BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi menjadi salah satu perhatian utama pemerintah disamping masalah-masalah nasional lainnya terutama sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat tercermin dalam indikator pasar modal negara tersebut sedemikian juga Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam rangka mendorong masuknya modal asing maupun domestik ke dalam sektor-sektor yang produktif untuk membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Aliran modal ini sangat penting agar pemerintah tidak tergantung pada pinjaman luar negeri. Aliran modal tersebut masuk ke dalam perusahaan dimana banyak diantara perusahaan tersebut yang terdaftar di bursa efek. Modal masuk ini dapat menjadi sumber pembiayaan pembangunan yang sangat besar. Berdasarkan penjelasan di atas dapat terlihat peranan pasar modal yang besar dalam meringankan beban biaya pembangunan. Dalam pengukuran pertumbuhan maupun aktifitas perekonomian tersebut, salah satu alat ukur yang sering dipergunakan adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Penggunaan PDB dalam pengukuran pertumbuhan ini dianggap cukup memadai karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan alternatif indikator lainnya. Nilai PDB dapat juga digunakan sebagai gambaran dari aktifitas perekonomian suatu negara pada suatu rentang waktu tertentu. Fluktuasi nilai PDB
diakibatkan terjadinya fluktuasi dalam aktifitas perekonomian nyata dalam suatu wilayah negara pada suatu rentang waktu tertentu. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak selalu berada pada suatu keadaan yang konstan. Perekonomian mengalami peningkatan maupun penurunan pertumbuhan yang merupakan gambaran pergerakan dari semua aktifitas yang dijalankan oleh unit-unit ekonomi yang ada di dalam suatu negara. Apabila aktifitas yang dilaksanakan unit-unit ekonomi secara keseluruhan menghasilkan peningkatan output maka perekonomian akan mengalami pertumbuhan demikian juga sebaliknya, sehingga perkembangan perekonomian mengalami variasi dari waktu ke waktu. Karena itu fase pertumbuhan ekonomi dapat dipandang juga sebagai fase aktifitas bisnis. Peranan pasar modal yang cukup penting seperti yang telah dikemukakan di atas mencakup dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return) sedangkan issuer (dalam hal ini perusahaan emiten) dapat menggunakan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan
dan kesempatan untuk memperoleh return bagi pemilik dana sesuai karakteristik investasi yang dipilih. Sebelum melakukan investasi, investor harus menetapkan tujuan investasi dan besarnya dana yang diinvestasikan. Setiap keputusan investasi yang diambil memiliki resiko yang ditanggung investor, baik investasi dalam obligasi maupun saham. Saham dikenal dengan karakteristik high risk-high return, yang berarti saham memberikan peluang untuk memperoleh keuntungan yang tinggi namun juga berpotensi resiko rugi yang tinggi. Fluktuasi harga saham mengakibatkan investor dapat menerima keuntungan maupun kerugian. Salah satu resiko yang ditanggung investor adalah resiko bisnis. Resiko ini merupakan dampak atau pengaruh perubahan perekonomian suatu negara terhadap bisnis yang dijalankan oleh perusahaan yang direpresentasikan oleh masing-masing saham. Secara teoritis pengaruh fluktuasi perekonomian berdampak pada keseluruhan perusahaan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Bursa Efek Indonesia memiliki sekitar 400 perusahaan terdaftar dimana sebagian dari perusahaan tersebut adalah perusahaan yang tidak terlalu diperhatikan investor sehingga sahamnya tidak likuid. Ketidaklikuidan saham mengindikasikan bahwa investor cenderung tidak memperhatikan informasi yang terkait saham tersebut karena investor memang tidak membuat keputusan terkait saham tersebut. Informasi laporan keuangan termasuk menjadi informasi yang seharusnya diperhatikan oleh investor. Pemahaman ini mengarahkan peneliti untuk memilih sampel penelitian saham-saham yang relatif likuid. Hal ini mengindikasikan perhatian
investor terhadap informasi yang terkait saham tersebut termasuk informasi profitabilitas yang terdapat di dalam laporan keuangan. Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama dengan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) secara reguler melakukan evaluasi terhadap saham-saham yang diperdagangkan di BEI untuk menentukan saham-saham terlikuid dan memiliki kapitaslisasi pasar yang signifikan. Daftar saham ini dievaluasi setiap 12 bulan. Saham-saham yang masuk dalam kategori terlikuid (LQ 45) akan mendapat perhatian yang lebih tinggi. Laporan kuartalan perusahaan tersebut dievaluasi secara reguler dan seksama. Kategori saham LQ 45 akan berisi saham dari berbagai sektor industri dan senantiasa berubah dari tahun ke tahun. Karena perubahan yang terus berlangsung, maka akan digunakan daftar LQ45 yang terakhir (Februari 2009) sebagai titik awal penentuan sampel, selanjutnya saham-saham tersebut dipilih hanya saham-saham yang sudah terdaftar (listing) sejak tahun 2004. Hal ini berarti perubahan kondisi perekonomian secara makro akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan tersebut akan tercermin dari laba yang diperoleh oleh perusahaan tersebut. Walaupun pertumbuhan ekonomi suatu negara bukan merupakan satuu-satunya faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan namun pertumbuhan ekonomi diduga menjadi faktor yang dominan dalam mempengaruhi kinerja tersebut, sehingga variabel ini menjadi fokus dalam penelitian yang akan dilaksanakan. Apabila investor meramalkan akan adanya suatu perubahan aktifitas perekonomian di masa yang akan datang maka investor akan melakukan tindakan untuk memperoleh laba ataupun menghindarkan kerugian. Tindakan yang
diambil disesuaikan dengan tingkat sensitifitas dari saham yang dianalisis terhadap aktifitas perekonomian, semakin sensitif suatu saham tertentu maka fluktuasi yang mungkin terjadi terhadap saham tersebut semakin besar. Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa pertumbuhan perekonomian yang dapat digambarkan melalui ukuran PDB akan mempengaruhi indikator profitabilitas di dalam perusahaan. Penulis tertarik untuk meneliti pengaruh tersebut secara empiris dengan interval waktu yang panjang sehingga teruji pola yang terjadi dari waktu ke waktu. Berdasarkan hal diatas penulis akan mengadakan sebuah penelitian dengan judul : Analisa Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Profitabilitas Perusahaan. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut,permasalahan yang akan diteliti adalah : Apakah pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaaan LQ 45? 1.3. Tujuan Penelitian Dari rumusan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap profitabilitas perusahaan LQ 45
1.4. Manfaat Penelitian Pengukuran pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap profitabilitas perusahaan akan memberikan manfaat bagi : 1. Peneliti sendiri sebagai bahan masukan/informasi dalam melakukan kegiatan penelitian serta pemahaman yang lebih mendalam tentang pasar modal dan makroekonomi. 2. Investor sebagai bahan pertimbangan untuk melihat pengaruh pertumbuhan perekonomian terhadap profitabilitas perusahaan 3. Bahan studi lebih lanjut khususnya yang menyangkut hubungan indikator keuangan di dalam laporan keuangan dan indikator makroekonomi. 1.5. Originalitas Penelitian ini merupakan replikasi dan modifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Situmeang (2004). Penelitian Situmeang melakukan penelitian pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap harga saham sedangkan penelitian ini meneliti pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap profitabilitas perusahaan. Penelitian tersebut dilaksanakan pada periode 1998 2002 sedangkan penelitian ini akan dilakukan dalam waktu yang relatif panjang antara akhir periode tahun 2003 (triwulan iv) sampai dengan 2008. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Situmeang pada variabel dependen. Penelitian Situmeang meneliti pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap harga saham, penelitian ini meneliti terhadap profitabilitas perusahaan