ANALISIS LINEARITAS KELUARAN RADIASI PADA X-RAY MOBILE DENGAN MENGGUNAKAN PIRANHA

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B. Skripsi

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

ANALISIS PENGUKURAN LINIERITAS KELUARAN PADA PESAWAT SINAR-X RADIOGRAFI UMUM DI RSUD LANGSA. Hadi SAPUTRA NIM :

IMPLEMENTASI COMPLIANCE TEST PESAWAT DENTAL INTRAORAL PADA SALAH SATU KLINIK GIGI DI KOTA PADANG

PENGARUH TEGANGAN TABUNG (KV) TERHADAP KUALITAS CITRA RADIOGRAFI PESAWAT SINAR-X DIGITAL RADIOGRAPHY (DR) PADA PHANTOM ABDOMEN

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

OPTIMALISASI DOSIS RADIASI SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX SKRIPSI

PERKIRAAN DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN DENGAN SINAR-X RADIOGRAFI UMUM. RUSMANTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR

PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI. Evi Yusita Nim

PENGARUH LINEARITAS DAN RESIPROSITAS mas TERHADAP INTENSITAS RADIASI PADA PESAWAT SINAR-X MERK SAMSUNG

PENGUKURAN DOSIS RADIASI PADA PASIEN PEMERIKSAAN PANORAMIK. Abdul Rahayuddin H INTISARI

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal 27-34

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta

UJI KELAYAKAN PESAWAT SINAR-X TERHADAP PROYEKSI PA (POSTERO-ANTERIOR) DAN LAT (LATERAL) PADA TEKNIK PEMERIKSAAN FOTO THORAX

Uji Akurasi Tegangan Tinggi Alat Rontgen Radiography Mobile. Wadianto¹, Azis Muslim²

BAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi

UJI KESESUAIAN AKURASI DAN LINEARITAS KELUARAN RADIASI PADA PESAWAT CT-SCAN SUITABILITY ACCURACY AND LINEARITY OUTPUT RADIATION CT- SCAN TEST

ANALISA PENGARUH FAKTOR EKSPOSI TERHADAP ENTRANCE SURFACE AIR KERMA (ESAK)

ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI

EFFICIENCY TEST OF COLIMATOR SHUTTER AT THE X RAY TUBE IN RADIODIAGNOSTIC LABORATORY OF POLTEKKES JAKARTA 2 AND TWO CLINICAL HOSPITALS IN JAKARTA

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

ANALISIS KOLIMASI BERKAS SINAR-X PADA PESAWAT FLUOROSCOPY (MOBILE C-ARM) DIRUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

Uji Kesesuaian Pesawat Fluoroskopi Intervensional merek Philips Allura FC menggunakan Detektor Unfors Raysafe X2 di Rumah Sakit Universitas Andalas

ilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan modalitas untuk keperluan

Analisis Radiasi Hambur di Luar Ruangan Klinik Radiologi Medical Check Up (MCU)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL

Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

JImeD, Vol. 1, No. 1 ISSN X

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN DAN DOSIS RADIASI PADA VARIASI KOMBINASI KAYU DAN ALUMINIUM

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

Analisis Pengaruh Faktor Eksposi terhadap Nilai Computed Tomography Dose Index (CTDI) pada Pesawat Computed Tomography (CT) Scan

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 01-P /Ka-BAPETEN/ I-03 TENTANG PEDOMAN DOSIS PASIEN RADIODIAGNOSTIK

Kata kunci : Fluoroskopi intervensional, QC, dosimetri, kualitas citra.

Acceptance Test Of Diagnostic X-Ray Merk GE Type XR 6000 In Radiodiagnostic And Radiotherapy Department Laboratory Of Health Polytechnic Of Semarang

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY

PENENTUAN NILAI TEBAL PARUH (HVL) PADA CITRA DIGITAL COMPUTED RADIOGRAPHY

LEMBAR PENGESAHAN. No. Dok : Tanggal : Revisi : Halaman 1 dari 24

PEMBUATAN KURVA ISODOSIS PAPARAN RADIASI DI RUANG PEMERIKSAAN INSTALASI RADIOLOGI RSUD KABUPATEN KOLAKA - SULAWESI TENGGARA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

RESPON PHOTOSTIMULABLE PHOSPHOR (PSP) PADA COMPUTED RADIOGRAPHY TERHADAP AKURASI TEGANGAN TABUNG DAN LINIERITAS KELUARAN PESAWAT SINAR-X

ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

Pengukuran Dosis Radiasi dan Estimasi Efek Biologis yang Diterima Pasien Radiografi Gigi Anak Menggunakan TLD-100 pada Titik Pengukuran Mata dan Timus

Penentuan Entrance Skin Exposure (ESE) pada Pesawat Mammografi Mammomat 1000 dengan Filter Molybdenum (Mo) dan Rhodium (Rh)

PANDUAN UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOGRAFI UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

EVALUASI METODE PENENTUAN HALF VALUE LAYER (HVL) MENGGUNAKAN MULTI PURPOSE DETECTOR (MPD) BARRACUDA PADA PESAWAT SINAR-X MOBILE

ESTIMASI DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN DENTAL PANORAMIK SKRIPSI

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

UJI KESESUAIAN SEBAGAI ASPEK PENTING DALAM PENGAWASAN PENGGUNAAN PESAWAT SINAR-X DI FASILITAS RADIOLOGI DIAGNOSTIK

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

ANALISIS KESELAMATAN PESAWAT SINAR-X DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH FAKTOR EKSPOSE TERHADAP KONTRAS RESOLUSI CT SCAN SKRIPSI HOTROMASARI DABUKKE NIM :

PENGUKURAN PAPARAN RADIASI PESAWAT SINAR X DI INSTALASI RADIODIAGNOSTIK UNTUK PROTEKSI RADIASI

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja dan penduduk Indonesia secara umum akan bertambah baik dan

Pengukuran dan Analisis Dosis Radiasi Keluaran pada Pesawat Sinar-X yang Berusia Lebih dari 10 Tahun pada Rumah Sakit di Kota Medan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UJI KESESUAIAN KUALITAS CITRA DAN INFORMASI DOSIS PASIEN PADA PESAWAT MAMMOGRAFI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL

SKRIPSI UTARA M E D A N. Oleh. Universitas Sumatera Utara

Kontras. Darmini J. Dahjono Asri Indah Aryani

Pengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

Jurnal MIPA 38 (2) (2015): Jurnal MIPA.

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN PADA BESI, TEMBAGA DAN STAINLESS STEEL SEBAGAI BAHAN PERISAI RADIASI

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN TINGKAT PANDUAN PAPARAN MEDIK ATAU DIAGNOSTIC REFERENCE LEVEL (DRL) NASIONAL

TANTANGAN BADAN PENGAWAS MENGIMPLEMENTASIKAN PERATURAN PENGGUNAAN PESAWAT SINAR X UNTUK DIAGNOSTIK.

UJI EFISIENSI CELAH (SHUTTER) KOLIMASI PERALATAN SINAR-X DI LABORATORIUM DAN DUA INSTALASI RADIOLOGI RS LAHAN PKL JUR TRO POLTEKKES JAKARTA II

DAMPAK TINGKAT RADIASI PADA TUBUH MANUSIA

ANALYSIS OUTPUT TOLERANCE LIMITS X-RAY MACHINE DIAGNOSTIC (Case Study in one of the General Hospital inbanda Aceh)

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA D3 POLITEKNIK KESEHATAN GIGI MAKASSAR MENGENAI PROTEKSI RADIASI PADA FOTO ROENTGEN SKRIPSI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR FORMULIR PERMOHONAN SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. massanya, maka radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

ANALISIS PENGARUH GRID TERHADAP PENYIMPANGAN BENTUK DAN UKURAN OBJEK (DISTORSI)

ESTIMASI DOSIS JANIN PADA PEMERIKSAAN RADIOGRAFI THORAKS DAN ABDOMEN

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

BAPETEN. Radiasi. Keselamatan. Pesawat Sinar X. Radiologi. Diagnostik. Intervensional.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. bersinggungan dengan sinar gamma. Sinar-X (Roentgen) mempunyai kemampuan

Transkripsi:

ANALISIS LINEARITAS KELUARAN RADIASI PADA X-RAY MOBILE DENGAN MENGGUNAKAN PIRANHA Nur Mukminah R., Iswadi, dan Ihsan Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar Email: wadi.phys.uin@gmail.com Abstract: The research was conducted on the linearity of the output radiation in the mobile X-ray by using Piranha. This study aimed to measure the radiation dose exposure, to determine the relationship between the increase in the voltage of the radiation dose exposure and increase the tube current to the radiation dose exposure, as well as to analyze the radiation output and linearity of the output radiation. Data collection was conducted at the Dr. Tadjuddin Chalid Hospital Makassar in radiological installation. In this study the variables that measured the radiation dose and exposure variables that change the tube current and voltage. The data obtained and analyzed to calculate the value of the output radiation and radiation output linearity in the X- ray mobile. The analysis showed that the X-ray mobile with GE brand that are in radiological installation Dr. Tadjuddin Chalid Hospital has good linearity. Keywords: X-ray mobil, Radiation, Piranha, Linearity of Radiation Output 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Pemanfaatan sinar-x dalam radiodiagnostik di dunia kedokteran sangat menunjang dalam proses diagnosis. Secara tidak langsung hal ini akan memberikan kontribusi radiasi yang berasal dari sumber radiasi buatan terhadap pasien. Efek radiasi pengionisasi pada jaringan hidup khususnya jaringan tubuh manusia menjadi suatu pokok perhatian masyarakat umum. Kontribusi radiasi buatan akan menimbulkan efek biologis yang secara langsung atau tidak langsung akan diderita oleh pasien. Oleh karena itu, pemanfaatan sinar-x sebagai radiodiagnostik di bidang kesehatan telah diatur oleh pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif dan Surat Keputusan Kepala BAPETEN Nomor 01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja dengan Radiasi. Penelitian tentang keluaran radiasi pada pesawat sinar-x pernah dilakukan oleh Aulya Rahayu yang membandingkan Karakteristik Keluaran Antara Pesawat Sinar-x Toshiba Model DRX-1824B dan Toshiba Model DRX- 1603B. Jenis Pesawat X-Ray yang digunakan adalah pesawat X-Ray konvensional, hasil dari penelitian menyatakan bahwa secara umum hasil pengukuran karakteristik keluaran radiasi dari kedua pesawat sinar-x 76 Al-Kimia

konvensional menunjukkan bahwa kedua pesawat masih layak untuk digunakan. Dwi Oktavina W. yang meneliti Koefisien Backscatter Faktor Sinarx Diagnostik dalam Rentang RQR (Radiation Qualities In Radiodiagnostik) Pada ISO Water Slab Phantom, menyatakan bahwa faktor hamburan balik untuk lapangan radiasi (12,4 cm 12,4 cm) meningkat dengan kualitas radiasi RQR 5 sampai dengan RQR 10 (HVL 2,58 mmal-6,57 mmal). Penelitian lain tentang kualitas keluaran radiasi sinar-x menunjukkan bahwa kebocoran pada unit sinar-x dapat mempengaruhi kualitas keluaran sinar-x. Jika penelitian sebelumnya menggunakan unit sinar-x konvensional (statis) maka pada penelitian kali ini akan digunakan unit sinar-x yang dapat di pindahkan (mobile). Uji linearitas keluaran radiasi pada X-Ray Mobile dengan menggunakan alat ukur Piranha. Linearitas keluaran radiasi merupakan salah salah satu kegiatan uji yang termasuk dalam Quality Control (Kontrol Kualitas) pada pesawat sinar-x. Asumsi linearitas adalah asumsi yang akan memastikan apakah data yang dimiliki sesuai dengan garis linear atau tidak. Linieritas menjelaskan adanya hubungan dalam bentuk garis lurus antara variable. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah linearitas keluaran radiasi pada X-Ray Mobile sesuai dengan batas toleransi yang telah ditentukan? Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Apakah linearitas keluaran radiasi pada X-Ray Mobile sesuai dengan batas toleransi yang telah ditentukan. Ruang Lingkup Penelitian terhadap keluaran radiasi dilakukan pada pesawat sinar-x khusus, pesawat sinar-x mobile. Penelitian ini dibatasi hanya pada 1 unit sinarx mobile dan dilakukan di RS.Tajuddin Khalid Makassar tanpa menggunakan pasien. Aspek-aspek yang diteliti meliputi : nilai arus tabung, pengukuran paparan radiasi dengan menggunakan beberapa variasi arus tabung dan tegangan, nilai keluaran radiasi, serta linearitas keluaran (output) radiasi. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah Piranha. 2. TINJAUAN PUSTAKA Sinar-x Sinar-x ditemukan oleh Roentgen pada tahun 1895 ketika mempelajari tabung sinar katoda dengan membungkus tabung dengan suatu kertas hitam agar tidak terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar. Sinar-x atau sinar Roentgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-x umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi sinar-x. 77 Al-Kimia

Sinar-x terjadi dan tercipta dalam sebuah tabung sinar katoda. Tabung sinar katoda ini harus bersifat hampa agar partikel sinar-x tidak mengalami tumbukan dengan partikel lain. Proses fisis yang terjadi dalam tabung umum berupa efek fotolistrik, hamburan Compton atau produksi pasangan. Proses tersebut ditentukan oleh besarnya energi electron yang terlepas dari filemen saat menumbuk target pada anoda. Gambar 1. Skematik tabung sinar katoda sinar-x (Khan, F.M., 2003) Keluaran radiasi sebuah unit Pesawat Sinar-x dapat dikontrol dan ditentukan berdasarkan dua hal, yakni pengaturan tegangan (kv) dan Pengaturan arus tabung (mas). Besar kecilnya kv dan mas yang digunakan disesuaikan dengan objek yang hendak disinari, misalnya untuk foto thoraks digunakan kv 70 120 kv. X-ray Mobile Pesawat sinar-x mobile adalah pesawat sinar-x yang mudah dipindahkan dari satu ruangan ke ruang yang lain. Pesawat sinar-x terdiri dari sistem dan subsistem sinar-x atau komponen. Sistem sinar-x adalah seperangkat komponen untuk menghasilkan radiasi dengan cara terkendali. Sedangkan subsistem berarti setiap kombinasi dari dua atau lebih komponen sistem sinar-x. Pesawat sinar-x diagnostik yang lengkap terdiri dari sekurangkurangnya generator tegangan tinggi, panel kontrol, tabung sinar-x, kolimator, dan tiang penyanggah tabung. 78 Al-Kimia

(i) Gambar 2. Unit x-ray mobile (ii) Tingkat Panduan Penyinaran Medik Tingkat panduan untuk penyinaran medik harus ditetapkan dan digunakan pada radiodiagnostik dalam proses optimisasi. Tindakan n korektif harus ditempuh jika dosis pasien secara konsisten berada dibawah tingkat panduan, dengan mempertimbangkan informasi diagnostik yang diminta dan keuntungan medis yang diperoleh pasien. Jika dosis melampaui tingkat panduan, kajian ulang (review) harus dipertimbangkan sebagai masukan untuk memastikan perlindungan yang optimal bagi pasien. Penanganan proteksi radiasi internasional dilakukan oleh Internasional Comission on Radiological Protection (ICRP) sedangkan di Indonesia proses pengawasan dilakukan oleh BAPETEN. ICRP telah menentukan dosis maksimum yang dapat diperkenankan sebagai pedoman dalam proteksi radiasi, yaitu Maximum Permissible Dose (MPD). Nilai MPD ini telah beberapa kali mengalami perubahan. Oleh karena proteksi radiasi tidak saja ditinjau dari sudut efek somatic saja, tetapi juga efek genetis. Dosis maksimumm yang diperkenankan bagi pekerja radiasi berbeda dengan masyarakat mum. Bagi masyarakat umum tidak lagi memakai MPD, akan tetapi diganti dengan dosis limit (batas dosis). Maksud dari pemakaian dosis limit i ni untuk memperoleh standarisasi dalam pelaksanaan proteksi pada pemakaian sumber-sumber radiasi sehingga masyarakat tidak mungkin mendapatkan radiasi yang membahayakan. Nilai batas dosiss untuk masyarakat ialah 1/10 daripada MPD bagi pekerja radiasi (Ahmadi, dkk, 2009). BAPETEN juga mengeluarkan regulasi yang sama dengan menerbitkan pedoman dosis pasien radiodiagnostik seperti pada tabel 1 berikut. 79 Al-Kimia

Tabel 1. Tingkat panduan dosis radiodiagnostik untuk setiap pemeriksaan pada orang dewasa Linieriatas Keluaran Radiasi Pada pesawat X-Ray ada beberapa kegiatan uji yang dilakukan untuk mengetahui kualitas suatu pesawat sinar-x, program ini sering disebut sebagai Kontrol Kualitas (Qualityy control). Salah satu kegiatan uji yang termasuk dalam program Quality control adalah uji linearitas keluaran radiasi pesawat sinar-x. Linearitas keluaran radiasi adalah tingkat keluaran radiasi yang proposional terhadap penggunaan berbagai mas. Linearitas keluaran (output) radiasi adalah kemampuan pesawat radiografi untuk menghasilkan keluaran radiasi yang konstan dari berbagai macam kombinasi ma dan waktu paparan sinar-x. Linearitas pemaparan harus dalam toleransi 10% untuk masing-masing pasangan waktu paparan dengan mas yang telah ditentukan. Linearitas pemaparan diukur dengan dosimeter radiasi yang presisi untuk mengukur intensitas radiasi. Pada keluaran radiasi (mgy mas -1 ), linearitas keluaran radiasi dapat dihitung dengan cara menentukan terlebih dahulu keluaran radiasi maksimum (X2) dan keluaran radiasi minimum (X1). Toleransi koefisien linear tidak boleh melebihi 0.1 atau! jika dalam persen maka toleransinya adalah 10% 80 Al-Kimia

Piranha Piranha merupakan multimeter yang dapat mengukur: kv, waktu, dosis, laju dosis, HVL, dan total filtrasi. Piranha menjamin bahwa hasil pengukuran alat ini merupakan hasil yang akurat dengan cara pengukuran yang sederhana, cepat, dan cerdas. Piranha ini dirancang sebagai multimeter yang serba lengkap (all in one) yang sangat cocok untuk digenggam di telapak tangan. Detektorstandar dan Bluetooth yang telah terpasang pada alat Piranha memudahkan dalam pengukuran serta alat ini juga dilengkapi dengan USB yang sesekali bisa digunakan jika dibutuhkan. 3. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret April 2013, pada Instalasi Radiologi Rumah Sakit Tadjuddin Chalid Makassar. Perangkat X-ray yang digunakan adalah jenis x-ray mobile. Pengambilan data Pengukuran Data pengukuran nilai keluaran (output) radiasi diambil secara langsung pada saat pengujian alat. Untuk keakurasian hasi pengukuran, pengambilan data dilakukan sebanyak 5 (lima) kali pengukuran dengan menggunakan tegangan 50 kv 90 kv, dengan variasi nilai keluaran arus tabung (mas) yang berbeda di setiap pengukurannya Analisis Data-data hasil pengukuran dianalisa dengan menggunakan standar pengukuran yang dikeluarkan oleh Australia Barat. Analisa menggunakan metode statistik parametrik, diantaranya : a. Nilai rata-rata hasil pengukuran b. Nilai bacaan keluaran tabung (Output) + Dengan X max sebagai Paparan dosis radiasi maksimum dan X min sebagai Paparan dosis radiasi minimum Menganalisis hasil keluaran arus tabung (output) dan konsistensi keluaran paparan dosis radiasi (Linearitas Output) berdasarkan nilai rata-rata pengukuran dengan batas toleransi 10%. 81 Al-Kimia

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pesawat Sinar-x yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Pesawat Sinar-x Mobile dengan merk GE buatan Francis yang berada di Instalasi Radiologi RS Dr.Tadjuddin Chalid Makassar. Pesawat jenis ini dapat digunakan untuk pemeriksaan general radiography baik untuk konvensional maupun pemeriksaan dengan bahan kontras. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan berbagai variasi mas untuk setiap nilai tegangan yang ditentukan, yaitu 10 mas, 12,5 mas, 20 mas, 25 mas, dan 32 mas pada setting 50 kv, 60 kv, 70 kv, 80 kv dan 90 kv, pada jarak fokus ke detektor Piranha yaitu 70 cm, luas daerah penyinaran disesuaikan dengann ukuran detektor Piranha. Masing-masing pengukuran dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali untuk setiap mas pada setiap tegangan. Hasil Eksperimen Paparan Dosis Radiasi Gambar 3. Grafik Hubungan Nilai Hasil Pengukuran Paparan Dosis Radiasi dengan Nilai Keluaran Arus Tabung (mas) Gambar 3 menunjukkan bahwa dosis radiasi paling rendah berada pada pengaturan arus tabung yang paling rendah yaitu 10 mas dan dosis radiasi yang paling tinggi berada pada pengaturan arus tabung paling tinggi yaitu 32 mas. Untuk hubungan tegangan terhadap paparan dosis radiasi dapat dilihat pada grafik berikut; 82 Al-Kimia

Gambar 4. Grafik Hubungan Nilai Hasil Pengukuran Paparan Dosis Radiasi dengan Tegangan (kv) Grafik 4 menunjukkan bahwa dosis radiasi paling rendah berada pada pengaturan tegangan yang paling rendah yaitu 50 kv dan dosis radiasi yang paling tinggi berada pada pengaturan tegangan paling tinggi yaitu 90 kv. Jadi tabung pesawat sinar-x masih berfungsi dengan baik jika ditinjau dari hubungan antara hasil paparan dosis radiasi terhadap arus tabung serta hubungan antara hasil paparan dosis radiasi terhadap tegangan, karena semakin besar arus tabung yang digunakan maka semakin tinggii tingkat densitas film serta dosiss radiasi yang dihasilkan, begitu pula dengan tegangan jika semakin besar tegangan yang digunakan maka daya tembus sinar-x juga semakin dalam dan dosis paparan radiasi juga semakin besar. 83 Al-Kimia

Analisis Keluaran (output) Radiasi Sinar-x dan Linearitas Gambar 5. Grafik Hubungan Nilai Output (Keluaran) Radiasi dengann Nilai Keluaran Arus Tabung (mas) Gambar 5 menunjukkan bahwa pada tegangan 50 kv. 60 kv, 70 kv, 80 kv, dan 90 kv, outpu radiasi yang dihasilkan untuk setiap pengaturan arus tabung tidak mengalami perbedaan yang signifikan atau memilikii tingkat kesejajaran yang baik pada setiap tegangan. Jadi jika ditinjau dari lineritas pesawat sinar-x tingkat akurasi keluaran tabung masih berfungsi dengan baik sehingga menghasilkann linearitas yang baik. Dengan demikian Pesawat Sinar-x Mobile dengan merk GE buatan Francis dengan GEMS model 2393199 yang berada di Instalasi Radiologi RS Dr.Tadjuddin Chalid Makassar memiliki Linearitas keluaran radiasi yang baik yaitu tidak melewati dari batas toleransi yang diizinkan (10%). 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa hasil analisa dapat disimpulkan bahwa Outputt Radiasi yang dihasilkan untuk tegangan 50 kv, 60 kv, 70 kv, 80 kv dan 90 kv jika dilihat dari perhitungann secara statistik tidak mengalami perbedaan yang signifikan sehingga linearitas output radiasi pesawat sinar-x Mobile di Rumah Sakit Dr. Tadjuddin Chalid masih dalam batas toleransi yang diizinkan ( 10 %) 84 Al-Kimia

DAFTAR PUSTAKA Anugerah Firmansyah, 2012, Analisis Kebocoran Radiasi Pada Phywe X-Ray Unit Dengan Surveymeter, Skripsi,. Aulya Rahayu, 2011, Perbandingan Karakteristik Keluaran Antara Pesawat Sinar-x Toshiba Model DRX-1824B dan Toshiba Model DRX- 1603B. BATAN, Layanan Compliance Test Pesawat Sinar-x, http://www.batan.go.id/ptkmr/labptkmr/compliance_test.html (04 Mei 2013). Departemen Kesehatan RI Direktotat Jendral Pelayanan Medik, 2001, Pedoman Pengujian dan Kalibrasi Alat Kesehatan. Jakarta : DEPKES RI. Donohue, Daniel P., 2000, An Analysis of Radiographic Quality. New York : PRO-ED, Incorporated. Dwi Oktavina Winata, 2011, Koefisien Backscatter Faktor Sinar-x Diagnostik dalam Rentang RQR (Radiation Qualities In Radiodiagnostik). Healt Departmen of Western Australia, 2008, Workbook 1 Mobile Radiographic Equipment. 2nd edition(i). Australia: Healt Departmen of Western Australia. http://www.medgadget.com/2011/03/mobilett_mira_mobile_wireless_xray_fro m_siemens.html (update: 4/5/2013) Khan, Faiz M., 2003, The Physics of Radiation Therapy. 2nd edition. Philadelphia, USA: Lippincott Williams & Wilkins. Ruslan Hani, Ahmadi dan Handoko Riwidikdo., 2009, Fisika Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press. Surat Keputusan Kepala BAPETEN Nomor 01-P /Ka-BAPETEN/ I-03 tentang Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik, Jakarta, 2003. 85 Al-Kimia