1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional, telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang medis dan ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho 2000). Lansia sebagai tahap akhir siklus kehidupan, merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai lanjut usia dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Lanjut usia adalah sekelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Konteks kehidupan tersebut dihubungkan secara biologis, sosial, dan ekonomi. Sedangkan menurut Undang-Undang No.13 tahun 1998 batasan lanjut usia adalah 60 tahun (Notoatmodjo 2007). Bertambah lansia diberbagai negara, termasuk negara berkembang seperti Indonesia, akan mengubah profil kependudukan Nasional maupun global. Pada tahun 2000-an, jumlah lansia didunia sekitar 426 Juta atau 6,8% dari jumlah penduduk, maka pada 25 tahun pertama abad ke-21 atau tahun
2 2025, diperkirakan meningkat 2 kali lipat menjadi 828 Juta orang sekitar 9,7% dari jumlah penduduk dunia (Hutapea 2005). Secara geografis, distribusi penduduk lanjut usia di indonesia terbanyak di pulau jawa yaitu 66,84% dari seluruh penduduk lanjut usia (Notoatmodjo 2007). Jumlah penduduk lanjut usia menimbulkan banyak masalah terutama masalah dari segi kesehatan dan kesejahteraan lanjut usia. Masalah tersebut jika tidak segera ditangani akan berkembang menjadi masalah yang lebih kompleks. Masalah yang kompleks pada lanjut usia baik dari segi fisik, mental, maupun sosial berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan mental, sehingga menimbulkan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan meningkat (Notoatmodjo 2007). Constantinides tahun 1994 (dikutip dalam Nugroho 2000) mengemukakan bahwa menua adalh suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan dan emperbaiki kerusakan yang diderita. Manusia secar progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan struktur yang disebut penyakit degeneratif salah satunya adalah hipertensi (Darmojo et al. 2000). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmhg dan diastolik di atas 90 mmhg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan diastolik 90 mmhg (Smeltzer,2001). Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmhg dinyatakan sebagai hipertensi.
3 Berdasarkan laporan survei Rumah Sakit dan Puskesmas prevalensi hipertensi di propinsi jawa tengah pada tahun 2008 sebesar 1,16% mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 sebesar 0,6%. Berdasarkan data yang didapat oleh peneliti dari dinas kesehatan Kabupaten Batang tahun 2010 jumlah penderita hipertensi sebanyak 0,6% dari jumlah penduduk total 706.764 orang. Dan paling tinggi adalah di Kecamatan Warungasem sebanyak 7,2% dari 1.862 orang. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Relaksasi Progresif terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia di Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. Relaksasi progresif adalah suatu latihan terinstruksi untuk mengerutkan dan merilekskan kelompok otot mulai dari otot wajah sampai dengan otot kaki (Karyono 2002). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu apakah ada pengaruh relaksasi progresif untuk penurunan tekanan darah pada lansia di Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang C. Tujuan 1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi progresif terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang.
4 2. Tujuan khusus a. Mengetahui karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. b. Mengetahui tekanan darah pada lansia di Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang sebelum dilakukan relaksasi progresif. c. Mengetahui tekanan darah pada lansia di Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang setelah dilakukan relaksasi progresif. d. Mengetahui pengaruh relaksasi progresif terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi lanjut usia (lansia) Memberikan informasi dan pengetahuan kepada lansia, dengan relaksasi progresif dapat membantu menurunkan tekanan darah. 2. Bagi institusi kesehatan Memberikan informasi dan pengetahuan pada institusi kesehatan tentang pengobatan onfarmakologis pada penderita hipertensi yaitu relaksasi progresif. 3. Bagi profesi keperawatan. Memberikan informasi bagi perawat gerontik tentang pentingnya tindakan keperawatan non farmakologis dengan memberikan relaksasi progresif untuk menurunkan tekanan darah. 4. Bagi peneliti lain.
5 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan kepada peneliti lain dalam membuat penelitian yang serupa dengan variabel yang berbeda. 5. Bagi petugas kesehatan Bagi petugas kesehatan diharapkan mampu memberikan pengarahan terinstruktur kepada klien dengan hipertensi terutama dengan relaksasi progresif sehingga diharapkan mampu mengurangi resiko terjadinya hipertensi. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmadona,ismayadi (2012) penelitian tersebut berjudul Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Tidur Lansia. Penelitian ini menggunakan desain Quasi experimen, dengan rancangan one Group Pre Test-Post Test Design. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan satu kelompok sampel, yaitu satu kelomok intervensi tanpa kelompok kontrol. Pemenuhan istirahat tidur diukur dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitiannya adalah ada pengaruh yang signifikan antara relaksasi progresif terhadap pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur klien. Dengan nilai p value = 0,000 kurang dari 0,05. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan judul Pengaruh Relaksasi Progresif Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia dengan Hipertensi di Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang yaitu, peneliti menggunakan desain penelitian
6 eksperimen dengan pendekatan pre eksperiment design. Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini juga berbeda. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Sri subiartiningsih dengan judul Pengaruh Terapi Murotal Terhadap penurunan Tekanan Darah Passien Pre Operasi di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini menggunakan desain one group pretest and posttest design dengan tehnik pengambilan sampel accidental sampling. Jumlah sampel sebanyak 35 orang. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara terapi murrotal terhadap penurunan tekanan darah pada passien pre operasi di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Dengan nilai p = 0,000 < 0,05