BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pediculus Humanus Capitis Pediculus humanus capitis merupakan ektoparasit yang menginfeksi manusia, termasuk dalam famili pediculidae yang penularannya melalui kontak langsung dan dengan perantara barang-barang yang dipakai bersamasama. Misalnya : sisir, sikat rambut, topi, dan lain-lain (Soedarto, 1989). 1. Taxonomi Phylum : Artropoda Kelas : Insekta Ordo : Phthiraptera Sub Ordo : Anoplura Famili : Pediculidae Genus : Pediculus Spesies : Pediculus humanus. capitis (Soedarto, 1990). 2. Morfologi a. Kutu rambut dewasa Kutu rambut dewasa berbentuk pipih dan memanjang, berwarna putih abu-abu, kepala ovoid bersudut, abdomen terdiri dari 9 ruas, Thorax dari khitir seomennya bersatu. Pada kepala tampak sepasang mata sederhana disebelah lateral, sepasang antenna pendek yang terdiri atas 5 ruas dan proboscis, alat penusuk 4
5 yang dapat memanjang. Tiap ruas thorax yang telah bersatu mempunyai sepasang kaki kuat yang terdiri dari 5 ruas dan berakhir sebagai satu sapit menyerupai kait yang berhadapan dengan tinjolan tibia untuk berpegangan erat pada rambut. Kutu rambut jantan berukuran 2mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf V. Sedangkan kutu rambut betina berukuran 3mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf V terbalik. Pada ruas abdomen terakhir mempunyai lubang kelamin di tengah bagian dorsal dan 2 tonjolan genital di bagian lateral yang memegang rambut selama melekatkan telur. Jumlah telur yang diletakkan selama hidupnya diperkirakan 140 butir (Brown, H.W, 1983). b. Nimfa Nimfa berbentuk seperti kutu rambut dewasa, hanya bentuknya lebih kecil. c. Telur Telur berwarna putih mempunyai oper culum 0,6 0,8 mm disebut nits. Bentuknya lonjong dan memiliki perekat, sehingga dapat melekat erat pada rambut. Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5 10 hari (Brown.H.W, 1983). 3. Siklus Hidup Lingkaran hidup kutu rambut merupakan metamorfosis tidak lengkap, yaitu telur nimfa dewasa. Telur akan menetas menjadi nimfa dalam waktu 5 10 hari sesudah dikeluarkan oleh induk kutu
6 rambut. Sesudah mengalami 3 kali pergantian kulit, nimfa akan berubah menjadi kutu rambut dewasa dalam waktu 7 14 hari. Dalam keadaan cukup makanan kutu rambut dewasa dapat hidup 27 hari lamanya (Ganda Husada.S, 1992). 4. Epidemiologi Kutu rambut merupakan parasit manusia saja dan tersebar di seluruh dunia. Tempat-tempat yang disukainya adalah rambut pada bagian belakang kepala. Kutu rambut kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah dari satu hospes ke hospes lain. Kutu rambut ini dapat bertahan 10 hari pada suhu 5 o c tanpa makan, dapat menghisap darah untuk waktu yang lama, mati pada suhu 40 0 c. Panas yang lembang pada suhu 60 0 c memusnahkan telur dalam waktu 15 30 menit. Kutu rambut kepala mudah ditularkan melalui kontak langsung atau dengan perantara barang-barang yang dipakai bersamasama. Misalnya sisir, sikat rambut, topi dan lain-lain (Brown.H.W.1983).
7 Pada infeksi berat, helaian rambut akan melekat satu dengan yang lainnya dan mengeras, dapat ditemukan banyak kutu rambut dewasa, telur (nits) dan eksudat nanah yang berasal dari gigitan yang meradang. Infeksi mudah terjadi dengan kontak langsung. Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan kepala (Ganda Husada.S, 1992). 5. Patologi dan Gejala Klinik Lesi pada kulit kepala disebabkan oleh tusukan kutu rambut pada waktu menghisap darah. Lesi sering ditemukan di belakang kepala atau kuduk. Air liur yang merangsang menimbulkan papula merah dan rasa gatal yang hebat (Ganda Husada. 1992). 6. Diagnosis Diagnosis ditegakkan jika terdapat rasa gatal-gatal yang hebat dengan bekas-bekas garukan dan dipastikan jika ditemukan Pediculus humanus capitis dewasa, nimfa dan telurnya (Soedarto, 1990). B. Pemberantasan dan Pencegahan Pemberantasan kutu rambut kepala dapat dilakukan dengan menggunakan tangan, sisir serit atau dengan pemakaian insektisida golongan klorin (Benzen heksa klorida). Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan rambut kepala.
8 C. Kondisi Lingkungan 1. Keadaan alam Desa Jimbaran, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang merupakan daerah yang berudara dingin dan berada di bawah kaki gunung Ungaran. Daerah tersebut mempunyai luas 1.808.721 hektar. Ketinggian tanahnya 25 m di atas permukaan laut dan bersuhu udara rata-rata 30 C. 2. Penduduk Penduduk Desa Jimbaran, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang rata-rata tergolong ekonomi kelas menengah ke bawah sebagian bekerja sebagai pegawai, wiraswasta dan petani. D. Macam Pemeriksaan Pada pemeriksaan ini teknik yang digunakan yaitu pemeriksaan langsung. Teknik ini merupakan paling mudah dikerjakan dan waktu yang dibutuhkan sedikit. Keuntungan lain yang tidak menggunakan reagen yang merusak parasit dan reagen yang digunakan sedikit. Formalin berfungsi untuk mematikan parasit.
9 E. Pengobatan 1. Macam-Macam Pengobatan Infeksi Pediculus humanus capitis (kutu rambut) dapat diobati dengan pemakaian insektisida golongan klorin (benzene heksa klorida) (Ganda Husada S., 1998 : 268). Macam-macam obat untuk Pediculus humanus capitis (Kutu rambut) a. Shampoo b. Saleb c. Cair 2. Komposisi Penggunaan : a. Shampo Lidane 1% Obat : gamma benzene heksa klorid atau piretrin Dosis : shampo rambut biarkan 4 10 menit, kemudian dibilas piretrin. Pakai sampai rambut menjadi basah, biarkan 10 menit kemudian dibilas. (Tindak lanjut periksa rambut 1 minggu setelah pengobatan untuk telur dan kutu rambut) (Garcia.S, 1996 : 327). b. Selep Lindang (BHC 10%) ; atau bedak DDT 10% atau BHC 1% dalam pyrophylite; atau Benzaos benzylicus emulsion. Dosis : Kepala dapat digosok dengan salep Lindane (BHC 1%) atau dibedaki dengan DDT 10% atau BHC 1% dalam pyrophlite atau baik dengan penggunaan 3 5 gram
10 dari campuran tersebut untuk sekali pemakaian. Bedak itu dibiarkan selama seminggu pada rambut, lalu rambut dicuci dan disisir untuk melepaskan telur. Emulsi dari benzyl benzoate ternyata juga berhasil (Brown.H.W, 1983). c. Cair / Peditox / Hexachlorocyclohexane 0,5% Dosis : Gosokkan pada rambut dan kepala sampai merata biarkan semalam kemudian dicuci lalu dikeringkan. F. Kerangka Teori Kondisi Rambut Perilaku Membersihkan Rambut Keberadaan Pediculus humanus capitis Sumber Infeksi G. Kerangka Konsep Perilaku menjaga kebersihan diri Variabel bebas Keberadaan Pediculus humanus capitis Variabel terikat