BAB I PENDAHULUAN. juta (PERKENI, 2015). Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun penderita DM di Klinik Pratama Firdaus sebanyak 109 orang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) akibat kekurangan atau resistensi insulin (Bustan, 2007). World

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

kepatuhan dan menjalankan self care individu lanjut usia dengan Diabetes Melitus selama menjalani terapi hipoglikemi oral dan insulin?.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jogja yang merupakan rumah sakit milik Kota Yogyakarta. RS Jogja terletak di

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia (Krisnantuni, 2008). Diabetes melitus merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB I PENDAHULUAN. pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar glukosa darah

Kata Kunci : Pendidikan kesehatan, kepatuhan, diet DM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETAATAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI BESAR BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. diabetes mellitus semakin meningkat. Diabetes mellitus. adanya kadar glukosa darah yang tinggi (hiperglikemia)

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode. adanya perlakuan dari peneliti (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. al.(2008) merujuk pada ketidaksesuaian metabolisme yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (lebih dari 60 tahun) diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2000 hingga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat. prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi global penderita Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2014 sebesar 8,3%

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan

I. PENDAHULUAN. yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan yang bersifat kronik yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang


BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data International Diabetes Federatiaon (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. irritabilitas, poliuria, polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare,

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi (Brunner

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit diabetes mellitus ditetapkan oleh PBB sebagai penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF), diabetes adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test and

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. dibutuhkan atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN.

PENJELASAN PENELITIAN. : Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kecamatan Medan Johor

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. gizi ganda, dimana masalah terkait gizi kurang belum teratasi namun telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. atau keduanya (Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan

Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering

SIDANG KOMPREHENSIF. Citra Windani Mambang Sari NPM

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu pengobatan tidak hanya dipengaruh i oleh. kesehatan, sikap dan pola hidup pasien dan keluarga pasien, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Komplikasi akut adalah gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberikan pretest (sebelum perlakuan) dan. penelitian kuasi eksperimental dengan metode non-randomized


PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronik yang jumlahnya dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlahnya. Jumlah penderita DM di Indonesia sekitar 9,1 juta dan diperkirakan pada tahun 2035 akan mencapai 14,1 juta (PERKENI, 2015). Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun 2013 terdapat 5888 jiwa penderita DM (RISKESDAS, 2013). Sementara itu jumlah penderita DM di Klinik Pratama Firdaus sebanyak 109 orang. Tingginya jumlah penderita DM akan berdampak pada komplikasi DM. DM memiliki 2 komplikasi, yaitu komplikasi akut (hipoglikemi dan diabetik ketoasidosis) dan komplikasi kronis (penyakit makrovaskular dan mikrovaskular), bahkan komplikasi DM dapat mengenai seluruh tubuh jika penderita tidak menangani DM dengan cara yang benar (Sutedjo, 2010). Komplikasi pada DM dapat dicegah dengan 4 pilar penatalaksanaan DM yaitu edukasi DM,dietDM yang baik dan seimbang, obat yang sesuai dan teratur, dan olah raga atau exercise (Lumenta, (2006); Bahren, (2014)). Edukasi dan diet DM merupakan dua pilar utama dalam penatalaksanaan diabetes melitus. Edukasi DM merupakan pendidikan, latihan tentang pengetahuan, dan terampil dalam pengelolaan & pencegahan DM(Waspadji, 2009). Edukasi memberi manfaat penting bagi penderita DM yaitu mendapatkan pengetahuan tentang DM, memiliki kemampuan yang cukup dalam mengenal dan 1

2 menghadapi gejala dengan tepat, dan dapatmenerapkan informasi yang diterima dengan baik dan benar (PERKENI, 2015). Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012) pada 75 pasien DM menemukan bahwa manfaat edukasi dapat meningkatkan pengetahuan, kepercayaan diri, dan perilaku penderita DM. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Syah (2013)pada 74 respondenditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan edukasi, responden dapat meningkatkan pengetahuan, tindakan, dan menghasilkan skor kesadaran akan bahaya DM. Selain edukasi pilar penatalaksanaan DM lainnya adalah diet atau pengaturan pola makan. Pengaturan pola makan telah diatur dalam QS. Taha ayat 8: Artinya: Makanlah diantara rezeki yang baik yang telah kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-ku menimpamu. Dan barang siapa ditimpa oleh kemurkaan- Ku, maka sesungguhnya binasalah ia. Diet DM adalah pengaturan pola makan sesuai dengan status gizi dan melakukan perubahan diet sesuai kebutuhan gizi (Sugiyo, 2007). Kunci utama diet pada DM adalah 3J yaitu, jumlah kalori, jenis makanan, dan jadwal makanan. Manfaat diet adalah untuk mencapai dan mempertahankan berat badan serta memastikan asupan yang cukup seperti karbohidrat, serat, lemak dan asam amino esensial, protein, vitamin, dan mineral. Diet dapat

3 menurunkan dan mengendalikan berat badan, dapat meningkatkan kualitas hidup, dapat mengendalikan kadar gula darah dan kolesterol,sehingga diet pada DM dapat menunda atau mengurangi resiko terjadinya komplikasi pada DM (Hartono, 2006). Meskipun diet DM sangat bermanfaat belum semua penderita DM melakukan diet sesuai anjuran. Penelitian dari Insiyah (2014)pada 45 penderita DM menunjukkan bahwa lebih dari 65% responden belum dapat mematuhi diet terkait jenis makanan, jumlah makanan, dan jadwal makan karena pasien belum mampu menetapkan jumlah kalori yang harus dikonsumsinya perhari dalam jumlah yang lengkap. Penelitian lain dari Lestari (2013) pada 29 penderita DM menunjukkan bahwa 65,5% penderita DM tidak patuh terhadap jenis makanan, 89,7% penderita tidak patuh mengkonsumsi makanan sesuai jumlah kalori, dan 100% penderita DM tidak patuh terhadap jadwal makanan. Diet membutuhkan pengetahuan untuk dapat diaplikasikan dengan baik. Pengetahuan didapatkan melalui edukasi.penelitian Purwanto (2013) pada 60 penderita DM menunjukkan bahwa 35 (58,3%) responden tidak patuh dalam pelaksanaan diet DM dikarenakan kurangnya informasi. Edukasi pada umumnya dilakukan dengan cara bertemu secara langsung, akan tetapi terdapat beberapa hambatan seperti keterbatasan waktu, membutuhkan transportasi, dan menyita banyak waktu (Sari, 2012). Saat ini teknologi sudah semakin canggih, informasi dapat diakses melalui internet termasuk sosial media. Sosial media adalah media online yang dapat memudahkan penggunanya untuk berpastisipasi, berbagi, dan

4 menciptakan informasi menggunakan tekhnologi berbasis web yang dapat mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif (Swastika, 2015).Menurut penelitian oleh Stephanie (2013) pada siswa kelas X semester I SMA Negeri 4 Payakumbuh membuktikan bahwa hampir setengah siswa (25,64%) yang menggunakan sosial media sebagai media pembelajaran sangat merasakan manfaat dalam hal kemudahan akses dan memberikan rasa senang ketika belajar menggunakan sosial media. Terdapat berbagai macam jenis sosial media salah satunya adalah WhatsApp. WhatsApp adalah media penghantar pesan yang tersedia dalam smartphone (WhatsApp Inc, 2013). Selain untuk bertukar pesan, aplikasi ini juga dapat membantu penggunanya saling bertukar gambar, audio, video, lokasi, dan kontak (Taufiq, 2015). Salah satu fungsi WhatsApp adalah untuk bertukar pesan dengan ukuran yang besar disertai dengan gambar dan foto, oleh karena itu peneliti memanfaatkan aplikasi ini untuk memberikan edukasi diet diabetes melitus.selain itu, pengguna WhatsApp berjumlah lebih dari 1 milyar di 180 negara sehingga sosial media yang akan digunakan untuk edukasi diet DM pada penelitian ini adalah WhatsApp. Pada tahun 2014, Tyas meneliti tentang game berbasis android yang dilakukan pada 36 responden penderita DM dimana penelitian tersebut membutktikan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan terkait diet DM yang signifikan setelah diberikan game berbasis android. Penelitian lain oleh Soesanto (2013) yang dilakukan pada toko X dimana aplikasi WhatsAppsangat efektif digunakan untuk proses transaksi jual beli karena dapat membantu

5 konsumen dalam melakukan transaksi. WhatsApp memiliki potensi sebagai media edukasi yang dibuktikan dengan penelitian tersebut. Meskipun demikian, belum ada yang meneliti terkait manfaat edukasi memggunakan aplikasi WhatsApp pada penderita DM. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Klinik Pratama Firdaus terdapat 20 orang penderita DM yang menggunakan aplikasi smartphone.melihat data diatas peneliti tertarik untuk memberikan edukasi diabetes melitus menggunakan aplikasi sosial media (WhatsApp)terhadap pengetahuan tentang diet pada penderita diabetes melitus di Klinik Pratama Firdaus. Peneliti memilih klinik tersebut karena di Klinik Pratama Firdaus belum mempunyai program khusus edukasi terkait diabetes melitus. Sehingga peneliti tertarik untuk memberikan edukasi melalui aplikasi sosial media (WhatsApp) karena edukasi kesehatan melalui sosial media khususnya aplikasi WhatsApp belum banyak digunakan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas ditemukan masalah yaitu: Adakah pengaruh edukasi diabetes melitus menggunakan aplikasi sosial media terhadap pengetahuan diet pada penderita DM?

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh edukasi diabetes melitus menggunakan aplikasi sosial mediaterhadap pengetahuan tentangdiet pada penderita DM. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik demografi responden. b. Mengetahui perbedaan pengetahuan tentang diet DM penderita DM menggunakan aplikasi sosial media pada masing-masing kelompok kontrol dan intervensi sebelum dan sesudah intervensi. c. Mengetahui perbedaan peningkatan pengetahuan tentang diet DM penderita DM menggunakan aplikasi sosial media antara kelompok kontrol dan intervensi sebelum dan sesudah intervensi. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden Penelitian ini diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang diet pada penderita DM sesuai dengan materi yang telah diedukasikan dengan menggunakan aplikasi sosial media. 2. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian selanjutnya dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan edukasi berbasis aplikasi WhatsApp tentang diet dan DM.

7 3. Bagi Klinik Pratama Firdaus Yogyakarta Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi klinik dalam meningkatkan mutu dan pelayanan dengan membuat program kegiatan edukasi rutin untuk penderita DM agar dapat meningkatkan kesejahteraan penderita DM. 4. Bagi Perawat Penelitian ini dapat memberi masukan bagi perawat agar lebih memperhatikan pengetahuan tentang diet padapenderita DM sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi komplikasi pada penderita DM. E. Keaslian Penelitian 1. Tyas (2014) melakukan penelitian pengaruh game berbasis android tentang diet DM terhadap pengetahuan diet DM pada penderita DM dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh game berbasis android tentang diet DM terhadap pengetahuan diet DM pada penderita DM. Jenis penelitian adalah quasy eksperimen yang menggunakan pre-test and posttest with control group design. Teknik sampling penelitian tersebut yaitupurposive sampling. Responden yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah 36 orang yang dibagi 2 menjadi 18 orang pada kelompok eksperimen dan kontrol. Variabel dalam penelitian tersebut adalah pemberian perlakuan game berbasis android tentang diet DM dan pengetahuan diet DM pada penderita DM. Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu terdapat peningkatan pengetahuan pada penderita DM yang

8 diberikan game edukasiberbasis android tentang diet DM pada kelompok intervensi. Persamaan dengan penelitian ini adalah jenis quasy eksperimen dengan metode pre-testand post-test with control group design. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah dari tujuannya yaitu mengetahui pengaruh edukasi diabetes melitus menggunakan aplikasi sosial media terhadap pengetahuan tentang diet pada penderita DM, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu total sampling, dan terdapat perbedaan tempat yaitu Klinik Pratama Firdaus Yogyakarta. 2. Sari (2012) melakukan penelitian pengaruh program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga terhadap perilaku perawatan kaki pada pasien diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga terhadap pengetahuan, kepercayaan diri (self efficacy) dan perilaku perawatan kaki pasien DM. Jenis penelitian tersebut adalah quasy eksperimen dengan desain pre-test and post-test with control grup design. Responden dalam penelitian tersebut berjumlah 36 orang pada kelompok kontrol dan 36 orang pada kelompok eksperimen yang menderita DM. Teknik sampling yang digunakan adalah puposive sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga dan perilaku perawatan kaki. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner. Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu program edukasi perawatan berbasis keluarga secara signifikan dapat

9 meningkatkan pengetahuan (p= 0.000), kepercayaan diri (p= 0.000) dan perilaku perawatan kaki (p= 0.000) dimana terdapatperbedaan yang bermakna pada pengetahuan, kepercayaan diri, dan perilaku perawatan kaki sesudah program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga pada kelompok intervensi dan kontrol (p= 0.000). Persamaan dengan penelitian ini adalah jenis quasy eksperimen dengan metode pre-testand post-test with control group design.perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah dari tujuannya yaitu mengetahui pengaruh edukasi diabetes melitus menggunakan aplikasi sosial media terhadap pengetahuan tentang diet pada penderita DM, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu total sampling, dan terdapat perbedaann tempat yaitu Klinik Pratama Firdaus Yogyakarta. 3. Stephanie (2013) melakukan penelitian pemanfaatan jejaring sosial sebagai media pendukung proses pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Payakumbuh dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui manfaat jejaring sosial sebagai media pendukung proses pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan teknik sampel purposive sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian yaitu siswa kelas X4 semester I di SMUN 4 Payakumbuh tahun ajaran 2011/2012. Hasil dari penelitian yaitu 41,3% siswa menyetujui bahwa facebook baik digunakan untuk metode pembelajaran dalam kelas, dimana 25,64% siswa mengatakan dapat berdiskusi mengenai pelajaran melalui facebook dengan baik. 48,72%

10 siswa mengatakan merasa lebih terbuka untuk berdiskusi dengan guru di situs facebook grup dan 53,85% siswa menyatakan lebih senang dengan penggunaan facebook sebagai media pembelajaran. Persamaan penelitian ini terletak pada teknologi yang digunakan yaitu termasuk salah satu sosial media. Perbedaannya terletak pada jenis penelitian dimana penelitian ini menggunakan quasy eksperimen dengan tujuan mengetahui pengaruh edukasi diabetes melitus menggunakan aplikasi sosial media terhadap pengetahuan tentang diet pada penderita DM, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu total sampling, dan terdapat perbedaan tempat yaitu Klinik Pratama Firdaus Yogyakarta.