BAB I PENDAHULUAN. mempercepat perkembangan suatu perusahaan. Pengumpulan dana melalui pasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara dituntut untuk selalu dapat menjalankan perputaran roda

(Populasi dan Sampel)

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah. Melalui pasar modal pemerintah dapat mengalokasikan dana dari

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, diperlukan suatu metode yang sesuai dengan

2015 PENGARUH FAKTOR FUND AMENTAL TERHAD AP HARGA SAHAM PAD A EMITEN SEKTOR PROPERTI D AN REAL ESTATE D I BURSA EFEK IND ONESIA

BAB I PENDAHULUAN. beberapa proses terlebih dahulu. Transaksi pertama yang dilakukan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan komunikasi menyebabkan iklim persaingan usaha menjadi semakin

I.PENDAHULUAN. Sektor properti dan real estate merupakan salah satu sektor terpenting di suatu

Grafik Garis PDB, Tingkat Inflasi dan BI Rate DAFTAR PEMILIHAN SAMPEL

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Return On Assets (ROA) Terhadap Tingkat Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. penawaran surat berharga ke masyarakat umum dengan maksud menghimpun dana,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. modal perusahaan real estate dan property di Indonesia saat ini berkembang

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun-tahun terakhir ini, dimana dampaknya sangat jelas terlihat di segala bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pada zaman seperti sekarang ini menuntut kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Pasar Modal di Indonesia. seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terdaftar di BEI sekitar 500 perusahaan, hal ini tidak lepas dari upaya

BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal atau disebut juga dengan go public. Adapun tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerbitkan saham. Penerbitan saham ini dilakukan oleh berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah menjual saham

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan melakukan ekspansi. Seiring dengan ekspansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB I PENDAHULUAN. era 1997 silam. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya perdagangan di bursa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan dari luar perusahaan adalah melalui mekanisme penyertaan yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menarik investor dari luar dalam hal pendanaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang mau ikut menanamkan modalnya pada perusahaan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara tersebut. Untuk itu banyak para ahli keuangan yang telah

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan yang cukup besar bagi perekonomian suatu

Untuk dapat bertahan terhadap pesaing-pesaing, maka suatu perusahaan. harus terus tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, pada suatu saat suatu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan semakin cepat mengikuti perubahan tekhnologi yang akan juga

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. dunia, hal ini didukung dengan kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. initial return dari hasil kegiatan tersebut (Handayani, 2008).

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

1 BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediasi). Fungsi ini menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Banyak perusahaan yang membutuhkan dana besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan

harga, yaitu penentuan harga saham saat IPO secara signifikan lebih rendah

Repositori STIE Ekuitas

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara kompetitif untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. mewujudkannya dengan kebutuhan dana yang semakin besar pula.

Daftar Perusahaan Properti yang Terdaftar di BEI tahun ( Populasi dan Sampel )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

I. PENDAHULUAN. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan selain sumber-sumber. Banyaknya perusahaan yang telah memutuskan go public akan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup pesat khususnya pada perusahaan go public. Hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan, permasalahan yang dihadapi

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI PROSPEKTUS IPO TERHADAP TINGKAT UNDERPRICED DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak bisa dipisahkan dari pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN. Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke empat

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya investor akan menginvestasikan dananya kepada perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada publik atau sering dikenal dengan go public di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan. operasionalnya. Pada perusahaan perseorangan, biasanya para penyedia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan harus berjuang agar

BAB I PENDAHULUAN. menarik investasi. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 menyebutkan bahwa. surplus tabungan kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek

FLOWCHART PT.AGUNG PODOMORO LAND TBK TAHUN 2011 ROI 6.32%

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk go public untuk yang pertama kalinya, saham dilepas terlebih

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pasar modal mirip dengan pasar-pasar lainnya, dimana terjadi transaksi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan besar yang jumlahnya semakin banyak. Agar eksistensi

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. tambahan dana dalam rangka mengembangkan usahanya yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan IPO (Initial Public Offerings) yang dilakukan di pasar perdana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

BAB I PENDAHULUAN. pengertian perusahaan atau perseroan dirumuskan sebagai badan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dana tersebut ke berbagai sektor yang produktif. Pasar modal dalam fungsi ekonominya menyediakan fasilitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. iklim persaingan semakin ketat sehingga setiap perusahaan akan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan merupakan pasar yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

Materi 2 Pengertian dan Instrumen Pasar Modal. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE. M.Si.

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Return On Assets (ROA) Terhadap Tingkat Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat/publik. Dengan keterlibatan masyarakat/publik dalam membeli saham

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana positif untuk mempercepat perkembangan suatu perusahaan. Pengumpulan dana melalui pasar modal dapat dikerahkan perusahaan untuk melakukan ekspansi dengan memperluas usahanya memasuki lingkup ekonomi global sejalan dengan perkembangan ekonomi dunia yang semakin meningkat. Untuk itu berbagai upaya dilakukan dalam rangka menghimpun dana, salah satunya melalui penerbitan sekuritas seperti saham, obligasi dan derivatifnya, serta sekuritas lainnya untuk kemudian diperdagangkan di bursa efek atau pasar modal. Jika keputusannya adalah untuk ditawarkan kepada publik, maka beberapa keuntungan perusahaan yang akan diraih perusahaan antara lain dapat meningkatkan modal di masa mendatang, meningkatkan likuiditas pemegang saham, serta nilai pasar dari perusahaan dapat diketahui. Namun terdapat pula kerugian yang dialami perusahaan jika melakukan penawaran kepada public atau dikenal dengan istilah go public. Kerugian itu diantaranya dapat meningkatkan biaya laporan, serta adanya ketakutan pemilik perusahaan jika perusahaannya diambil alih oleh pemegang saham yang lain. Dalam perdagangan efek sendiri, dikenal dua macam pasar, yakni pasar perdana dan pasar sekunder. Proses menjual sebagian kepemilikannya kepada 1

2 masyarakat atau investor (go Public) untuk pertama kalinya melalui sekuritas (saham) yang diterbitkan perusahaan dikenal dengan istilah Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO). Tempat dimana dilakukannya transaksi pembelian saham dari perusahaan kepada investor untuk pertama kalinya adalah di pasar perdana atau pasar primer atau primary market. Pasar perdana (primary market) adalah tempat dimana dilakukannya pembelian surat berharga oleh investor sebelum surat berharga tersebut dicatatkan di bursa utama. Dalam pasar perdana, proses transaksi dilakukan oleh investor dan perusahaan yang menerbitkan surat beharga melalui perantara (pialang). Dalam proses penawaran umum perdana ini Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) menetapkan prosedur serta peraturan khusus yang harus dipatuhi oleh perusahaan yang melakukan proses penawaran umum perdana atau IPO. Keputusan untuk melakukan IPO merupakan keputusan yang harus dipikirkan masak-masak oleh perusahaan. Karena jika perusahaan memutuskan untuk go public dan melemparkan saham perdananya ke publik maka isu utama yang muncul adalah tipe saham apa yang akan dilempar, berapa harga yang harus ditetapkan untuk selembar sahamnya dan kapan waktunya yang paling tepat untuk melaksanakannya. Penentuan harga saham perdana merupakan proses yang sulit. Hal ini dikarenakan perusahaan yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO)/ emiten, belum tahu berapa harga yang tepat untuk sekuritasnya, hal ini tentu saja dikarenakan perusahaan belum pernah mencatatkan sahamnya di bursa. Oleh

3 karena itu, emiten yang akan melakukan IPO akan meminta bantuan dari penjamin emisi (underwriter) untuk menentukan harga saham perusahaannya di pasar perdana. Mekanisme pembentukan harga saham saat IPO berbeda dengan pembentukan harga saham yang terjadi di pasar sekunder. Di pasar sekunder, harga saham tercipta melalui mekanisme pasar yang dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran akan saham tersebut. Jika permintaan terhadap saham tersebut meningkat, maka harga saham akan ikut naik. Begitu pun sebaliknya, apabila permintaan menurun, investor menjual sahamnya maka harga saham akan ikut turun. Semakin tinggi permintaan investor akan saham tersebut, semakin tinggi pula harga saham dan berlaku juga sebaliknya. Sementara di pasar perdana, proses penentuan harga saham emiten adalah melalui mekanisme negosiasi atau kesepakatan antara emiten dan penjamin emisinya (underwriter). Emiten sebagai pihak yang membutuhkan dana, tentu saja akan menginginkan harga perdana yang tinggi, karena jika emiten bisa menawarkan harga perdana yang tinggi, maka emiten akan memperoleh dana yang besar pula dari keuntungan penjualan sahamnya. Menurut Marzuki et al (1997 :175) (dalam Rd.Maya, 2007:5) terdapat 3 fungsi yang terjadi di pasar perdana yakni : 1. Penawaran oleh indikasi penjamin penjual dengan agen penjual 2. Penjatahan kepada pemodal oleh sindikasi penjaminan emisi dan emiten, serta 3. Penyerahan efek kepada pemodal. Penawaran umum atau public offering biasanya berlangsung dalam satu periode dimana efek ditawarkan kepada investor oleh penjamin emisi melalui agen penjualan yang ditunjuk. Namun terdapat pula sistem penjatahan saham.

4 Penjatahan saham sendiri adalah pengalokasian efek pesanan para investor sesuai dengan jumlah efek yang tersedia. Apabila suatu efek mulai dicatatkan di bursa, maka pada saat itulah efek tersebut mulai diperdagangkan secara bebas di bursa. Perdagangan yang demikian ini masuk ke dalam perdagangan pasar sekunder. Pasar perdana merupakan masa pertama bagi perusahaan yang telah go public yang sudah mendapatkan izin BAPEPAM untuk pertama kalinya untuk menawarkan sahamnya kepada masyarakat. Menurut Asri Sitompul (2000:36) pada saat go public terdapat perjanjian antara emiten dengan underwriter. Perjanjian tersebut terdiri dari dua bentuk, yaitu : 1. Full commitment, yaitu underwriter berjanji untuk membeli semua saham yang dikeluarkan dalam penawaran umum perdana (IPO) dan menjualnya kembali kepada investor. 2. Best effort, yaitu underwriter menggunakan kemampuan terbaiknya dalam menjual saham tanpa adanya kewajiban untuk membeli saham yang tidak terjual. Pasar modal menawarkan banyak sekali pilihan untuk dipilih oleh investor dalam menanamkan modalnya. Salah satu saham yang bisa memberikan penawaran yang menarik adalah saham di bidang property dan real estate. Saham-saham di bidang property dan real estate menjadi menarik karena prospek bisnis dari perusahaan-perusahaan tersebut cukup meyakinkan. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk yang semakin bertambah membuat kebutuhan akan hunian semakin meningkat. Sehingga perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang property dan real estate memiliki prospek bisnis yang cukup menjanjikan.

5 Hal ini menyebabkan pengalihan investasi dari deposito ke instrumen lain, termasuk investasi pasar modal yang di dalamnya terdapat industri properti yang memiliki prospek yang cukup baik. Berdasarkan uraian di atas, seharusnya harga saham industri properti di pasar perdana dapat mencapai harga yang maksimal. Namun kecenderungan pembelian saham di pasar perdana dengan harga murah menyebabkan harga sahamnya menjadi rendah, bakan terdapat beberapa perusahaan yang harga IPO nya hanya setengah dari harga saat saham tersebut diperjualbelikan untuk pertama kalinya di pasar sekunder. Berikut adalah harga saham perusahaan-perusahaan properti saat melakukan IPO di Bursa efek Indonesia. Tabel 1.1 Harga Saham Saat Melakukan IPO di Pasar Perdana dan Pada Saat Perdagangan Pada Hari Pertama di Pasar Sekunder Bursa Efek Indonesia Tahun 1998-2008 Property and Real Estate Company No Code Nama Perusahaaan Listing Date IPO Trading Price Price 1 SIIP Suryainti Permata Tbk 01/08/1998 600 1225 2 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk 29/12/1999 500 1100 3 CKRA Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk 19/05/1999 250 400 4 GMTD Gowa Makassar Tourism Dev. Tbk 12/11/2000 575 1050 5 JAKA Jaka Inti Realtindo Tbk 08/02/2000 600 750 6 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk 30/06/2000 500 825 7 KPIG Kridaperdana Indahgraha Tbk 30/03/2000 500 1675 8 RODA Roda Panggon Harapan Tbk. 22/10/2001 120 445 9 KARK Dayaindo Resources International Tbk 20/07/2001 100 300 10 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk 18/07/2001 125 225

6 Lanjutan Tabel 1.1 Harga Saham Saat Melakukan IPO di Pasar Perdana dan Pada Saat Perdagangan Pada Hari Pertama di Pasar Sekunder Bursa Efek Indonesia Tahun 1998-2008 Property and Real Estate Company No Code Nama Perusahaaan Listing Date IPO Price Trading Price 11 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk. 18/03/2004 150 180 12 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk. 13/07/2007 125 212 13 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk. 10/10/2007 310 430 14 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk. 29/10/2007 420 530 15 JKON Jaya Konstruksi Manggala Tbk. 04/12/2007 615 750 16 ASRI Alam Sutera Realty Tbk. 18/12/2007 105 140 17 DGIK Duta Graha Indah Tbk. 19/12/2007 225 260 18 COWL Cowell Development Tbk. 19/12/2007 130 170 19 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk. 14/01/2008 150 220 20 CTRP Ciputra Property Tbk. 07/11/2008 700 750 Sumber : (Capital Market Indonesia,2008) Data diatas menunjukkan bahwa harga saham yang ditawarkan pada saat pembukaan di pasar perdana cenderung lebih rendah dibanding harga saham pada saat pembukaan di pasar sekunder. Padahal prospek bisinis yang cerah di sektor property seharusnya dapat mendorong harga saham di sektor tersebut menjadi lebih tinggi, sehingga dapat mencegah terjadinya potential loss yang dialami perusahaan karena harga yang ditawarkan terlalu rendah, padahal perusahaan dapat menjual dengan harga yang lebih tinggi. Penjualan dengan harga rendah pada saat IPO tersebut menyebabkan dana yang diterima perusahaan menjadi lebih sedikit. Padahal setiap perusahaan menginginkan harga yang tinggi agar dana yang masuk ke perusahaan semakin besar. Kondisi harga saham yang rendah di pasar perdana akan merugikan jika dipandang dari sisi perusahaan atau emiten. Emiten sebagai pihak yang membutuhkan dana akan menginginkan harga yang tinggi, karena dengan harga

7 perdana yang tinggi, maka emiten akan memperoleh dana dari keuntungan penjualan saham yang dapat digunakan untuk membiayai aktivitas operasinya. Dengan demikian, makin tinggi harga jual, maka makin tinggi pula pemasukan yang diterima yang juga dapat menggambarkan nilai perusahaan yang tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Imam Gozali (2002), faktor-faktor yang menentukan harga saham di pasar perdana antara lain adalah reputasi underwiter atau penjamin emisi, ukuran perusahaan, serta profitabilitas perusahaan. Linda Erliyanti (2007:37), menyatakan bahwa harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor. Yang terdiri dari : Perilaku investor. Tujuan dari masing-masing investor dalam melakukan investasi tersebut juga mempengaruhi harga saham. Kinerja keuangan emiten. Aktivitas dalam meneliti kondisi laporan keuangan perusahaan disebut juga analisis fundamental. Dengan melakukan penelitian ini maka investor dapat melakukan pengambilan keputusan. Selain itu, Ali Arifin (2002:116) mengungkapkan bahwa harga saham dipengaruhi oleh faktor hukum permintaan dan penawaran, tingkat SBI, valuta asing, dana asing di bursa, IHSG, news and rumours serta kondisi fundamental emiten. Faktor fundamental ini adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten sendiri. Baik itu berupa kinerja keuangannya, kinerja manajemennya, strategi bisnisnya, produknya hingga keunggulan lainnya. Semakin baik kinerja emiten itu sendiri, maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap harga saham. Sebagaimana yang telah diungkapkan diatas tadi, kinerja keungan sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap harga saham. Menurut Mulyadi (2001:415) dalam Santi Dewi (2009:6) kinerja keuangan menunjukkan sejauh mana prestasi peningkatan posisi kesehatan atau performa dari nilai perusahaan

8 yang diukur melalui laporan keuangan baik melalui neraca maupun laporan laba rugi yang dibutuhkan pihak-pihak tertentu. Alat yang biasa digunakan untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan adalah hasil rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan yang umumnya digunakan adalah : 1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Solvabilitas 3. Rasio Aktifitas 4. Rasio Profitabilitas 5. Rasio Pertumbuhan, dan 6. Rasio Penilaian. Weston dan Copeland dalam Dewi, (2005:5) menyatakan bahwa: investor dalam melakukan keputusan investasinya akan lebih menekankan pada kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan efisiensi operasinya. Demikian juga dengan para calon pemegang saham yang menanamkan modalnya dalam bentuk saham biasa akan lebih tertarik terhadap profitabilitasnya. Ali Arifin (2002:82) mengungkapkan bahwa salah satu indikator dari rasio profitabilitas adalah Return on Assets (ROA). Ketika kita membeli saham berarti kita sedang menyuntikkan dana segar ke perusahaan tersebut. Akibatnya, modal perusahaan tersebut bertambah. Jika modal bertambah tapi kemampuannya dalam mencetak laba tidak meningkat maka pasti ada sesuatu yang ganjil. Hal inilah yang mesti diperhatikan oleh setiap investor. Karena itulah rasio profitabilitas perusahaan digunakan untuk menakar seberapa besar kemampuan perusahaan mencetak laba dan ROA menjadi salah satu pertimbangan bagi investor di dalam melakukan investai terhadap saham-saham di lantai bursa.

9 Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menggunakan kinerja keuangan sebagai objek penelitian sedangkan profitabilitas perusahaan sebagai rasio dari kinerja keuangan perusahaan, serta mengunakan Return On Assets sebagai alat ukur dari kinerja keuangan perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian yang telah disebutkan di atas tadi, maka rumusan masalah yang diiangkat adalah : 1. Bagaimana tingkat perkembangan kinerja keuangan perusahaan pada saat IPO di pasar perdana? 2. Bagaimana tingkat perkembangan harga saham pada saat IPO di pasar perdana? 3. Bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap harga saham di pasar perdana? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham di pasar perdana. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui bagaimana tingkat perkembangan keuangan perusahaan pada saat IPO di pasar perdana. 2. Mengetahui bagaimana tingkat perkembangan harga saham pada saat melakukan IPO.

10 3. Mengetahui bagaimana pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap harga saham di pasar perdana. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Secara teoritis usul penelitian ini diharapkan mampu : 1. Menambah wawasan ilmu pengetahuan, terutama mengenai pasar modal. 2. Memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya khazanah dunia pendidikan. 3. Dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitan yang telah dilakukan. 1.4.2 Kegunaan Empiris 1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu pertimbangan bagi para investor yang akan berinvestasi di satu perusahaan agar dapat semakin cerdas dan berhati-hati serta cermat dalam memilih perusahaan yang akan diinvestasikannya. 2. Bagi perusahaan diharapkan agar penelitian ini dapat semakin memacu perusahaan dan menjadi pendorong untuk terus meningkatkan kinerja perusahaan.