INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PEMBINAAN APARATUR PNS BERMASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA BKN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

Eselon. Eselon III, Muda, Penyelia, Pelaksana Lajutan, V, Pelaksana, III/c III/d) 2. Eselon. Pelaksana Pemula, II/a II/b. Eselon Pelaksana Lanjutan,

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M S E K R E T A R I A T J E N D E R A L

5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10, dan 11 Tahun 1950;

BERITA NEGARA. No.868, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Hukuman Disiplin. Penindakan Administratif. Pedoman. Pencabutan.

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

SURAT USULAN PEMBENTUKAN TIM PEMERIKSA

(KOP SURAT) RAHASIA SURAT PANGGILAN I NOMOR:... N I P : : Pembina Tk.I, IV/b Jabatan : Kepala... pada

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOORDINATOR BIDANG PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA SELAKU KETUA BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN

PP 53 TAHUN 2010 OLEH SUWANTA, SH. Oleh : BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

SOSIALISASI PP 53 TAHUN 2010

2015, No c. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Pedoman Penjatuhan Hukuman Disiplin dan Penindakan

SOSIALISASI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMBINAAN DISIPLIN A. DASAR HUKUM B. PENJELASAN 1. Maksud 2. Tujuan 1. Kewajiban,

XIX. PEREKAYASA A. DASAR HUKUM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah,

SALINAN INSTRUKSI MENTERI KEUANGAN NOMOR 01/IMK.01/2009

MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

CONTOH SURAT, BERITA ACARA PEMERIKSAAN, KEPUTUSAN DAN LAPORAN DALAM PROSES PENEGAKAN DISIPLIN DAN KODE ETIK KOP SURAT

No.1240, 2014 BKN. Gaji Pokok. PNS. Penyesuaian. Pelaksanaan. Ketentuan Teknis.

Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana, PNS yang melakukan pelangggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008 tentang Badan Meteorologi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Company LOGO PENYUSUNAN KODE ETIK APARATUR. M. ARIF ALDIAN, S.IP, M.Si

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN

SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN KEGIATAN MANAJEMEN PNS Nomor : Yang bertanda tangan dibawah ini :

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 512); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Arsip Nasional Republik Indonesia

PENJATUHAN SANKSI TERHADAP PELANGGARAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

X. GURU A. Dasar Hukum

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

XXIII. PERENCANA A. DASAR HUKUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan G

2016, No tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembara

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN

PENYUSUNAN BUKU PANDUAN PENGAWASAN MELEKAT (WASKAT) DALAM RANGKA MENINGKATKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Pembangunan tentang Pedoman Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan P

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

SURAT EDARAN NOMOR : 23/SE/1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

2017, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Ne

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN2006 TENTANG

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

XI. D O S E N A. DASAR HUKUM

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

MONITORING : SALAH SATU BENTUK PEMBINAAN BAGI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

2015, No Indonesia Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3058); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tent

PEMBERIAN KUASA. BAGI PNS GOL/RUANG a. Sekretaris Jenderal a. Menandatangani pengumuman penerimaan ASN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 04/PMK.06/2010 TENTANG PENILAI INTERNAL DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

BUPATI BANDUNG BARAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN2006 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DASAR HUKUM Pasal 86 ayat (1) s.d. (3) Undang-Undang No. 5 Ta T hun 2014 w jib mem e a m tuhi dis di ipli pl n PNS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

XVII. PERANCANG PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

Disampaikan oleh : Endang Susilowati, SH. Asisten Deputi Penegakan Integritas SDM Aparatur Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 34 TAHUN 2012

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU ROTASI DAN MUTASI DOSEN DAN PEGAWAI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

-3- Tata Kerja Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Stasiun Meteorologi, Stasiun Klimatologi, dan

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PROSEDUR SIDANG KOMISI

BUPATI SUKOHARJO TENTANG PERPANJANGAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MEMANGKU JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 188/PMK.01/2014 TENTANG

B. PENGERTIAN-PENGERTIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1980 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-2- Geofisika Nomor 15 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

BPOM. Prestasi Kerja. PNS. Penilaian. Pedoman.

Sumber:

III. PENGAWAS BENIH IKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER-709/K/JF/2009

Transkripsi:

1. TUJUAN Tujuan Prosedur Operasional Baku (POB) ini adalah untuk melakukan penanganan terhadap pegawai berstatus PNS yang melakukan pelanggaran terhadap aturan kepegawaian yang berlaku (PNS bermasalah). 2. RUANG LINGKUP Ruang lingkup mencakup penanganan terhadap pegawai bermasalah yang berstatus PNS di lingkungan Institut Pertanian Bogor 3. DEFINISI 3.1. Binap adalah pembinaan aparatur pemerintah bagi PNS. 3.2. Tim Binap IPB adalah Tim yang bertugas memberi masukan ke Direktur SDM dalam menyelesaikan permasalahan pelanggaran yang dilakukan oleh PNS IPB. 3.3. SDM IPB: Sumberdaya Manusia Institut Pertanian Bogor. 4. TANGGUNG JAWAB 4.1. Direktur SDM sebagai kepala kepegawaian IPB bertanggung jawab secara keseluruhan atas pegawai berstatus PNS yang melanggar peraturan. 4.2. Tim Pembinaan Aparatur bertanggung jawab atas keberlangsungan penyelesaian masalah pegawai berstatus PNS di IPB. 4.3. Atasan langsung dari PNS yang bermasalah bertanggung jawab sebagai pembina di unit kerja yang bersangkutan. 27 Oktober 2009 1 dari 6

5. RINCIAN PROSEDUR Prosedur Pembinaan Aparatur PNS Bermasalah AKTIVITAS DOKUMEN KETERANGAN Mulai Tidak Hadir Ketua Unit Kerja 1 Mengeluarkan Surat Panggilan 1 dan 2, serta melakukan pemeriksaan (BAP) Ketua Unit Kerja Hukuman Disiplin Tingkat Ringan Direktur SDM 4 Mengeluarkan Surat Panggilan 1, 2, 3 TIM BINAP 5 Melakukan Pemeriksaan (BAP) 3 Hadir 2 Hasil? Selesai Hadir 6 Hasil? 1) 4) 5) Penerbitan Surat Panggilan 1 dan 2 Dokumen Berita Acara Pemeriksaan Penerbitan Surat Panggilan 1, 2, 3 Dokumen Berita Acara Pemeriksaan Rektor: Pemberhentian atas permohonan sendiri untuk golongan III/d ke bawah Mendiknas: Pemberhentian atas permohonan sendiri gol. IV/a dan IVb Pemberhentian dengan tidak hormat dan pemberhentian dengan hormat tidak atas permohonan sendiri gol. IVb ke bawah Presiden: Pemberhentian gol. IV/c IV/e Pembebasan jabatan Eselon I Tidak Hadir Rektor IPB 7 Hukuman disiplin tingkat sedang/berat Mengusulkan pemberhentian ke mendiknas Mendiknas 8 Pemberhentian Mengusulkan pemberhentian dan pembebasan jabatan ke Presiden 7) 8) Dokumen Master Daftar Distribusi dokumen Daftar Dokumen keputusan Selesai Presiden 9 Pemberhentian dan pembebasan jabatan 27 Oktober 2009 2 dari 6

6. PENJELASAN PROSEDUR 6.1. Prosedur Pembinaan Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yg berwenang wajib memeriksa pegawai berstatus PNS yangg diduga melanggar. Hal-hal yang perlu diketahui adalah sebagai berikut : 6.1.1. Apakah PNS yang bersangkutan melakukan pelanggaran 6.1.2. Faktor-faktor yang mendorong/menyebabkan yang bersangkutan melakukan pelanggaran 6.1.3. Hal- hal yang memberatkan dan meringankan : Seberapa jauh sistem/mekanisme kerja telah rusak akibat pelanggaran disiplin tersebut Seberapa jauh/besar pelanggaran tersebut telah menyebabkan kerugian kepada Negara 6.1.4. Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yang berwenang wajib memeriksa PNS yang diduga melanggar ketentuan. 6.1.5. Pemeriksaan harus dilakukan dengan teliti dan objektif 6.1.6. Pemeriksaan dilakukan secara tertutup 6.1.7. Asas praduga tidak bersalah 6.1.8. Pemeriksaan dapat mendengar atau meminta keterangan orang lain (pasal 10) 6.2. Syarat Pemeriksa dan Pemeriksaan 6.2.1. Pemeriksaan hanya dapat dilakukan oleh PNS yang berkedudukan sebagai pejabat (Struktural/Fungsional). Pangkat/Jabatan tidak boleh lebih rendah dari PNS yang diperiksa 6.2.2. Pemeriksa tidak mempunyai hubungan keluarga dengan PNS yang diperiksa dan tidak mempunyai kaitan langsung/tidak langsung dengan pelanggaran yang sedang diproses 27 Oktober 2009 3 dari 6

6.2.3. Pemeriksaan dilakukan di dalam ruangan yang sengaja disiapkan (ruang tertutup) dan hanya diketahui oleh pejabat yang berwenang 6.2.4. Pemeriksaan dilakukan secara lisan, apabila PNS yang bersangkutan akan dijatuhi hukuman disiplin ringan. Namun, apabila PNS yang akan dijatuhi hukuman disiplin sedang/berat, pemeriksaan dilanjutkan secara tertulis (dalam bentuk BAP) 6.2.5. PNS yang sedang diperiksa wajib : Menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa Apabila tidak mau menjawab dianggap mengakui pelanggaran disiplin yang disangkakan kepadanya. Menandatangani BAP (sesuai pemeriksaan) 6.2.6. Apabila PNS tersebut mempersulit pemeriksaan, pemeriksa wajib melaporkannya kepada pejabat berwenang menghukum 6.2.7. Apabila PNS tersebut menolak menandatangani BAP, BAP ini cukup ditandatangani oleh pemeriksa dan dengan catatan pada BAB PNS tersebut menolak menandatangani BAP 6.2.8. Walaupun PNS tersebut menolak, namun BAP itu tetap digunakan sebagai bahan untuk menjatuhkan hukuman disiplin 6.3. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan BAP 6.3.1. BAP harus memuat, keadaan kesehatan jasmani dan rohani serta kesediaan PNS yang bersangkutan untuk diperiksa. 6.3.2. BAP harus dapat mencerminkan suatu kepastian hukum dan dapat memperolehnya dibantu dengan pertanyaan berdasarkan rumus 5 W + 1 H. (Who, What, Where, When, Why and How) 6.3.3. Setiap jawaban dari pertanyaan tersebut diatas dapat dikembangkan menurut keperluan 6.3.4. Di dalam BAP dipertanyakan juga kebebasan pihak yang diperiksa 27 Oktober 2009 4 dari 6

6.3.5. PNS yang diperiksa harus diberi kesempatan untuk mengemukakan hal-hal lain yang tidak dipertanyakan oleh pemeriksa tetapi berkaitan dengan masalah yang diperiksa 6.3.6. Setiap halaman BAP, baik asli maupun salinan, setelah dibaca ulang, dan disetujui isinya oleh PNS yang diperiksa, maka setiap halaman hendaknya diparaf dan pada halaman terakhir ditandatangani oleh PNS yang diperiksa 6.3.7. Bagian penutup BAP mencantumkan pernyataan dari pemeriksa bahwa BAP tersebut dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani. 6.4. Penjatuhan hukuman Disiplin 6.4.1. Jika terdapat beberapa pelanggaran disiplin, hanya dapat dijatuhi satu jenis hukuman disiplin (yang paling berat) 6.4.2. Hukuman disiplin yangg dijatuhkan harus dipertimbangkan dengan seksama, sehingga setimpal dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan dan dapat diterima oleh rasa keadilan 6.5. Prosedur Penjatuhan Hukuman Disiplin 6.5.1. Panggilan, lisan atau tertulis 6.5.2. Pemeriksaan, lisan atau tertulis, bisa didelegasikan 6.5.3. Penjatuhan hukuman disiplin, (ingat tujuan hukuman disiplin dan faktor penyebab pelanggaran disiplin) 6.5.4. Penyampaian hukuman disiplin, panggilan I & II, tidak hadir berarti menerima 6.5.5. Penyampaian dilakukan sendiri oleh pejabat yang berwenang menghukum, dapat didelegasikan jika tempatnya jauh 27 Oktober 2009 5 dari 6

6.6. Berlakunya Keputusan Hukuman Disiplin (pasal 22 PP 30/1980) 6.6.1. Hukuman disiplin ringan berlaku sejak tanggal disampaikan oleh yang berwenang 6.6.2. Keputusan hukuman disiplin oleh Presiden, Kepala BPKP berlaku sejak tanggal disampaikan kepada PNS, kecuali hukuman disiplin Pemberhentian Dengan Hormat Tidak Atas Permohonan Sendiri dan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat. 6.6.3. Hukuman disiplin pembebasan dari jabatan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan oleh pejabat dan harus segera dilaksanakan 6.6.4. Apabila tidak ada keberatan, hukuman disiplin sedang dan berat (kecuali pembebasan dari jabatan) mulai berlaku pada hari ke 15 (lima belas) 6.6.5. Apabila ada keberatan, hukuman disiplin berlaku sejak keputusan atas keberatan ditetapkan oleh Atasan Pejabat yang berwenang menghukum atau Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK) Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 6.6.6. Apabila PNS yang dijatuhi hukuman disiplin tidak hadir untuk menyampaikan hukuman disiplin, maka hukuman disiplin berlaku pada hari ke-30 t.m.t tanggal penyampain keputusan hukuman disiplin tersebut. 27 Oktober 2009 6 dari 6