BAB I PENDAHULUAN. sosialnya dengan cara mengamati dan berinteraksi dengan orang-orang di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. kematangan sosial bayi yang tidak diberi ASI eksklusif. Peneliti menganalisis

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi proses pertumbuhan fisik dan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial dalam masa transisi menjadi seorang ibu. (Afiyanti, 2003) Minggu-minggu pertama setelah kelahiran bayi,

1

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Pada penelitian cross sectional, pengumpulan data dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. peka menerangkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. KADARZI adalah suatu gerakan yang berhubungan dengan program. Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha

BAB I PENDAHULUAN. dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. sampai umur 6 bulan tanpa diberikan MP ASI (Makanan Pendamping. diberikan sampai bayi berumur 2 tahun (Marmi, 2012).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam hal pemberian makanan yang baik (Akhsan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kelenjar mamae

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas

BABI PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak kemasa

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan terus menerus, baik perubahan itu berupa bertambahnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. Upaya dari United Nation untuk

Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar belakang. Air susu ibu (ASI) merupakan air susu yang berasal dari payudara ibu. Di

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan yang merugikan kesehatan. Hal-hal ini secara langsung menjadi. anak usia dibawah 2 tahun (Depkes RI, 2009)

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Pada ibu bekerja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. vitamin dan mineral yang merupakan zat-zat yang dibutuhkan untuk

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

1.1 Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN TINGKAT KEMATANGAN SOSIAL PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DENGAN ASI EKSKLUSIF DAN NON-EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Wong, 2009). Usia pra sekolah disebut juga masa emas (golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organitation (WHO) dalam program Millenium Development

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Anak merupakan generasi penerus bangsa untuk melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat, yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan mental,

PENDAHULUAN. Masa1 usia dini merupakan golden ageperiode, artinya merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan luar. Perubahan-perubahan tersebut menjadi tantangan besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Bayi sejak lahir harus mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) secara Eksklusif, sesegera mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Motorik halus adalah pergerakan yang melibatkan otot-otot halus pada tangan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisinya baik dalam segi mutu ataupun jumlahnya. Untuk bayi 0-

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

PERBEDAAN STATUS GIZI USIA 0-6 BULAN BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DAN TIDAK EKSKLUSIF DI BPS SURATNI BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

pengenceran dengan air matang dan kemudian diberikan pada bayi sedangkan dalam bahasa Inggris juga terdapat hal yang serupa misalnya artificial

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan pertumbuhan dasar anak, selain itu juga terjadi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. digantikan oleh apapun juga. Pemberian ASI ikut memegang peranan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan penentu generasi mendatang, selama periode kehamilan ibu hamil membutuhkan asupan gizi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari buah hatinya yaitu air susu ibu (ASI). Dari sudut pandang ilmiah ASI

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi

STUDI PENGARUH KONSUMSI SUSU KEDELAI TERHADAP KADAR KALSIUM DALAM ASI (AIR SUSU IBU)

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan susu yang tepat untuk bayi karena susu ini khusus diproduksi ibu

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shendy Dwiguna, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. (Depkes RI, 2006). Menurut WHO MP-ASI harus diberikan setelah anak

Bayi yang sehat dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia. aktifitas bermain dan beradaptasi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. penuh perjuangan bagi ibu yang menyusui dan bayinya (Roesli, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. ASI ibarat emas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB I PENDAHULUAN. reproduksi adalah kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi yang paling utama di Indonesia pada saat ini adalah kurang

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi gizi kurang pada balita (BB/U<-2SD) memberikan. gambaran yang fluktuatif dari 18,4 persen (2007) menurun menjadi 17,9

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kematangan sosial merupakan hasil dari perkembangan psikososial. Sejak lahir bayi berpengalaman dan berpartisipasi aktif dalam perkembangan sosialnya dengan cara mengamati dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya (Desmita, 2010). Bayi yang berinteraksi baik dengan ibunya akan membentuk hubungan secure-attachment dengan ibunya. Bayi yang mempunyai hubungan secure-attachment dengan ibunya mengalami kenaikan kadar kortisol yang lebih rendah ketika dipisahkan dengan ibunya dibandingkan bayi yang mempunyai hubungan insecure-attachment (Ahnert et al., 2004). Bayi yang mempunyai kasih sayang dan ikatan yang erat dengan ibunya akan menjadi anak yang lebih kompeten secara kognitif dan sosioemosional (Santrock, 2007). Perkembangan psikososial anak akan berpengaruh besar terhadap perilaku anak pada fase berikutnya. Anak dengan kematangan sosial dan emosi yang rendah memiliki potensi yang lebih tinggi untuk melakukan kenakalan remaja (Muawanah et al., 2012). Individu yang belum stabil dan memiliki kematangan sosial dan emosi yang rendah dapat lebih mudah memunculkan perilaku agresi (Guswani dan Kawuryan, 2011). Sebaliknya, individu yang memiliki kematangan sosial dan emosi yang lebih baik akan mempunyai sikap prososial yang lebih baik pula, yaitu salah satu 1

2 sikap bentuk perilaku yang muncul dalam kontak sosial untuk menolong orang lain secara sukarela (Asih dan Pratiwi, 2010). Perkembangan sosial dan emosional anak-anak Indonesia sudah tergolong baik, namun masih lebih rendah dibandingkan negara lain, seperti Chili dan Meksiko (Unit Pendidikan Bank Dunia, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan mengenai kematangan sosial bayi menggunakan instrumen Vineland Social Maturity Scale (VSMS) yang dilakukan oleh peneliti di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan dari 10 bayi usia 6-12 bulan, didapatkan bayi dengan kematangan sosial rendah sebanyak 5 bayi (50%), tingkat ratarata sebanyak 2 bayi (20%), dan kematangan sosial yang lebih sebanyak 3 bayi (30%). Salah satu faktor yang mempengaruhi kematangan sosial seorang individu adalah faktor dari dirinya sendiri yang mencakup tumbuh kembang individu (Mangal, 2007). Perkembangan individu terdiri dari tiga aspek utama, yaitu perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial; yang saling berpengaruh satu sama lain (Papalia et al., 2014). Inteligensi dan fungsi kognitif seorang individu berperan penting dalam perkembangan psikososialnya. Individu dengan inteligensi dan fungsi kognitif yang tinggi akan memiliki kematangan sosial yang tinggi pula (Siagian, 2010). Perkembangan kognitif bayi sangat berkaitan dengan perkembangan otaknya. Perkembangan otak yang optimal bisa didapatkan melalui asupan nutrisi yang optimal. Asupan nutrisi yang paling tepat untuk bayi usia kurang dari 6 bulan adalah air susu ibu (ASI) (Wiji, 2013).

3 Air susu ibu merupakan makanan pilihan utama dan pertama bagi bayi berusia kurang dari 6 bulan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) (2010) dan World Health Organization (WHO) (2015) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama untuk mencapai tumbuh kembang optimal. Air susu ibu eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI tanpa tambahan makanan atau minuman lain. Pemberian vitamin, mineral, dan obat-obatan diperbolehkan selama pemberian ASI eksklusif (IDAI, 2010). Kandungan ASI membantu pematangan sel-sel neuron agar bayi dapat tumbuh dan berkembang optimal. Pemberian ASI juga berperan langsung terhadap perkembangan psikososial bayi melalui pembentukan attachment dan bonding (Sumirat et al., 2009). Kontak tubuh antara ibu dan bayi pada saat menyusui memberikan rasa nyaman dan menghilangkan rasa takut pada bayi, serta menumbuhkan ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi (Gribble, 2006). Ikatan dan kasih sayang yang didapatkan bayi berfungsi untuk membantu perkembangan psikososial bayi agar lebih optimal (Levin, 1983). Penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan bayi usia 6-12 bulan (Riyanti dan Hanifah, 2013; Arifah, 2013). Pemberian ASI eksklusif memberikan hasil fungsi kognitif yang lebih baik dibandingkan ASI tidak eksklusif (Novita et al., 2008). Anak yang mendapatkan ASI eksklusif akan mempunyai kemampuan inteligensi yang lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif (Borra et al., 2012; Quigley et al., 2011). Kemampuan inteligensi seseorang erat kaitannya dengan kematangan sosial,

4 yaitu semakin tinggi inteligensi maka semakin tinggi kematangan sosial (Siagian, 2010). Bayi yang mendapatkan ASI selama 6 bulan atau kurang memliki risiko lebih tinggi untuk melakukan kenakalan pada saat remaja dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI lebih lama (Sumirat et al., 2009). Penelitian mengenai hubungan pemberian ASI eksklusif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak yang meliputi aspek motorik kasar, motorik halus, kognitif, dan bahasa telah banyak dilakukan di Indonesia. Marquis (2008) menyarankan untuk dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian ASI terhadap perkembangan psikososial bayi yang bisa diukur melalui tingkat kematangan sosial, ketegasan dan keyakinan diri. Sepanjang penulusuran peneliti melalui media internet dan pustaka, belum didapatkan data penelitian tentang hubungan pemberian ASI eksklusif dengan perkembangan psiko-sosial bayi di Indonesia. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti perbedaan tingkat kematangan sosial antara bayi usia 6-12 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif dan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif. B. Perumusan Masalah Apakah ada perbedaan tingkat kematangan sosial pada bayi usia 6-12 bulan yang diberi ASI eksklusif dan non-eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan tingkat kematangan sosial pada bayi usia 6-12 bulan yang diberi ASI eksklusif dan non-eksklusif.

5 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat kematangan sosial pada bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan. b. Menganalisis perbedaan tingkat kematangan sosial pada bayi usia 6-12 bulan yang diberi ASI eksklusif dan non-eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan. c. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi ilmiah dan menambah wawasan pengetahuan yang berkaitan dengan manfaat pemberian ASI eksklusif terhadap kematangan sosial bayi. 2. Manfaat praktis a. Bagi tenaga kesehatan: Tenaga kesehatan dapat melakukan promosi kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. b. Bagi ibu atau orang tua Ibu dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan.