penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau klaim

dokumen-dokumen yang mirip
Yth. 1. Direksi Perusahaan Pialang Asuransi; 2. Direksi Perusahaan Pialang Reasuransi; 3. Direksi Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi, di tempat.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PELAKSANAAN PENEMPATAN REASURANSI/RETROSESI

) program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 (satu) 4) program yang menjanjikan perlindungan terhadap 1 (satu)

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31/SEOJK.05/2015 TENTANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN USAHA, DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PERGADAIAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2 /SEOJK.05/2018

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/SEOJK.05/2016 TENTANG PELAPORAN PRODUK ASURANSI BAGI PERUSAHAAN ASURANSI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28 /SEOJK.05/2015 TENTANG PELAPORAN DATA RISIKO ASURANSI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /SEOJK.05/2018

Yth. 1. Konsultan Aktuaria; 2. Akuntan Publik; dan 3. Penilai, di tempat.

Yth. 1. Pelaku Usaha Pergadaian; dan 2. Direksi Perusahaan Pergadaian. di tempat.

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat.

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SYARIAH

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

-5- Laporan Bulanan paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak. ditetapkannya sanksi administratif berupa teguran tertulis ketiga.

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA SAMA DENGAN BANK (BANCASSURANCE)

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.05/2013

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /SEOJK.05/2016

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG BENTUK DAN SUSUNAN LAPORAN PERIODIK PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK

Yth. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan di tempat.

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

- 2 - pengurus sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan mengenai perkoperasian;

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9 /SEOJK.05/2018

Yth. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di tempat.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PT JAMSOSTEK (PERSERO)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PT TASPEN (PERSERO)

Yth. Pengurus Dana Pensiun di tempat.

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Direksi Perusahaan Reasuransi; dan 4. Direksi Perusahaan Reasuransi

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PERIODIK PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.116 /SEOJK.04/ TENTANG PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI WAKIL MANAJER INVESTASI

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /SEOJK.04/2016 PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI MANAJER INVESTASI

Yth. Pengurus Dana Pensiun di Indonesia

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6/SEOJK.05/2013 TENTANG LAPORAN BULANAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Yth. 1. Perusahaan Pialang Asuransi; 2. Perusahaan Pialang Reasuransi; dan 3. Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi di tempat.

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN USAHA, DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PERGADAIAN

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PERGADAIAN

Yth. 1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan; dan 2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan; di tempat.

Perusahaan adalah perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah. 4. Perusahaan Asu

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PERGADAIAN YANG MENYELENGGARAKAN KEGIATAN

LAMPIRAN V SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2016 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERMOHONAN, PENYAMPAIAN LAPORAN, DAN PROGRAM

TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PERGADAIAN YANG MENYELENGGARAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR:../SEOJK.05/2017 TENTANG

dengan ketentuan tanggung jawab penyelenggaraan tetap berada

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA PADA LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 4/POJK.05/2013 TENTANG

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.05/2018

-1- SALINANSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /SEOJK.04/2016 TENTANG

Peraturan mengenai Penilaian Kemampuan dan Kepatutan:

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN PERGADAIAN YANG MENYELENGGARAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL

- 2 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3. Cukup jelas.

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.04/2017 TENTANG

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2016 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERMOHONAN, PENYAMPAIAN LAPORAN, DAN PROGRAM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN PERINTAH TERTULIS PADA SEKTOR PERASURANSIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek;

FAQ (Frequently Asked Question)

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2016 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERMOHONAN, PENYAMPAIAN LAPORAN, DAN PROGRAM

1. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek; dan

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

-1-1. Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Manajer Investasi; 2. Pengurus Asosiasi yang mewadahi Wakil Manajer Investasi;

LAMPIRAN VIII SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10 /SEOJK.05/2016 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN LAPORAN HASIL PENILAIAN

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.05/2016 TENTANG

Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26 /SEOJK.05/2017

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../SEOJK.05/2017 TENTANG PELAYANAN PERMOHONAN PERIZINAN, PERSETUJUAN DAN PELAPORAN SECARA

No. 15/37/DSta Jakarta, 5 September 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../SEOJK.05/2017 TENTANG PELAYANAN PERMOHONAN PERIZINAN, PERSETUJUAN DAN PELAPORAN SECARA

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI MELALUI KERJA SAMA DENGAN BANK

Transkripsi:

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi Umum; 2. Direksi Perusahaan Asuransi Jiwa; 3. Direksi 4. Direksi Perusahaan Asuransi Umum 5. Direksi Perusahaan Asuransi Jiwa 6. Direksi Perusahaan Asuransi yang Memiliki Unit 7. Direksi Perusahaan Reasuransi 8. Direksi Perusahaan Reasuransi yang Memiliki Unit di tempat. RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PELAYANAN PERMOHONAN PERIZINAN, PERSETUJUAN, DAN PELAPORAN SECARA ELEKTRONIK BAGI PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI, DAN PERUSAHAAN REASURANSI SYARIAH Sehubungan dengan amanat ketentuan Pasal 90 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.05/2016 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 300, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5990), perlu untuk mengatur lebih lanjut mengenai pelayanan permohonan perizinan, persetujuan, dan pelaporan secara elektronik bagi perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan sebagai berikut: I. KETENTUAN UMUM Dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah.

2. Perusahaan Asuransi adalah perusahaan asuransi umum dan perusahaan asuransi jiwa. 3. Perusahaan Asuransi Umum adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha asuransi umum. 4. Perusahaan Asuransi Jiwa adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha asuransi jiwa. 5. Perusahaan Reasuransi adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha reasuransi. 6. Perusahaan Asuransi Syariah adalah perusahaan asuransi umum syariah dan perusahaan asuransi jiwa syariah. 7. Perusahaan Asuransi Umum Syariah adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha asuransi umum syariah. 8. Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha asuransi jiwa syariah. 9. Perusahaan Reasuransi Syariah adalah perusahaan yang menyelenggarakan usaha reasuransi syariah. 10. Unit Syariah adalah unit kerja di kantor pusat Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor di luar kantor pusat yang menjalankan usaha berdasarkan prinsip syariah. 11. Perizinan adalah pemberian legalitas dalam bentuk izin kepada badan hukum tertentu untuk melakukan kegiatan usaha di bidang perasuransian. 12. Persetujuan adalah adalah pemberian legalitas dalam bentuk surat persetujuan kepada Perusahaan untuk melakukan kegiatan tertentu di bidang perasuransian. 13. Pelaporan adalah segala bentuk catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu yang dilakukan oleh Perusahaan dan hasilnya disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan. II. RUANG LINGKUP PERMOHONAN PERIZINAN, PERSETUJUAN, DAN PELAPORAN PERUSAHAAN 1. Proses permohonan Perizinan, Persetujuan, dan Pelaporan sebagaimana diwajibkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.05/2016 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan

Reasuransi dan Perusahaan Reasuransi Syariah, yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan adalah sebagai berikut: a. kategori kelembagaan; dan b. kategori kepengurusan. 2. Permohonan Perizinan, Persetujuan, dan Pelaporan yang termasuk kategori kelembagaan sebagaimana dimaksud angka 1 huruf a meliputi: a. Bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, yaitu: 1) permohonan izin usaha Perusahaan Asuransi dan 2) permohonan pencairan dana jaminan dalam rangka pembatalan permohonan izin usaha Perusahaan Asuransi dan 3) Pelaporan pelaksanaan kegiatan usaha Perusahaan Asuransi dan 4) Pelaporan penetapan pengendali Perusahaan Asuransi dan 5) Pelaporan perubahan pengendali Perusahaan Asuransi dan 6) permohonan persetujuan berhenti menjadi Pengendali Perusahaan Asuransi dan 7) Pelaporan pembukaan kantor di luar kantor pusat yang memiliki kewenangan untuk membuat keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau klaim Perusahaan Asuransi dan 8) Pelaporan pembukaan kantor di luar kantor pusat yang tidak memiliki kewenangan untuk membuat keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau klaim Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; 9) Pelaporan penutupan kantor di luar kantor pusat yang memiliki kewenangan untuk membuat keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau klaim Perusahaan Asuransi dan 10) Pelaporan penutupan kantor di luar kantor pusat yang tidak memiliki kewenangan untuk membuat keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan

dan/atau klaim Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; 11) permohonan Persetujuan perubahan kepemilikan yang menyebabkan perubahan pemegang saham pengendali Perusahaan Asuransi dan 12) permohonan Persetujuan perubahan kepemilikan yang tidak menyebabkan perubahan pemegang saham pengendali Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; 13) Pelaporan pelaksanaan perubahan kepemilikan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang menyebabkan perubahan pemegang saham pengendali; 14) Pelaporan pelaksanaan perubahan kepemilikan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak menyebabkan perubahan pemegang saham pengendali; 15) Pelaporan perubahan nama Perusahaan Asuransi dan 16) Pelaporan perubahan tempat kedudukan kantor pusat Perusahaan Asuransi dan 17) Pelaporan pengurangan modal disetor Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas; 18) Pelaporan penambahan modal disetor bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas; 19) Pelaporan perubahan status Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas tertutup menjadi perseroan terbatas terbuka atau sebaliknya; 20) Pelaporan perubahan alamat kantor pusat Perusahaan Asuransi dan 21) Pelaporan perubahan alamat kantor di luar kantor pusat Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang memiliki kewenangan untuk membuat keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau dan klaim;

22) Pelaporan perubahan alamat kantor di luar kantor pusat Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang tidak memiliki kewenangan untuk membuat keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau dan klaim; 23) permohonan Persetujuan rencana pelaksanaan penggabungan atau peleburan Perusahaan Asuransi dan 24) Pelaporan pelaksanaan rapat umum pemegang saham yang menyetujui penggabungan Perusahaan Asuransi dan 25) Pelaporan pelaksanaan penggabungan Perusahaan Asuransi dan 26) Pelaporan pelaksanaan rapat umum pemegang saham yang menyetujui peleburan Perusahaan Asuransi dan 27) Pelaporan pelaksanaan peleburan Perusahaan Asuransi dan 28) permohonan Persetujuan rencana penghentian kegiatan usaha Perusahaan Asuransi dan 29) Pelaporan pelaksanaan penghentian kegiatan usaha atas permintaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; dan 30) permohonan pendaftaran badan usaha yang mempekerjakan Agen Asuransi. b. Bagi Syariah, yaitu: 1) Permohonan izin usaha pendirian baru Perusahaan 2) permohonan izin usaha konversi dari Perusahaan Asuransi menjadi Perusahaan Asuransi Syariah atau konversi dari Perusahaan Reasuransi menjadi Perusahaan Reasuransi 3) permohonan izin usaha pemisahan Unit Syariah dari Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Reasuransi yang

dilakukan dengan mendirikan Perusahaan Asuransi Syariah atau Perusahaan Reasuransi 4) permohonan pencairan dana jaminan dalam rangka pembatalan permohonan izin usaha Perusahaan Asuransi Syariah atau Perusahaan Reasuransi 5) Pelaporan pelaksanaan kegiatan usaha Perusahaan 6) Pelaporan penetapan pengendali Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusahaan Reasuransi 7) Pelaporan perubahan pengendali Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusahaan Reasuransi 8) Permohonan persetujuan berhenti menjadi Pengendali 9) Pelaporan pembukaan kantor diluar kantor pusat yang memiliki kewenangan keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau klaim Perusahaan 10) Pelaporan pembukaan kantor diluar kantor pusat Syariah yang tidak memiliki kewenangan keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau klaim ; 11) Pelaporan penutupan kantor diluar kantor pusat yang memiliki kewenangan dan keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau klaim Perusahaan 12) Pelaporan penutupan kantor diluar kantor pusat yang tidak memiliki kewenangan dan keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau klaim Perusahaan 13) permohonan Persetujuan perubahan kepemilikan yang menyebabkan perubahan pemegang saham pengendali 14) permohonan Persetujuan perubahan kepemilikan

Syariah yang tidak menyebabkan perubahan pemegang saham pengendali; 15) Pelaporan pelaksanaan perubahan kepemilikan Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusahaan Reasuransi Syariah yang menyebabkan perubahan pemegang saham pengendali; 16) Pelaporan pelaksanaan perubahan kepemilikan Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusahaan Reasuransi Syariah yang tidak menyebabkan perubahan pemegang saham pengendali; 17) Pelaporan perubahan nama Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusahaan Reasuransi 18) Pelaporan perubahan tempat kedudukan kantor pusat 19) Pelaporan pengurangan modal disetor bagi Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusahaan Reasuransi Syariah yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas; 20) Pelaporan penambahan modal disetor Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusahaan Reasuransi Syariah yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas; 21) Pelaporan perubahan status Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusahaan Reasuransi Syariah yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas tertutup menjadi perseroan terbatas terbuka atau sebaliknya; 22) Pelaporan perubahan alamat kantor pusat Perusahaan 23) Pelaporan perubahan alamat kantor di luar kantor pusat Syariah yang memiliki kewenangan untuk membuat keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau dan klaim; 24) Pelaporan perubahan alamat kantor di luar kantor pusat Syariah yang tidak memiliki untuk membuat keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau dan klaim;

25) permohonan Persetujuan rencana pelaksanaan penggabungan atau peleburan Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusahaan Reasuransi 26) Pelaporan pelaksanaan rapat umum pemegang saham yang menyetujui penggabungan Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusahaan Reasuransi 27) Pelaporan pelaksanaan penggabungan Perusahaan 28) Pelaporan pelaksanaan rapat umum pemegang saham yang menyetujui peleburan Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusahaan Reasuransi 29) Pelaporan pelaksanaan peleburan Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusahaan Reasuransi 30) permohonan Persetujuan rencana penghentian kegiatan usaha Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusahaan Reasuransi dan 31) Pelaporan pelaksanaan penghentian kegiatan usaha Syariah. c. Bagi Unit Syariah, yaitu: 1) permohonan izin pembentukan Unit 2) permohonan persetujuan pengalihan portofolio kepesertaan pada Unit Syariah kepada Perusahaan Asuransi Syariah atau Perusahaan Reasuransi 3) Pelaporan pelaksanaan pengalihan portofolio kepesertaan pada Unit Syariah dan pencabutan izin pembentukan Unit 4) Pelaporan pelaksanaan kegiatan usaha Unit 5) permohonan izin pembentukan Unit Syariah yang sebelumnya dimiliki oleh perusahaan yang menggabungkan diri; 6) Pelaporan penerimaan pengalihan portofolio kepesertaan pada Unit 7) permohonan izin pembentukan Unit Syariah yang sebelumnya dimiliki oleh perusahaan yang meleburkan diri; 8) Pelaporan pembukaan kantor di luar kantor pusat Unit Syariah yang memiliki kewenangan untuk membuat

keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau klaim; 9) Pelaporan pembukaan kantor di luar kantor pusat unit syariah yang tidak memiliki kewenangan untuk membuat keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau klaim; 10) Pelaporan penghentian atau penutupan kantor di luar kantor pusat Unit Syariah yang memiliki kewenangan untuk membuat keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau klaim; 11) Pelaporan penghentian atau penutupan kantor di luar kantor pusat Unit Syariah yang tidak memiliki kewenangan untuk membuat keputusan mengenai penerimaan atau penolakan pertanggungan dan/atau klaim; 12) permohonan Persetujuan pelaporan rencana penutupan Unit dan 13) Pelaporan pelaksanaan penghentian kegiatan usaha Unit Syariah. 3. Permohonan Persetujuan dan Pelaporan yang termasuk kategori kepengurusan sebagaimana dimaksud angka 1 huruf b meliputi: a. Bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi, yaitu: 1) Pelaporan perubahan anggota direksi dan/atau anggota dewan komisaris Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; 2) Pelaporan rencana mempekerjakan tenaga kerja asing Perusahaan Asuransi dan 3) Pelaporan pengangkatan tenaga kerja asing Perusahaan Asuransi dan 4) Pelaporan pemberhentian tenaga kerja asing Perusahaan Asuransi dan 5) Pelaporan pengangkatan tenaga ahli Perusahaan Asuransi dan 6) Pelaporan pengangkatan aktuaris dan/atau auditor internal Perusahaan Asuransi dan

7) Pelaporan pemberhentian tenaga ahli, aktuaris, dan/atau auditor internal Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; dan 8) Pelaporan pemenuhan syarat keberlanjutan pihak utama Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. b. Bagi Syariah, yaitu: 1) Pelaporan perubahan anggota direksi, anggota dewan komisaris, dan/atau anggota dewan pengawas syariah 2) Pelaporan rencana memperkerjakan tenaga kerja asing 3) Pelaporan pengangkatan tenaga kerja asing Perusahaan 4) Pelaporan pemberhentian tenaga kerja asing Perusahaan 5) Pelaporan pengangkatan tenaga ahli Perusahaan Asuransi Syariah dan Perusahaan Reasuransi 6) Pelaporan pengangkatan aktuaris dan/atau auditor internal 7) Pelaporan pemberhentian tenaga ahli, aktuaris, dan/atau auditor internal Perusahaan Asuransi Syariah atau Perusahaan Reasuransi dan 8) Pelaporan pemenuhan syarat keberlanjutan pihak utama Perusahaan Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah. c. Bagi Unit Syariah, yaitu: 1) Pelaporan perubahan pimpinan Unit 2) Pelaporan pengangkatan dan/atau pemberhentian tenaga ahli Unit dan 3) Pelaporan perubahan anggota dewan pengawas syariah Unit Syariah. III. TATA CARA PENYAMPAIAN PERMOHONAN PERIZINAN, PERSETUJUAN, DAN PELAPORAN

1. Perusahaan wajib menyampaikan permohonan Perizinan, Persetujuan, dan Pelaporan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 67/POJK.05/2016 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah dan dilengkapi dengan dokumen pendukung yang dipersyaratkan. 2. Penyampaian permohonan Perizinan, Persetujuan, dan Pelaporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dilengkapi dengan form self assessment yang ditandatangani oleh Direksi Perusahaan sebagaimana tercantum dalam: a. Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini, bagi Perusahaan Asuransi dan b. Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini, bagi Perusahaan atau c. Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini, bagi Perusahaan Asuransi yang memiliki Unit Syariah dan Perusahaan Reasuransi yang memiliki Unit Syariah. 3. Permohonan Perizinan, Persetujuan, dan Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan secara online melalui sistem jaringan komunikasi data Otoritas Jasa Keuangan. 4. Dengan penyampaian permohonan Perizinan, Persetujuan, dan Pelaporan kepada Otoritas Jasa Keuangan secara online sebagaimana dimaksud pada angka 3, Perusahaan tidak perlu menyampaikan dokumen cetak (hard copy). 5. Perusahaan harus memastikan bahwa setiap dokumen yang disampaikan melalui sistem jaringan komunikasi data Otoritas Jasa Keuangan sama dengan dokumen cetaknya. 6. Seluruh dokumen yang disampaikan secara online melalui sistem jaringan komunikasi data Otoritas Jasa Keuangan dan/atau data yang tersimpan dalam pangkalan data (database) pada sistem

jaringan komunikasi data Otoritas Jasa Keuangan mempunyai kekuatan hukum yang dipersamakan dengan dokumen dalam bentuk cetak. 7. Dalam hal sistem jaringan komunikasi data Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud pada angka 3 belum tersedia atau mengalami gangguan teknis, penyampaian permohonan Perizinan, Persetujuan, dan Pelaporan sebagaimana dimaksud pada angka 1, disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan secara offline. 8. Apabila terjadi gangguan teknis sebagaimana dimaksud pada angka 7, Otoritas Jasa Keuangan mengumumkan melalui situs web Otoritas Jasa Keuangan. 9. Permohonan Perizinan, Persetujuan, dan Pelaporan Perusahaan secara offline sebagaimana dimaksud pada angka 7, harus disampaikan dalam bentuk data elektronik melalui compact disc (CD) atau media penyimpanan data elektronik lainnya. 10. Penyampaian Perizinan, Persetujuan, dan Pelaporan secara offline sebagaimana dimaksud pada angka 7 dilengkapi surat pengantar dalam bentuk cetak (hardcopy) yang ditandatangani oleh Direksi Perusahaan. 11. Penyampaian permohonan Perizinan, Persetujuan, dan Pelaporan secara offline sebagaimana dimaksud pada angka 7 ditujukan kepada: a. Untuk Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi: Otoritas Jasa Keuangan u.p. Direktur Kelembagaan dan Produk IKNB Gedung Menara Merdeka Mailing Room Lantai 12 Jl. Budi Kemuliaan I No.2 Jakarta Pusat b. Untuk Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi Syariah, Perusahaan Asuransi yang memiliki Unit dan Perusahaan Reasuransi yang memiliki Unit Syariah: Otoritas Jasa Keuangan u.p. Direktur IKNB Syariah Gedung Menara Merdeka Mailing Room Lantai 12 Jl. Budi Kemuliaan I No.2

Jakarta Pusat 12. Dalam hal terdapat perubahan alamat kantor Otoritas Jasa Keuangan untuk penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada angka 11, Otoritas Jasa Keuangan akan menyampaikan pemberitahuan mengenai perubahan alamat melalui surat atau pengumuman. 13. Penyampaian Perizinan, Persetujuan, dan Pelaporan kelembagaan secara offline sebagaimana dimaksud pada angka 5 dapat dilakukan dengan salah satu cara sebagai berikut: a. diserahkan langsung ke kantor Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam angka 7; atau b. dikirim melalui perusahaan jasa pengiriman, sesuai dengan alamat sebagaimana dimaksud pada angka 11. 14. Perusahaan dinyatakan telah menyampaikan permohonan Perizinan, Persetujuan, dan Pelaporan dengan ketentuan sebagai berikut: a. untuk penyampaian secara online melalui sistem jaringan komunikasi data Otoritas Jasa Keuangan, dibuktikan dengan tanda terima dari sistem jaringan komunikasi data Otoritas Jasa Keuangan; atau b. untuk penyampaian secara offline, dibuktikan dengan: 1) surat tanda terima dari Otoritas Jasa Keuangan, apabila laporan diserahkan langsung ke kantor Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud pada angka 13 huruf a; atau 2) tanda terima pengiriman dari perusahaan jasa pengiriman, apabila laporan dikirim melalui perusahaan jasa pengiriman sebagaimana dimaksud pada angka 13 huruf b. IV. PENYIMPANAN DATA 1. Perusahaan harus menyimpan dokumen dalam bentuk cetak atas dokumen Perizinan dan persetujuan yang telah disampaikan melalui sistem jaringan komunikasi data Otoritas Jasa Keuangan selama Perizinan dan persetujuan tersebut masih berlaku. 2. Perusahaan harus menyimpan dokumen dalam bentuk cetak atas dokumen Pelaporan yang telah disampaikan melalui sistem jaringan komunikasi data Otoritas Jasa Keuangan selama paling singkat 5 (lima) tahun.

3. Dalam hal diperlukan, OJK dapat meminta dokumen dalam bentuk cetak atas dokumen Perizinan, Persetujuan, dan Pelaporan yang telah disampaikan oleh Perusahaan melalui sistem jaringan komunikasi data Otoritas Jasa Keuangan. V. PENUTUP Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 2 Januari 2018. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2017 KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS PERASURANSIAN, DANA PENSIUN, LEMBAGA PEMBIAYAAN, DAN LEMBAGA JASA KEUANGAN LAINNYA OTORITAS JASA KEUANGAN, RISWINANDI