BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.07/2016 tentang Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan Dan Evaluasi dana Desa b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Desa Setiap Desa di Kabupaten Badung Tahun Anggaran 2016. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234 ); 3. Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495 ); 4. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
- 2-5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5117); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2015 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694); 7. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2016 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa; 10.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 11.Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2016; 12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 49/PMK.07/2016 tentang Tatacara Pengalokasian Penyaluran,Penggunaan,Pemantauan,dan Evaluasi Dana Desa. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2016
- 3 - BAB I PENGANGGARAN DAN PENGALOKASIAN DANA DESA Pasal I (1) Besaran Alokasi Formula setiap desa di Kabupaten Badung, dihitung dengan bobot sebagai berikut : a) 25 % (dua puluh lima persen) untuk jumlah penduduk b) 35 % (tiga puluh lima persen) untuk angka kemiskinan c) 10 % (sepuluh persen) untuk luas wilayah; dan d) 30 % (tiga puluh persen) untuk tingkat kesulitan geografis (2) Angka Kemiskinan Desa dan tingkat kesulitan geografis Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf d, masing-masing ditunjukkan oleh jumlah penduduk miskin desa dan IKG desa. (3) Penghitungan rincian Dana Desa untuk setiap Desa di Kabupaten Badung Tahun Anggaran 2016, dihitung dengan cara : a. W = (0,25 * Z1) + (0,35 * Z2) + (0,10 * Z3) + (0,30 * Z4) Keterangan : W = Dana Desa setiap Desa Z1 = rasio jumlah penduduk setiap Desa terhadap total penduduk Desa kabupaten / kota yang bersangkutan Z2 = rasio jumlah penduduk miskin Desa setiap terhadap total penduduk miskin Desa kabupaten/kota yang bersangkutan Z3 = rasio luas wilayah Desa setiap terhadap luas wilayah Desa kabupaten/kota yang bersangkutan, dan Z4 =rasio IKG setiap Desa terhadap total IKG Desa kabupaten/kota yang bersangkutan b. Data jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a bersumber dari kementerian yang berwenang dan/atau lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik. Pasal 2 Indeks tingkat kesulitan geografis setiap Desa mengacu pada indeks kesulitan geografis yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pasal 3 Ketentuan mengenai besarnya dana desa untuk masing-masing desa ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
- 4 - BAB II PENYALURAN Pasal 4 (1) Penyaluran Dana Desa dilakukan melalui pemindahan bukuan dari Rekening Kas Umum Daerah ke Rekening Kas Umum Desa. (2) Pemindah bukuan dari Rekening Kas Umum Daerah ke Rekening Kas Umum Desa dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah Dana Desa diterima di rekening Kas Umum Daerah. (3) Penyaluran Dana Desa dilakukan secara bertahap : a. Tahap I paling lambat pada bulan Maret sebesar 60% (enam puluh perseratus);dan b. Tahap II paling lambat pada bulan Agustus sebesar 40% (empat puluh perseratus). (4) Penyaluran Dana Desa tahap I sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a dilakukan setelah Perbekel menyampaikan : a. APBDesa paling lambat bulan Maret ; dan b. Laporan realisasi penggunaan Dana Desa tahap I dan tahap II tahun sebelumnya. (5) Penyaluran Dana Desa tahap II sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dilakukan setelah Perbekel menyampaikan laporan realisasi penggunaan Dana Desa Tahap I tahun berjalan. (6) Rincian Dana Desa yang diterima Desa dipergunakan untuk pembangunan dan pemberdayaan desa dianggarkan dalam APBDesa. BAB III PENGGUNAAN DANA DESA Pasal 5 Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Pasal 6 Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk pembangunan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dialokasikan untuk mencapai tujuan pembangunan Desa, meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa, kualitas hidup dan penganggulangan kemiskinan, melalui : a. pemenuhan kebutuhan dasar;
- 5 - b.pembangunan sarana dan prasarana Desa; c. pengembangan potensi ekonomi lokal; dan d.pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Pasal 7 Prioritas Pemenuhan Kebutuhan Dasar, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, meliputi : a. pengembangan pos kesehatan Desa dan Polindes; b. pengelolaan dan pembinaan Posyandu; dan c. pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini. Pasal 8 Prioritas Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b didasarkan atas kondisi dan potensi Desa, sejalan dengan pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa dan rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa setiap tahunnya, yang diantaranya dapat meliputi : a. mendukung kedaulatan pangan; b. mendukung kedaulatan energi; c. mendukung pembangunan kemaritiman dan kelautan; d. mendukung pariwisata dan industri; e. pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa; f. pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani; g. pembangunan dan pemeliharaan embung Desa; h. pembangunan energi baru dan terbarukan; i. pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan; j. pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala Desa; k. pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier; l. pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk budidaya perikanan; dan m. pengembangan sarana dan prasarana produksi di Desa. Pasal 9 Prioritas pengembangan potensi ekonomi lokal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf c didasarkan atas kondisi dan potensi Desa, sejalan dengan pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa setiap tahunnya, yang diantanya dapat meliputi : a. pendirian dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa); b. pembangunan dan pengelolaan pasar Desa dan kios Desa; c. pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan ikan milik Desa;
- 6 - d. pembangunan dan pengelolaan keramba jaring apung dan bagan ikan; e. pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan desa; f. pembuatan pupuk dan pakan organik untuk pertanian dan perikanan; g. pengembangan benih lokal; h. pengembangan ternak secara kolektif; i. pembangunan dan pengelolaan energi mandiri; j. pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu; k. pengelolaan padang gembala; l. pengembangan Desa Wisata; dan m. pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil pertanian dan perikanan. Pasal 10 Prioritas pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d, didasarkan atas kondisi dan potensi Desa, sejalan dengan pencapaian target RPJM Desa dan RKP Desa setiap tahunnya, yang diantaranya dapat meliputi : a. komoditas tambang mineral bukan logam, antara lain : 1. zirkon; 2. kaolin; 3. zeolit; 4. bentonit; 5. silika (pasir kuarsa); 6. kalsit(batu kapur/gamping); 7. felspar; dan 8. intan. b. komoditas tambang batuan, antara lain: 1. onik; 2. opal; 3. giok; 4. agat; 5. topas; 6. perlit; 7. toseki;
8. batu sabak; - 7-9. marmer; 10.granit; 11.kalsedon; 12.rijang (chert); 13.jasper; 14.krisopras; 15.garnet; dan 16.potensi komoditas tambang batuan lainnya. c. rumput laut; d. hutan milik Desa; dan e. pengelolaan sampah. Pasal 11 Prioritas Penggunaan Dana Desa yang bersumber dari APBN untuk Pemberdayan Masyarakat Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dipergunakan untuk penanggulangan kemiskinan dan peningkatan akses atas sumber daya ekonomi, sejalan dengan pencapaian target RPJM Desa dan RKP Desa setiap tahunnya, yang diantaranya dapat mencakup: a. peningkatan kualitas proses perencanaan Desa; b. mendukung kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) maupun oleh kelompok usaha masyarakat Desa; c. pembentukan dan peningkatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa; d. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal untuk memberikan bantuan hukum kepada warga masyarakat Desa; e. penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat; f. dukungan terhadap kegiatan desa dan masyarakat pengelolaan Hutan Desa dan Hutan Kemasyarakatan; dan g. peningkatan kapasitas kelompok masyarakat melalui: 1. kelompok usaha ekonomi produktif; 2. kelompok perempuan; 3. kelompok tani; 4. kelompok masyarakat miskin; 5. kelompok nelayan;
- 8-6. kelompok pengrajin; 7. kelompok pemerhati dan perlindungan anak; 8. kelompok pemuda;dan 9. kelompok lain sesuai kondisi Desa. BAB IV PELAPORAN Pasal 12 Pengelolaan keuangan Desa dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Pasal 13 (1) Setiap Pengeluaran belanja atas beban APBDesa harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah. (2) Bukti sebagaimana dimaksud ayat (1) harus mendapat pengesahan oleh Sekretaris Desa atas kebenaran material yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud. (3) Pengeluaran kas Desa yang mengakibatkan beban APB Desa tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan desa tentang APB Desa ditetapkan menjadi Peraturan Desa. (4) Bendahara Desa harus memungut pajak penghasilan (pph) dan pajak lainnya, dan menyetorkan seluruh penerimaan pajak yang dipungut ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 14 (1) Perbekel menyampaikan laporan realisasi penggunaan Dana Desa kepada Bupati melalui Camat. (2) Penyampaian laporan realisasi penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan : a.tahap I paling lambat bulan Juli tahun anggaran berjalan; b. tahap II paling lambat bulan Januari tahun anggaran berikutnya. BAB V SANKSI Pasal 15 (1) Bupati menunda penyaluran Dana Desa dalam hal Perbekel tidak menyampaikan APB Desa dan / atau laporan realisasi
- 9 - penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2) (2) Penundaan sebagaimana ayat 1 dilakukan sampai dengan disampaikannya APB Desa dan/atau laporan realisasi dana desa. Pasal 16 (1) Bupati mengurangi penyaluran Dana Desa dalam hal ditemukan penyimpangan pelaksanaan yang mengakibatkan SILPA tidak wajar. (2) SILPA Dana Desa yang tidak wajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa sisa Dana Desa yang melebihi 30% (tiga puluh per seratus) dari Dana Desa yang diterima Desa. (3) Penggunaan Dana Desa yang tidak sesuai dengan prioritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 tidak mendapatkan persetujuan berdasarkan evaluasi APB Desa dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk. (4) Pengurangan Dana Desa dilaporkan oleh Bupati kepada Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. (5) Ketentuan mengenai pengurangan Dana Desa ditetapkan dengan keputusan Bupati. Pasal 17 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan menempatkanya dalam Berita Daerah Kabupaten Badung. Ditetapkan di Mangupura pada tanggal 15 Agustus 2016 BUPATI BADUNG TTD I NYOMAN GIRI PRASTA Diundangkan di Mangupura pada tanggal 15 Agustus 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG TTD KOMPYANG R. SWANDIKA BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 NOMOR 46
- 10 - Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM, TTD Komang Budhi Argawa,SH.,M.Si. NIP. 19710901 199803 1 009