BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas atau kegiatan yang selalu menyertai

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI 1 MRANGGEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salah satu atau jalan pengaturan atau pemeriksaan sesuatu dengan benar. 2 Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Maju mundurnya suatu bangsa banyak tergantung oleh mutu pendidikannya,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. individu, maupun kelompok tertentu. 1. bahasannya dan dalam peristilahannya. 2. kata-kata, gambar, bukan angka-angka.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB III METODE PENELITIAN. memasuki pemahaman lebih lanjut mengenai metode penelitian. Metode disini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Penerbit PT.BPK Gunung

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam hal ini peneliti mengambil lokasi penelitian di SMPN 13

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kepustakaan (buku) atau jenis penelitian kualitatif, yaitu suatu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA. Anwar, Moch. Idochi, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan Teori, Konsep dan Isu, Bandung : Alfabeta, 2004.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ganda; kedua, menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan induktif, sedang pendekatan deduktif dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Margunani 1 Siti Fatimah 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya suatu tujuan penelitian serta dapat menumbuhkan kualitas dari hasil

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara

BAB III METODE PENELITIAN. mencari, menghubungkan dan menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai t

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jatirogo Tuban yang letaknya berada di Jl. Raya Bader No.20 Jatirogo Tuban.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lesan dari orang-orang dan perilaku yang

BAB III METODE PENELITIAN. analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan menganalisa data adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Jadi metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 36. Edukatif, hlm.37

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang tersebut, kewenangan pengelolaan. nasional yang perlu dikonstruksi dalam rangka otonomi daerah berkaitan

BAB III METODE PENELITIAN. mengemukakan secara teknis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung jawab membimbing anak-anak didik ke kedewasaan. 1 Seperti halnya dalam pendidikan agama pendidikan ditujukan untuk membimbing anak agar mengerti nilai-nilai ajaran agama kemudian mampu menyelaraskan dan mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat. Ditegaskan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas) pasal 30 ayat 2 ditegaskan bahwa : Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya atau menjadi ahli ilmu agama. 2 Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun diluar sekolah. 3 Mengajar adalah perilaku yang universal. Artinya, semua orang dapat melakukannya, akan tetapi bagi seorang guru untuk dapat mengajar dengan baik diperlukan keahlian. Guru dituntut bukan hanya menguasai materi saja, tetapi juga harus menguasai tentang pendidikan dan pengajaran, di samping syarat-syarat khusus yang lain yang akan menjadikannya sebagai guru yang berkompeten dalam bidangnya, sehingga proses interaksi edukatif dapat berjalan dengan optimal dan mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif bagi anak didik. 1 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 293. 2 Depertemen Pendidikan Nasional, Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), (Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2003), hlm. 21. 3 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 32. 1

2 Penyelenggaraan pendidikan salah satunya melalui jalur pendidikan formal yaitu sekolah. Sekolah merupakan tempat belajar yang diselenggarakan melalui prasarana yang di lembagakan. Sekolah sebagai organisasi kerja terdiri dari beberapa kelas, baik yang bersifat paralel maupun berjenjang. Setiap kelas merupakan unit kerja yang berdiri sendiri dan berkedudukan sebagai sub sistem yang menjadi bagian dari sebuah sekolah sebagai total sistem. Pengembangan sekolah sebagai total sistem atau satu kesatuan organisasi sangat tergantung pada penyelengaraan dan pengelolaan kelas, baik lingkungan masing-masing sebagai unit kerja yang berdiri sendiri maupun dalam hubungan kerja antara kelas yang satu dengan yang lain. 4 Di dalam didaktif terkandung suatu pengertian umum mengenai kelas, yaitu sekelompok sistem yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. 5 Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan, dalam arti guru harus selalu menciptakan suasana yang kondusif dalam lingkungan pendidikan dan menjalankan tugasnya di dalam kelas dengan semaksimal mungkin demi tercapainya tujuan pendidikan. Guru memiliki peranan yang sangat sentral, baik sebagai perencana, pelaksana, maupun evaluator pembelajaran. 6 Maka seorang guru hendaknya tidak memiliki pandangan bahwa mengajar hanya merupakan tugas yang telah menjadi kebiasaan sehingga dia terpaku dengan cara dan gaya lama, tidak ada dinamika. Tetapi sebaliknya, guru diharapkan untuk selalu melakukan inovasi dan kreativitas untuk mengembangkan proses pembelajaran kearah yang lebih baik, efektif dan efisien. Dengan demikian untuk menciptakan situasi yang kondusif demi untuk memperoleh hasil yang efektif dalam proses belajar mengajar tidaklah 4 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas Sebagai Lembaga Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1982), hlm. 115 5 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa; Sebuah Pendekatan Evaluatif, (Jakarta: Rajawali, 1992), hlm. 17. 6 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenagkan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 13

3 cukup ditunjang oleh penguasaan materi saja, tetapi guru juga harus mempunyai keterampilan dasar yang diharapkan akan dapat membantu dalam menjalankan tugas dalam interaksi edukatif. Keterampilan mengajar merupakan faktor dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk meningkatkan mutu pengajaran, diantaranya adalah keterampilan pengelolaan kelas yang penting diperhatikan oleh seorang guru dalam menghadapi murid atau anak didiknya. Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang kompleks. Guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas untuk mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan anak didik belajar. Dengan demikian, pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Tugas utama dan yang paling sulit dilakukan guru adalah pengelolaan kelas, lebih-lebih tidak ada satupun pendekatan yang dikatakan paling baik. 7 Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari, bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu berubah. Hari ini anak didik dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Jadi, pengelolaan kelas adalah suatu upaya memberdayakan potensi kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi edukatif mencapai tujuan pembelajaran. 8 Perlu disadari bahwa bekerja dalam dunia pendidikan, khususnya dalam kaitannya dengan kegiatan pengelolaan kelas, tidak bisa bertindak seperti seorang juru masak dengan buku resep masakannya. Suatu masalah yang timbul mungkin dapat berhasil diatasi dengan cara tertentu pada saat tertentu dan untuk seorang atau sekelompok peserta didik tertentu. Akan tetapi cara tersebut mungkin tak dapat dipergunakan untuk mengatasi masalah yang sama, pada waktu yang berbeda, terhadap seorang atau sekelompok peserta didik yang lain. 7 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., hlm. 144. 8 Ibid., hlm. 172-173

4 Oleh karena itu keterampilan guru untuk dapat membaca situasi kelas sangat penting agar yang dilakukan tepat guna. 9 Dengan mempelajari berbagai pendekatan pengelolaan dan mencobanya dalam berbagai situasi kemudian dianalisis secara sistematis, diharapkan agar setiap guru dapat mengelola kelas dengan cara yang lebih baik. Berdasarkan pemikiran inilah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tentang keterampilan pengelolaan kelas. Untuk keperluan tersebut, penulis mengangkat judul penelitian IMPLEMENTASI KETERAMPILAN PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SMPN 1 MRANGGEN. B. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi salah penafsiran dan kesalahpahaman, maka di sini akan diberikan pengertian yang jelas tentang judul di atas dengan arti atau pengertian, baik masing-masing kata maupun istilah agar mudah dipahami. 1. Implementasi Implementasi berarti "pelaksanaan, penerapan. 10 Dalam hal ini berarti penerapan keterampilan pengelolaan kelas dalam pembelajaran PAI. 2. Keterampilan Pengelolaan Kelas "Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah, seperti menulis, mengetik, olah raga dan sebagainya". 11 "Pengelolaan adalah proses, cara perbuatan mengelola, proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan. 12 9 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 122-123. 10 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 2008), hlm. 529. 11 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 119. 12 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, op. cit., hlm. 657.

5 Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif. 13 Dengan kata lain, kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses interaksi edukatif. Ada dua komponen keterampilan pengelolaan kelas, pertama keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif), kedua, keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal. Dengan dimilikinya keterampilan pengelolaan kelas diharapkan guru dapat mengelola kelas dengan baik dalam kondisi apapun, sehingga siswa dapat menunjukkan ketekunan semangat dalam belajar serta berperan aktif dalam proses pembelajaran. 3. Pembelajaran PAI Pembelajaran adalah proses interaktif yang berlangsung antara guru dan siswa atau juga antara kelompok siswa dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan keterampilan atau sikap serta memantapkan apa yang dipelajari itu. 14 Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 15 Jadi, pembelajaran PAI adalah proses interaktif yang berlangsung antara guru dan siswa untuk memperoleh pengetahuan dalam meyakini, membantu, menghayati dan mengamalkan agama Islam dari pelajaran PAI. 2001), hlm. 75-76. 13 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., hlm. 144. 14 S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), hlm. 102 15 Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam, (Jakarta: Remaja Rosdakarya,

6 C. Rumusan Masalah Dari judul penelitian yang penulis kemukakan di atas, terdapat permasalahan yang penulis rumuskan yaitu: bagaimana implementasi keterampilan pengelolaan kelas dalam Pembelajaran PAI di SMPN 1 Mranggen? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, ada tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu: untuk mengetahui implementasi keterampilan pengelolaan kelas dalam Pembelajaran PAI di SMPN 1 Mranggen? E. Kajian Pustaka Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menjelaskan isi skripsi dengan menyampaikan beberapa kajian pustaka yang ada kaitannya dengan judul skripsi ini Pertama, buku pengelolaan kelas dan siswa: sebuah pendekatan evaluatif oleh Suharsimi Arikunto. Dalam buku ini dijelaskan tentang pengertian pengelolaan, meliputi pengelolaan kelas dan pengelolaan siswa, salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah kemampuan pengelolaan kelas sebagai bagian dari pengelolaan siswa secara keseluruhan. Dalam bukunya tersebut, tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas itu dapat belajar dengan tertib, sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. 16 Kedua, buku proses belajar mengajar, oleh J.J. Hasibuan dan Moedjiono. Dalam buku ini dijelaskan macam-macam keterampilan dasar yang diutamakan bagi seorang guru. Keterampilan tersebut adalah keterampilan memberi penguatan, bertanya, menggunakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, mengajar kelompok kecil dan perorangan, mengelola kelas dan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil. Melihat sedemikian kompleks keterampilan mengelola 16 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 68.

7 kelas, maka penguasaan atau pemahaman komponen dengan keterampilan menggunakannya harus dikerjakan dan dilatih secara intensif. Ketiga, buku Pengelolaan Pengajaran, oleh Ahmad Rohani HM, dijelaskan mengenai bagaimana mengelola kelas yang efektif, permasalahan dalam pengelolaan kelas, usaha preventif masalah pengelolaan kelas. Dan pendekatan dalam pengelolaan kelas, sebagai pekerja profesioanal seorang guru harus mendalami karangka acuan pendekatan-pendekatan sebab di dalam penggunaannya ia harus terlebih dahulu menyakinkan bahwa pendekatan yang pilihnya untuk menangani suatu kasus pengelolaan kelas merupakan alternatif yang terbaik sesuai dengan hakikat masalahnya. Keempat, buku Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, oleh Syaiful Bahri Djamarah, dijelaskan setiap guru masuk ke dalam kelas, maka pada saat itu pula ia menghadapi dua masalah pokok, yaitu masalahpengajaran dan masalah manajemen. Masalah pengajaran adalah usaha membantu anak didik dalam mencapai tujuan, khusus pengajaran secara langsung, sedangkan masalah manajemen adaalah usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi sedemikian rupa, sehingga proses interaksi edukatif dapat berlangsung secara efektif dan efesien. 17 Kelima, buku Menjadi Guru Profesional oleh Moh Uzer Usman. Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning manager) guru hendaknya mampu mengelola kelas, karena kelas merupakan lingkungan belajar serta merupakan suatu aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap lingkungan itu turut menentukan sejauhmana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. suatu kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan 17 Syaiful Bahri Djamarah, op. cit., hlm. 145.

8 pengajaransuatu kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. 18 Selain buku-buku tersebut di atas yang dijadikan landasan teori, penulis juga menggunakan skripsi yang ada kaitannya dengan skripsi ini sebagai bahan perbandingan. Skripsi karya Rahmat Faton Qulubi, Nim. 3198200 yang berjudul Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Agama Islam di SLTP Karanganyar Surakarta. Skripsi tersebut menjelaskan pengertian pengelolaan kelas, ruang lingkup pengelolaan kelas, juga tujuan dari pengelolaan kelas. Dengan mempelajari berbagai pendekatan pengelolaan dan mencobanya dalam berbagai situasi kemudian dianalisis secara sistematis, diharapkan agar setiap guru dapat mengelola kelas dengan cara yang lebih baik, kondisi yang kondusif dalam kelas merupakan prasyarat utama terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. 19 Dari beberapa kajian pustaka yang telah disebutkan dan dijelaskan di atas, jelas terlihat adanya perbedaan antara karya-karya ilmiah tersebut dengan tema penelitian yang hendak penulis bahas, s e l a i n i t u penulis belum menemukan pembahasan khusus tentang implementasi keterampilan pengelolaan kelas dalam suatu pembelajaran. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Ditinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan 18 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 90. 19 Rahmat Faton Quluby, Pengaruh Pengelolaan Kelas terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Agama Islam di SLTP Karanganyar Surakarta, Skripsi IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2003)

9 sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orangorang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. 20 Jenis penelitian ini seringkali juga dikenal sebagai penelitian naturalistik, karena sifatnya yang alami (mengalir). Penelitian ini memandang, bahwa kenyataan sebagai suatu yang berdimensi jauh, utuh (merupakan satu kesatuan) dan berubah (open ended). Karena itu, tidak mungkin disusun rancangan penelitian yang terinci dan tetap sebelumnya, rancangan penelitian berkembang selama proses berlangsung. 2. Metode Pengumpulan Data Bentuk penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif, sehingga data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata bukan angka seperti penelitian kuantitatif. Dalam analisis data, penulis menempuh langkah-langkah melalui riset kepustakaan (library research), yaitu suatu riset kepustakaan atau penelitian murni. 21 Data tersebut akan penulis ambil dari berbagai macam sumber, baik yang membahas topik penelitian ini secara langsung maupun tidak langsung. Adapun sumber primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. 22 Dan sumber data primer ini terkait dengan pokok permasalahan penelitian, berupa pengamatan langsung (observasi) dan wawancara (interview). Selain menggunakan sumber primer, penulis juga menggunakan sumber sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber pendukung untuk memperjelas sumber data primer berupa data kepustakaan yang berkorelasi erat dengan pembahasan objek penelitian. 23 20 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 3. 21 Sutrisno Hadi, Metode Riset, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1987), hlm. 9. 22 Saifudin A z w a r, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 91 23 Lexy J. Moleong, op. cit., hlm. 114.

10 Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Metode Observasi "Observasi diartikan sebagai pengatamatan dan pencatatan secara s istematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian". 24 Objek yang akan diobservasi dalam kajian penelitian ini, yakni seluruh rangkaian kegiatan belajar mengajar (guru, murid, tempat belajar) dan pengamatan langsung terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki meliputi: keterampilan guru mengelola kelas dalam pembelajaran PAI di SMPN 1 Mranggen dan data-data lain yang diperlukan. b. Metode Wawancara (interview) "Wawancara adalah salah satu metode untuk mendapatkan data melalui sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara". 25 Dalam melaksanakan interview, pewawancara membawa pedoman yang hanya garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Tanya jawab ini dilakukan oleh peneliti kepada guru yang bersangkutan untuk memperoleh data keterampilan pengelolaan kelas dalam pembelajaran PAI. 3. Metode Analisis Data Menurut Prof. Dr. Sugiono metode analisis data merupakan proses mencari dan menyususun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unitunit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga 24 S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 158. 25 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), hlm. 63.

11 mudah difahami oleh diri sendiri dan orang lain. 26 Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola tertentu atau menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulangulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan tehnik triangulasi, ternyata hipotesis diterima maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori. 27 26 Sugiono, M e t o d e Penelitian Pendidikan Pendekatan, Kuantitatif, Kualitaif, dan R & D, (bandung: Alfabeta, 2006), hlm.335. 27 Ibid.