BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi Prambanan Konsep Desain Aspek Estetis Aspek Teknik Aspek Bahan Aspek Fungsi Segmen Pasar Foto + Komputerize Desain Test Produk Visualisasi Produk 29
B. Konsep Perancangan Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia, relief yang terpahat di dinding candi merupakan peninggalan dari bangsa Indonesia terdahulu. Ragam hias pada dinding candi merupakan tujuan utama untuk melestarikan dalam bentuk visual kain tekstil. Perancangan ini mengambil visual ragam hias flora fauna candi Prambanan dengan menerapkan visual relief candi ke dalam motif tekstil. Selain itu untuk teknik proses produksinya pun sudah masa kini yaitu teknik cetak saring. Proses produksi menggunakan teknik cetak saring yang dirasa hasil luaran produknya lebih rapi dan hampir menyerupai teknik digital print, karena teknik cetak saring ini adalah teknik high print, dimana proses ini memainkan dot atau titik dari negatif afdruk film pada motif untuk mendapatkan visual yang lebih detail. Pewarnaan menggunakan zat warna remasol dengan tujuan perancangan menghasilkan warna yang mengarah pada warna-warna hangat, lebih berani dan lebih natural sehingga menampilkan kesan desain yang tidak berat dilihat, catchy, colorfull, dan modern yang semua itu merupakan khas dari anak muda. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam proses desain untuk penciptaan karya tekstil yang berupa pakaian anak muda laki-laki, yaitu 1. Aspek Estetik Karya ini, yang ditonjolkan adalah karakter-karakter baru dan visual baru yang dihasilkan dari visual relief candi Prambanan sebagai ide pembuatan motif tekstil, dimana visualisasinya dieksekusi dengan 30
teknik cetak saring yang kemudian bahan dijadikan sebagai karya tekstil fungsional sebagai busana casual anak laki-laki masa kini. Warna-warna yang digunakan adalah warna-warna anak muda seperti merah, biru, hijau dan berkesan casual sesuai sasaran umur konsumen yaitu anak muda. Motif-motif pada bahan dibuat dengan mempertimbangkan segi estetis baik dari segi komposisi, bentuk, dan warna yang akan saling mendukung yang dikemas dalam sebuah desain repetisi. Motif yang dibuat dipertimbangkan aspek estetik dan komposisi bentuk dengan perulangan 1/2 langkah yang dinamis. 2. Aspek Teknik Dalam prosesnya memilih teknik cetak saring dengan ukuran plangkan 60 x 130 cm sehingga hasilnya dapat membuat desain repeat rapi dan tingkat kedetailan tinggi. Zat warna yang digunakan teknik ini menggunakan zat warna reaktif yaitu remasol yang cerah dan memiliki ketahaan kelunturan yang baik dengan proses penguncian warna atau fiksasi menggunakan Natrium Silikat (Water Glass) dan soda kue, sedangkan proses finishing dalam pembuatan busana casual remaja laki-laki memerlukan teknik jahit dan proses penyempurnaan lain yang dapat tercapai tujuan fungsinya untuk busana anak muda laki-laki masa kini. 3. Aspek Bahan Agar tercapai visual yang diinginkan dan dapat mendukung penciptaan karya tekstil maka dibutuhkan bahan yang tepat, maka dipilih bahan yang sesuai dengan kosep perancangan yaitu bahan mori 31
(katun) primisima yang merupakan golongan mori yang paling halus yang biasanya digunakan untuk batik tulis dengan bahan katun dengan kualitas baik karena penulis berkeinginan karya tekstil ini menjadi busana casual anak muda laki-lak. Katun primisima yang memiliki karakter kuat, agak kaku, halus, ringan, nyaman dan memiliki daya serap yang baik yang berkaitan dengan karakter remaja laki-laki yang selalu aktif, kain ini pas dikenakan sesuai dengan iklim tropis di Indonesia. Bahan ini dapat dibuat motif menggunakan berbagai jenis teknik tekstil. Juga melihat faktor daya beli sasaran produk yaitu anak muda. Tingkat ergonomik dari bahan kain katun sendiri dapat dipertanggungjawabkan, sudah jelas aman karena kain tersebut berasal dari serat alam yang nyaman. Selain hal itu karakter kain yang lembut serta mudah menyerap keringat sehingga tidak gerah bagi pemakainya walaupun kain jenis ini mudah kusut namun mudah pula dirapikan dengan cara disetrika. 4. Aspek Fungsi Secara konsep perancangan ini adalah membuat produk busana anak muda dengan cara yang modern, baik dalam segi motif maupun dalam proses pembuatannya yakni dengan menggunakan teknik sablon. Perancangan ini diarahkan untuk busana batik modern untuk anak muda laki-laki. Perancangan ini digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan gaya hidup masa kini yang berorientasi pada kenyamanan produk saat digunakan, nyaman menyentuh kulit, dan mengikuti tren. 32
5. Aspek Segmen Pasar Perancangan dibuat desain eksklusif untuk pakaian laki-laki dewasa. Rancangan khusus ini dibuat juga mempertimbangkan arah desain, konsumen yang disasar dan selera. Konsumen yang disasar anak muda golongan menengah keatas karena rancangan ini dibuat secara massal. Produk yang ditawarkan nantinya diharapkan mencapai sesuai dengan mempertimbangkan kualitas bahan, nilai aspek desain atau nilai diferesiansi yang nantinya di pasarkan di pasaran. Produk yang dipasarkan laku terjual atau tidak tergantung dari penciptaan produk itu sendiri yaitu mampu untuk memenuhi selera konsumen atau tidak. C. Kriteria perancangan Kriteria desain diarahkan untuk desain anak muda pria masa kini dengan alasan melihat dari keunikan dari teknik dan hasil dari produk, serta alasan lain karena desain dibuat atau difungsinkan untuk kalangan anak muda masa kini. Dimana anak muda lebih suka dengan sesuatu yang lain daripada yang lain sehingga produk yang akan dipasarkan menjadi produk massal, selain itu remaja sekarang sangat memetingkan penampilan yang dapat menjadikan mereka daya tarik teman sebayannya. Melihat dari sesuatu yang unik, maka maka desain mengarah pada desain massal. Dimana barang yang diproduksi massal yang didistribusikan di distrodistro yang digemari kaum anak muda masa kini dan berjualan online di website 33
toko baju terpercaya untuk terjadinya transaksi jual beli dan bertemu orang-orang yang menyukai baju dengan motif unik dan futuristik. Sehingga anak muda akan tetap membeli karena mengingat produk dalam jumlah massal dan desain yang di tawarkan beraneka ragam. Kriteria desain ini mempertimbangkan dari motif relief flora fauna candi Prambanan yang mempunyai nilai kebaruan dan belum pernah dibuat oleh orang lain untuk motif tekstil. Kriteria desain juga mempertimbangkan proses produksi yang membutuhkan penanganan khusus yakni teknik cetak saring. Warna dan proses pewarnaan dengan sistem perintangan warna menggunkana plangkan sablon karena ada tingkat kerumitan motif sehingga harus rapi dalam pengerjaannya. Bahan yang kuat, nyaman dan berkualitas menjadi unsur penting dari serangkaian proses yang tersistematis. 34