PATOFISIOLOGI ANSIETAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSES TERJADINYA MASALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

Faktor Biologis Faktor Kognitif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien. Tehnik

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak menyenangkan, yang kemudian ditandai oleh perasaan-perasaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM. ketakutan terbesar yang dialami oleh manusia. Kecemasan ini

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA Asuhan Keperawatan pada Pasien Ansietas/Cemas

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (UMY). Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

HUBUNGAN LAMA PENSIUN PEGAWAI NEGERI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI LINGKUNGAN CANDI BARU GIANYAR

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Syaraf dan Neuron

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terapi berwudhu, dan pengaruh berwudhu terhadap tingkat kecemasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab II ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori-teori yang

kepentingan, pengalaman masa lalu dan harapan (Robbins, 2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketersediaan sumber dukungan yang berperan sebagai penahan gejala dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai efek negatif dan gejala-gejala ketegangan jasmaniah seseorang yang

BAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

BAB 1 PENDAHULUAN. kegagalan anestesi/meninggal, takut tidak bangun lagi) dan lain-lain (Suliswati,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

GANGGUAN STRESS PASCA TRAUMA

BAB II TINJAUAN TEORI. Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Stress, rasa takut dan ansietas adalah kondisi yang. sangat sering terjadi dan mudah ditemukan pada

KECEMASAN MENGHADAPI MASA PERSALINAN DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN IBU DALAM SENAM HAMIL. Madah Larasati. RR. Retno Kumolohadi INTISARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini dijelaskan, Landasan teori mengenai konsep mahasiswa,

BAB II TINJAUAN TEORI. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS (CMHN)

DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A YUNITA KURNIAWATI, S.PSI., M.PSI

BAB I PENDAHULUAN. Stroke juga didefinisikan sebagai kelainan fungsi otak yang timbul mendadak,

BAB I PENDAHULUAN. dan gelisah dengan sesuatu yang dialaminya (Candido et al. 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transfusi darah, prosedur invasif). (Potter & Perry, 2005). operasi dan prosedur-prosedur diagnostik yang besar, seperti

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PASIEN DENGAN GANGGUAN KECEMASAN

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II. 1. Objective Structured Clinical Examination (OSCE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER

B A B 2 TINJAUAN PUSTAKA. Cemas menurut Stuart (1995) adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. deskriminasi meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa (Suliswati, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu

ABSTRAK. Kata Kunci: Dukungan Psikososial, Tingkat Kecemasan, Pre Operasi

PENATALAKSANAAN PASIEN GANGGUAN JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG. Oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memiliki objek yang spesifik. Cemas dialami secara subjektif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan tidur, persepsi nyeri, mengatur status mood dan temperatur tubuh serta berperan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang

Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa jumlah. jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun (Bandiyah, 2009).

POST TRAUMATIC STRESS DISORDER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, kecemasan

Transkripsi:

PATOFISIOLOGI ANSIETAS Faktor Predisposisi (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa : 1. Peristiwa traumatik 2. Konflik emosional 3. Konsep diri terganggu 4. Frustasi 5. Gangguan fisik 6. Pola mekanisme koping keluarga 7. Riwayat gangguan kecemasan 8. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan (benzodiazepin ) Faktor presipitasi (Suliswati, 2005). Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu : 1. Ancaman terhadap integritas fisik, meliputi : a. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (mis : hamil). b. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal. 2. Ancaman terhadap harga diri meliputi : a. Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri. b. Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya. STRESSOR ISYARATNYA DI KIRIM KE OTAK OTAK MENGIRIMKAN INFORMASI KE HIPOTALAMUS MENSTIMULASI SISTEM SARAF OTONOM DAN ENDOKRIN Neurotransmitter Endokrin

Neurotransmitter Model Noradrenergik sistem saraf autonom penderita ansietas bersifat hipersensitif dan mempunyai reaksi yang berlebihan terhadap berbagai jenis stimulus/rangsangan. LC (locus ceruleus) sebagai pusat alarm, akan mengaktivasi pelepasan NE dan menstimulasi sistem saraf simpatik dan parasimpatik Model Reseptor GABA (gamma amino butyric acid) _ neurotransmiter GABA = major inhibitory neurotransmitter di CNS Benzodiazepin = meningkatkan efek inhibisi dari GABA Secara fungsional dan structural, reseptor benzodiazepin berhubungan dengan reseptor GABA tipe A (GABAA) dan chanel ion yang dikenal sebagai GABA-BZ reseptor complex. Model Serotonin Ansietas berhubungan dengan transmisi 5 HidroxyTtiptamin yang berlebihan atau overaktivitas dari simulasi jalur 5HT RESPON

Respon sistem saraf otonom terhadap rasa takut dan ansietas menimbulkanaktivitas involunter pada tubuh yang termasuk dalam mekanisme pertahanan diri. Serabut saraf simpatis mengaktifkan tanda-tanda vital pada setiap tanda bahayauntuk mempersiapkan pertahanan tubuh. Kelenjar adrenal melepas adrenalin (epinefrin), yang menyebabkan tubuh mengambil lebih banyak oksigen,medilatasi pupil, dan meningkatkan tekanan arteri serta frekuensi jantung sambil membuat konstriksi pembuluh darah perifer dan memirau darah dari sistem gastrointestinal dan reproduksi serta meningkatkan glikogenolisis menjadi glukosa bebas guna menyokong jantung, otot, dan sistem saraf pusat. Ketika bahaya telah berakhir, serabut saraf parasimpatis membalik proses ini dan mengembalikan tubuh ke kondisi normal sampai tanda ancaman berikutnya mengaktifkan kembali respons simpatis (Videbeck, 2008). Ansietas menyebabkan respons kognitif, psikomotor, dan fisiologis yang tidak nyaman, misalnya kesulitan berpikir logis, peningkatan aktivitas motorik,agitasi, dan peningkatan tanda-tanda vital. Untuk mengurangi perasaan tidak nyaman, individu mencoba mengurangi tingkat ketidaknyaman tersebut dengan melakukan perilaku adaptif yang baru atau mekanisme pertahanan. Perilaku adaptif dapat menjadi hal yang positif dan membantu individu beradaptasi dan belajar, misalnya : menggunakan teknik imajinasi untuk memfokuskan kembali perhatian pada pemandangan yang indah, relaksasi tubuh secara berurutan darikepala sampai jari kaki, dan pernafasan yang lambat dan teratur untuk mengurangiketegangan otot dan tanda-tanda vital. Respons negatif terhadap ansietas dapat menimbulkan perilaku maladaptif, seperti sakit kepala akibat ketegangan, sindromnyeri, dan respons terkait stress yang menimbulkan efisiensi imun (Videbeck,2008).

Ansietas atau gangguan cemas adalah suatu perasaan ketakutan yang dikarakterisir oleh simptom fisikal seperti palpitasi, berkeringat dan stress. Ansietas juga merupakan salah satu jenis gangguan jiwa non psikosis. Faktor Predisposisi Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa : 1. Peristiwa traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional. 2. Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada individu. Jenis-jenis anxietas : 3. Konsep 1.General diri Anxiety terganggu Disorders akan menimbulkan (GAD 2. Panic ketidakmampuan disorders (PD) individu 3.Social berpikir Anxiety secara Disorder 4. Specific Phobia 5. Obsessive Compulsive Disorders (OCD) 6.Post Traumatic realitas sehingga akan menimbulkan 7. Stress kecemasan. Disorders (PTSD) 4. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan yang berdampak terhadap ego. 5. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu. 6. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga. 7. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya. 8. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang mengandung benzodizepin, karena benzodiazepine dapat menekan neurotransmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan. Faktor presipitasi Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stressor presipitasi kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas fisik yang meliputi : a. Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya : hamil). b. Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal. 2. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal. a. Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri. b. Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya. Patofisiologi 1. Model Noradrenergik sistem saraf autonom penderita ansietas bersifat hipersensitif dan mempunyai reaksi yang berlebihan terhadap berbagai jenis stimulus/rangsangan. LC (locus ceruleus) sebagai pusat alarm, Akan mengaktivasi pelepasan NE dan Menstimulasi sistem saraf simpatik dan parasimpatik. 2. Model Reseptor GABA GABA = major inhibitory neurotransmitter di CNS Benzodiazepin = meningkatkan efek inhibisi dari GABA Secara fungsional dan structural, reseptor benzodiazepin berhubungan dengan reseptor GABA tipe A (GABAA) dan chanel ion yang dikenal sebagai GABA-BZ reseptor complex. Pada pasien dengan GAD, ikatan BZ pada lobus temporal bagian kiri itu menurun 3. Model Serotonin Ansietas berhubungan dengan transmisi 5HT yang berlebihan atau overaktivitas dari simulasi jalur 5HT Mekanisme kerja 5HT terhadap anxietas belum jelas.

DAFTAR PUSTAKA Nevid, Jefrey S et all.2003.psikologi Abnormal Edisi Kelima Jilid 1.Jakarta:Erlangga Sadock, Benjamin J.2010.Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2.Jakarta:EGC