yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit degeneratif. Transisi epidemiologi ini salah satunya dipengaruhi oleh pola

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM), merupakan penyakit kronik yang tidak. umumnya berkembang lambat. Empat jenis PTM utama menurut WHO

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEGIATAN DALAM RANGKA HARI KANKER SEDUNIA 2013 DI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan perekonomian ke

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

I. PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 7,6 juta (atau 13% dari penyebab kematian) orang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menular. Menurut Depkes RI, 2003 (dalam Tanjung 2012) Pada akhir abad 20

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronis telah terjadi di Indonesia seiring dengan kemajuan teknologi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu tinggi, demikian pula beta. dengan minyak jelantah rasa yang dihasilkan lebih gurih.


BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. penduduk usia lanjut di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan faktor resiko primer penyakit jantung dan stroke. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

PENDAHULUAN. Pola penyakit yang ada di Indonesia saat ini telah. mengalami pergeseran atau sedang dalam masa transisi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kurang serat (Suyono dalam Andriyani, 2010). Ketidakseimbangan antara

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara global, kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) diperkirakan akan terus meningkat di seluruh dunia, peningkatan terbesar akan terjadi di negara-negara menengah dan miskin. Lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes. Pada tahun 2030 diprediksi akan ada 52 juta jiwa kematian per tahun karena penyakit tidak menular, naik 9 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada saat ini. Di sisi lain, kematian akibat penyakit menular seperti malaria, TBC atau penyakit infeksi lainnya akan menurun, dari 18 juta jiwa saat ini menjadi 16,5 juta jiwa pada tahun 2030. (1) Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular semakin jelas. Diproyeksikan jumlah kesakitan akibat penyakit tidak menular dan kecelakaan akan meningkat dan penyakit menular akan menurun. PTM seperti kanker, jantung, DM dan paru obstruktif kronik, serta penyakit kronik lainnya akan mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2030. (1) Penyakit tidak menular dikaitkan dengan berbagai faktor risiko seperti kurang aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat dan tidak seimbang, gaya hidup yang tidak sehat, gangguan mental emosional (stres), serta perilaku yang berkaitan dengan kecelakaan dan cedera. Selain itu PTM juga terjadi karena beberapa hal lainnya seperti transisi epidemiologi, transisi lingkungan, transisi demografis,

perubahan sosial-budaya, perubahan keadaan ekonomi dan perubahan keadaan politik. (1) Saat ini penyakit tidak menular, termasuk kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia maupun di Indonesia. Data WHO tahun 2013, insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Diperkirakan pada 2030 insidens kanker dapat mencapai 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal akibat kanker, terlebih untuk negara miskin dan berkembang kejadiannya akan lebih cepat. (2) Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. (3) Prevalensi kanker tahun 2013 di Sumatera Barat Berada pada peringkat 9 dan pada kasus kanker payudara peringkat 8. Ini merupakan angka yang cukup tinggi dan merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak. (4) Rumah Sakit Umum Pusat M.Djamil Padang melaporkan bahwa terjadi kenaikan jumlah penderita kanker payudara di rawat inap dari tahun 2010-2013, tahun 2011 terjadi kenaikan hingga 8,8%, tahun 2012 16,6%, dan pada tahun 2013 terjadi kenaikan yang sangat signifikan yaitu 78,8% dengan 488 kasus. (5) Di Rumah Sakit Umum Daerah Achmad Mochtar Bukittinggi juga terjadi kenaikan kasus kanker payudara dari tahun 2014-2015 sebesar 16% untuk rawat inap dan lebih dari 100% untuk rawat jalan dengan jumlah kasus tahun 2014 pada rawat jalan sebanyak 504 kasus lama dan kasus baru

156 kasus, sedangkan pada tahun 2015 kasus lama 1734 kasus dan kasus baru 174 kasus. (6) Kanker payudara (Carcinoma mammae) dapat didefinisikan sebagai tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu), dan jaringan penunjang payudara. (7) Kanker payudara merupakan keganasan yang terjadi pada sel-sel dalam payudara karena kondisi abnormal. Keganasan sel ini bisa berasal dari komponen kelenjar atau komponen kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan syaraf jaringan payudara. Ketika sel abnormal ini tidak terkontrol dan membesar, maka akan terbentuk jaringan ekstra atau tumor. (8) Sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara belum diketahui, diperkirakan multifaktorial. Berdasarkan hasil penelitian dan beberapa teori, faktor resiko yang diduga berpengaruh terhadap kejadian kanker payudara meliputi umur, riwayat kanker payudara atau ovarium pada keluarga, riwayat kanker payudara sebelum, riwayat menstruasi awal, pemakaian kontrasepsi oral, pola diet, obesitas, kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, aktifitas fisik dan paparan radiasi, status (7, 9) sosial ekonomi, riwayat terpapar pestisida, dan faktor resiko lainnya. Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di berbagai negara. Sekitar 70-90% dari penyakit kanker tersebut berkaitan dengan lingkungan dan gaya hidup (life style). Dari seluruh penyakit kanker yang disebabkan faktor lingkungan, sekitar 40-60% berhubungan dengan faktor gizi. (9) Diet menjadi salah satu faktor gaya hidup yang mempengaruhi risiko seseorang untuk terkena kanker. Merokok, obesitas, alkohol, paparan sinar matahari dan tingkat aktivitas fisik juga mempengaruhinya.banyak orang berpikir bahwa faktor genetik adalah penyebab utama kanker payudara, padahal penelitian

menunjukkan bahwa faktor ini hanya berperan 10%. Jadi 90% kasus kanker disebabkan oleh faktor non genetik yaitu faktor lingkungan dan faktor diet yaitu pola makan dan gaya hidup. (10) Beberapa penelitian tentang pola konsumsi zat gizi serta hubungannya dengan kanker payudara telah dilakukan diantaranya diet lemak, karbohidrat, asam folat, beta karoten dan beberapa zat antioksidan dan penelitian tersebut juga memperlihatkan bahwa beberapa zat gizi tersebut menjadi faktor resiko kejadian kanker payudara. (11) Menurut penelitian yang dilakukan oleh Azamris di RSUP M.Djamil Padang tahun 2001 tentang hubungan diet dengan kanker payudara pada suku Minangkabau menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara asupan energi dengan kejadian kanker payudara dengan nilai OR = 2,26 (CI 95% : 1,06-4,84). (12) Studi yang dilakukan Toniolo, di Amerika Serikat menunjukkan bahwa wanita yang mengkonsumsi lemak lebih tinggi memiliki resiko terkena kanker payudara yang lebih tinggi juga dengan hasil nilai OR = 1,49 (CI 95% : 0,89-2,48). (13) Peran diet dalam etiologi kanker payudara telah banyak dievaluasi, studi lain juga memperlihatkan hubungan antara asupan protein khususnya protein hewani yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi protein hewani dengan kejadian kanker payudara pada wanita dengan hasil nilai OR = 3,78 (CI 95% : 0,95-15,0). (14) Berdasarkan data epidemiologis, ada hubungan antara meningkatnya konsumsi antioksidan dalam diet dan menurunnya insidensi kanker. Data ini didukung oleh percobaan eksperimental pada sel kultur dan hewan, dalam hal ini ditemukan bahwa karsinogenesis erat kaitannya dengan kerusakan oksidatif DNA. (15) Survei menunjukkan bahwa konsumsi suplemen antioksidan oleh masyarakat Amerika meningkat tajam; hampir 50% menggunakannya dengan

komponen utama vitamin C, vitamin E dan karotenoida. Pada umumnya yang mengkonsumsi suplemen antioksidan adalah individu yang memiliki kepedulian terhadap kesehatan khususnya mereka yang telah didiagnosis menderita kanker. (16) Beberapa studi juga telah memperlihatkan hubungan antara zat antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, dan vitamin A, beta karoten, dan serat. Sebuah studi dengan desain studi kohort memperlihatkan bahwa konsumsi vitamin C dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker payudara dengan menghasilkan nilai RR per 100 mg asupan vitamin C per hari adalah 0,73 (CI 95% : 0,59-0,89), kesimpulan dari penelitian ini mengatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan vitamin C dengan penurunan resiko kematian total atau mortalitas akibat kejadian kanker payudara. (17) Vitamin E (α-tocopherol) merupakan antioksidan yang larut dalam lemak, dan terdapat pada seluruh membran sel yang melindungi lipid membran sel dari peroksidasi. Vitamin E dapat secara langsung berinteraksi dengan radikal bebas seperti radikal peroksida (ROO), CCl3, radikal superoksida (O2) dan HO. Vitamin ini banyak ditemukan pada kacang-kacangan dan biji-bijian. (18) Vitamin C adalah antioksidan yang larut dalam air. Vitamin ini mampu bereaksi secara langsung dengan superoksida dan gugus oksigen tunggal. Vitamin C mampu meregenerasi tocopherol dari radikal tocopherol. Vitamin ini banyak ditemukan pada buah dan sayuran. Vitamin C dapat menghambat terjadi pembentukan sel-sel kanker payudara. (18) β-caroten memiliki kemampuan untuk menetralisir oksigen ROS yang sangat kuat. Senyawa ini memiliki aktivitas maksimal pada lipid dan lingkungan dengan tekanan parsial oksigen yang rendah. Salah satu isomer dari β-caroten yaitu lycopene. Berbeda dengan jenis β-caroten lainnya, lycopene tidak memiliki aktivitas

provitamin A, beta karoten juga dapat menghambat terbentuknya sel-sel kanker dalam tubuh akibat radikal bebas. (18) RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi awalnya merupakan Rumah Sakit Militer Belanda yang didirikan tahun 1908, selain itu RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi juga merupakan rumah sakit rujukan level dua di Sumatera Barat. Berdasarkan SK Menkes RI, tanggal 13 Oktober 1981 RSU Bukittinggi resmi berganti nama menjadi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi, kemudian berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri No 23 tahun 1983, Menteri Kesehatan No 273/Menkes/SKB/VII/1983 dan Menteri Keuangan 335a/KMK- 03/1983 ditetapkan RS Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul Perbedaan Asupan Zat Gizi Penderita Kanker Payudara dengan Tidak Penderita Kanker Payudara pada Wanita di Poli Bedah RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2016. 1.2 Perumusan Masalah Apakah terdapat perbedaan asupan zat gizi penderita kanker payudara dengan tidak penderita kanker payudara pada wanita di poli bedah RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2016? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui perbedaan asupan zat gizi penderita kanker payudara dengan tidak penderita kanker payudara pada wanita di poli bedah RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya distribusi frekuensi responden berdasarkan usia pada wanita penderita kanker payudara di poli bedah RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2016. 2. Diketahuinya distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan pada wanita penderita kanker payudara di poli bedah RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2016. 3. Diketahuinya distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan pada wanita penderita kanker payudara di poli bedah RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2016. 4. Diketahuinya rata-rata asupan zat gizi makro responden (Energi, Karbohidrat, Protein, Lemak) pada wanita penderita kanker payudara di poli bedah RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2016. 5. Diketahuinya rata-rata asupan zat gizi mikro responden (Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, dan beta karoten) pada wanita penderita kanker payudara di poli bedah RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2016. 6. Diketahuinya perbedaan rata-rata asupan zat gizi makro antara penderita kanker payudara dan tidak penderita kanker payudara di poli bedah RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2016. 7. Diketahuinya perbedaan rata-rata asupan zat gizi mikro antara penderita kanker payudara dan tidak penderita kanker payudara di poli bedah RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2016.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Pembaca Penelitian ini juga bisa menjadi informasi bagi masyarakat tentang hubungan asupan beberapa zat gizi dengan risiko kejadian kanker payudara pada wanita. 2. Bagi Penulis Penelitian ini bermanfat bagi penulis untuk menambah pengalaman dan dalam mengembangkan ilmu-ilmu yang dimiliki yang dituangkan ke dalam bentuk tulisan. 3. Bagi Petugas Kesehatan Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada petugas kesehatan mengenai peranan zat gizi terhadap kejadian kanker payudara. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata asupan beberapa zat gizi terhadap kejadian kanker payudara pada wanita penderita kanker payudara dan tidak penderita kanker payudara di poli bedah RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2016.Variabel dependen adalah kejadian kanker payudara pada wanita dan variabel independen adalah asupan zat gizi yang terdiri dari asupan energi, karbohidrat, protein, lemak, vitamin C, vitamin E, vitamin A, dan beta karoten.