BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia atahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999), yang saat ini disebut dengan Undang- Undang KUP, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang- Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak memiliki peranan yang cukup besar bagi kemajuan negara, karena pajak merupakan pendapatan terbesar bagi Indonesia saat ini. Besarnya pendapatan pajak yang diterima dapat meningkatkan kemakmuran negara, seperti dapat digunakan bagi infrastruktur pembangunan. Oleh sebab itu, pentingnya kesadaran masyarakat untuk membayar pajak secara benar sangat mempengaruhi besarnya pendapatan yang diterima oleh negara. Terdapat beberapa hal yang sering digunakan masyarakat untuk tidak membayar pajak, seperti tidak tahu bagaimana tata cara membayar pajak. Pajak merupakan hal yang wajib bagi wajib pajak, termasuk pada Pajak Penghasilan Pasal 21. Berdasarkan Peraturan Jendral Pajak Nomor PER- 31/PJ/2012 Pajak Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi subjek pajak dalam negeri, yang selanjutnya disebut PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan 1
berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. Subjek Pajak dalam nmegeri, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan. Namun seiring kemajuan teknologi kini pelaporan dan penyetoran pajak tidaklah sulit, karena Kantor Pajak telah membuat aplikasi dan sistem yang dapat digunakan dengan mudah oleh masyarakat. Pelaporan pajak juga dapat dilakukan dengan sistem online, sehingga wajib pajak tidak perlu ke Kantor Pajak jika hanya akan melakukan penyetoran atau pelaporan pajak. Bagi wajib pajak yang telah menjadi pegawai pembayaran pajak juga semakin mudah, karena instansi terkait atau tempat dimana wajib pajak bekerja akan melakukan pemotongan pajak penghasilan secara langsung kepada pegawai. Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan suatu perusahaan milik pemerintah terbesar di Indonesia, sehingga memiliki jumlah karyawan yang cukup besar. Hal ini membuat BRI bertanggungjawab untuk melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan pasal 21 atas gaji pegawai tetap. Oleh sebab itu, perlunya kesadaran dari pihak BRI untuk melaksanakan kewajiban perpajakan secara jujur dan sesuai peraturan. Pegawai tetap yang telah memenuhi syarat subjektif dan objektif diwajibkan untuk dilakukan pemotongan pajak penghasilan pasal 21. Pemotongan pajak penghasilan ini dilakukan oleh pihak ketiga, dalam hal ini Bank Rakyat Indonesia merupakan pemotong pajak penghasilan, karena BRI merupakan pemberi penghasilan. 2
Banyaknya jumlah pegawai tetap yang ada di BRI khususnya pada Kantor Cabang Katamso Yogyakarta membuat BRI menciptakan sistem yang digunakan untuk melakukan pemotongan dan penyetoran PPh Pasal 21, sehingga dalam melakukan pemotongan, pelaporan dan penyetoran pajak tidak dilakukan secara manual. Sistem Portal Single Sign On (SSO) ini memudahkan bagian yang diberi kewenangan untuk menjalankan pemotongan, dan penyetoran PPh Pasal 21. Portal SSO baru diberlakukan tahun 2014. Pada tahun sebelumnya BRI menggunakan System Application and Product in data Processing (SAP), namun BRI harus membayar sewa atas sistem ini pertahunya, sehingga SAP digantikan oleh Portal SSO. Selain melakukan pemotongan dan penyetoran pajak penghasilan, BRI juga bertanggungjawab terhadap pelaporan pajak penghasilan. Pelaporan pembayaran pajak menggunakan Surat Pemberitahuan. Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.. Surat pemberitahuan berfungsi sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan melaporkan seperti pembayaran pajak melalui pemotongan pajak. Surat Pemberitahuan memiliki dua bentuk yaitu dalam bentuk formulir kertas (hardcopy) dan e-spt. Pajak penghasilan 21 dengan menggunakan e-spt memudahkan dalam pelaporan pajak, hanya saja 3
tidak semua memahami mengenai tata cara penggunaan aplikasi e-spt. Sehingga dalam melaporkan Pajak Penghasilan diperlukan pegawai yang mengetahui mengenai tata cara pelaporan pajak dengan e-spt. Namun kemudahan yang telah diberikan oleh Kantor Pajak juga tidak lepas dari kekurangan, seperti tidak sedikit wajib pajak yang belum memahami bagaimana cara menggunakan aplikasi online yang diberikan oleh Kantor Pajak. Sistem online juga dapat mengalami gangguan sehingga dapat menyebabkan wajib pajak terlambat melapor atau melakukan penyetoran pajak, sehingga wajib pajak akan dikenai denda. Jangkauan internet pada tempat tertentu juga dapat menjadi kendala, seperti jika pada saat dalam melakukan pengisian SPT Masa Tahunan, banyaknya wajib pajak yang akan melakukan pelaporan pajak membuat sistem online pajak menjadi tidak lancar. Oleh sebab itu, banyaknya kendala membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap Sistem Pelaporan dan penyetoran pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji pegawai tetap. Penulis melakukan penelitian pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Katamso Yogyakarta. Hal ini karena BRI merupakan salah satu perusahaan milik Pemerintah di Indonesia, dan memiliki jumlah pegawai yang besar., sehingga rawan jika terjadi kesalahan. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian Analisis Sistem Pelaporan dan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan Portal Single Sign On atas Gaji Pegawai Tetap pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Kantor Cabang Katamso Yogyakarta. 4
Pada Tugas Akhir ini penulis akan membahas mengenai sistem yang digunakan untuk melakukan penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 oleh BRI Cabang Katamso, selaku Wajib Pajak Badan. Sehingga diharapkan penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat menjadi bahan pertimbanagan bagi BRI maupun bagi Kantor Pajak untuk semakin baik kedepanya. 5
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana tata cara penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas gaji pegawai tetap pada BRI Cabang Katamso Yogyakarta? 2. Apakah BRI Cabang Katamso Yogyakarta telah melakukan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 sesuai dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan? 3. Apa faktor faktor pendukung dan penghambat pada saat melakukan penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui proses pelaporan dan penyetoran pajak penghasilan pasal 21 atas gaji pegawai tetap pada PT Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk. Cabang Katamso Yogyakarta. 2. Mengetahui apakah BRI Cabang Katamso Yogyakarta telah melakukan pelaporan dan penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 sesuai dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 3. Mengetahui faktor faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan penyetoran dan pelaporan pajak penghasilan pasal 21 atas gaji pegawai tetap pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Katamso Yogyakarta. 6
1.4 Manfaat Penulisan 1. Dapat mengetahui proses pelaporan dan penyetoran pajak penghasilan pasal 21 atas gaji pegawai tetap pada BRI Cabang Katamso Yogyakarta. 2. Dapat mengetahui kesesuaian antara tata cara pelaporan dan penyetoran pajak penghasilan di BRI Cabang Katamso Yogyakarta dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 3. Dapat mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pada saat melakukan penyetoran dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21. 7
1.5 Kerangka Penulisan Tata Cara Pelaporan dan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 pada Perbandingan Tata Cara Pelaporan dan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 pada BRI dengan KUP Perbandingan Tata Cara Penyetoran PPh Pasal 21 menggunakan sistem Portal SSO dan SAP Faktor Penghambat dan masalah yang dihadapi mengenai Pelaporan dan Penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 pada BRI Analisis dan Pembahasan Kesimpulan 8