, oeang, atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian. 4. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian; pengumpulan data mencakup jenis data yang akan dikumpulkan, penjelasan, dan alas an pemakaian suatu teknik pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan data peneliti.

12 5. Teknik Analisis Data; sub bab ini berisi teknik analisis data harus disesuaikan dengan rumusan asalah dan jenis data penelitian yang diperoleh, baik data kualitatif maupun data kuantitatif. 6. Prosedur Penelitian; bagian ini menjelaskan prosedur aktivitas perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN; bab ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasaalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. BAB V SIMPULAN DAN SARAN; bagian yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap analisis temuan hasil penelitian. Pada bagian ini pun menyampaikan saran atau rekomendasi yang ditujukan kepada para pembuat kebijakan, pengguna, atau kepada peneliti beriktnya yang berminat untuk melakkukan penelitian selanjutnya dan kepada pemecah masalah lapangan atau follow up dari hasil penelitian.