HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL KECEPATAN LARI PADA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 15 PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGANKEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 15 KOTA PEKANBARU

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengam Akurasi Smash Pada Team Bola Voli Putra SMKN 5 Pekanbaru

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL AKURASI SMASH PADA TEAM BOLA VOLI PUTRA JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN 2010

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL AKURASI JUMPING SERVICE PADA TIM BOLA VOLI PUTRA MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 50 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA SMP PGRI PEKANBARU 2012/2013

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRAK

Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Akurasi Smash Bola Voli Pada Tim Voli Putra SMK Negeri 5 Pekanbaru Tahun 2013

MARPION SAPUTRA NIM

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP N 8 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA PUTRA KELAS XI JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 2 SMAN 11 PEKANBARU

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

PENGARUH LATIHAN BEANBAG RELAYTERHADAP KECEPATAN LARI JARAK PENDEK 100 METER PADAATLET ATLETIK PUTRA PPLP RIAU

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL LEMPAR CAKRAM PADA SISWA PUTRA KELAS X TSM SMK N 5 PEKANBARU

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL LEMPAR LEMBING PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMA N 3 PEKANBARU

Kata kunci : daya ledak otot tungkai, dan kekuatan jump smash.

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI SISWA PUTRA KELAS V SDN 018 TELUK KENIDAI KECAMATAN TAMBANG KABUPATEN KAMPAR JURNAL

HUBUNGAN EKSPLOSIVE POWER TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA KELAS X TKJ I SMK NEGERI 7 KOTA PEKANBARU

Keywords: arm muscle and shoulder strength, and smash strength.

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA FLOP MAHASISWA KEPELATIHAN KELAS 2A TAHUN 2014/2015

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DAN BAHU TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA ORTHODOX SISWA PUTRA KELAS XI ILMU ILMU SOSIAL 5 SMA N 2 TUALANG

THE RELATIONS BETWEEN LEG MUSCLE EXPLOSIVE POWER AND SPEED WITH RESULTS OF STUDENT SON LONG JUMP CLASS XI SMA NEGERI 1 BENAI

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN KEMAMPUAN DRIBBLING TIM SEPAKBOLA LIPURI PEKANBARU TAHUN 2013 ABSTRAK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL KEKUATAN JUMP SMASH BULUTANGKIS PADA CLUB PUTRA RTV RUMBAI

JURNAL. Oleh MASRIZAL

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI 30 METER DENGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH. Jurnal. Oleh. Meki Vahlevi

HUBUNGAN KECEPATAN REAKSI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SAMPING (CECHUITUI) PADA ATLET WUSHU KATEGORI SANSHOU FIK UNP

THE EDUCATION OF HEALTH AND RECREATION TEACHERS TRAINING AND EDUCATION FACULTY RIAU UNIVERSITY

HUBUNGAN KELENTURAN OTOT PUNGGUNG DENGAN AKURASI SMASH PADA TIM BOLA VOLI PUTRA MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN DRIBBLING PADA TIM SEPAK BOLA SMK NEGERI 5 PEKANBARU

Hubungan Flexibility Otot Punggung dengan Heading Dalam Permainan Sepakbola Pada Mahasiswa Penjaskesrek Semester II Universitas Riau

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN KETEPATAN LEMPARAN ATAS SOFTBALL PADA MAHASISWA SEMESTER V KEPELATIHAN OLAHRAGA UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN 001 AIRTIRIS KECAMATAN KAMPAR JURNAL

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT PADA SISWA PUTRA KELAS XI IS SMA PGRI PEKANBARU

Arm Muscles Contribute To The Basic Skills Service Forehand In The Game Of Badminton In The Country SMA Sport Athlete Pekanbaru.

HEALTH PHYSICAL EDUCATION AND RECREATION DEPARTMENT FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION UNIVERSITY OF RIAU

THE CORRELATION BEETWEEN EXPLOSIVE POWER OF LEGS AND REACTION SPEED WITH RUN OF 100 YARD AT ATHLETIC S ATHLETE PPLP RIAU

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

Kata kunci : kekuatan otot lengan dan bahu dan ketepatan servis panjang.

HUBUNGAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA TIM SEPAK BOLA SMKN 5 PEKANBARU.

PENGARUH DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KECEPATAN REAKSI DAN MOTIVASI TERHADAP KECEPATAN LARI JARAK PENDEK 100 METER PADA ATLET PPL PPROVINSI RIAU

JURNAL HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK TUNGKAI BAWAH DAN KELINCAHAN DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRA KELAS IX SMP NEGERI 6 KEDIRI 2016/2017

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 60 METER SISWA KELAS VII SMPN 3 KECAMATAN SINGINGI JURNAL. Oleh JANDRI PALISON

THE EFFECT BOW JUMPS EXERCISE TOWARD EXPLOSIVE POWER OF LEG MUSCLE OF MUSTANK PEKANBARU VOLLEYBALL CLUB

HUBUNGAN KELENTURAN BATANG TUBUH DENGAN HASIL HEADING PADA TEAM SEPAK BOLA SMK NEGERI 5 RUMBAI PEKANBARU. Dodi Nur Islami Putra 1, Slamet 2, Zainur 3

THE CORRELATION BETWEEM THE POWER OF THE LEG MUSCLE AND 100-METER SPRINT FOR THE TENTH GRADE STUDENTS OF SENIOR HIGH SCHOOL 9 PEKANBARU

EFFECT OF WRIST COORDINATION AND MUSCLE POWER ARM BELOW SHOULDER OF THE PASSING ABILITY MEN S VOLLEYBALL TEAM SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

AN EFFECT OF RUNNING COORDINATION EXERCISE WITH HIGH KNEE AND FOLLOWED BY SPRINT ON THE RUNNING SPEED 50 M OF THE ATHLETES SPRINT 100 M OF PPLP RIAU

HUBUNGAN KECEPATAN LARI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMAN 2 XIII KOTO KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWI SMAN 4 TANAH PUTIH KECAMATAN TANAH PUTIH JURNAL. Oleh YESI EMIDA

HUBUNGAN KECEPATAN LARI 60 METER DENGAN HASIL LOMPAT JAUH SISWA PUTRA KELAS V SDN 013 SUKAMAJU KECAMATAN SINGINGI HILIR JURNAL

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA BERJALAN DIUDARA PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 BANDA ACEH.

HUBUNGAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 40 METER SISWA KELAS V SDN 001 LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN JURNAL

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN QUICK STEP DAN LATIHAN HIGH KNEES TERHADAP HASIL LARI 100 METER SISWA SMA N 3 PEKANBARU

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT

Keywords: explosive leg muscle power, long jump style squat style

CORRELATION OF POWER ARM MUSCLES AND SHOULDERS THE RESULTS THROWN THE SPEAR, ON THE ATHLETES MAN PPLP OF RIAU

SKRIPSI. Disusun Oleh : SULASTRI NPM:

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI 50 METER TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL FREE THROW PADA PERMAINAN TIM BOLA BASKET PUTRA SMAN 14 PEKANBARU

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

JURNAL. Oleh JOKO RIANTO

Abstract. Keywords : Squat Jump Exercise, Step Up and Leg Muscle Strength

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

THE EFFECT OF SKIPPING ROPE EXERCISE ON THE LEG MUSCLE POWER IN MEN S BASKETBALL PLAYERS EXTRACULICULAR SMA HANDAYANI

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JANGKIT SISWA PUTRA KELAS XI IPS 1 SMAN 1 KAMPAR JURNAL. Oleh RUSMAWATI

THE CORRELATION EXPLOSIVE POWERLEG MUSCLES WITH SPEED OF T KICK 0N COLLEGE STUDENTS SILAT WALET PUTI PEKANBARU

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DAN BAHU DENGAN HASIL TOLAK PELURU PADA MAHASISWA PUTRA 4 A PRODI PENJASKESREK UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

PENGARUH LATIHAN 360-DEGREE DRILL TERHADAP KELINCAHAN PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP NEGERI 6 PEKANBARU

HUBUNGAN ANTARA PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN LARI 100 METER PADA SISWA PUTRI KELAS VIII SMP

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PADA SISWA PUTRA SDN 014 BERINGIN MAKMUR KECAMATAN KERUMUTAN KABUPATEN PELALAWAN

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MAHASISWA PUTRA 3A PENJASKESREK ANGKATAN 2011/2012 UNIVERSITAS RIAU

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA SMAN 1 BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI JURNAL. Oleh RAHMAYATUN

JURNAL. Oleh SIMAI ASPERA

JURNAL. Oleh ABDUL RASYID

KONTRIBUSI POWER TUNGKAI,LENGAN, DAN KELENTUKAN TOGOK DENGAN KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS. Jurnal. Oleh OKTRI MAHARANI

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada faktor, kondisi,dan pengaruh-pengaruh dalam menuju sebuah

HUBUNGAN KECEPATAN DAN EXPLOSIVE POWER OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS VIII A SMPN 3 DUMAI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN LOMPAT TANPA AWALAN MENGGUNAKAN ANGKLE WEIGHT TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH PADA SISWA KELAS XI SMA N 8 MUARO JAMBI

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

THE RELATIONSHIP ARM AND SHOULDER MUSCLE STRENGHT OVER UP SERVICE VOLLEY BALL RESULT AT MALE TEAM OF SMPN 10 TAPUNG KAMPAR REGENCY

PENGARUH LATIHAN HOLLOW SPRINT TERHADAP HASIL LARI SPRINT 50 METER PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA JAMBI

RELATIONSHIP OF LEG MUSCLE POWER AND WRIST COORDINATION WITH THE ACCURACY OF SMASH VOLLEYBALL CLUB MEN S SMK MUHAMMADIYAH 3 PEKANBARU

HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA TIM EKSTRAKURIKULER SMP SANTA THERESIA PASIR PENYU KABUPATEN INDRAGIRI HULU

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN FINDERS KEEPERS TERHADAP KECEPATAN LARI PADA ATLET ATLETIK KABUPATEN SIAK

Transkripsi:

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL KECEPATAN LARI PADA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 15 PEKANBARU Intan Damayanti 1, Drs.Saripin,M.Kes,AIFO 2,,Drs Yuherdi S.Pd, 3 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRACT The form of this research is correlational research with a population of students at SMP Negeri 15 Pekanbaru which consists of 30 students. The data in this research is the total sampling techniques. The sample in the study is the whole of the population, so the sample is 30 students. Instrument that was in this research is a explosive power leg muscles with vertical jump test and the result of running speed test by using numbers. Then the data was processed with statistical, to normality test with liliefors test in the significant level α= 0.05, the hypothesis is explosive power leg muscles with the results of running speed. Based on the data processed, it can be concluded that the data correlation that got the kooefisien correlation data obtained of r=0.94 which is means that in the t-test got t hitung =14.62 t tabel.1 can t count, 1,701. So if t hitung =14.62> t table =1,701, it can be concluded Ho rejected and Ha accepted, then the relationship between the X variables and Y in the High categorize. From the calculation above, then the data is otherwise normal. By using Liliefors test of the X variables and Y, where X variables obtained L hitung =0.0664, while the variable Y obtained L hitung =0.1787. Then L table =0.161, so if L hitung = 0.0664 <L table = 0.161, then the data is considered to be normal. The conclusion of hypothesis is accepted with a confidence level of 95% and a significant level of α=0.05, so there is a significant contribution between explosive power leg muscle with the result of running speed at eight grade students of SMPN 15 Pekanbaru 2013. Keywords: explosive power leg muscle, The result of the Running Speed A. PENDAHULUAN Olahraga merupakan salah satu bidang yang harus diperhatikan saat ini dalam pembangunan, karena olahraga bisa meningkatkan dan mengharumkan nama bangsa dipentas Regional dan Internasional. Undang-Undang RI No 3 Tahun 2005 pasal 1 ayat 13 tentang Sistem Keolahragaan Nasional menjelaskan bahwa : Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. 1.Mahasiswa pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi FKIP Universitas Riau,Nim 0905132957, Alamat; Jln. harapan Rumbai. 2.Dosen Pembimbing I, Staf pengajar program studi pendidikan olahraga, (08127625002) 3.Dosen Pembimbing II, Staf pengajar program studi pendidikan olahraga, (085356637383) 1

Dari kutipan di atas jelaslah bahwa olahraga prestasi dimasa sekarang ini memiliki dorongan prestasi atau pencapaian hasil yang baik merupakan ciri dari olahraga prestasi. Oleh karena itu manusia dapat bertahan terus dan bertambah maju melalui dukungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam membentuk dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya. Prestasi olahraga ditandai dengan kemampuan melakukan gerakan secara optimal. Dikatakan gerakan optimal, jika gerakannya dapat dilakukan secara efektif dan efesien. Salah satu kemampuan yang mendukung gerakan yang efektif dan efesien diatas adalah kemampuan fisik. Kemampuan fisik atau yang disebut juga kondisi fisik merupakan titik tolak dalam proses latihan yang akan menghasilkan prestasi. Sejalan dengan ini, M. Sajoto ( 1988 : 8 ) mengemukakan : kondisi fisik adalah prasyarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlit, bahkan dapat dikatakan dasar landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Menurut M. Sajoto (1995 : 8 ) Macam macam komponen kondisi fisik meliputi : 1) Kekuatan (strength), 2) Daya tahan (endurance), 3) Daya otot (muscular power), 4) Kecepatan (speed), 5) Daya lentur (flexibility), 6) Kelincahan (agility), 7) Koordinasi (coordinasi), 8) Keseimbangan (balance), 9)Ketepatan (accuracy), 10) Reaksi (reaction). Menurut (Sajoto, 1995:22), Daya ledak atau power sama dengan kekuatan explosive power dari otot tergantung dari dua factor yang saling berkaitan yaitu antara kekuatan otot berkontraksi dan kecepatan. Daya otot (muscular power) merupakan kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini dinyatakan bahwa daya otot=kekuatan (force) x kecepatan (velocity) (Sajoto, 1995:9). Kecepatan (speed) adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu seseingkat singkatnaya (M.Sajoto, 1995:9). Sedangkan meurut (Harsono, 1988:216), menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan gerakan yang sejenis secara berturut turut dalam waktu yang sesingkat singkatnya. Berdasarkan uraian di atas, untuk meningkatkan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan penulis akan membahas salah satu materi pokok yang diajarkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu olahraga atletik atau lari cepat. Atletik merupakan salah satu olahraga yang telah merakyat baik di kota bahkan sampai kepelosok desa. Lari jarak pendek ( sprinting ) adalah lari yang memperoleh kecepatan tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin agar berhasil dalam perlombaan. Untuk itu harus memiliki start yang baik, mampu menambah kecepatan, dan mempertahankan kecepatan maksimum untuk jarak yang tersisa ( Fred Mc Mane,2000:15). Dalam olahraga atletik dan khususnya lari jarak pendek ( sprint ) diperlukan juga ke spesifikasian komponen kondisi fisik, yakni untuk dapat berlari secepat cepatnya yang dimulai dari tolakan pertama dari balok start, berlari dan akhirnya memasuki garis finish. Oleh sebab itu seorang pelari harus memiliki kaki yang kuat untuk dapat menolak tumpuan dalam saat berlari, dan 2

memiliki ketahanan kaki agar kecepatan frekwensi lari tetap dipertahankan. Dengan demikian seorang sprinter ( pelari cepat jarak pendek ) harus memiliki kondisi fisik khusus yang sangat utama, yaitu kecepatan, kekuatan dan daya ledak otot tungkainya. Keterampilan tekhnik dasar olahraga atletik atau lari cepat adalah semua gerakan gerakan yang dibutuhkan dalam olahraga lari cepat. Tekhnik dasar lari cepat yang tentunya telah diajarkan oleh guru dan telah di pelajari oleh siswa dalam lari cepat di SMPN.15 Kota Pekanbaru ini khususnya : (1) start, (2) gerakan lari cepat, (3) dan gerakan memasuki garis finish. Penyajian olahraga lari cepat tingkat tinggi hanya mampu dilakukan oleh atlet atlet yang semenjak dini mendapatkan pendidikan atau latihan yang sempurna dan kontinu. Jadi bagi siswa SMPN.15 Kota Pekanbaru haruslah dimulai dari pembinaan tekhnik dasar, sebab siswa akan berhenti jika siswa tersebut tidak mendapatkan kemajuan dalam penguasaan tekhnik dasar sehingga menimbulkan rasa bosan/jenuh. Tekhnik dasar adalah modal utama dalam olahraga yang memungkinkan siswa mencatat sukses. Dalam kehidupan modern, manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga, baik sebagai penjaga kesehatan bagi tubuh maupun juga untuk prestasi, di dalam setiap siswa memiliki potensi, bakat, dan kemampuan yang perlu di bina agar mempunyai suatu prestasi yang membanggakan. Salah satu potensi, bakat dan kemampuan yang bisa untuk membuat suatu prestasi adalah pada cabang olahraga atletik atau lari cepat. Untuk mencapai prestasi maka di perlukan adanya dukungan dan kerjasama dari pengprov, PASI (Persatuan Atletik seluruh Indonesia), pemerintah, masyarakat dan instansi lainnya. Olahraga adalah bentuk bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi optimal (Engkos Kosasih,1993:3). Peneliti melihat masalah yang di temui dalam suatu pengajaran pada siswa SMPN 15 Kota Pekanbaru, salah satu masalah yang peneliti lihat yaitu tidak maksimalnya hasil kecepatan yang dilakukan oleh siswa SMPN 15 Kota Pekanbaru, sehingga hasil kecepatan lari yang dicapai setelah latihan tidak begitu maksimal. Ternyata Daya Ledak Otot Tungkai siswa tersebut tidak bisa di maksimalkan dengan baik, sehingga hasil kecepatan lari tidak maksimal tentunya. Berdasarkan latar belakang masalah, indentifikasi masalah, pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti yaitu Apakah terdapat Hubungan yang signifikan antara Daya Ledak Otot Tungkai Dengan Hasil Kecepatan Lari Pada Putra Kelas VIII SMPN 15 Kota Pekanbaru. Sesuai dengan penjelasan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai Dengan Hasil Kecepatan Lari Pada Putra Kelas VIII SMPN 15 Kota Pekanbaru. B. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas (daya ledak otot tungkai) dengan variabel terikat (hasil kecepatan lari) berkaitan dengan factor-faktor lain. Koofisien korelasi adalah Suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk 3

membandingkan hasil pengukuran dan variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan anatara variabel-variabel (Arikunto, 2006:270). Dalam penelitian ini, peneliti melihat secara korelasi dan data yang diperoleh melalui tes pengukuran terhadap semua variabel, variabel bebas dan variabel terikat. 2. Populasi dan Sampel 2.1 Populasi Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling, mengingat jumlah populasinya yang begitu banyak lebih dari 100 orang. Karena apabila jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka sebaiknya 20-25% populasi dijadikan sampel, Karena populasi lebih dari 100 maka yang diambil sampel berjumlah 30 orang. (arikunto, 2006:131). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII SMP Negeri 15 Pekanbaru 2.2 Sampel Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas VIII SMP Negeri 15 Pekanbaru, yang berjumlah 30 orang. 3. Instrumen penelitian a. Tujuan : Mengukur explosive power otot tungkai dan hasil kecepatan lari. b. Peralatan a) Jump MD b) Formulir pencatatan hasil tes dan alat tulis. c) Stopwatch d) lapangan. e) Pluit. c. Pelaksanaan a) Pengukuran daya ledak otot tungkai (vertical jump) yaitu menggunakan Jump MD (Meter Digital) Testee berdiri tegak lurus diatas jump md, Pasang jump md dipinggang testee dengan nyaman dan tali dalam keadaan tegang, Hidupkan jump md, dan skor dalam keadaan 0,00, Testee mengambil posisi siap untuk melocat keatas setingi mungkin, Tidak boleh melakukan awalan ketika akan meloncat ke atas, Posisi badan tidak boleh miring kedepan atau kebelakang pada saat meloncat. b) Pengukuran kecepatan lari Testee berdiri di belakang garis start, Kemudian bersiap siap untuk melakukan lari setelah aba-aba start dibunyikan, testee kemudian melakukan lari secepat secepatnya sampai memasuki garis finish, Skor testee adalah waktu tercepat memasuki garis finish. d. Penilaian a) Daya Ledak 4

Penilain dalam tes ini dilakukan dengan melihat skor yang dihasilkan testee setelah meloncat, skor yang terdapat di jump md merupakan hasil tinggi loncatan testee, nilai yang diperoleh testee adalah nilai yang tertinggi dari ketiga loncatan yang dilakukan. b) Kecepatan Lari Penilain dalam tes ini dilakukan dengan melihat skor yang dihasilkan testee setelah berlari, nilai yang diperoleh testee adalah nilai yang tercepat dari ketiga lari yang dilakukan. 4. Prosedur penelitian a. Kegiatan melakukan tes vertical jump menggunakan jump md ini dilakukan dengan posisi yang benar yaitu dari pemasangan alat, sikap awalan dan loncatan, dengan posisi badan tetap lurus tidak condong kedepan dan kebelakang, sebelum melakukan loncatan testi berdiri tegak lurus dan tali yang dipasang di pinggang harus tegang. b. Tes ini dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan dan nilai yang diambil yaitu nilai yang tertinggi. c. Tes kedua yaitu melakukan kecepatan lari sebanyak tiga kali dengan nilai tetinggi yaitu waktu tercepat dari ketiga tes tersebut. Testee melakukan lari dengan berada dibelakang garis start yang disediakan dilapangan, dan setelah aba aba di bunyikan. d. Kemampuan testee melakukan kedua tes ini dicatat seluruhnya dan data ini diambil dari semua sampel yang diteliti untuk mengetahui daya ledak otot tungkai dan kemampuan kecepatan lari masing-masing testee. e. Setelah diambil data selanjutnya akan dilakukan uji normalitas data dan uji t C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian a. Hasil analisis data kwantitatif Setelah dilakukan test vertical jump menggunakan jump md (meter digital) dengan melakukan tiga kali kesempatan maka diperoleh hasil sebagai berikut: skor tertinggi 59 cm, skor terendah 33 cm, dengan rata-rata (mean) 46.96 cm, standar deviasi 7.42, dan variansi 30.60, analisis hasil jump md serta distribusi frekwensi dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut: Table 1. Analisis Data Statistik Jump MD dari semua sampel STATISTIK JUMP MD Sampel 30 Mean 46,96 Std. Deviation 7,42 Variance 30,60 Minimum 33 Maximum 59 Sum 1409 5

Setelah dilakukan test lari cepat 50 meter sebanyak tiga kali maka diperoleh hasil sebagai berikut: skor tertinggi 8,87, skor terendah 6,46, dengan rata-rata (mean) 7,89, standar deviasi 1,75 dan variansi 8,61, analisis hasil lari cepat serta distribusi frekwensi dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut: Table 2. Analisis Data Statistik kecepatan Lari dari semua sampel STATISTIK KECEPATAN LARI Sampel 30 Mean 7,89 Std. Deviation 1,75 Variance 8,61 Minimum 6,46 Maximum 8,87 Sum 181,167 b. Hasil uji normalitas Tabel 3. Uji Normalitas data Variabel X L 0 Max L Tabel Hasil pengukuran vertical jump (jump md) 0,0664 0,161 Pengujian normalitas data melalui Uji Lilifors terhadap variabel X Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa data explosive power (X) berdistribusi normal sebab L 0maks < L tabel atau 0,0664 < 0,161. Variabel Y L 0 Max L Tabel Hasil pengukuran tembakan jump shoot 0,1787 0,161 Pengujian normalitas data melalui Uji Lilifors terhadap variabel Y Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa data tes kecepatan lari (Y) berdistribusi kurang signifikan sebab L 0maks > L tabel atau 0,1787 > 0,161 c. Hasil uji t Selanjutnya untuk menganalisis korelasi dan uji-t dari kedua variabel tersebut maka harga harga yang dibutuhkan untuk perhitungan sebagai berikut : x = 1409 x 2 = 67423 x.y = 11296,78 y = 237,761 y 2 = 1899,52 n = 30 Untuk perhitungan koofesien korelasi doperoleh hasil : r xy = 0,94 Untuk menguji apakah data korelasi product moment signifikan maka, untuk uji signifikan koofesien korelasi di atas, akan dilakukan Uji t : Dan hasil uji-t diperoleh yaitu : 6

t = 14,62 Uji t Tabel 4. Analisis Uji t t hitung t Tabel t = 14,62 1,701 :105) Penghitungan derajat bebas (db/v) = n-2 pada α = 0.05 (Ritonga, 2007 (db/v) = 30-2 = 28 Daftar distribusi t pada α = 0.05 diperoleh t o 95 (28) = 1,701. Karena t hitung =14,62 > t tabel =1,701 maka terdapat hubungan yang signifikan dengan kategori tinggi. 2. Pembahasan Setelah dilaksanakan penelitian yang diawali dari pengambilan data hingga pada pengolahan data yang akhirnya dijadikan patokan sebagai pembahasan hasil penelitian sebagai berikut : hubungan daya ledak otot tungkai dengan hasil kecepatan lari pada putra kelas VIII SMP Negeri 15 Pekanbarau r = 0,94. Ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dengan kategori tinggi. D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dengan memakai prosedur statistik penelitian maka disimpulkan bahwa untuk hubungan variabel x terhadap variabel y diperoleh r=0.94, maka hubungan antara variabel x terhadap y dikategorikan tinggi. Dimana keberartiannya diuji dengan uji t dan di dapat t hitung 14,62 > t tabel 1,645, dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima. 2. Saran saran penelitian yang dapat penulis kemukakan terkait dengan penelitian ini adalah : a. Disarankan kepada guru olahraga SMP Negeri 15 Pekanbaru hendaknya meningkatkan intensitas olahraga athletik lari supaya lebih meningkatkan latihan daya ledak otot tungkai dan kecepatan lari agar prestasi siswa dapat ditingkatkan. b. Pihak sekolah hendaknya melakukan upaya pembinaan keolahragaan secara intensif agar siswa menguasai teori, teknik maupun taktik lari yang baik, sehingga diharapkan mampu mencapai prestasi yang gemilang. c. Perlunya upaya penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang lebih lengkap dan memadai sesuai dengan kebutuhan agar siswa dapat berlatih dengan baik. 7

d. Bagi peneliti sendiri, kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan dalam permasalahan yang lebih luas dengan jumlah sample yang lebih besar, sehingga dapat memberikan sumbangan pikiran kepada pelatih, pembina maupun atlit dapat meningkatkan prestasi e. Para Pelatih / Guru Pendidikan Jasmani harus memperhatikan komponen kondisi fisik yang dominan seperti, daya ledak otot tungkai, kecapatan, kekuatan, reaksi, koordinasi, karena semua komponen ini sangat berperan penting. 8

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Bina Aksara, Jakarta Adi Winendra. Atletik Lari, Lompat. Lempar. Insan Mandani Arsil.(1999).Pembinaan Kondisi Fisik.Padang: FIK UNP A. Carr, Gerry, 1991. Atletik Untuk Sekolah. Jakarta : PT Raja Grafindo.. Ballesteros M.J. 1979. PASI Pedoman Latihan Dasar Atletik. Manual Didactico De Atletismo Bompa dalam Ismaryati, 2006.Tes Dan Pengukuran Olahraga. Surakarta : Sebelas Maret University Press. Djumidar, 2006. Dasar Dasar Atletik. Jakarta : Departermen Pendidikan Nasional Jarver, Jess, 2009. Belajar Dan Berlatih Atletik. Bandung : Pioner Jaya. Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta Dedikbud, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Ismariyati. 2008. Tes Dan Pengukuran Olahraga. Surakarta. UNS Press Kosasih,Engkos.(1993).Olahraga Tekhnik Dan Program Latihan. Jakarta: Akademika Presinddo Mane Mc Fred.2000. Dasar Dasar Atletik. Bandung. Angkasa Muklis, 2007. Olahraga Kegemaranku Atletik. Klaten : PT Intan Pariwara. Muhajir, 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Bandung : Erlangga. Mukholid Agus. 2004. Pendidikan Jasmani Kelas I. Surakarta. Yudhistira Nurhasan, 1986. Tes Dan Pengukuran. Depdikbud. Universitas Terbuka Ritonga Zulfan. 2007. Statistika Untuk Ilmu Ilmu Sosial. Pekanbaru. Cendekia Insani Sajoto, 1995. Peningkatan Dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang.Dahara Prize Sugiyono. 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia Edisi 2. Jakarta. Salemba Media Undang Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional 9