BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

dokumen-dokumen yang mirip
Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Pra Rancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Campuran Asam Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

PRARANCANGAN PABRIK NITROGLISERIN DARI ASAM NITRAT DAN GLISERIN KAPASITAS TON PER TAHUN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

PRARANCANGAN PABRIK NITROGLISERIN DARI GLISEROL DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES BIAZZI KAPASITAS TON/TAHUN

Laporan Tugas Akhir PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM NITRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK MONONITROTOLUEN DARI TOLUEN DAN ASAM CAMPURAN DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON / TAHUN

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

1 Prarancangan Pabrik Sodium Nitrat dari Sodium Klorida dan Asam Nitrat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Etanolamin dengan Proses Non Catalytic Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol Dengan Proses Hidrasi Menggunakan Katalis Asam, Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Dodecyllbenzene Sulphonate dengan Proses Sulfonasi Oleum 20% Kapasitas ton/tahun.

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

PABRIK GLISEROL DARI COTTON SEED OIL DENGAN PROSES HIDROLISA KONTINYU

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat Dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Agus Dwi Harjanto (D )

Prarancangan Pabrik Kaprolaktam dari Asam Benzoat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRATE DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK METIL METAKRILAT DARI ASETON SIANOHIDRIN 1 DAN METANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Fosfat dengan Proses Nissan, Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK NITROBENZEN DARI BENZEN DAN ASAM CAMPURAN DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:

Prarancangan Pabrik Asam Format dengan Proses Hidrolisis Metil Format Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

II. DESKRIPSI PROSES

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI ISOBUTANA, UDARA DAN PROPILEN KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Borat Dengan Proses Asidifikasi Kapasitas Ton per Tahun

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

Prarancangan Pabrik Linier Alkil Benzena dengan Proses Detal Kapasitas Ton/Tahun Pendahulan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik gliserol dari CPO dan air kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Nitrogliserin merupakan senyawa kimia yang mempunyai prospek besar untuk dikembangkan secara komersial. Nitrogliserin bisa digunakan sebagai obatobatan dan sebagai bahan peledak. Sebagai bahan obat misalnya, nitrogliserin digunakan sebagai obat untuk meredakan rasa sakit dan mengurangi frekuensi serangan jantung. Sedangkan jika digunakan sebagai bahan peledak, nitrogliserin termasuk bahan peledak tingkat tinggi (high explosive) yang biasa dipakai sebagai bahan peledak di dalam dinamit dan propelan jenis double base dan triple base. Oleh karena itu kebutuhan nitrogliserin di Indonesia sangat tinggi, terutama bagi kepentingan pertahanan negara. Selain sebagai bahan obat dan bahan peledak, nitrogliserin juga dapat dipakai dalam bidang-bidang lain semisal bidang pertambangan maupun bidang farmasi, baik sebagai bahan pembantu maupun bahan baku. Nitrogliserin dapat dihasilkan melalui proses nitrasi pada kondisi tertentu dengan menggunakan campuran asam nitrat dan asam sulfat. Asam-asam tersebut pada saat ini telah dapat diproduksi di dalam negeri begitu pula gliserinnya. Dewasa merupakan hasil samping pada industri sabun telah dapat diperoleh dengan kadar 85-99,5 %. (Zaidar, 2003). Sampai saat ini kebutuhan bahan peledak masih diperoleh dari luar negeri termasuk nitrogliserin yang merupakan bahan dasar utama dalam pembuatan propelan jenis double base. Di Indonesia belum ada pabrik yang memproduksi nitrogliserin, sedangkan kebutuhan akan nitrogliserin diperkirakan terus meningkat sesuai dengan banyaknya industri maupun pihak-pihak yang memerlukannya. Untuk memenuhi kebutuhan nitrogliserin dalam negeri, negara Indonesia masih harus mengimpor. Data impor nitrogliserin ditunjukkan pada Tabel 1.1

2 Tabel 1.1. Impor nitrogliserin di Indonesia. No Tahun Jumlah (Ton/Tahun) 1 2002 17.100 2 2003 20.500 3 2004 26.600 4 2005 15.950 5 2006 30.110 (UNdata, 2006) 1.2 Kapasitas Perancangan Pabrik Perancangan pabrik nitrogliserin rencana akan mulai beroperasi pada tahun 2015 dengan kapasitas perancangan sebesar 23.500 ton/tahun. Kapasitas pabrik merupakan faktor yang sangat penting dalam pendirian pabrik karena akan mempengaruhi perhitungan teknis dan ekonomis. Meskipun secara teori semakin besar kapasitas pabrik kemungkinan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar, tetapi dalam penentuan kapasitas perlu juga dipertimbangkan faktor lain yaitu: 1. Proyeksi Kebutuhan Nitrogliserin Konsumsi nitrogliserin diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 di Indonesia, kebutuhan nitrogliserin di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan, maka rancangan pabrik dengan kapasitas 23.500 ton/tahun tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan nitrogliserin di Indonesia pada tahun 2015. 2. Kapasitas Pabrik Minimal dan Maksimal Luar Negeri Sampai saat ini di Indonesia belum ada pabrik yang memproduksi nitrogliserin, sedangkan kapasitas produksi yang telah ada di luar negeri sebagai berikut:

3 Tabel 1.2. Kapasitas Pabrik di Luar Negeri No Pabrik Kapasitas (ton/tahun) 1 Celanse, Bioshop Texas 20.000 2 Tennesse Eastman Company, Tennesse 25.000 3 Publicker, Philadelphia, Pensylvania 25.000 4 Union Carbide, Texas 60.000 (Mc Ketta, 1977) 1.3 Ketersediaan Bahan Baku Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku gliserin diperoleh dari PT. Priscolin di Bekasi, asam nitrat diperoleh dari PT. Multi Nitrotama Kimia di Cikampek, asam sulfat diperoleh dari PT. Indonesian Acid Industry di Bekasi, dan natrium karbonat diperoleh dari PT. Samarth Chemicals Indonesia di Jakarta. 1.4 Pemilihan Lokasi Pabrik Pemilihan lokasi adalah hal yang sangat penting dalam pendirian suatu pabrik, karena hal ini berhubungan langsung dengan segi operasional dan nilai ekonomis pabrik yang akan didirikan. Berdasarkan beberapa pertimbangan maka lokasi pabrik nitrogliserin dari gliserin dan asam nitrat ini direncanakan akan didirikan di daerah Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Pemilihan lokasi pabrik berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Penyediaan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan nitrogliserin adalah gliserin dan asam nitrat. Untuk bahan baku gliserin dapat diperoleh dari PT. Priscolin yang berada di Bekasi, sedangkan asam nitrat diperoleh dari PT. Multi Nitrotama Kimia di Cikampek.

4 2. Pemasaran Produk Bekasi dilewati jalur utama transportasi, sehingga pemasaran nitrogliserin tidak menjadi masalah. Didukung oleh sarana transportasi yang memadai, distribusi atau pemasaran produk di pulau Jawa dan di luar pulau Jawa cukup baik, karena ada sarana pelabuhan laut untuk pemasaran luar pulau Jawa. 3. Transportasi Bekasi merupakan daerah yang mudah dijangkau karena telah ada sarana transportasi darat dan laut yang cukup memadai, sehingga untuk transportasi pemenuhan bahan baku maupun pemasaran produk dapat mudah dilaksanakan. 4. Tenaga Kerja Daerah Bekasi juga merupakan daerah yang padat penduduk sehingga juga mampu menyediakan tenaga kerja yang cukup. 5. Utilitas Utilitas meliputi kebutuhan akan listrik yang memadai, jumlah air yang digunakan untuk proses maupun untuk karyawan. Kebutuhan listrik dapat dipenuhi dari PLN dan generator sebagai cadangan jika PLN mengalami gangguan, sedangkan air diperoleh dari sungai Kalimalang, Bekasi yang mempunyai debit air cukup besar dengan fluktuasi antara musim hujan dan musim kemarau relatif kecil. 6. Kebijakan Pemerintah Sesuai dengan kebijakan pemerintah tentang kebijakan pengembangan industri, daerah Bekasi telah dijadikan sebagai daerah kawasan industri. Sehingga faktor-faktor lain seperti iklim, karakteristik lingkungan, dampak sosial serta hukum tentu sudah diperhitungkan. Dari pertimbangan faktorfaktor tersebut di atas maka lokasi pabrik nitrogliserin ini akan ditetapkan di daerah Bekasi, Jawa Barat.

5 1.5 Tinjauan Pustaka Nitrogen merupakan bahan utama pembuatan propelan double base. Berdasarkan studi kelayakan oleh PT. PINDAD belum ada pabrik nitrogliserin di Indonesia. berdasarkan tinjauan proses, nitrogliserin dapat diproduksi dengan bahan utama gliserin dan oleum yang merupakan bahan utama industri makanan, farmasi dan minyak. (Badan Pusat Statistik, 2000) Nitrogliserin dibuat dengan mereaksikan gliserin (gliserol) dengan asam nitrat (HNO 3 ). Ada beberapa macam proses pembuatan nitrogliserin, diantaranya: 1. Schmid-Meissner Continuous Process Schmid-Meissner adalah proses pertama dalam pembuatan nitrogliserin. Prosesnya meliputi nitrasi, pemisahan, dan pemurnian nitrogen secara netralisasi dan pencucian. Nitratornya berbentuk tangki berpengaduk, dilengkapi pipa-pipa pendingin vertikal. Sebagai medium pendingin dipakai brine yang masuk pada suhu -5 o C. Asam campuran masuk dari bagian bawah nitrator dan gliserin masuk dari bagian atas sedangkan hasilnya keluar secara overflow ke separator (stainless steel). Suhu nitrator dijaga jangan lebih dari 18 C dan tekanan atmosfer. Nitrogliserin yang telah terpisah dicampur dengan larutan pencampur yang panas, berupa soda dan ammonia dan kemudian diemulsi dengan udara. Pemisahan nitrogliserin dan sisa asam berdasarkan pembentukan dua lapisan dan perbedaan densitas. Sisa asam yang densitasnya lebih kecil berada pada lapisan atas dan nitrogliserin pada lapisan bawah. Sisa asam yang keluar dari separator akan di-recovery, sedangkan nitrogliserin dicuci dalam menara atau kolom pencuci yang berisi baffle. Di dalam kolom pencuci, campuran dibuat emulsi dengan memakai air yang dingin dan menginjeksikan udara bertekanan. Emulsi mengalir dari atas kolom ke intermediate separator, kemudian dialirkan ke dasar kolom pencuci II. Emulsi mengalir dari puncak kolom pencuci II menuju separator II, kemudian cairan dialirkan lagi ke kolom pencuci III dan separator III sampai stability yang diinginkan telah tercapai (Carl E Vuono, 1984).

6 2. Nitro nobel injector process Alat dalam proses ini adalah sebuah injektor yang dipakai untuk mencampur gliserol dengan pre-cooled nitration acid (asam penitrasi yang telah didinginkan). Aliran asam yang lewat injektor akan menimbulkan kevakuman, hingga gliserin akan tertarik masuk. Pencampuran kedua zat ini sangat cepat dan akan membentuk emulsi. Gliserin yang terisap ke injektor pada suhu 48 C segera bereaksi dengan asam. Reaksi berlangsung pada suhu 45-50 C. Emulsi yang diperoleh segera didinginkan sampai suhu 15 C lalu keluar secara gravitasi menuju centrifuge, di sini nitrogliserin akan dipisahkan dari asam bekas, kemudian asam bekas dapat di-recycle atau didenitrisi. Campuran yang mengandung nitrogliserin diemulsikan dengan water jet untuk membentuk campuran non-explosive, lalu dinetralkan dengan Na 2 CO 3, dan dicuci. Nitrogliserin yang telah stabil dilewatkan melalui injektor untuk membentuk non-explosive water emulsion demi keamanan dalam penyimpanan. 3. Biazzi Continuous Process Biazzi Continuous adalah proses terbaru dalam produksi nitrogliserin. Perlengkapannya terdiri atas nitrator, separator, dan pencuci berpengaduk. Sebagian unit alatnya terbuat dari stainless steel, untuk mencegah penimbunan nitrogliserin. Prosesnya meliputi nitrasi, pemisahan, dan pemurnian nitroglisern dengan cara pencucian. Nitratornya berupa vessel berbentuk silinder kecil yang dilengkapi dengan stainless steel vessel dengan fin koil pendingin, dimana brine pada suhu (-2) (-5) o C disirkulasikan selama nitrasi untuk menjaga reaksi pada suhu 15 o C dan tekanan atmosfer (1 atm). Kemudian hasil nitrator masuk ke separator I untuk memisahkan nitrogliserin dari asam sisa berdasarkan berat jenis dan kelarutan, kemudian sisa asam dinetralkan dengan larutan natrium karbonat 2%. Di dalam tangki pencuci nitrogliserin dibuat emulsi dengan air dan dicuci untuk melarutkan garam-garam hasil netralisasi, lalu dialirkan ke separator II untuk memisahkan garam-garam hasil netralisasi dengan

7 nitrogliserin sampai tercapai standar stabilitas (faktor keamanan). Selanjutnya nitrogliserin yang yang dihasilkan disimpan dalam tangki penyimpan (Othmer, 1965). Tabel 1.3 Perbandingan proses pembuatan nitrogliserin No. Pertimbangan Schmid-Meissner Nitro Nobel Biazzi Injektor Continuous 1 Bahan baku Gliserol dan asam nitrat Gliserol dan asam nitrat Gliserol dan asam nitrat 2 Konversi 93 % 90-93 % 99,43% 3 Kondisi operasi 1 atm, 18ºC 1 atm, 45-50 1 atm, 15ºC ºC 4 Katalis H 2 SO 4 H 2 SO 4 H 2 SO 4 5 NG yang terakumulasi dalam suatu system (faktor keamanan) Banyak terakumulasi Banyak terakumulasi Sedikit terakumulasi Dari beberapa proses pembuatan nitrogliserin, dipilih proses Biazzi secara kontinyu berdasarkan: 1. Proses Biazzi lebih effisien dibandingkan dengan proses yang lain (untuk kapasitas yang sama, ukuran alat lebih kecil) 2. Proses Biazzi merupakan proses terbaru dalam pembuatan nitrogliserin. 3. Dibandingkan dengan proses Nitro nobel injector proses, proses Biazzi Proses produksinya lebih cepat 4. Proses Biazzi lebih aman, karena jumlah nitrogliserin yang lebih sedikit dalam sistem pada waktu tertentu. 5. Reaktor bekerja pada tekanan atmosfer dan suhu 15ºC dengan konversi 99,43% 1.5.1 Kegunaan Produk Informasi tentang pengaruh interaksi antara hidrodinamika dan reaksi kimia dalam reaksi nitrai gliserol tidak pernah diungkap oleh negara-negara seperti Jepang maupun Amerika Serikat. Padahal reaksi Nitrasi Gliserol yang

8 menghasilkan senyawa Nitrogliserin (NG) ini memiliki manfaat yang vital. Dalam jumlah yang sedikit senyawa ini bermanfaat untuk penderita stroke. Selain itu, karena bersifat eksplosif, pada penggunaan lebih luas digunakan untuk bahan roket. (Santoso, 2012) 1.5.2 Sifat-Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku dan Produk A. Bahan Baku 1. Gliserin Sifat fisis: Rumus molekul : C 3 H 5 (OH) 3 Berat molekul : 92 g/gmol Bentuk : cair Warna : tidak berwarna Titik didih : 290 o C Titik leleh : 18 o C Densitas : 1,26 g/cm 3 Suhu kritis : 450 o C Tekanan kritis : 39,48 atm Sifat kimia: a. Hidrolisis Reaksi hidrolisis antara minyak dan air akan menghasilkan asam lemak dan gliserol, menurut reaksi: C 3 H 5 (COOR) 3 + H 2 O C 3 H 5 (OH) 3 + 3HOOCR...(1.1)

9 b. Saponifikasi Jika lemak direaksikan dengan alkali untuk menghasilkan gliserol dan garam atau sabun atau logam alkali maka reaksinya sebagai berikut: C 3 H 5 (COOR) 3 +3NaOH C 3 H 5 (OH) 3 + 3NaOOCR...(1.2) Reaksi ini adalah dasar reaksi yang digunakan pada industri sabun. c. Interesterifikasi Ester beralkohol rendah diperoleh dengan mereaksikan alkohol secara langsung dengan lemak untuk menggantikan gliserol, biasanya menggunakan katalis alkali. Reaksinya adalah sebagai berikut: C 3 H 5 (COOR) 3 +3CH 3 OH 3CH 3 OOCR+ C 3 H 5 (OH) 3...(1.3) Reaksi ini biasa disebut alkoholisis. d. Nitrasi Jika gliserin direaksikan dengan asam nitrat dapat menghasilkan nitrogliserin. C 3 H 5 (OH) 3 + 3 HNO 3 C 3 H 5 (ONO 2 ) 3 + 3 H 2 O...(1.4) (Swern, 1982) 2. Asam Nitrat Sifat sifat fisis: Rumus molekul : HNO 3 Berat molekul : 63,02 g/mol Titik didih : 86 0 C pada 1 atm Titik beku : - 42 0 C pada 1 atm Bentuk : cair Warna : putih Densitas : 1,502 g/cm 3

10 Sifat sifat kimia: a. Merupakan asam monobasik kuat. b. Asam nitrat dapat bereaksi dengan semua logam kecuali emas, iridium, platinum, rhodium, tantalum dan titanium. c. Asam nitrat merupakan pengionisasi yang kuat Reaksi yang terjadi: NaOH + HNO 3 NaNO 3 + H 2 O...(1.5) d. Asam nitrat merupakan pengoksidasi yang kuat Reaksi yang terjadi: I 2 + 10 HNO 3 2 HIO 3 + 4 H 2 O + 10 NO 2...(1.6) Sn + 4 HNO 3 SnO2 + 2 H 2 O + 4 NO 2...(1.7) e. Asam nitrat tidak stabil terhadap panas dan bisa terurai sebagai berikut: 4 HNO 3 4 NO 2 + 2 H 2 O + O 2...(1.8) (Kirk Othmer, 1996) 3. Asam Sulfat Sifat fisis: Rumus Molekul : H 2 SO 4 Berat Molekul : 98 g/gmol Bentuk : cair Titik Didih : 340 o C Titik Leleh : 10,35 o C Densitas : 1,841 g/cm 3 Suhu kritis : 652 o C Tekanan kritis : 63,16 atm Sifat Kimia a. H 2 SO 4 bereaksi dengan HNO 3 membentuk ion nitronium yang sangat penting dalam suatu reaksi nitrasi. HNO 3 + H 2 SO 4 + 2e - SO -2 4 + H 3 O + + NO 2...(1.9)

11 b. Mempunyai daya tarik yang besar terhadap air dan membentuk senyawa-senyawa hidrat seperti H 2 SO 4.H 2 O dan H 2 SO 4.2H 2 O. c. Dalam reaksi nitrasi, sifat asam sulfat ini mencegah HNO 3 membentuk hydrogen dan ion nitrat dan hanya membentuk ion nitronium. B. Produk 1. Nitrogliserin Sifat fisis : Rumus Molekul : C 3 H 5 (ONO 2 ) 3 Berat Molekul : 227 g/gmol Bentuk : cair Titik didih : 218 o C Titik leleh : 13 o C Densitas (15 o C) : 1,6 g/cm 3 Suhu kritis : 407 o C Tekanan kritis : 29,61 atm Sifat kimia : Merupakan bahan mudah meledak. Reaksi peledakan : C 3 H 5 (ONO 2 ) 3 3/2 N 2 + 3 CO 2 + 5/2 H 2 O (uap) + 1/4 O 2...(1.10) cair gas Karena perubahan dari zat cair menjadi gas yang terjadi begitu cepat, maka timbul tekanan dan temperatur yang sangat tinggi sehingga menimbulkan peledakan (Kirk Othmer, 1996).

12 1.5.3 Tinjauan Proses Secara Umum Nitrogliserin dibuat dengan mereaksikan gliserin (gliserol) dengan asam nitrat (HNO 3 ). Reaksi ini merupakan reaksi nitrasi, yaitu reaksi antara asam nitrat dan gliserin, di mana fase campuran di dalam Reaktor berbentuk fase emulsi. Hal ini dapat di lihat pada reaksi 1.4 di bawah ini. C 3 H 5 (OH) 3 + 3 HNO 3 H2SO4 C 3 H 5 (ONO 2 ) 3 + 3 H 2 O