BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pendidikan Islam baik MI, MTs, MA, maupun PTAI sering

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. mengartikan pendidikan tertulis the education is the development of knowledge, skill,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah sedang mengadakan berbagai usaha untuk membangun manusia

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Pendidikan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan judul

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. sektor pendidikan sebagai andalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Selain berperan penting dalam kehidupan manusia secara individu,

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di masa sekarang dan masa mendatang sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan mendidik hingga pada akhirnya terjadi keseimbangan antara fisik dan mental.

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan. berkualitas dan mempunyai kelebihan dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. penting. Oleh karena itulah dilakukan penyelenggaraan pendidikan, sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. anak, dikeluargalah anak mendapat bimbingan dan pembinaan dari segala macam

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga berkembang di bidang ilmu yang lain, seperti Kimia, Fisika, saat ini dengan penerapan konsep matematika tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

PENGAJIAN RAMADAN 1435 H PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia terlahir dengan mempunyai faktor bawaan naluri dalam

ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف سح وا في ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح ا ل ك م و إ ذ ا ق ي ل ان ش ز وا ف ان ش ز وا ي ر ف ع ا

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3, yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak terlepas dari individu yang lain. 1 Setiap manusia memerlukan pendidikan, karena pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia dan bagian proses sosial. Melalui pendidikan inilah manusia akan mendapatkan banyak wawasan sebagai bekal untuk menjalani kehidupannya sebagai makhluk sosial. 2 Pendidikan adalah unsur sadar yang dengan sengaja dirancang dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 3 Agar tujuan pendidikan ini benar-benar tercapai tentu perlu adanya usaha dalam mewujudkannya. Pendidikan hingga kini masih diyakini sebagai media yang sangat ampuh dalam membangun kecerdasan dan kepribadian anak manusia menjadi pribadi yang lebih baik. Oleh karena itu pendidikan secara terus-menerus dibangun dan 1, Cet ke-20, h.1. 1 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Ed. 2 Ibid. h. 111. 3 Piet A. Sahartian, Konsep Dasar dan Tekhnik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 1. 1

2 dikembangkan agar dari proses pelaksanaannya menghasilkan generasi yang diharapkan. Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu juga Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari isi Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. 4 Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang terhimpun dalam dunia pendidikan akan membawa kehidupan manusia kearah yang lebih maju, dan sudah tentu orang berilmu akan jelas berbeda dengan orang yang tidak berilmu. Sebagaimana firman Allah SWT Surah Al-Mujadilah Ayat 11. يل ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف س ح وا ف ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح الل ه ل ك م و إ ذ ا ق ف ان ش ز وا ي ر ف ع الل ه ال ذ ين آم ن وا م ن ك م و ال ذ ين أ وت وا ال ع ل م د ر ج ات و الل ه ب ا ت ع م ل ون خ ب ر ان ش ز وا Ayat di atas sangat jelas bahwa Allah memberikan derajat yang lebih tinggi bagi seorang yang berilmu pengetahuan dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu. Hal tersebut menunjukan bahwa betapa pentingnya ilmu pengetahuan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi sebagai berikut. 4 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 7.

3 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 5 Dengan memperhatikan isi hakekat pembangunan nasional dan tujuan pendidikan nasional, pendidikan yang di maksud tidak hanya bertujuan untuk membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan saja, akan tetapi juga mencakup semua aspek dalam pendidikan yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek yang ketiga inilah yang penting dalam proses pendidikan, karena jika aspek psikomotoriknya tercapai dengan baik, maka kedua aspek lainnya (kognitif dan afektif) akan baik pula. Karena secara otomatis kedua aspek tersebut berfungsi sebagai penggeraknya. 6 Melihat dari undang-undang di atas beserta penjelasan yang telah diberikan, maka jelaslah pendidikan tujuannya tidak hanya membangun kecerdasan intelektual pada diri setiap siswa, tapi juga memberikan pendidikan yang berkaitan dengan kepribadian tiap-tiap siswa menjadi pribadi yang lebih baik. Begitupun halnya dengan perilaku sosial siswa yang kita tahu mata pelajaran yang ada di dalamnya mempelajari perilaku sosial siswa yaitu IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Istilah IPS di Indonesia mulai dikenal sejak tahun 1970-an sebagai hasil kesepakatan komunitas akademik dan secara formal mulai digunakan dalam sistem pendidikan nasional dalam kurikulum 1975. Dalam dokumen kurikulum tersebut IPS merupakan salah satu nama mata pelajaran yang diberikan pada 5 Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter Di Indonesia, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2011), h. 12. 6 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 1995), h. 89.

4 jenjang pendidikan dasar dan menengah. Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. 7 Pembahasan tentang pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak bisa dilepaskan dari interaksi fungsional perkembangan masyarakat Indonesia dengan sistem dan praktis pendidikannya, yang di maksud dengan interaksi fungsional di sini adalah bagaimana perkembangan masyarakat mengimplikasi terhadap tubuh pengetahuan pendidikan IPS, dan sebaliknya bagaimana tubuh pengetahuan pendidikan IPS turut memfasilitasi pengembangan faktor sosial warga negara yang cerdas dan baik, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi yang bermakna terhadap perkembangan masyarakat Indonesia. Dalam mengkaji perubahan dalam masyarakat, perlu diawali dengan postulat yang telah diterima secara umum, bahwa dalam kehidupan ini perubahan merupakan suatu keniscayaan karena tidak ada yang tetap kecuali perubahan. Perubahan merupakan bagian yang melekat dalam kehidupan manusia dan niscaya terjadi secara terusmenerus. Proses perubahan yang di maksud dalam pembahasan ini adalah berbagai aspek perubahan yang berkaitan erat langsung atau tak langsung dengan pemikiran, sikap, dan tindakan manusia dalam lingkup global yang memberi konteks terhadap pemikiran, sikap, dan tindakan manusia Indonesia. 8 Seperti Ayat Alquran berikut yang erat kaitannya dengan perilaku sosial karena digambarkan hubungan manusia dan sosial, dalam Surah An-Nahl ayat 90. 7 Sapriya, Pendidikan IPS, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h. 7. 8 Udin S Winataputra, dkk, Materi dan Pembelajaran IPS SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 122.

5 إ ن الل ه ي أ م ر ب ال ع د ل و اإلح س ان و إ يت اء ذ ي ال ق ر ب و ي ن ه ى ع ن ال ف ح ش اء و ال م ن ك ر و ال ب غ ي ي ع ظ ك م ل ع ل ك م ت ذ ك ر ون Ayat di atas termasuk salah satu ayat yang komprehensif, karena dalam ayat digambarkan hubungan manusia dan sosial kaum mukmin di dunia yang berlandaskan pada keadilan, kebaikan dan menjauhi dari segala kezaliman, bahkan hal itu disebut nasihat Ilahi yang harus dijaga oleh semua orang. Apa jadinya jika pendidikan hanya mementingkan intelektual semata tanpa membangun karakter peserta didiknya? di antaranya adalah anak hanya akan mau belajar jika dalam keadaan mendapatkan pengawasan, tekanan bahkan ancaman saja misalnya anak hanya mau belajar jika ia diawasi oleh guru, mendapatkan tekanan oleh orang tua maupun ancaman jika tidak mau belajar maka akan diberikan hukuman dan lain-lain. Lebih parahnya lagi peserta didik tidak memiliki jiwa atau akan tumbuh layaknya robot yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi namun tidak memiliki hati nurani atau kesadaran dalam dirinya. Hal tersebut tentu tidak sejalan dengan fungsi pendidikan nasional. Saat ini sudah banyak terlihat berbagai fenomena yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, baik yang terlihat secara langsung maupun yang sering ditayangkan di media massa seperti TV, koran dan lain-lain. Pada media masa tersebut betapa banyaknya pemberitaan yang menyebutkan tentang kasus tindak kriminal yang seakan-akan sudah menjadi hal biasa didengar setiap harinya. Pada saat ini betapa para pemuda, pelajar dan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan mampu melanjutkan tongkat estafet pembangunan kerap kali terlibat dengan kasus video porno, pelecehan seksual, geng motor, tawuran,

6 perjudian dan lain-lain. Belum lagi yang sering dilakukan oleh sebagian pejabat pemerintahan yang seharusnya menjadi tumpuan harapan bagi kesejahteraan masyarakat mereka malah merampas hak rakyat dengan melakukan tindak korupsi dan sebagainya. Jika diteliti lebih lanjut, tidak semua orang yang berbuat kriminal atau kejahatan tersebut adalah orang yang bodoh atau tidak berpendidikan akan tetapi sebagian besar dari mereka adalah orang-orang yang berpendidikan. Ini semua tentu menjadi hal yang harus dipikirkan bersama agar terwujud masyarakat Indonesia yang bukan hanya cerdas secara intektual namun juga cerdas moral dan sosialnya sehingga seiring dengan tujuan pendidikan nasional negara ini. Oleh sebab itu pentingnya sebuah pendidikan tidak hanya dilihat dari segi pengetahuannya saja, akan tetapi bagaimana menerapkannya dalam kehidupan, maka jelaslah penanaman perilaku sosial menjadi semakin mendesak untuk diterapkan dalam lembaga pendidikan di Indonesia, mengingat berbagai perilaku yang non-edukatif kini telah merambah dalam lembaga pendidikan kita, seperti fenomena kekerasan, pelecehan seksual, bisnis mania lewat sekolah, korupsi dan kesewenang-wenangan yang terjadi di kalangan sekolah. 9 Begitupun dengan nilai-nilai sosial yang amat penting ditanamkan pada tiap manusia, semua bidang sosial akan terjalin satu dengan yang lainnya dalam kehidupan bermasyarakat. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Hujurat ayat 13 sebagai berikut. 2004), h. 116. 9 Magdad Yaljan, Kecerdasan Moral Aspek yang Terlupakan, (Yogyakarta: Fahima,

7 و ق ب ائ ل ي ا أ ي ه ا الن اس إ ن ا خ ل ق ن اك م م ن ذ ك ر و أ ن ث ى و ج ع ل ن اك م ش ع وب ا أ ت ق اك م إ ن الل ه ع ل يم خ ب ر ل ت ع ار ف وا إ ن أ ك ر م ك م ع ن د الل ه Ayat di atas menjelaskan bahwa kehidupan dalam masyarakat ada ikatan silaturahmi antar manusia akan terus terjalin, pada kenyataannya dalam kehidupan aspek-aspek sosial berinteralisasi satu dengan yang lainnya. Pembelajaran IPS yang diterapkan di maksudkan agar para siswa tidak hanya mengetahui sebatas ilmu pengetahuan itu saja, pembelajaran di maksudkan agar siswa mendapatkan pengetahuan terkait materi pembelajaran IPS yang selanjutnya akan menimbulkan sikap-sikap sosial dalam mereka berperilaku baik, pada saat di sekolah ataupun di luar sekolah. 10 Melihat fenomena yang terjadi di zaman sekarang banyak anak-anak yang bisa dikatakan sebagai anak yang pintar tetapi untuk sikap-sikap sosial yang telah mereka pelajari jarang mereka tampilkan dalam berperilaku sehari-hari baik di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan sekolah seakan mereka seperti masih belum tahu apa itu sikap sosial, contoh masih kurang perdulinya para siswa menjaga kebersihan sekolah dengan tidak membuang sampah sembarangan dan kurang bersemangatnya para siswa saat dilaksanakan kegiatan gotong-royong membersihkan lingkungan sekolah, Bahkan sebagian dari mereka masih kurang sadar dengan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah bersama dengan tidak membuang sampah sembarangan dan mengambil dan membuat lingkungan sekolah mereka menjadi lebih nyaman dan bersih. Padahal sudah mereka pelajari bersama seperti apa sikap sosial dan pentingnya sikap sosial itu untuk diterapkan 10 Udin S Winaputra, dkk, op. cit, h. 128

8 dalam kehidupan. Kurangnya sikap tolong-menolong pada diri setiap siswa dalam hal kebaikan pada saat teman yang lain memerlukan bantuan, sikap tolongmenolong pada sesama kawan tanpa membedakan teman yang satu dengan teman yang lainnya tentu akan mempererat tali persahabatan di antara mereka semua sehingga dengan ini tentu tidak akan terjadi yang namanya permusuhan dan perkelahian di antara setiap siswa. Karena sangat menarik dan begitu pentingnya penanaman nilai sosial sejak dini serta penerapan perilakunya, hal ini menjadi penting untuk dicermati demi tercapainya kemajuan pendidikan di Indonesia, maka hal tersebut menjadi hal yang menarik untuk dilihat, cermati, dan dipelajari. Berdasarkan dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Penanaman Nilai-Nilai Sosial Pada Diri Siswa Kelas III Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di MIN Andaman II Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah. 1. Bagaimana penanaman nilai-nilai sosial pada diri siswa kelas III Pada pembelajaran IPS di MIN Andaman II Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala? 2. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi terhadap penanaman Nilai-Nilai sosial siswa kelas III Pada Mata Pelajaran IPS di MIN Andaman II Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala?

9 C. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap judul di atas, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah agar sesuai dengan maksud pembahasan, terutama mengenai sasaran yang menjadi topik pembahasan. 1. Penanaman Penanaman adalah perihal, perbuataan, cara. 11 Penanaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata tanam kemudian dibubuhi dengan awalan pe- dan akhiran -an yang berarti Proses, cara, perbuatan menanam, menanami, atau menanamkan. 12 Penanaman yang penulis maksud adalah usaha dalam melakukan sesuatu atau suatu proses yang dilakukan yang dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai sosial pada materi pembelajaran IPS yang agar lebih spesifiknya penulis akan meneliti mengenai proses penanaman nilai-nilai sosial dan Perilaku sosial siswa kelas III MIN Andaman II Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala pada materi pembelajaran IPS yaitu tentang kerja sama. Perilaku sosial yang penulis maksud adalah penjabaran dari materi kerja sama yaitu bekerjasama, tolong-menolong, gotong- royong, peduli lingkungan dan bersahabat. Proses penanaman nilai-nilai sosial yang diteliti ialah mengarah kepada proses penanaman nilai-nilai sosial dan cara mengimplementasikan nilai-nilai sosial tersebut dalam berperilaku di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan 11 W.J.S., Poerwardarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 1198. 12 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Ed. 3, Cet ke-2 h. 1134.

10 sekolah, saat siswa berinteraksi dengan orang-orang yang ada di lingkungan sekolah seperti guru, penjaga kantin atau warung, siswa-siswi di sekolah tersebut, di luar lingkungan sekolah misalnya saat berada di rumah bersama keluarga, serta saat pembelajaran IPS itu sendiri terutama pada materi-materi pembelajaran yang memang ada kaitannya dengan perilaku sosial siswa. Tahap penanaman nilai-nilai sosial tersebut meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, metode, media dan evaluasi pembelajaran IPS siswa kelas III MIN Andaman II Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barto Kuala. 2. Nilai Sosial Kata nilai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki banyak pengertian, di antaranya adalah Sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan, sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya Nilai adalah hal yang abstrak, yang harganya mensifati dan disifatkan pada suatu hal dan ciri-cirinya dapat dilihat dari tingkah laku, tindakan, norma, moral, cita-cita, keyakinan dan kebutuhan. 13 Nilai-nilai sosial pada materi pelajaran IPS tentang kerja sama yang mana penjabaran dari materi tersebut yaitu bekerjasama, tolong-menolong, gotong-royong, peduli lingkungan dan bersahabat. 3. Perilaku Sosial Kepedulian sosial berasal dari kata peduli berarti memperhatikan atau menghiraukan sesuatu. Kepedulian berarti sikap menghiraukan atau memperhatikan sesuatu. Kata sosial berarti segala sesuatu mengenai masyarakat 11. 13 Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.

11 atau kemasyarakatan. Dengan demikian, kepedulian sosial berarti sikap memperhatikan atau menghiraukan urusan orang lain (sesama anggota masyarakat). Kepedulian sosial yang di maksud bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kebaikan dan perdamaian. Dalam penelitian ini perilaku sosial yang penulis maksud adalah, bentuk atau perilaku nilai-nilai sosial yang ditanamkan sesuai materi pokok IPS kerja sama Dengan demikaian maksud dari judul di atas adalah suatu penelitian yang menggambarkan bagaimana proses penanaman nilai-nilai sosial lewat pembelajaran IPS dan bagaimana penerapan perilaku sosial yang telah dilakukan oleh para siswa pada saat di lingkungan sekolah dan di luar lingkungan sekolah di MIN Andaman II Kecamatan Anjir Kabupaten Barito kuala. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dilakukan untuk: 1. Untuk mengetahui penanaman nilai-nilai sosial pada diri siswa Kelas III Pada pembelajaran IPS di MIN Andaman II Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala. 2. Untuk mengetahui faktor apa yang dapat mempengaruhi terhadap penanaman nilai-nilai sosial siswa kelas III Pada mata pelajaran IPS di MIN Andaman II Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala.

12 E. Signifikasi Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah. Manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. 1. Secara Teoritis Manfaat secara teoritis penelitian yaitu: a. Sebagai bagian dari usaha untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan di Fakultas Tarbiyah pada umumnya dan jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah pada khususnya. b. Untuk bahan informasi, masukan, pertimbangan serta pokok-pokok pikiran bagi penyelenggara pendidikan di MIN Andaman II Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala dalam upaya menanamkan nilai-nilai sosial pada tiap siswa. 2. Manfaat secara Praktis Manfaat secara praktis yang dapat didapatkan, di antaranya oleh Kepala Madrasah, guru, siswa dan mahasiswa yakni: a. Kepala madrasah, menjadi bahan pertimbangan bagi Kepala Madrasah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah yang dipimpin, agar terwujudnya peserta didik yang hebat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya dengan memberikan sarana prasarana pembelajaran yang menunjang terhadap keberhasilan belajar. b. Guru, Menjadi bahan pertimbangan bagi guru, terutama guru mata pelajaran IPS dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengintegrasikan nilai-nilai sosial yang diwujudkan melalui perilaku sosial

13 yang membuat para siswa menjadi pintar pengetahuannya dan hebat jiwa sosialnya. c. Siswa, Menjadi masukan dan informasi tentang langkah-langkah penanaman nilai-nilai sosial dalam menghantarkan siswa atau peserta didik pada kedewasaan, yaitu mencapai tingkat penguasaan siswa yang relatif bersifat menetap (permanent), tidak hanya yang saat ini nampak (immediate behavior), tetapi kemampuan yang mungkin tetap ada di masa mendatang (potential behavior). d. Sebagai bahan informasi dan wawasan pengetahuan bagi mahasiswa atau peneliti lain dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. F. Sistematika Penulisan Penulis memberikan sistematika yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian sebagai berikut. Bab I Pendahuluan berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, definisi operasional, tujuan penelitian, signifikansi penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan teori berisikan tentang pembelajaran IPS di MI/SD, penanaman nilai-nilai sosial pada pembelajaran IPS di MI/SD, nilai-nilai sosial yang ditanamkan pada mata pelajaran IPS kelas III dan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap penanaman nilai-nilai sosial.

14 Bab III Metodologi penelitian berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data serta prosedur penelitian. Bab IV Laporan hasil penelitian yang terdiri atas gambaran umum lokasi penelitian, penyajian dan analisis data. Bab V yang terdiri atas simpulan dan saran-saran.