BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enggis Kartikawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Hal ini terlihat pada tuntunan dalam menjalankan profesi / pekerjaan,

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN PEMBUATAN BATIK CAP PADA PESERTA DIDIK SMKN 14 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kuliah teori dan praktek. Menurut Kurikulum Program Studi Pendidikan Seni

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkemampuan dan berketerampilan, mampu diandalkan dan. mampu menghadapi tantangan persaingan era pasar bebas.

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

KISI- KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi (IPTEKS) telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulkan banyak permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam bahasa Batak disebut dengan istilah gorga. Kekayaan ragam hias

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hiasan pada suatu benda akan menambah nilai keindahan benda tersebut.

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan kelompok pariwisata merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asstia Rachmawati, 2013

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kreasi yang mempunyai arti tersendiri, yang kadang-kadang dihubungkan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. penyedia obat bagi kebutuhan kesehatan masyarakat (Bogadenta, A ; 17-18). Selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dan sanggup bersaing dengan bangsa lain. Dunia pendidikan di

Jurnal FamilyEdu. Penguasaan Pengetahuan Pembuatan Batik Tulis Pada Peserta Didik SMKN 14 Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan prestasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

PERAN ISI DENPASAR DALAM MENYIAPKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI KERAJINAN MEMASUKI PASAR GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertanggung jawab terhadap penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Scoreboard (2009), dituntut untuk memiliki daya saing dalam dunia usaha internasional.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

79. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, aktif dan siap kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tata boga merupakan pengetahuan di bidang boga (seni mengolah masakan) yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

SEMINAR NASIONAL PELUANG DAN TANTANGAN ALUMNI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNM MENYONGSONG ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia usaha dan industri saat ini membutuhkan tenaga kerja yang terampil, baik terampil secara manual maupun menggunakan komputer. Hal ini sangatlah penting dikarenakan dampak persaingan global yang juga berimbas pada perekonomian, termasuk dibidang industri. Di Indonesia sendiri terdapat banyak sektor industri salah satunya terdapat industri kerajinan berupa kriya kayu, kriya logam, kriya tekstil, kriya keramik dan masih banyak lagi. Mengenai kriya kayu masih banyak jenisnya, terdapat industri mebel, furniture, hingga hiasan yang digunakan sebagai penghias ruangan yang terbuat dari kayu. Keterampilan dan keahlian dalam pembuatan produk kriya kayu merupakan hal pokok yang harus dimiliki agar produk yang dihasilkan berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi. Mengingat bahwa seni kerajinan harus mampu bersaing, yang menjadi dampak dari adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Ana Syukriah dan Imam Hamdani (2013: 110) menyatakan: Dampak positif yang muncul adalah masyarakat dapat menjual barangbarang hasil produksinya ke Negara di ASEAN dengan mudah, namun dampak negatifnya akan banyak produk-produk yang masuk kedalam negeri sehingga menjadikan persaingan menjadi lebih ketat. Untuk dapat mempertahankan eksistensi UMKM maka dibutuhkan suatu strategi, Salah satunya dengan menggunakan keunggulan komparatif (comparative advantage) yaitu dengan menciptakan produk yang khas dan unik serta memberikan pelayanan yang baik. Peningkatan kualitas dalam produk kerajinan harus dilakukan agar tetap eksis dan banyak diminati diantara persaingan pasar yang bebas dan ketat. Timbul Raharjo (2009: 4) juga menyatakan bahwa Industri seni kerajinan yang berkembang di Indonesia memberikan kontribusi yang signifikan pada pertumbuhan perekonomian nasional. Bahkan industri ini menyumbang 6,3% dari produk domestik bruto Indonesia. Dalam menghadapi persaingan global, maka keberadaan industri seni kerajinan di Indonesia sangat diperlukan untuk peningkatan perekonomian. Dalam produk kriya tentunya mengandalkan 41

42 keterampilan tangan seperti mengukir, meraut, dan yang lainnya namun tidak dapat di pungkiri bahwa dengan sentuhan teknologi juga digunakan contohnya dalam pembuatan desain bisa menggunakan komputer. Terampil menggunakan manual dan komputer menjadi tuntutan bagi tenaga kerja dalam dunia usaha dan industri. Dari sini maka dunia usaha dan industri sangat memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat dihasilkan melalui pendidikan. Pendidikan bisa diperoleh dimana saja, diantaranya adalah pendidikan di sekolah, di keluarga, maupun di masyarakat. Melalui pendidikan di sekolah potensi yang dimiliki seseorang akan berkembang dan terarahkan sehingga menjadi pribadi yang memiliki keterampilan serta pengetahuan yang dapat di aplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Pendidikan formal yang dapat menghasilkan lulusan terampil dan memiliki keahlian adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Peran SMK yaitu dapat mencetak sumber daya manusia yang produktif dan siap kerja bahkan diharapkan dapat membuka usaha mandiri dengan bekal keterampilan yang diberikan saat dibangku sekolah. Salah satunya adalah SMK Seni Rupa dan kerajinan yang nantinya para lulusan SMK ini siap untuk menghadapi persaingan global dengan bekal keterampilan yang dimiliki. SMK yang bergerak di bidang seni kerajinan di era global sangat dibutuhkan, seperti yang dikatakan F.X Supriyono (2015: 2) bahwa; Persaingan untuk menciptakan negara yang kuat terutama di bidang ekonomi, sehingga dapat masuk dalam jajaran raksasa ekonomi dunia tentu saja sangat membutuhkan kombinasi antara kemampuan otak yang mumpuni disertai dengan keterampilan daya cipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Menjawab kebutuhan pada persaingan global tersebut, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian seni rupa dan desain produksi kriya hadir sebagai kebutuhan pendidikan yang lebih mengacu pada sumber daya manusia yang siap pakai, mempunyai kompetensi yang handal, yang mampu menjawab tantangan global. dari pernyataan di atas SMK seni rupa menjadi salah satu bagian yang penting dalam mencetak sumber daya manusia yang dapat bersaing di bidang industri kreatif, khususnya di bidang seni kerajinan.

43 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 9 Surakarta (SMK N 9 Surakarta) merupakan sekolah kejuruan yang mewadahi di bidang seni rupa. Sesuai dengan tujuan pendidikan kejuruan SMK Negeri 9 Surakarta memiliki sebuah visi yaitu Mewujudkan SMK Negeri 9 Surakarta sebagai pencetak sumber daya manusia profesional dalam bidang Seni, Kerajinan, dan Teknologi yang mampu menghadapi era global. Maka SMK Seni ini diharapkan dapat mencetak lulusan yang dapat berkarya di kancah global dan indusri kreatif di masyarakat. Jurusan yang terdapat di SMK Negeri 9 Surakarta yaitu, Animasi, Desain Komunikasi Visual (DKV), Multimedia (MM), Tata Busana (TB), Tekstil (TE), Kriya Kayu, Kriya Logam, Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), dan Seni Lukis. Jurusanjurusan yang ada diharapkan mampu terjun di masyarakat untuk memenuhi kebutuhan di dunia usaha. Karena pendidikan kejuruan menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan siap kerja. Maka salah satu tujuannya juga agar dapat langsung terserap di dunia usaha atau dunia industri. Agar lulusan dari SMK memiliki keterampilan yang sesuai dengan dunia usaha atau dunia industri maka materi yang diberikan di sekolah tentunya mencakup kompetensi yang diperlukan. Di SMK Negeri 9 menggunakan kurikulum 2013 yang mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Pada Jurusan Desain dan Produksi Kriya Kayu di kelas X terdapat mata pelajaran Dasar Kekriyaan mempelajari tentang membuat nirmana, menggambar huruf, menggambar bentuk, menggambar ornamen, menggambar teknik, dan menggambar dengan program komputer dalam pembelajaran desain dan produksi kriya. Agar materi yang disampaikan dapat dipahami siswa dengan baik maka proses pembelajaran merupakan hal yang penting. Kecakapan dan keterampilan yang dimiliki lulusan SMK tidak lepas dari pembelajaran yang diberikan di sekolah. Pembelajaran yang efektif dan sesuai akan memberikan hasil yang bermutu dan berkualitas. Pada mata pelajaran Dasar Kekriyaan salah satunya terdapat materi menggambar ornamen, materi yang

44 diberikan berupa menggambar manual ragam hias tradisional. Kompetensi yang hendak dicapai dalam menggambar ornamen disini adalah siswa dapat mengetahui anatomi jenis ragam hias dengan benar mulai dari bentuk, motif, dan cara merangkai alur ragam hias ataupun membuat desain ragam hias. Selain menggambar ornamen dengan cara manual terdapat juga menggambar menggambar ornamen menggunakan program komputer yaitu dengan coreldraw. Hasil yang akan dicapai pada materi menggambar ornamen dengan coreldraw ini adalah agar siswa memperoleh kemudahan dalam membuat desain ragam hias menggunakan coreldraw. Materi menggambar ornamen dengan cara manual dan komputer ini merupakan salah satu kompetensi dasar untuk mencetak lulusan sesuai dengan tuntutan di dunia usaha dan industri yang bonafit yaitu terampil dengan proses manual maupun dengan penggunaan komputer. Guru pengampu materi pokok menggambar ornamen juga menyampaikan bahwa hampir 80% siswa lulusan Kriya Kayu di SMK Negeri 9 Surakarta orientasi utama adalah untuk bekerja. Hanya beberapa anak yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Dikatakan bahwa alumni dari Kriya Kayu ada yang bekerja di bagian desain, ada yang membuka usaha mebel, ukir, bubut, sarang burung. Menurut guru, siswa yang bekerja di bagian desain merupakan siswa yang pintar dalam menggambar ornamen. Saat praktek menggambar hasil gambaran ornamennya dikatakan bagus. Ornamen merupakan ruhnya dari kriya kayu. Maka penting bagi jurusan Kriya kayu untuk mempelajari gambar ornamen ini dengan baik. Hal inilah yang menjadikan peneliti ingin mengetahui proses menggambar ornamen di sekolah jurusan seni, khususnya di jurusan Kriya Kayu. Maka peneliti ingin meneliti tentang proses pembelajaran menggambar ornamen di kelas X Desain dan Produksi Kriya Kayu sehingga didapatkan deskripsi tentang pembelajaran menggambar ornamen dengan manual maupun dengan komputer, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sampai dengan evaluasi dalam pembelajaran.

45 B. Rumusan Masalah Dunia usaha dan industri membutuhkan tenaga kerja yang terampil, tidak hanya terampil dengan cara manual namun juga terampil menggunakan komputer. Di era global saat ini Industri kreatif dibidang seni kerajinan mampu bertahan dan bersaing dengan produk lain. SMK Negeri 9 merupakan sekolah kejuruan yang bergerak dibidang seni rupa, kerajinan dan teknologi. Salah satu jurusan yang ada di SMK Negeri 9 adalah Desain dan Produksi Kriya Kayu. Untuk mencetak lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri maka pembelajaran yang di berikan harus sesuai dengan tuntuan dunia kerja. Di SMK Negeri 9 ini pada Mata Pelajaran Dasar Kekriyaan terdapat materi pembelajaran menggambar ornamen dengan manual maupun program komputer. Pembelajaran tersebut tentu memberikan bekal keterampilan bagi siswa agar terampil dalam menggambar ornamen baik secara manual maupun komputer. Hal inilah yang menjadikan peneliti ingin meneliti beberapa hal mencakup proses pembelajaran ornamen pada Jurusan Desain dan Produksi Kriya Kayu. Maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pembelajaran menggambar ornamen dengan manual dan komputer pada siswa kelas X Jurusan Desain dan Produksi Kriya Kayu SMK Negeri 9 Surakarta ditinjau dari komponen pembelajaran? 2. Bagaimana visualisasi hasil karya siswa dalam menggambar ornamen manual dan komputer ditinjau berdasarkan prinsip desain dan unsur-unsur rupa? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah penelitian diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan proses pembelajaran menggambar ornamen dengan manual dan komputer pada siswa kelas X Jurusan Desain Produksi Kriya Kayu SMK Negeri 9 Surakarta ditinjau dari komponen pembelajaran. 2. Menganalisis visualisasi hasil karya siswa dalam menggambar ornamen secara manual dan komputer ditinjau berdasarkan prinsip desain dan unsur-unsur rupa.

46 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoristis a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengembangan pengetahuan dan memberikan sumber ilmu bagi penelitian-penelitian yang serupa. b. Menambah wawasan mengenai proses pembelajaran menggambar ornamen secara manual dan komputer pada Jurusan Desain dan Produksi Kriya Kayu di SMK Negeri 9 Surakarta. 2. Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi: a. Siswa Dapat mengetahui pentingnya untuk mempelajari cara menggambar ornamen dan meningkatnya pemahaman tentang ornamen bagi jurusan kriya kayu. b. Guru Sebagai acuan bagi guru untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran ornamen yang bisa dijadikan evaluasi. Dapat dijadikan pendoman bagi calon pendidik dalam menentukan strategi, metode, media, dan materi pembelajaran yang mampu mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran menggambar ornamen. c. Sekolah Dapat menjadi referensi dalam proses pembelajaran sesuai dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang berkaitan dengan gambar ornamen.