BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. didik untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia (bermoral). Sebab bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses terencana untuk menyiapkan anak didik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. sulit untuk dientaskan diantaranya adalah karena rendahnya kemampuan. adalah dengan didirikannya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

BAB I PENDAHULUAN. yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Pendidikan

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan luar biasa merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pelatihan atau penelitian. Pendidikan dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikian pula dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari pada manusia yang tidak berpendidikan. dan karsa. Hal itu tidak akan lepas selama manusia ini masih ingin untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk karakter peserta

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Maka dari itu, potensi manusia diposisikan sebagai makhluk yang istimewa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tentu tidak dapat dipisahkan dari semua upaya yang harus dilakukan untuk

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pendidikan dapat diartikan usaha sadar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang tua dan guru sudah barang tentu ingin membina anaknya agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat, mental sehat dan akhlak yang terpuji. Hal itu diusahakan melalui pendidikan, baik di sekolah, di rumah ataupun di masyarakat. Penerapan pendidikan nilai Islam pada pendidikan anak usia dini harus melibatkan seluruh elemen yang menunjang iklim sekolah, agar terjadi interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan diinternalisasikan. Guru sebagai teladan (role model) dalam kegiatan belajar mengajar harus berkomunikasi dua arah dengan anak berdasarkan keikhlasannya. 2 Untuk melaksanakan nilai-nilai agama bagi anak usia dini, guru perlu merancang kegiatan pembelajaran yang berupa pembiasaanpembiasaan yang baik. Nilai-nilai agama yang dilaksanakan melalui pembiasaan dapat dilaksanakan pula dalam kehidupan sehari-hari anak baik di rumah maupun di lingkungan anak. Menanamkan nilai-nilai agama sejak dini merupakan pondasi awal yang harus dibentuk, baik oleh orang tua ataupun guru. Dalam menanamkan nilainilai agama bagi anak usia dini tidak cukup hanya dengan berdasarkan teori, akan tetapi perlu ketauladan dan pembiasaan yang terus menerus. 2 Wahyudi, Program Pendidikan Untuk Anak Usia Dini di Prasekolah Islam (Jakarta: Gramedia Widya Sarana Indonesia, 2005), 28. 1

2 Pembiasaan merupakan bagian penting dalam tahapan penalaran prakonvensional dimana anak mula-mula mengembangkan keterampilan hidupnya lebih banyak bergantung pada faktor eksternal. Oleh karena itu peran orang tua dan guru dalam mengembangkan pembiasaan berperilaku sebagaimana yang dikehendaki (misalnya:disiplin, mandiri) melalui contoh dan tindakan. Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, tahapan ini akan berangsur-angsur menuju ke tahap konvensional dimana anak mulai mengembangkan nilai pribadi dan menjadikan nilai-nilai tertentu sebagai pemandu perilakunya. 3 Pendidikan agama merupakan dasar bagi pembinaan sikap dan jiwa agama pada anak. Penanaman sopan santun, tata krama dan budi pekerti yang paling baik dan efektif dilakukan sedini mungkin sebab perwujudan dari jiwa yang telah berisi nilai-nilai moral akan berkembang bersama nilai-nilai lain yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Taman Kanak-Kanak sebagai salah satu penyelenggara pendidikan dalam pendidikan anak usia dini jalur formal merupakan fasilitator pencapaian tujuan pendidikan nasional. Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2013 Bab II pasal 3 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, 3 DEPDIKNAS, Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Pembiasaan di TK (Jakarta: Dirjen Manajemen Dasmen Direktorat Pembinaan TK dan SD, 2007), 1.

3 sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 4 Untuk mencapai tujuan tersebut maka pendidikan agama mempunyai peran yang sangat penting karena proses pembelajaran pendidikan agama dilakukan dengan mengedepankan keteladanan dan pembiasaan akhlak mulia serta pengamalan ajaran agama. 5 Taman Kanak-kanak sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berada pada jalur formal juga menyelenggarakan pendidikan agama pada peserta didiknya, hanya di TK itu tidak menyelenggarakan mata pelajaran agama secara khusus seperti pada jenjang diatasnya. Akan tetapi untuk mengimplementasikan nilai-nilai agama itu diintegrasikan dengan semua lingkup bidang perkembangan yang meliputi bidang perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Sebagaimana hasil observasi yang telah peneliti lakukan bahwa guru kelompok A mengaitkan kegiatan pembelajaran nilai-nilai agama dengan semua lingkup bidang perkembangan pada saat menjelaskan tema binatang. 6 TK PGRI Gebang sebagai salah satu lembaga TK swasta yang bergerak dalam bidang pendidikan anak usia dini juga memberikan pelayanan yang optimal bagi peserta didiknya. TK PGRI Gebang adalah lembaga TK umum bukan lembaga TK Islam, akan tetapi dalam kegiatan pembelajarannya sarat dengan nuansa islami. Berdasarkan uraian tersebut, kemudian muncul ketertarikan peneliti untuk meneliti lebih jauh tentang Implementasi Nilai-nilai Agama Melalui 4 Sekretariat Negara RI, Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,8. 5 Kementerian Agama RI, Permen Agama RI No. 16 tahun tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada sekolah, 6. 6 Observasi, selasa, 8 September 2015.

4 Pembiasaan Bagi Anak Usia Dini di TK PGRI Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. B. Fokus Penelitian Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian. Fokus penelitian harus disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat tanya 7 Fokus penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam melakukan aktifitas penelitian. Karena dengan adanya fokus penelitian akan dapat mendeskripsikan tentang pokok-pokok masalah dalam penelitian, sehingga mudah di dalam pemecahannya. Adapun fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Fokus Penelitian Bagaimanakah implementasi nilai-nilai agama melalui pembiasaan bagi anak usia dini di Taman Kanak-kanak PGRI Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember? 2. Sub Fokus Masalah a. Bagaimana implementasi nilai-nilai agama aspek aqidah/tauhid melalui pembiasaan bagi anak usia dini di Taman Kanak-kanak PGRI Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember? 7 STAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: STAIN Jember Pres, 2011), 39.

5 b. Bagaimana implementasi nilai-nilai agama aspek syariah/ibadah melalui pembiasaan bagi anak usia dini di Taman Kanak-kanak PGRI Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember? c. Bagaimana implementasi nilai-nilai agama aspek akhlak melalui pembiasaan bagi anak usia dini di Taman Kanak-kanak PGRI Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan arah dan sasaran yang harus dicapai oleh setiap tindakan. Dengan demikian tujuan memegang peranan yang sangat penting dan harus dirumuskan dengan jelas, tegas dan mendetail, karena tujuan merupakan jawaban tentang masalah yang akan diteliti. 8 Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai diantaranya: 1. Tujuan Umum Untuk mendeskripsikan implementasi nilai-nilai agama melalui pembiasaan bagi anak usia dini di Taman Kanak-kanak PGRI Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mendeskripsikan implementasi nilai-nilai agama aspek aqidah/tauhid melalui pembiasaan bagi anak usia dini di Taman Kanakkanak PGRI Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. 8 Moh. Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif (Malang: UIN-Maliki Press, 2008), 51.

6 b. Untuk mendeskripsikan implementasi nilai-nilai agama aspek syariah/ ibadah melalui pembiasaan bagi anak usia dini di Taman Kanak-kanak PGRI Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. c. Untuk mendeskripsikan implementasi nilai-nilai agama aspek akhlak melalui pembiasaan bagi anak usia dini di Taman Kanak-kanak PGRI Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian berisi tentang konstribusi apa yang akan diberikan setelah melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis. 9 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dan sumbangsih pemikiran guna memperkaya khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan terutama terkait dengan implementasi nilai-nilai agama melalui pembiasaan bagi anak usia dini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti 1) Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang penulisan karya ilmiah sebagai bekal awal untuk mengadakan penelitian di masa mendatang. 9 STAIN, Pedoman, 39.

7 2) Memberikan cakrawala pengetahuan tentang implementasi nilainilai agama melalui pembiasaan bagi anak usia dini. b. Bagi TK PGRI Gebang Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bacaan dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi sekolah dalam mengimplementasikan nilai-nilai agama bagi anak usia dini c. Bagi IAIN Jember Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan referensi dan kepustakaan bagi mahasiswa IAIN Jember. d. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi aktual dan dapat menambah wawasan serta kesadaran masyarakat agar lebih memperhatikan bahwa pendidikan nilai-nilai agama harus diberikan sejak sedini mungkin. E. Definisi Istilah Untuk memberikan arahan serta menghindari timbulkan salah penafsiran dan pengertian yang lebih melebar dalam menginterpretasikan isi pada karya tulis ilmiah yang berjudul Implementasi Nilai-nilai Agama Melalui Pembiasaan Bagi Anak Usia Dini Di Taman Kanak-Kanak PGRI Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember, berikut ini akan dijelaskan beberapa definisi istilah yang termuat didalamnya:

8 1. Implementasi Menurut kamus bahasa Indonesia implementasi diartikan pelaksanaan. 10 Sedangkan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu implementasi atau pelaksanaan dari nilai-nilai agama melalui pembiasaan pada anak Taman Kanak-kanak melalui aspek tauhid, aspek syariah dan aspek akhlak. 2. Nilai-nilai Agama Islam Nilai adalah suatu pengertian atau penafsiran yang digunakan untuk memberikan penghargaan terhadap barang atau keadaan. 11 Sedangkan agama secara terminologis, Hasby as-shiddiqi mendefinisikan agama sebagai dustur (undang-undang) ilahi yang didatangkan Allah buat menjadi pedoman hidup dan kehidupan manusia di alam dunia untuk mencapai kerajaan dunia dan kesentosaan di akhirat. 12 Sedangkan Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-rasul-Nya untuk diajarkan kepada manusia. Dibawa secara berantai dari satu generasi ke generasi selanjutnya dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Islam adalah rahmat, hidayah, dan petunjuk bagi manusia dan merupakan manifestasi dari sifat rahman dan rahim Allah SWT. 13 Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai agama islam merupakan keharusan yang berupa suatu ide yang memberi 10 Qonita Alya, Kamus Bahasa Indonesia (Anggota IKAPI: PT Indahjaya Adipratama, 2011), 280. 11 DEPDIKBUD, Bahan Dasar Pengembangan Agama Islam I (Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Wawasan Kependidikan Guru Agama, 1996), 51. 12 Ali Nurdin,Syaiful Mikdar,Wawan Suharmawan,Pendidikan Agama Islam (Jakarta: UT, 2011),53. 13 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), 93.

9 pedoman agama untuk ukuran manusia dalam hubungannya dengan Allah SWT, sesama manusia dan alam semesta. 3. Pembiasaan Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang. 14 Pembiasan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi. 15 Yang dimaksud dengan pembiasaan disini adalah sikap perilaku yang dilakukan secara terus menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga menjadi kebiasaan yang baik. 4. Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. 16 Jadi yang dimaksud dengan implementasi nilai-nilai agama melalui pembiasaan bagi anak usia dini dalam skripsi ini adalah pelaksanaan nilai-nilai agama islam dalam hubungannya dengan Allah, manusia dan alam semesta yang dilaksanakan melalui pembiasaan-pembiasaan bagi anak usia dini yang 14 DEPDIKNAS, Pedoman, 4. 15 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2010),170. 16 Sekretariat Negara RI, UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

10 biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus dan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan yang baik. F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam skripsi ini terbagi menjadi lima bab, secara singkat dapat dikemukan sebagai berikut: Bab satu pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, fokus penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan. Bab dua menerangkan tentang kajian pustaka yang memuat penelitian terdahulu dan kajian teori. Bab tiga menerangkan tentang metode penelitian yang terdiri dari: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data dan tahap-tahap penelitian. Bab empat menerangkan tentang penyajian data dan analisis data yang diterangkan dengan memberikan gambaran obyek penelitian, penyajian data dan analisi data serta pembahasan temuan. Bab lima penutup yang didalamnya memuat kesimpulan dan saran.