APLIKASI SUPERCRITICAL FLUIDS (SCF) PADA REAKSI TRANS-ESTERIFIKASI PROSES PEMBUATAN BIODIESEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ketercukupannya, dan sangat nyata mempengaruhi kelangsungan hidup suatu

PEMBUATAN BIODIESEL TANPA KATALIS DENGAN AIR DAN METHANOL SUBKRITIS

PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP

ANALISIS ENERGY PRODUKSI BIODIESEL DENGAN METODE METANOL SUPER KRITIS

Prarancangan Pabrik Biodiesel dari Biji Tembakau dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Esterifikasi Asam Lemak Bebas Dari Minyak Goreng Bekas

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Kinetika Reaksi Transesterifikasi CPO terhadap Produk Metil Palmitat dalam Reaktor Tumpak

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BIODIESEL HASIL ESTERIFIKASI SEKALIGUS TRANSESTERIFIKASI CPO KUALITAS EMPAT DENGAN METANOL MENGGUNAKAN ASAM SULFAT SEBAGAI KATALIS

Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 11 No. 3 (Desember 2010)

Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1, Juni 2010 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga BBM membawa pengaruh besar bagi perekonomian bangsa. digunakan semua orang baik langsung maupun tidak langsung dan

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

METANOLISIS MINYAK SAWIT DENGAN KATALIS ENZIM LIPASE PSEUDOMONAS CEPACIA YANG DIIMOBILISASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH KONSENTRASI, WAKTU, PENGADUKAN DAN JUMLAH KATALIS TERHADAP YIELD BIODIESEL DARI MINYAK DEDAK PADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. oksigen. Senyawa ini terkandung dalam berbagai senyawa dan campuran, mulai

PEMBUATAN METIL ESTER (BIODIESEL) DARI MINYAK DEDAK DAN METANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI DAN TRANSESTERIFIKASI

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

REAKSI METANOLISIS LIMBAH MINYAK IKAN MENJADI METIL ESTER SEBAGAI BAHAN BAKAR BIODIESEL DENGAN MENGGUNAKAN KATALIS NaOH

METANOLISIS MINYAK KOPRA (COPRA OIL) PADA PEMBUATAN BIODIESEL SECARA KONTINYU MENGGUNAKAN TRICKLE BED REACTOR

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL (TAHUN KE II)

: Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

Soal Open Ended OSN PERTAMINA 2015 Bidang Kimia. Algae Merupakan Bahan Bakar Terbarukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BIODIESEL SECARA SIMULTAN DARI MINYAK JELANTAH DENGAN MENGUNAKAN CONTINUOUS MICROWAVE BIODISEL REACTOR

Biotechnology and Energy Conservation. Prof. Dr.oec.troph. Ir. Krishna Purnawan Candra, M.S. Program Magister Ilmu Lingkungan Universitas Mulawarman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN

II. DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dibagi menjadi: biofuel (5%), panas bumi (5%), biomasa nuklir, tenaga air dan tenaga angin (5%), batu bara cair (2%)

BAB I PENDAHULUAN. Isu kelangkaan dan pencemaran lingkungan pada penggunakan bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMASI TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL MENGGUNAKAN CAMPURAN MINYAK KELAPA SAWIT DAN MINYAK JARAK DENGAN TEKNIK ULTRASONIK PADA FREKUENSI 28 khz

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH ABU KULIT BUAH KELAPA SEBAGAI KATALIS DALAM PEMBUATAN METIL ESTER DENGAN BAHAN BAKU MINYAK SAWIT MENTAH (CRUDE PALM OIL)

TINJAUAN TERHADAP PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK GORENG CURAH DENGAN METODE GELOMBANG ULTRASONIK DAN MICROWAVE

KONVERSI PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD) MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS p-tsa

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA MELALUI PROSES TRANS-ESTERIFIKASI. Pardi Satriananda ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kinetika Reaksi Transesterifikasi CPO ber-ffa Tinggi Dengan Menggunakan Katalis ZnO Sintesis

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor

PENDAHULUAN Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 15 Juni 2013, Vol 4, No.

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

I. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data

PEMBUATAN BIODIESEL DARI BIJI ALPUKAT DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Biodiesel Dari Minyak Jelantah Dengan Menggunakan Metil Asetat Sebagai Pensuplai Gugus Metil. Oleh : Riswan Akbar ( )

KONVERSI MINYAK JELANTAH MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT TERAKTIVASI HCl

Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa dengan Katalis H 3 PO 4 secara Batch dengan Menggunakan Gelombang Mikro (Microwave)

TRANSESTERIFIKASI MINYAK GORENG BEKAS MENJADI BIODIESEL DENGAN KATALIS KALSIUM OKSIDA

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KATALIS HETEROGEN CANGKANG BEKICOT (ACHATINA FULICA) DENGAN METODE PENCUCIAN DRY WASHING

ABSTRAK. POTENSI BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica) SEBAGAI BAHAN BAKU ALTERNATIF BIODIESEL

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL PENGEMBANGAN REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN METANOL DENGAN METODE REAKTIF DISTILASI

LAPORAN HASIL PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL DIPA UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2010

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK BIODIESEL DARI MINYAK BIJI RANDU (CEIBA PENTANDRA) PADA REAKTOR BATCH BERPENGADUK BERTEKANAN MENGGUNAKAN KATALIS KOH

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JUMLAH KATALIS DAN WAKTU REAKSI TERHADAP KONVERSI BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH DENGAN KATALIS CaO DARI KULIT TELUR

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TRANSESTERIFIKASI PARSIAL MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN ETANOL PADA PEMBUATAN DIGLISERIDA SEBAGAI AGEN PENGEMULSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK BIODIESEL DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL KONSENTRASI RENDAH

PRODUKSI BIODIESEL DENGAN MENGGUNAKAN KATALIS ORGANOTIMAH TESIS. Karya tulis ini sebagai salah satu syarat. untuk memperoleh gelar Magister dari

PENGARUH RASIO REAKTAN DAN JUMLAH KATALIS TERHADAP PROSES PEMBENTUKAN METIL ESTER DARI PALM FATTY ACID DISTILLATE (PFAD)

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan

lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

Oleh: Nufi Dini Masfufah Ajeng Nina Rizqi

Oleh : PABRIK BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI (METODE FOOLPROOF)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan bahan bakar fosil yang bersifat tidak dapat

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI DALAM KOLOM PACKED BED. Oleh : Yanatra NRP.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODA PENELITIAN

DEAKTIVASI CORDIERITE SEBAGAI KATALIS PADA REAKSI TRANSESTERIFIKASI OLEH :

PEMBUATAN BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL (CPO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF MELALUI PROSES TRANSESTERIFIKASI LANGSUNG

Pembuatan Biodiesel Berbahan Baku CPO Menggunakan Reaktor Sentrifugal dengan Variasi Rasio Umpan dan Komposisi Katalis

OPTIMASI PERBANDINGAN MOL METANOL/MINYAK SAWIT DAN VOLUME PELARUT PADA PEMBUATAN BIODIESEL MENGGUNAKAN PETROLEUM BENZIN

PEMANFAATAN MINYAK GORENG BEKAS UNTUK PEMBUATAN BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS ZEOLIT ALAT TERAKTIVASI

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

KAJIAN TERMODINAMIKA PADA PROSES EKSTRAKSI ASAM LEMAK BEBAS DARI CPO DENGAN METANOL DAN ETANOL

BAB I PENDAHULUAN. Industri dunia menganalisa peningkatan pasar emulsifier. Penggunaan

PRODUKSI BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KATALIS KALSIUM OKSIDA

Transkripsi:

APLIKASI SUPERCRITICAL FLUIDS (SCF) PADA REAKSI TRANS-ESTERIFIKASI PROSES PEMBUATAN BIODIESEL Abstrak Bode Haryanto Jurusan Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara Jl. Tri Dharma No. 1 Kampus USU Medan 2155 Sumber energi terbarukan yang dikenal dengan Biodiesel yang merupakan hasil reaksi trans-esterifikasi minyak nabati dengan pereaksi alkil alkohol telah diproduksi secara masal. Kendala produksi yang ditemukan adalah pada tahap pemisahan untuk memperoleh biodiesel murni. Upaya produksi ini memicu research dalam rangka mempersingkat tahapan proses dan tentunya juga menurunkan energi input pada proses produksi. Operasi batch, kontinue, operasi multi tahap, operasi non katalis alkali, homogen dan heterogen serta memanfaatkan enzyme lipase telah dilakukan, tetapi kendala pada tahap pemisahan tetap ditemukan, Aplikasi dari supercritical fluid memungkinkan mempersingkat tahap reaksi dan menghasilkan biodiesel tanpa melalui proses separasi lanjut. Tulisan ini akan membahas metoda dan aplikasi dari SCF dalam produksi biodiesel. Kata Kunci :Biodiesel, Trans-Esterifikasi, SCF. PENDAHULUAN Biodiesel dikenal sebagai bahan bakar alternatif pengganti diesel fosil; diproduksi dari sumber terbarukan dan menunjukkan keunggulan karena ramah lingkungan. Biodiesel didefinisikan sebagai mono alkil ester dari rantai panjang asam lemak dari berbagai sumber minyak nabati. Biodiesel dihasilkan melalui proses trans-esterifikasi dengan alkohol. Trans-esterifikasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan katalis atau dengan tanpa katalis. Katalis yang biasa digunakan adalah dari alkali (NaOH, KOH), asam (H2SO4, HCL) dan enzyme (lipase). Reaksi trans-esterifikasi ini telah dipahami secara baik, studi mengenai kinetika dan prosesnya telah diaplikasikan secara komersil. Proses esterifikasi adalah seluruh aktifitas hingga diperoleh produk biodiesel yang murni yaitu, reaksi transesterifikasi, recovery reaktan tersisa, memurnikan produk yaitu memisahkan gliserol, katalis dan produk pengotor dari produk alkil ester. Sebagai sumber energi terbarukan seharusnya memenuhi persyaratan kelayakan energi yaitu energi out put dari suatu proses produksi suatu bahan bakar harus lebih besar dari total energi input proses pembuatanya (Batchelor et al., 1995). Lamanya waktu reaksi dengan proses batch hingga dua jam, besarnya energi motor pengaduk untuk rpm tinggi, serta panjangnya tahap pemurnian pasca reaksi adalah bagian dari kendala menurunkan input energi pembuatan biodiesel. Upaya-upaya terus dilakukan agar dapat menurunkan energi input adalah mempersingkat waktu reaksi dengan mengembangkan proses continue hingga diperoleh waktu tinggal yang lebih singkat (Darnoko, et al., 2). Pemanfaatan biocatalyst enzyme lipase juga bertujuan mengurangi energi yang dikonsumsi untuk proses ini. Penelitian untuk menghasilkan biodiesel telah sampai pada tahap pemanfaatan teknologi supercritical fluids, upaya ini dilakukan dengan atau tanpa katalis. Selain dapat mempersingkat waktu reaksi juga tidak diperlukan pemisahan lanjut untuk mendapatkan produk biodiesel. Makalah ini bertujuan untuk 59

Jurnal Sains Kimia Vol 9, No.2, 25: 59-63 memaparkan mekanisme aplikasi SCF pada proses pembuatan biodiesel saat ini BAHAN DAN METODA Trans-Esterifikasi. Reaksi dengan katalis standar batch dan berkesinambungan Pada proses batch dengan menggunakan katalis asam atau alkali akan memerlukan waktu berkisar dua jam. Temperatur operasi biasanya berkisar temperatur didih metanol akibatnya operasi standar berlangsung dalam dua fase. Untuk meningkatkan jumlah kontak dilakukan pengadukan dengan rpm tinggi. Operasi berkesinambungan (continue) dapat menurunkan lama waktu reaksi hingga menit dengan konversi mencapai 97,3% (Darnoko, et al. 2). Perlakuan terhadap operasi juga dipengaruhi oleh jenis bahan baku dan kandungan minornya. Katalis padat reaksi fase heterogen Penelitian dengan memanfaatkan berbagai katalis padat (phase heterogeneous) seperti logam dan abu masih dilakukan dan dapat dilaporkan bahwa, peneliti sebelumnya, Frederique et al. (23) melaporkan bahwa katalis dari synthesis of pyrone metal complexes with Sn and Zn memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengkonversi metil ester, dibanding katalis standar seperti NaOH dan H2SO4. Gryglewicz (1999), menggunakan katalis heterogen untuk proses esterifikasi rapseed ester. Peterson dan Scarrah (1984) melaporkan jenis penyangga yang digunakan dan bentuk penyangga yaitu, Tablet MgO (98%), Tablet Al 2 O3 (97%) dan Bulat SiO2 (93%) + Al 2 O3 (3%). Hartman (1956) meneliti bahwa abu janjang sawit bersifat tidak larut dalam trigliserida dan metanol, sehingga bersifat heterogen pada proses transesterifikasi. Abu batang kelapa memiliki kandungan Kalium hingga 4% Peterson dan Scarrah (1984). Bio-katalis Enzim Lipase Proses esterifikasi telah menggunakan enzim sebagai katalis. Enzim lipase memiliki kemampuan untuk menghidrolisa trigliserida asam lemak menjadi bentuk asam lemak bebas dan dengan kehadiran senyawa pereaksi etanol dan metanol menghasilkan metil ester. Faktor yang mempengaruhi jalannya reaksi adalah konsentrasi enzim, lama inkubasi, tekanan dan temperatur. Madras et al. (24) melaporkan proses sintesa enzimatik biodiesel dari minyak bunga matahari dengan pereaksi metanol dan etanol dengan hadirnya SCF CO 2 dengan persen enzim 1 hingga 6 mg dengan waktu inkubasi 1 hingga 12 jam dan temperatur operasi 45 C diperoleh jumlah metil ester maksimum 27 3%. HASIL DAN PEMBAHASAN TK V1 P V2 H MS PI V3 INV BPR CT WGM Gambar 1. Proses Reaksi Esterifikasi dengan Katalis Enzim di dalam SCF CO 2 TK (Liquid CO 2 Tank), V1-V3 (High Pressure Needle Valve), P (Pressure Transducer), H (Heater), MS (Magnetic Stirrer), PI (Pressure Indicator), INV (Incubation Vessel), BPR (Back Pressure Regulator), CT (Cold Trap), WGM (Wet Gas Meter) Gambar 1 secara singkat dapat dilihat bahwa minyak kedelai untuk selang masa inkubasi tiga jam pada INV dialiri SCF CO 2 pada tekanan 122 bar dan temperatur 36 dengan pereaksi butanol 1.2 M dan

konsentrasi enzim 15% (w/w) dapat menghasilkan Fatty Acid Butil Ester (FABE) hingga %. Reaksi berlangsung satu tahap dimana produk FABE akan terlepas dari CO 2 di CT ketika tekanan mengalami penurunan (Nagesha et al., 24) Trans-Esterifikasi non-katalis. Dengan mengkondisikan metanol atau etanol pada supercritical area ternyata memiliki kemampuan untuk bereaksi terhadap trigliserida membentuk metil ester biodiesel tanpa kehadiran katalis. Penelitian yang dilakukan Kusdiana dan Saka (21) melaporkan bahwa pada tekanan 14 M.Pa, temperatur 35 C, dengan perbandingan ratio metanol rapeseed oil 42 dapat dihasilkan ester 95% dalam selang waktu produksi 24 detik. Peneliti yang sama melaporkan bahwa dengan kondisi supercritical metanol dapat mengkonversi % untuk selang waktu 15 menit, etanol dan 1 propanol setelah 45 menit. (Warabi, et al., 24). Dengan kondisi operasi yang berbeda Madras et al. (24) pengaruh temperatur terhadap konversi metil ester dan waktu reaksi, lihat Gambar 2. metil ester,% 8 4 2 Konversi ME vs Waktu Operasi 1 2 3 4 5 Waktu Reaksi, menit T= 2C T= 25C T= 3 C T= 35 C T= 4 C Gambar 2. Grafik Pengaruh Waktu vs Konversi Metil Ester Madras et al. (24) melaporkan pengaruh kenaikan temperatur dari 2 hingga 4 C dalam SCF metanol. Ditunjukkan bahwa kenaikan temperatur secara umum akan menaikkan perolehan metil ester. Secara khusus untuk temperatur operasi 4 C kenaikan konversi sangat besar dan ketika waktu reaksi mencapai 4 menit, ester telah terbentuk %. 4 3 5 1 2 Gambar 3. Sistem pada Supercritical Metanol 1. autoclave, 2. furnace listrik, 3. kontrol temperatur, 4. kontrol tekanan, 5. produk keluar, 6. condenser, 7. penimbun produk. Secara singkat dapat dilihat dimana minyak dan metanol cair dimasukkan ke dalam autoclave dengan perbandingan yang ditentukan, selanjutnya dinaikkan tekanan dan temperatur hingga kondisi kritiknya. Dalam kondisi gas produk keluar dan melalui condenser diperoleh metil ester (Demirbas, 22) seperti pada Gambar 3. Air dan FFA pada reaksi Trans- Esterifikasi di SCF non katalis. Kehadiran air dan asam lemak pada proses trans-esterifikasi SCF tidak mempengaruhi jalannya reaksi. Gambar di bawah menyajikan perbandingan antara SCF metanol, katalis asam dan basa terhadap pengaruh air dan asam lemak bebas (Kusdiana et al., 24) 6 7 61

Jurnal Sains Kimia Vol 9, No.2, 25: 59-63 Metil Ester.% Konversi Metil Ester vs Kandungan Air 8 4 2 1 2 3 4 5 6 Kandungan Air,% SCF Metanol Katalis Asam Katalis Alkali Gambar 4. Grafik Konversi Metil Ester vs Kandungan Air Gambar 4 menyajikan informasi dari hasil penelitian terhadap kandungan air dimana kandungan air tidak mempengaruhi reaksi menggunakan SCF metanol (nonkatalis). Metil Ester,% Pengaruh Kandungan FFA,% vs Konversi Metil Ester,% 12 8 4 2 1 2 3 4 Kandungan FFA,% SCF Metanol Katalis Asam Katalis Alkali Gambar 5. Grafik Pengaruh Kandungan FFA vs Konversi Metil Ester Gambar 5 menyajikan pengaruh asam lemak bebas pada proses trans-esterifikasi. Reaksi menggunakan SCF metanol (nonkatalis) tidak dipengaruhi oleh kandungan FFA pada minyak. Pada katalis asam menurun kemampuannya dengan bertambahnya FFA dan diikuti katalis alkali yang kemampuan lebih menurun dengan bertambahnya air. Permasalahan yang ada pada proses pembuatan biodiesel secara standar adalah lamanya waktu reaksi dan panjangnya tahap pemisahan/pemurnian sehingga 62 memperbesar energi input akibat pengadukan yang besar. Di sisi lain proses standar ini memiliki kemudahan dalam kondisi operasi dan pengendaliannya. Dengan menggunakan biokatalis seperti lipase ternyata mampu menurunkan kebutuhan energi motor. Tetapi dengan waktu inkubasi dan kemampuan konversi dan perolehan metil ester dengan SCF CO 2 yang relatif bervariasi maka perlu dilakukan studi optimasi dan tentunya diperlukan kondisi yang khusus untuk menjamin kerja enzim. Kajian SCF-metanol, etanol dan sebagainya memiliki kualitas konversi yang sangat baik dengan waktu reaksi yang singkat dan tidak lagi memerlukan perlakuan khusus pada tahap pemurnian. Di sisi lain dibutuhkan energi yang cukup besar untuk mencapai kondisi operasi pada temperatur 2 hingga 5 C dan tekanan 2 M.Pa. Selain itu, diperlukan material yang khusus dan mahal dalam merancang proses supercrital non katalis ini. Dari keunggulan dan kelemahan yang dimiliki perlu dilakukan analisa lebih lanjut terhadap kemungkinan pemanfaatan metoda di atas dalam memproduksi secara komersial. Sebagai bahan bakar baru maka juga harus memenuhi persyaratan energi dimana output energi suatu produk bahan bakar harus lebih besar dari input energi untuk menghasilkan produk tersebut. KESIMPULAN SCF metanol, etanol memiliki potensi dikembangkan dalam memproduksi biodiesel. Tahap operasi non-katalis tersebut ternyata lebih singkat dibandingkan dengan operasi katalis yang cendrung membutuhkan waktu reaksi dan perlakuan pasca reaksi yang lebih panjang. Kajian lebih mendalam perlu dilakukan hingga diperoleh kondisi optimum tetapi harus diikuti dengan menurunnya input energi pada SCF-Metanol dan Etanol. Disarankan untuk melakukan perlakuan mekanik pada tahap pemisahan

sehingga operasi standar dan enzimatik tetap memiliki potensi untuk dikembangkan. DAFTAR PUSTAKA Batchelor, S.E., Booth, J.E., Walker, K.C. 1995, Energy analysis of rape methyl mster (RME) production from winter oilseed rape, J. Industrial Crops and Product, no.4, 197-22. Darnoko D. and Cheryan M. 2. Continuous production of palm methyl esters. J. Am. Oil Chem. Soc. No.77, 1269-1273. Demirbas Ayhan, 22. Biodiesel fuels from vegetable oils via catalytic and non catalytic supercritical alcohol and other methods: a survey, Energy Conversion and Management, no.44, 293-219. Frederique R. Abreu, Daniela G. Lima, Elias H. Hamu, Sandra Einloft, Joel C. Rubim and Paulo A.Z. Suarez.23. New metal catalyst for soybean oil transesterification. J. Am. Oil Chem. Soc. No. 8, 1-4. Gale G. Hoyer, 1985. Extraction with supercritical fluids: Why,how and so what, Chemtech, July, 44-448 Greyglewicz, S. 1999. Rapeseed oil methyl ester preparation using heterogeneous catalyst. Bioresource Technol,, No.7, 249 253. Hartman, L.1956. Methanolysis of triglycerides, J. Am. Oil Chem. Soc. No.33,.129 Kusdiana D. and Saka S., 21, Kinetics of transesterification in rapseed oil to biodiesel fuel as treated in supercritical methanol, Fuel, no.8, 693-698. Kusdiana D. and Saka S., 24, Effect of water on biodiesel fuel production by as treated in supercritical methanol, Bioresource Technology, no.91, 289-295. Madras G, Kolluru C and Kumar R, 24, Synthesis of biodiesel in supercritical fluids, Fuel, no. 83, 29-233. Mark A.McHugh and Val J.Krukonis,1994. Supercritical Fluids Extraction, Principle and practice, Elsevier Group,Butterwort- Heinemann,USA. Nagesha G.K, Manohar B and Sankar KU, 24. Enzymatic esterification of free fatty acid of hydrolyzed soy deodorizer distillate in supercritical carbon dioxide, Supercritical Fluids, no.32, 137-145. Warabi, Y, Kusdiana D. and Saka S., 24,Reactivity of triglycerides and fatty acid of rapeseed oil in supercritical Alcohol, Bioresource Technology, no.91, 283-287. Zarina I. 2, Study of Affectivity Catalyst from Ash Palm Bunch in Metanolizing Stearin, Magister Thesis, Chemical Engineering Dept. ITB. Peterson G.R. and Scarrah W.P. 1984. Rapeseed il transesterification by heterogeneous catalysis. J Am. Oil Chem. Soc. No. 61,1593 1597. 63