BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjalin komunikasi antar manusia. Disamping itu manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan tersebut masing-masing harus dimiliki oleh siswa untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, hlm.1. 1 Syaiful Bahri Jamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Intan Komariah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. menunjang proses belajar mengajar untuk semakin baik, begitupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. pengalaman menyimak selama ini. Menyimak sering kita jumpai dalam pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang dapat hidup tanpa berkomunikasi. Apalagi di zaman modern ini ketika

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tersebut kita mampu berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia di

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ida Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat mengungkapkan apa yang dipikirkanya, dinalar dan dirasakannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al Gensindo, 2005), hlm. 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan guru perlu merumuskan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali, seperti yang telah diamanatkan dalam Undang undang Dasar. dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional siswa. Di samping itu, bahasa merupakan penunjang

A. Latar Belakang Masalah

B B A I P n e d n a d h a u h l u u l a u n La L t a a t r a Be B l e a l k a a k n a g n Ma M s a a s l a a l h

PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh: L A S M I N I A

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

PENERAPAN METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain, demikian sebaliknya. Agar dapat berkomunikasi dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara

bercerita kurang mendapat perhatian. Padahal, dari kegiatan bercerita itu akan membantu anak didik meningkatkan pengetahuan dan daya pikirnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun Oleh : SABARNO

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB 3 METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting dalam perkembangan intelektual,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif, yang ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran matematika. Menurut NCTM (Kesumawati, 2008: 231) matematik dalam konteks di luar matematika.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saingan berat dari bahasa Inggris. Semakin banyak orang Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari. adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang dapat menunjukkan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara mengajar itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

RIA ANGGRAINI A

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BANK KATA: Ide Media Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Oleh: Asri Musandi Waraulia, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan berbahasa. Melalui bahasa manusia mampu mengungkapkan perasaan dan pikiran, sehingga terjalin komunikasi antar manusia. Disamping itu manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan. Peran bahasa sangatlah penting, yaitu sebagai alat komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dimana saja, baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. Dengan komunikasi maka akan terjalin hubungan antara dua orang atau lebih yang saling bertukar pikiran maupun perasaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa keterampilan berbahasa menentukan berhasil tidaknya suatu proses komunikasi. Pada proses pembelajaran, keterampilan berbahasa menjadi satu kesatuan yang mencakup keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan-keterampilan tersebut harus dimiliki oleh setiap orang agar dapat meningkatkan kompetensi berbahasa yang baik, dalam hal ini keterampilan berbahasa Indonesia. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambanglambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta 1

2 memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 2008: 31). Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan bahasa yang penting untuk dikuasai. Karena keterampilan menyimak merupakan keterampilan dasar yang akan menghubungkan dengan keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain. Disamping itu memiliki keterampilan menyimak yang baik akan mempermudah siswa untuk memahami dan menguasai materi pelajaran serta mampu memperoleh informasi yang didengarnya. Dalam proses pembelajaran, keterampilan menyimak kurang mendapatkan perhatian dan terkesan kurang penting untuk diajarkan, karena banyak yang beranggapan bahwa jika siswa mampu mendengarkan, maka keterampilan menyimak akan datang dengan sendirinya. Berdasarkan kenyataan yang terjadi di kelas, guru menghadapi siswa yang sulit memahami materi pelajaran yang sudah dijelaskan. Salah satu faktor yang menjadi penyebabnya adalah sebagian peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menyimak. Keterampilan menyimak tidak dapat muncul secara spontan, namun perlu dilakukan praktek dan latihan berulang ulang. Karena dengan banyak latihan maka otak akan terlatih untuk merespon suara, sehingga informasi akan lebih mudah diserap. Oleh karena itu keterampilan menyimak sangat penting untuk dikuasai anak sejak dini, terutama siswa SD, karena dengan siswa terlatih untuk menyimak, maka siswa akan lebih mudah memahami apa

3 yang didengar terutama materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Akan tetapi keterampilan menyimak masih belum mendapatkan perhatian, karena banyak yang beranggapan bahwa mendengarkan sama dengan halnya menyimak. Padahal menyimak membutuhkan pemikiran dan konsentrasi yang mendalam jika dibandingkan dengan mendengarkan. Dalam praktek pembelajaran, beberapa guru masih menggunakan teknik mengajar yang konvensional, yaitu melalui metode ceramah yang cenderung hanya transfer ilmu atau materi pelajaran. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, guru diharapkan untuk memposisikan peserta didik/ siswa sebagai subjek didik, bukan objek didik yang hanya sekedar diberikan materi/ hanya sekedar transfer ilmu dari guru ke peserta didik/ siswa. Dengan demikian peserta didik mampu mengapresiasikan apa yang ada dalam pikirannya dengan bantuan guru sebagai fasilitator. Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD N Soka 3 Miri Sragen, keterampilan menyimak yang dimiliki siswa masih belum optimal. Hal tersebut di buktikan melalui penilaian yang dilakukan oleh guru kelas yang menyatakan bahwa terdapat 9 siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata kelas, dari total siswa kelas V yaitu 16 siswa. Dimana 9 siswa tersebut belum mencapai KKM, yaitu sebesar 70. Disamping itu berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang menyatakan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang di alami guru, diantaranya penyebab yang muncul adalah dari dalam diri siswa itu sendiri,

4 yaitu siswa kurang berminat dan kurang termotivasi dalam kegiatan menyimak, yang kedua siswa kurang fokus dalam menyimak pembelajaran yang disajikan oleh guru. Sehingga siswa kurang paham dan mudah lupa dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. Berdasarkan uraikan di atas, dapat diketahui akar penyebab dari permasalahan tersebut, yaitu dalam pembelajaran belum terdapat media yang relevan untuk siswa dan cara penyampaian materi pelajaran masih kurang menarik, yaitu hanya sebatas guru menjelaskan dan murid menyimak. Sehingga siswa kurang termotivasi dan kurang fokus dalam menyimak materi pelajaran yang disampaikan. Salah satu cara yang dianggap efektif dalam mengatasi masalah di atas adalah dengan melalui teknik Paired Storytelling atau cerita berpasangan dengan media Audiovisual sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menyimak siswa. Teknik Paired Storytelling atau cerita berpasangan merupakan salah satu teknik dalam pendekatan Cooperative Learning. Dengan teknik cerita berpasangan ini kegiatan belajar mengajar sepenuhnya dilakukan oleh siswa. Guru hanya sebagai fasilitator, motivator, dan mediator dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Di dalam cerita pasti mengandung berbagai pendidikan moral yang biasanya berupa pesan atau amanat. Melalui cerita guru dapat memberikan pendidikan moral atau penanaman nilai-nilai moral kepada siswa.

5 Dalam pembelajaran keterampilan menyimak biasanya menganjurkan siswa untuk bekerja sendiri tanpa ada kerjasama antar siswa. Sehingga dapat menimbulkan sifat individualistis pada diri siswa. Untuk mengantisipasi hal tersebut, diperlukan teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kerjasama antar siswa yaitu melalui teknik Paired Storytelling atau cerita berpasangan. Melalui teknik ini siswa akan terlatih untuk menyimak dan hasilnya akan dipertanggungjawabkan kepada pasangannya. Semakin baik daya simak siswa, materi yang disampaikan guru akan semakin mudah dipahami siswa Selain menggunakan teknik Paired Storytelling, media pembelajaran juga memberikan kontribusi terhadap proses pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan penyerapan ilmu/ materi pelajaran oleh siswa. Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual dan audiovisual. Dalam penggunaan ketiga media tersebut harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional, dan tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri, Syaiful Bahri D dan Aswan Zain (2010: 123). Penggunaan media audiovisual pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menyimak, diharapkan akan menimbulkan motivasi belajar siswa. hal ini dikarenakan siswa dapat mendengar/ menyimak cerita sekaligus dapat melihat tokoh-tokoh cerita yang ada dalam media tersebut. Sehingga timbul motivasi siswa untuk belajar dan menyimak materi yang disampaikan.

6 Melalui Penelitian Tindakan Kelas diharapkan mampu meningkatkan keterampilan menyimak cerita melalui teknik Paired Storytelling dengan media Audiovisual pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SD N Soka 3 Miri Sragen. Penelitian ini sangat didukung oleh guru Kelas V, dengan harapan penelitian ini dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilaksanakan penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling dengan Media Audiovisual pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD N Soka 3 Miri Sragen Tahun Ajaran 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, serta permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia, maka masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Minat dan motivasi siswa dalam menyimak masih rendah yang menyebabkan siswa kurang fokus dalam memahami materi pelajaran 2. Keterampilan menyimak siswa masih rendah, sehingga kurang dapat mendalami dan mengingat materi pelajaran 3. Proses pembelajaran masih menggunakan metode konvensional dan kurangnya media pembelajaran.

7 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih terfokus dan tidak menimbulkan perbedaan penafsiran mengenai judul penelitian, maka penulis membatasi obyek-obyek penelitian ini sebagai berikut: 1. Teknik pembelajaran Bahasa Indonesia dalam penelitian ini menggunaan teknik Paired Storytelling dengan media Audiovisual 2. Peneliti hanya meneliti siswa kelas V SD Negeri Soka 3 Miri Sragen. 3. Indikator keberhasilan siswa adalah seberapa besar peningkatan keterampilan menyimak cerita dan hasil belajar yang dicapai siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah penerapan Teknik Paired Storytelling dengan media Audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menyimak cerita pada mata pelajaran Bahasa Indonesa siswa kelas V SD N Soka 3 Miri Sragen Tahun ajaran 2013/2014? 2. Apakah penerapan Teknik Paired Storytelling dengan media Audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesa siswa kelas V SD N Soka 3 Miri Sragen Tahun ajaran 2013/2014?

8 E. Tujuan Penelitian Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan untuk tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Meningkatkan keterampilan menyimak cerita siswa melalui teknik Paired Storytelling dengan menggunakan media Audiovisual pada mata pelajaran Bahasa Indonesa siswa kelas V SD N Soka 3 Miri Sragen Tahun ajaran 2013/2014. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui teknik Paired Storytelling dengan menggunakan media Audiovisual pada mata pelajaran Bahasa Indonesa siswa kelas V SD N Soka 3 Miri Sragen Tahun ajaran 2013/2014. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan bahasa dan memperluas tentang pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar terutama dalam keterampilan menyimak cerita melalui penerapan teknik Paired Storytelling dengan menggunakan media Audiovisual. 2. Manfaat Secara Praktis a. Bagi Siswa Proses pembelajaran ini dapat membantu meningkatkan keterampilan menyimak cerita siswa pada mata pelajaran Bahasa

9 Indonesia melalui teknik Paired Storytelling dengan menggunakan media Audiovisual. b. Bagi guru Hasil penelitian ini memberikan informasi dan masukan kepada guru, khususnya guru kelas bahwa teknik Paired Storytelling dengan menggunakan media Audiovisual dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan program kegiatan peningkatan keterampilan menyimak cerita siswa. c. Bagi sekolah Hasil penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia pada khususnya dan meningkatkan mutu sekolah. d. Bagi peneliti Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengalaman melakukan penelitian tindakan kelas sehingga dapat menambah cakrawala pengetahuan, khususnya untuk mengetahui sejauh mana peningkatan keterampilan menyimak cerita melalui teknik Paired Storytelling dengan menggunakan media Audiovisual. e. Bagi peneliti lainnya Memberikan masukan kepada peneliti selanjutnya agar dalam mengadakan penelitian lebih memfokuskan pada perkembangan keterampilan menyimak cerita melalui teknik Paired Storytelling dengan menggunakan media Audiovisual.