BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah yang menjadi bagian dari Kabupaten Aceh Tenggara terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara Propinsi Nanggro Aceh Darussalam. Wilayah yang menjadi bagian dari

Sekapur Sirih. Kutacane, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tenggara. Rusmadi Nisca, SE

- 1 - KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KEPUTUSAN KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN ACEH TENGGARA. NOMOR: 04/Kpts/KIP-Kab-001.

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

yang sangat prinsipiil, karena dalam pelaksanaan hak asasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara yang sekiranya bisa menarik masyarakat untuk memilih. calonnya, calon pasangan kepala daerah untuk Wilayah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

PERILAKU MEMILIH MASYARAKAT KOTA PADANG PADA PEMILU KEPALA DAERAH SUMATERA BARAT TAHUN 2010 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. konsep suci penyelenggaran Negara telah membawa perubahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kepentingan rakyat harus didasarkan pada kedaulatan rakyat. Pemilu

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu

Mewujudkan Pemilu 2014 Sebagai Pemilu Demokratis

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah suatu sarana yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semarak dinamika politik di Indonesia dapat dilihat dari pesta demokrasi

proses perjalanan sejarah arah pembangunan demokrasi apakah penyelenggaranya berjalan sesuai dengan kehendak rakyat, atau tidak

BAB VII PENUTUP. pendeskripsian, uji Chi-square dan uji koefisien kontingensi maka peneliti dapat

PENINGKATAN NILAI PARTISIPASI PEMILIH

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang dianggap demokratis selalu mencantumkan kata kedaulatan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi-fungsi tersebut. Sebagaimana lembaga legislatif DPRD berfungsi

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN memandang pentingnya otonomi daerah terkait dengan tuntutan

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

jabatan di struktur Pemko Pematangsiantar? 6. Dan mengapa etnis lainnya seperti Mandailing, Nias dan lain-lain sedikit menduduki

BAB I PENDAHULUAN. karena sebelumnya pemilihan Calon /wakil Gubernur Sumatera sudah terlaksana

ASPEK SOSIOLOGIS POLITIK KEDAULATAN RAKYAT DALAM UUD NRI TAHUN Oleh: Dr. Suciati, SH., M. Hum

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah tidak lagi terbatas pada kewenangan yang bersifat administratif tapi telah

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. dibuktikan dengan bunyi pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yaitu kedaulatan

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

PENGELOLAAN PARTAI POLITIK MENUJU PARTAI POLITIK YANG MODERN DAN PROFESIONAL. Muryanto Amin 1

I. PENDAHULUAN. Runtuhnya rezim Orde Baru memberikan ruang yang lebih luas bagi elit politik

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum di Indonesia sebagai salah satu upaya mewujudkan negara

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar pada sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan itu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DAN PARTAI POLITIK LOKAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1 Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagai bentuk konkret dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan rakyat ini juga dicantumkan di dalam Pasal 1 butir (1) Undang-Undang

DEMOKRASI : ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA. Mengetahui teori demokrasi dan pelaksanaanya di Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH.

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. Pencabutan undang-undang No.22 tahun 1999, oleh undang-undang No 32

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Desa merupakan objek yang dijadikan pemerintah dalam usaha

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ACEH TENGGARA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

SISTEM POLITIK INDONESIA

BAB I PEDAHULUAN. Negara demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. partai politik lokal. partai politik lokal telah menjadi instrumen utama rakyat

Mengingat: Pasal 5 ayat (1), Pasal 21 ayat (1), dan Pasal 21 ayat (2) Anggaran Rumah Tangga Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Tahun 2015.

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi, desentralisasi dan globalisasi. Jawaban yang tepat untuk menjawab

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DONGGALA

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. A. Sejarah Singkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Labuhan Batu

BAB I PENDAHULUAN. memperlakukan rakyat sebagai subjek bukan objek pembangunan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Artinya. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh organisasi politik memiliki strategi yang berbeda-beda.

UNDANG UNDANG KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PARTAI MAHASISWA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat yang diselenggarkan secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 butir alenia ke empat menyatakan: maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Dalam rangka mengejahwatan kedaulatan rakyat tersebut ialah lewat pemilihan umum yang dilakukan secara demokratis. Pemilihan umum hasilnya adalah merupakan barometer sekaligus parameter sejauhmana rakyat menerjemahkan kehendaknya lewat pilihannya sesuai system pemilihan umum yang diperaktekan. Melalui pemilihan umum rakyat rakyat menentukan pilihannya secara bebas apakah setuju dengan praktek sistem kenegaraan yang sudah berlaku atau menghendaki perubahan yang mencakup badan legislative, eksekutif,dan yudikatif (Marbun, 2012). Pelaksanaan Pemilu sangat menentukan nasib bangsa untuk masa selanjutnya, sehingga penyelenggaraannya harus benar-benar terorganisir dengan baik sesuai dengan asas pemilu tersebut dan dikelola orang-orang yang 1

2 bertanggung jawab serta memilki integritas, profesionalitas, dan akuntabilitas tinggi. Dalam Praktek ketatanegaraan pengisisan lembaga perakilan lazimnya dilaksanakan melalui pemilu, meskipun di Indonsia untu pengisian lembaga perwakilan pernah mengunakan system campuran yakni sebagian dipilih dan sebagian diangkat. Namun setelah perubahan UUD 1945,semua anggota lembaga perwakilan dan bahkan presiden serta kepala daerah dipilih dengan mekanisme pemilu (Ibnu,2009). Secara umum Pemilu yang dilaksanakan dari tingkat atas sampai ketingkat paling bawah (pemilhan kepala desa) adalah tujuannya sama yaitu untuk menciptakan terwujudnya pemerintahan yang demokratis akan tetapi dalam kenyataan masih banyak hambatan dan rintangan yang terjadi. Orang-orang yang mencalonkan diri sebagai pemimpin tidak begitu sadar akan tanggung jawab yang mengakibatkan ketidak percayaan rakyat dan antusias masyarakat terhadap Pemilu menjadi berkurang. Demokrasi dimana semua warga mempunyai kesempatan dan kedudukan yang sama dalam berperan serta dalam Pemilu menjadikan antusias masyarakat sangat besar untuk berpartisipasi dari mencalonkan diri sebagai Presiden samapai Kepala Desa. Yang menyebabkan terlalu banyaknya calon yang ikut serta dalam Pemilu menimbulkan kebingungan terhadap masyarakat pemilih. Masyarakat sangat sulit menentukan pilihan yang terbaik akan tetapi juga diimbangi dengan kemampuan seorang calon yang mempunyai visi dan misi yang bertujuan untuk mempengaruhi pemilih agar bisa mendapatkan suara sebanyak-banyaknya.

3 Masyarakat menggunakan hak pilih sesuai dengan hati nurani karna mempunyai alasan sebagai warga Negara Indonesia, untuk mencari pemimpin, menyalurkan aspirasinya untuk memilih wakil rakyat langsung dan mengiginkan perubahan ekonomi yang lebih baik. Sebagian masyarakat tidak, menggunakan hak pilih karena beberapa faktor seperti tidak diberi tahu dan tidak mau tahu, tidak terdaftar sebagai pemilih, tidak menerima kartu pemilih dari panitia pemilu. Pemilih, berikap pasif, tidak memahami manfaat pemilu, ingin netral tidak senang berpolitik (Muhammad, 2008). Ini merupakan jawaban dari aktualisasi isi UUD 1945 pasal 1 ayat 2 yang menyatakan kedaulatan Negara berada di tangan rakyat sehingga penerapan pemilihan umum secara langsung merupakan cara untuk mengimplementasi kedaulatan rakyat tersebut atas Negara Indonesia. Arief (1996: 120), berpendapat bahwa melalui sarana inilah rakyat melakukan menentukan kontrol terhadap jalannya pemerintahan, dan kalau perlu apakah mereka masih mau memiliki pemerintah yang sekarang sedang berkuasa. Ada beberapa kecenderungan perilaku pemilih yang mulai mengedepankan sosiologis, psikologis, dan rasional ketimbang sentimen etnis. Ada semacam kejenuhan dan antipati yang kuat dalam sanubari masyarakat tiap kali pelaksanaan pemilu digelar, meski pun hal itu tidak bisa menjadi parameter bagi kemapanan berpolitik masyarakat Indonesia, sebab beragam perilaku memilih masyarakat masih terjadi dalam pemilu yang kesemua tidak di dasari oleh satu atau dua faktor, melainkan banyak faktor.

4 Reformasi politik harus dilakukan oleh semua kalangan, tidak hanya masyarakat, bukan juga pemerintah, karena hampir semua elemen saat ini sudah tidak lagi menghargai hakikat berpolitik dan berdemokrasi di Indonesia. Bismar (2011 : 56), berpendapat bahwa politik pragmatis yang semakin menguat, baik dikalangan politis maupun di sebagian masyarakat. Para politis hanya mencari keuntungan sesaat dengan cara mendapatkan suara rakyat. Sedangkan sebagian masyarakat kita, politik dengan melakukan transaksi semakin menjadi-jadi. Baru mau mendukung, memilih jika ada mendapatkan keuntungan materi, maka muncul ungkapan kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau sudah jadi/terpilih mereka akan lupa janji. Sejak juni 2005, bangsa Indonesia memasuki babak baru berkaitan dengan penyelenggaraan tata pemerintahan di tingkat lokal. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, baik bupati/wali kota maupun gubernur yang sebelumnya dipilih tidak langsung oleh DPRD. Sejak berlakunya Undang-undangNomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, tentang cara pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Pilkada langsung dinilai sebagai perwujudan pengambilah hak-hak dasar masyarakat di daerah dengan memberikan kewenangan yang utuh dalam rangka rekrutmen pemimpin daerah sehingga kehidupan demokrasi di tingkat lokal dan memicu timbulnya figure pemimpin yang professional, aspiratif, dan berdidikasih. Pemerintah eksekutif dan legislatif telah menyepakati pilkada serentak. penyelenggaraan pilkada serentak dilakukan secara bertahap, pilkada serentak pertama kali di gelar pada 9 Desember 2015 di 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 36 kota. Selanjutnya pilkada serentak tahap kedua akan digelar pada februari 2017 di 7 provinsi, 76 kabupaten, dan 18 kota. Dan tahap ketiga pada juni 2018

5 digelar pilkada di 17 provinsi, 115 kabupaten, dan 39 kota. Secara nasional pilkada serentak akan digelar pada tahun 2027, di 541 daerah. Kabupaten Aceh Tenggara sendiri Sudah Enam kali melakukan pergantian Kepala Daerah (Bupati) mulai dari Lettu H. Syahadat tahun 1975-1981, T. Djohan Syahbudin, SH tahun 1981-1986, Drs. H. Iskandar tahun 1986-1991, Drs. H. Syahbudin BP tahun 1991-2001, H. Armen Desky tahun 2001-2006, dan Ir. H. Hasanuddin Broeh, M.M 2006 sampai sekarang. Kehidupan masyarakat di Kabupaten Aceh Tenggara lebih multikultural dibanding aceh tengah (Aceh tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues) yakni didiami oleh lebih dari tiga suku yaitu, suku Alas sebagai suku tempatan di ikuti oleh suku-suku pendatang seperti suku singkil, aceh, karo, batak toba, gayo, jawa, minagkabau, mandailing, nias, dan suku aneuk jamee. Menjelang Pemilihan kepala Daerah yang akan dilaksanakan secara serentak pada 15 Februari 2017 mendatang sudah ada dua pasangan Calon yang akan bersaing menjadi Kepala Daerah (Bupati dan Wakil Bupati) Kabupaten Aceh Tenggara yaitu, Drs.Raidin Pinim, M.AP& Bukhari dengan nomor urut Satu dan H. Ali Basrah S,Pd &Denny Febrian Roza nomor urut dua. Kabupaten Aceh Tenggara sendiri memiliki 388 gampong dari 16 Kecamatan, yaitu kecamatan babul makmur, babul ramah, babussalam, badar, bambel, bukit tusam, darul hasanah, deleng phokisen, ketambe, lawe alas, lawe bulan, lawe sigala-gala, lawe sumur, semadam, tanah alas, dan lauser. Pembahasan kali ini menguraikan bagaimana perkembangan pemilihan Kepala

6 Daerah di Indonesia Khususnya di Desa Kampung Baru Kecamatan Badar Kabupaten Aceh Tenggara tahun 2017. Kecamatan Badar adalah salah satu dari Kabupaten Aceh Tenggara, Kecamatan Badar memiliki 18 Desa yaitu, Desa salang Alas, Kute Pasir, Purwodadi, Kute Tinggi, Kampung Baru, Peranginan, Natam, Kumbang Jaya, Kumbang Indah, Natam Baru, Delem Megakhe, lawe Bekung, lawe Bekung Tampahan, Badar Indah, Batu Mberong, Tanah Merah, Tanoh Megakhe, dan Lawe Sekekhah. Desa Kampung Baru merupakan desa yang memiliki beragam latar belakang pendidikan, suku,dan agama. Mayoritas masyarakat di Desa Kampung Baru Kecamatan Badar Kabupaten Aceh Tenggara tersebut bukanlah suku Alas melainkan Suku jawa/pendatang. Hal lain yang membuat perilaku memilih masyarakat sangat urgen untuk diketahui adalah sejauh mana pendapat masyarakat terkait substansial pemilu dalam hidup mereka, melihat pemilihan kepala daerah tahun 2013 lalu masih banyaknya masyarakat yang kurang berpartisipasi dalam pilkada sehingga jumlah golongan putih (golput) semakin tahun semakin meningkat, sehingga melalui penelitian ini, penulis akan lebih spesifik menggali informasi terkait Perilaku Memilih Masyarakat Di Desa Kampung Baru Kecamatan Badar Kabupaten Aceh Tenggara tahun 2017 yang berpartisipasi dalam memberikan hak suaranya pada pemilihan Kepala Daerah.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di susun di atas, maka dapat ditarik beberapa pokok permasalahan yang timbul dari prilaku memilih dalam pemilihan Kepala Daerah Di Desa kampung Baru Kecamatan Badar Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2017, yaitu: 1. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pemilihan kepala daerah sehingga jumlah golput semakin tahun semakin meningkat. 2. Masyarakat yang kurang dalam berpartisipasi politik khususnya dalam pemilihan kepala daerah. 3. Masyarakat Desa Kampung Baru Kecamatan Badar Kabupaten Aceh Tenggarayang memiliki beragam latar belakang dan kemudian berimbas pada prilaku memilihnya. C. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah dalam memahami substansi penelitian ini, penulis membatasi masalah dengan lebih spesifik mengulas tentang Prilaku memilih masyarakat Desa Kampung Baru Kecamatan Badar Kabupaten Aceh Tenggaradalam pemilihan Kepala Daerah tahun 2017 dan kematangan pandangan politik yang terdapat dalam poin nomor empat dalam indentifikasi masalah. D. Perumusan Masalah Dari batasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah yang sustansial untuk dikaji dalam penelitian ini yakni, bagaimana prilaku memilih masyarakat dalam pemilihan Kepala Daerah tahun 2017 di Desa Kampung Baru Kecamatan Badar Kabupaten Aceh Tenggara?

8 E. Tujuan Penelitian Tujuan penulisan pada dasarnya merupakan titik tujuan yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan penelitian yang akan dilakukan itulah sebabnya tujuan penelitian yang akan dilakukan harus mempunyai rumusan yang yang tegas, jelas, terperinci secara operasional. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data factual terkait prilaku memilih masyarakat Desa Kampung Baru Kecamatan Badar Kabupaten Aceh Tenggara, sebab prilaku memilih masyarakat Desa Kampung Baru Kecamatan Badar Kabupaten Aceh Tenggaradapat menjadi tolak ukur bagai mana masyarakat mampu memainkan peran sebagai pemangku kedaulatan Negara Republik Indonesia. F. Manfaat Penelitian Tidak ada penelitian yang tidak memiliki manfaat.penelitian yang baik, harus dapat dimanfaatkan.inilah sifat pragmatis dari penelitian (Ilmu pengetahuan ilmiah). Oleh sebab itu, penulis merasa perlu untuk mengetahui prilaku memilih masyarakat Desa Kampung Baru Kecamatan Badar Kabupaten Aceh Tenggara dalam pemilihan Kepala Daerah tahun 2017. Adapun manaaat dari penelitian ini dapat dirasakan oleh beberapa pihak yang antara lain: 1. Bagi penulis, Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangsih secara ilmiah dan akademis terkait prilaku memilih masyarakat Desa Kampung Baru Kecamatan Badar Kabupaten Aceh Tenggara dalam pemilihan Kepala Daerah tahun 2017.

9 2. Bagi Pemerintah manfaat dari penelitian ini tentu saja sebagai tolak ukur untuk melihat bagaimana masyarakat Indonesia mampu memainkan peran sebagai pemangku kedaulatan negara termasuk dalam hal pelaksanaan demokrasi secara langsung. 3. Bagi Masyarakat penelitian ini bermanfaat sebagai wahana untuk pendidikan politik dalam memelihara substansi tatanan berdemokrasi secara arif dan bijaksana sehingga cita-cita Undang-Undang Dasar 1945 yang menempatkan kedaulatan negara di tangan rakyat dapat teraktualisasi dengan penuh martabat. 4. Perguruan Tinggi Sebagai bahan kajian maupun literatur dalam bidang Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.