Perbandingan Pengaruh Koreksi Radiometrik Citra Landsat 8 Terhadap Indeks Vegetasi Pada Tanaman Padi

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), Surabaya, 11 Juni 2015, ISSN

Validasi Algoritma Estimasi Konsentrasi Chl-A pada Citra Satelit Landsat 8 dengan Data In-Situ (Studi Kasus: Perairan Selatan Pulau Lombok, NTB)

Uji Akurasi Produk Reflektan-Permukaan Landsat Menggunakan Data In situ di Danau Kasumigaura, Jepang

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

II. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA ESTIMASI PRODUKSI PADI BERDASARKAN FASE TUMBUH DAN MODEL PERAMALAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE

Pemetaan Distribusi Spasial Konsentrasi Klorofil-a dengan Landsat 8 di Danau Towuti dan Danau Matano, Sulawesi Selatan

VALIDASI ALGORITMA ESTIMASI KONSENTRASI CHL-A PADA CITRA SATELIT LANDSAT 8 DENGAN DATA IN-SITU (Studi Kasus: Perairan Selatan Pulau Lombok, NTB)

KOREKSI RADIOMETRIK CITRA LANDSAT-8 KANAL MULTISPEKTRAL MENGGUNAKAN TOP OF ATMOSPHERE (TOA) UNTUK MENDUKUNG KLASIFIKASI PENUTUP LAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH TERAPAN KALIBRASI RADIOMETRIK PADA CITRA LANDSAT 8 DENGAN MENGGUNAKAN ENVI 5.1

Optimalisasi Pemetaan Fase Pertumbuhan Padi Berdasarkan Analisa Pola Reflektan dengan Data Hiperspektral Studi Kasus : Kabupaten Karawang

Oleh : Hernandi Kustandyo ( ) Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jurnal Geodesi Undip Januari 2016

ANALISIS KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONI DENGAN CITRA LANDSAT 8 (Studi Kasus: Laut Selatan Pulau Lombok, NTB)

Analisa Perubahan Luasan Terumbu Karang Dengan Metode Penginderaan Jauh (Studi Kasus: Pulau Menjangan, Bali) Teguh Hariyanto 1, Alhadir Lingga 1

Analisis Band Optimal Enhanced Vegetation Index (EVI) Pada Citra Hiperspektral Untuk Mengestimasi Fase Tumbuh dan Produktifitas Padi

Lampiran 1. Peta klasifikasi penutup lahan Kodya Bogor tahun 1997

Evaluasi Algoritma Wouthuyzen dan Son untuk Pendugaan Sea Surface Salinity (SSS) (Studi Kasus: Perairan Utara Pamekasan)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Pemetaan Distribusi Spasial Konsentrasi Klorofil-A dengan Landsat 8 di Danau Matano dan Danau Towuti, Sulawesi Selatan

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

Uji Akurasi Produk Reflektan-Permukaan Landsat Menggunakan Data In situ di Danau Kasumigaura, Jepang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Analisa Kondisi Ekosistem Mangrove Menggunakan Data Citra Satelit Multitemporal dan Multilevel (Studi Kasus: Pesisir Utara Surabaya)

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2016

PENGARUH FENOMENA LA-NINA TERHADAP SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN KABUPATEN MALANG

Aplikasi Penginderaan Jauh Untuk Monitoring Perubahan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus : Wilayah Barat Kabupaten Pasuruan)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-572

Pemetaan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Parameter Indeks TVDI Data Citra Satelit Landsat-8 (Studi Kasus: Provinsi Jawa Timur)

BAB III METODA. Gambar 3.1 Intensitas total yang diterima sensor radar (dimodifikasi dari GlobeSAR, 2002)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usahatani Padi dan Mobilitas Petani Padi

III. METODOLOGI. Gambar 1. Peta Administrasi Kota Palembang.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta 3

JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: ( Print) 1

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. 23 LAMPIRAN

STUDI TINGKAT KERAPATAN MANGROVE MENGGUNAKAN INDEKS VEGETASI

VALIDASI ALGORITMA ESTIMASI KONSENTRASI CHL-A DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT 8(Studi Kasus : Laut Selatan Pulau Lombok, NTB)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penggunaan Algoritma NDVI dan EVI pada Citra Multispektral untuk Analisa Pertumbuhan Padi (Studi Kasus: Kabupaten Indramayu, Jawa Barat)

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERUBAHAN DELTA DI MUARA SUNGAI PORONG, SIDOARJO PASCA PEMBUANGAN LUMPUR LAPINDO

Indeks Vegetasi Bentuk komputasi nilai-nilai indeks vegetasi matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (2014) ISSN: xxxx-xxxx (xxxx-x Print) 1

Pemanfaatan Data Landsat-8 dan MODIS untuk Identifikasi Daerah Bekas Terbakar Menggunakan Metode NDVI (Studi Kasus: Kawasan Gunung Bromo)

PEMETAAN LAHAN TERBANGUN PERKOTAAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN NDBI DAN SEGMENTASI SEMI-AUTOMATIK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

SEMINAR NASIONAL GEOGRAFI UMS 2016 Farid Ibrahim, Fiqih Astriani, Th. Retno Wulan, Mega Dharma Putra, Edwin Maulana; Perbandingan Ekstraksi

Analisis Rona Awal Lingkungan dari Pengolahan Citra Landsat 7 ETM+ (Studi Kasus :Daerah Eksplorasi Geothermal Kecamatan Sempol, Bondowoso)

Norida Maryantika 1, Lalu Muhammad Jaelani 1, Andie Setiyoko 2.

MODEL PENDUGA BIOMASSA MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT HARLYN HARLINDA

STUDI KONSENTRASI KLOROFIL-A BERDASARKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print)

RIZKY ANDIANTO NRP

Pola Sebaran Total Suspended Solid (TSS) di Teluk Jakarta Sebelum dan Sesudah Reklamasi

ABSTRAK. Kata kunci: Ruang Terbuka Hijau, Penginderaan Jauh, Citra Landsat 8, Indeks Vegetasi (NDVI, MSAVI2 dan WDRVI) vii

DAFTAR TABEL. No. Tabel Judul Tabel No. Hal.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB II DASAR TEORI Koreksi Geometrik

JURNAL GEOGRAFI Media Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

PERUBAHAN LUAS DAN KERAPATAN EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TIMUR SURABAYA

Pemetaan Potensi Batuan Kapur Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 di Kabupaten Tuban

5. PEMBAHASAN 5.1 Koreksi Radiometrik

ix

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE DI MADURA DENGAN MEMANFAATKAN CITRA DARI GOOGLE EARTH DAN CITRA LDCM

PENGGUNAAN CITRA SATELIT LANDSAT 8 UNTUK ANALISA PATAHAN PADA LAPANGAN PANAS BUMI ARJUNO WELIRANG PROVINSI JAWA TIMUR

Bab IV Hasil dan Pembahasan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

GD 319 PENGOLAHAN CITRA DIGITAL KOREKSI RADIOMETRIK CITRA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. X, No. X, (2016) ISSN: ( Print) 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x, (Juni, 2013) ISSN: ( Print)

ANALISA KESEHATAN VEGETASI MANGROVE BERDASARKAN NILAI NDVI (NORMALIZED DIFFERENCE VEGETATION INDEX ) MENGGUNAKAN CITRA ALOS

IDENTIFIKASI SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN METODE KONVERSI DIGITAL NUMBER MENGGUNAKAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

PEMETAAN KERUSAKAN MANGROVE MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT OLI DI DELTA MAHAKAM, KALIMATAN TIMUR

ANALISA NDVI CITRA SATELIT LANDSAT MULTI TEMPORAL UNTUK PEMANTAUAN DEFORESTASI HUTAN KABUPATEN ACEH UTARA

ANALISIS PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT TERRA DAN AQUA MODIS (STUDI KASUS : DAERAH KABUPATEN MALANG DAN SURABAYA)

Endang Prinina 1, Lalu Muhamad Jaelani 1, Salam Tarigan 2 1

BAB III DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PERUBAHAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL) MENGGUNAKAN SATELIT AQUA MODIS

Jurnal Geodesi Undip Januari 2016

Analisis Indeks Vegetasi Menggunakan Citra Satelit FORMOSAT-2 Di Daerah Perkotaan (Studi Kasus: Surabaya Timur)

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH KOMPOSIT BAND CITRA LANDSAT DENGAN ENVI. Oleh: Nama : Deasy Rosyida Rahmayunita NRP :

Aplikasi-aplikasi ICV untuk sumber daya air: - Pengukuran luas perairan, - Identifikasi konsentrasi sedimen/tingkat kekeruhan, - Pemetaan daerah

ANALISIS INDEKS VEGETASI MANGROVE MENGGUNAKAN CITRA SATELIT ALOS AVNIR-2 (Studi Kasus: Estuari Perancak, Bali)

Interpretasi Citra Satelit Landsat 8 Untuk Identifikasi Kerusakan Hutan Mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) C-130

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Akurasi Citra Landsat 8 dan Citra MODIS untuk Pemetaan Area Terbakar (Studi Kasus: Provinsi Riau)

VARIASI SUHU PERMUKAAN DARATAN KOTA PADANG BERDASARKAN CITRA LANDSAT 7 ETM+ dan LANDSAT 8 OLI/TIR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

PEMANFAATAN CITRA ASTER DIGITAL UNTUK ESTIMASI DAN PEMETAAN EROSI TANAH DI DAERAH ALIRAN SUNGAI OYO. Risma Fadhilla Arsy

Sudaryanto dan Melania Swetika Rini*

Pengaruh Pansharpening Terhadap Indeks Lahan Terbangun NDBI Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 di Kota Pontianak

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

KARAKTERISTIK CITRA SATELIT Uftori Wasit 1

Transkripsi:

Perbandingan Pengaruh Koreksi Radiometrik Citra Landsat 8 Terhadap Indeks Vegetasi Pada Tanaman Padi Vivi Diannita Sari, Muhammad Taufik, Lalu Muhamad Jaelani Program Magister Teknik Geomatika FTSP ITS, Surabaya E-mail: vivi.diannita@gmail.com Abstrak Citra satelit penginderaan jauh Landsat 8 yang diperuntukan guna keperluan darat, disediakan pada Level 1T yang telah terkoreksi geometri sistematis. Untuk mendapatkan nilai citra berupa reflektan, perlu dilakukan koreksi radiometrik. Namun, citra reflektan terkoreksi atmosfer Bottom of Atmosphere (BOA), masih jarang digunakan daripada Top of Atmosphere (TOA). Hal ini dikarenakan proses koreksi radiometrik berupa koreksi efek atmosfer, masih tergolong sulit. Untuk itu, penelitian ini bertujuan membandingkan penggunaan kedua reflektan citra tersebut pada indeks vegetasi dengan studi kasus tanaman padi. Koreksi efek atmosfer pada penelitian ini, dilakukan dengan parameter koreksi dari hasil simulasi menggunakan Second Simulation of a Satellite Signal in the Solar Spectrum-Vector (6SV). Reflektan dibutuhkan sebagai nilai masukan dalam perhitungan indeks vegetasi, dalam hal ini digunakan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dan Modified Soil Adjusted Vegetation Index (MSAVI). Pada objek tanaman padi, hasil dari setiap indikator uji statistik sederhana yang digunakan, menunjukkan bahwa koreksi efek atmosfer ternyata tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil perhitungan indeks vegetasi. Hasil uji perbandingan citra TOA dan BOA, menghasilkan RMSE 0,053 dan NMAE 20,164% untuk NDVI, dan RMSE 0,016 dan NMAE 13,028% untuk MSAVI. Kata kunci: Indeks Vegetasi, Koreksi Radiometrik, Landsat 8, Padi, Reflektan. 1. Pendahuluan Perkembangan satelit penginderaan jauh yang begitu pesat, ditandai dengan semakin meningkatnya spesifikasi dan jumlah penggunanya di berbagai bidang antara lain pertanian, kehutanan, kelautan, tata ruang, sumber daya, dan lain sebagainya. Terlebih saat ini, beberapa citra satelit penginderaan jauh bisa diperoleh dengan mudah dan gratis, seperti citra satelit Landsat 8. Berdasarkan Data Format Control Book (DFCB) (USGS, 2012), citra satelit yang beredar dan digunakan oleh masyarakat adalah citra satelit Landsat 8 Level 1T. Dimana citra ini telah diterapkan koreksi geometri sistematik dan masih perlu dilakukan koreksi radiometrik karena data citra berformat Digital Number (DN). Koreksi radiometrik dibutuhkan untuk merubah data dari format DN ke Rekayasa Infrastruktur Geomatika J - 13

radian atau reflektan. Terdapat dua jenis produk luaran citra berformat reflektan yang dihasilkan, yaitu Top of Atmosphere (TOA) atau reflektan yang tertangkap sensor dan Bottom of Atmosphere (BOA) atau reflektan pada objek yang telah terkoreksi atmosfer. Sedangkan penggunaan kedua jenis reflektan tersebut, masih perlu diuji tingkat keefektifitasannya apabila digunakan pada algoritma indeks vegetasi. Indeks vegetasi merupakan pengukuran optis tingkat kehijauan (greenness) kanopi vegetasi, sifat komposit dari klorofil daun, luas daun, struktur dan tutupan kanopi vegetasi (Huete, 2011). Tanaman padi menjadi indikator karena dapat dengan mudah diidentifikasi berdasarkan karakter fisik dari perubahan lahannya. Sebelumnya, Sari dan Sukojo (2014), melakukan identifikasi fase tumbuh padi menggunakan citra reflektan TOA, memperoleh hasil indeks vegetasi MSAVI memiliki koefisien determinasi terbaik daripada ND- VI yaitu 0,879. 2. Metodologi Tahap awal dalam penelitian ini adalah pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data pengukuran koordinat sampel fase tumbuh tanaman padi yang dibagi menjadi 10 fase, dimulai fase 1 adalah fase bera, selanjutnya fase seedling, tillering, stem elongation, panicle, heading, flowering, milk grain, dough grain, dan mature grain (IRRI, 2002 dalam Wibowo, 2010). Data sekunder meliputi data citra satelit Landsat 8 Path 119 Row 65 tanggal 20 April 2015. Tahap selanjutnya adalah pengolahan data antara lain sebagai berikut: a) Koreksi radiometrik, proses ini terbagi menjadi dua yaitu kalibrasi radiometrik dan koreksi atmosfer. - Kalibrasi radiometrik bertujuan merubah DN ke radian atau reflektan menggunakan parameter yang tersedia di metadata. Untuk menghasilkan data dalam format reflektan TOA (ρλ) digunakan persamaan: ρλ = (Mρ Qcal + Aρ) / sin(θse) dimana ρλ merupakan reflektan TOA terkoreksi sudut matahari, Mρ adalah REFLECTANCE_MULT_ BAND_x, Aρ adalah REFLEC- TANCE_ADD_BAND_x, Qcal adalah Digital Number (DN), θse adalah SUN_ELEVATION (USGS, 2013a). Sedangkan untuk merubah dari DN ke radian (Lλ), digunakan persamaan: Lλ = MLQcal + AL dimana Lλ merupakan radian TOA, ML adalah RADIANCE_MULT_ BAND_x, AL adalah RADIANCE_ ADD_BAND_x, Qcal adalah Digital Number (DN) (USGS, 2013a). - Koreksi atmosfer bertujuan menurunkan reflektansi objek dari total radiansi TOA setelah proses normalisasi kondisi pencahayaan dan penghapusan efek atmosfer. Dalam penelitian ini, citra Landsat 8 dilakukan koreksi dari efek atmosfer menggunakan parameter koreksi dari hasil simulasi menggunakan Second Simulation of a Satellite Signal in the Solar Spectrum- Vector (6SV) (Vermote, dkk, Rekayasa Infrastruktur Geomatika J - 14

1997). Reflektan terkoreksi atmosfer diturunkan dari radian-sensor menggunakan persamaan: y = xa*(lλ) - xb acr = y /(1.+xc*y) dimana acr merupakan reflektan terkoreksi efek atmosfer (Atmospheric Corrected Reflectance), Lλ adalah citra berformat radian, xa xb xc adalah parameter koreksi yang diperoleh dengan menjalankan perangkat lunak 6SV berbasis web yang ada di http://6s.ltdri.org/. Untuk mendifinisikan konsentrasi dari aerosol, digunakan parameter meteorologi berupa horizontal visibility (pada citra penelitian ini, digunakan visibility = 6,2 km) yang dimasukkan dalam 6SV. Tebal optis aerosol (aerosol thickness) pada 550 nm selanjutnya dihitung berdasarkan profil atmosferis daerah Tropical dan model aerosol Urban Model. Tabel 1. Parameter Koreksi Atmosfer 6SV (Sumber: Hasil Perhitungan Simulasi 6SV) Band Parameter xa xb xc Band 2 0,00507 0,24735 0,14004 Band 4 0,00455 0,07557 0,05205 Band 5 0,00576 0,03232 0,06556 b) Perhitungan algoritma indeks vegetasi dengan data masukan reflektan TOA dan BOA. c) Analisa nilai indeks vegetasi dilakukan dengan ground truth posisi (koordinat) sebaran fase tumbuh tanaman padi yang diambil di kabupaten Bojonegoro, menggunakan metode regresi sesuai dengan transformasi bentuk hubungannya, untuk mendapatkan model hubungan antara fase tumbuh dan nilai indeks vegetasinya pada citra satelit Landsat 8. d) Uji perbandingan setiap fase tumbuh antara hasil reflektan TOA dan BOA. Dalam hal ini dapat diketahui melalui nilai Koefisien Determinasi (R 2 ), Root Mean Square Error (RMSE) dan Normalized Mean Absolute Error (NMAE) masingmasing hubungan. 3. Hasil dan Pembahasan Dari 49 koordinat ground truth yang digunakan untuk mengidentifikasi kedua citra terolah algoritma indeks vegetasi, dilakukan proses regresi antara fase tumbuh dan nilai indeks vegetasi untuk mendapatkan model keduanya. Diperoleh model terbaik untuk citra reflektan TOA adalah algoritma yang berhubungan dengan klorofil daun yaitu NDVI, Sedangkan pada algoritma yang berhubungan dengan efek tanah yaitu MSAVI, model terbaik terletak pada citra BOA. NDVI lebih sensitif terhadap klorofil, sehingga klorofil dapat membaurkan factor kerapatan daun. Karena pada prinsipnya nilai NDVI berdasar pada kontras antara absorpsi maksimum klorofil pada panjang gelombang merah dan reflektansi maksimum pada infrared yang disebabkan oleh struktur sel daun. Sehingga efek dari atmosfer dianggap tidak berpengaruh besar pada hamburan klorofil tersebut. Pada indeks vegetasi MSAVI, nilai efek background dari tanah sudah diminimalisir sehingga reflektansi struktur sel kanopi daun akan lebih baik (Sukmono, 2013). Sehingga dibutuhkan kon- Rekayasa Infrastruktur Geomatika J - 15

disi atmosfer yang lebih baik (terkoreksi efek atmosfer) untuk dapat mengidentifikasi faktor background tanah dengan baik. Dilihat dari persamaan regresi yang dihasilkan, kurva yang terbentuk adalah Gambar 1. Kurva hasil regresi antara fase tumbuh dan nilai indeks vegetasi dari citra reflektan TOA (kiri) dan citra reflektan BOA (kanan) Tabel 2. Hubungan regresi fase tumbuh padi dan indeks vegetasi masing-masing reflektan (Sumber: Hasil Perhitungan) Indeks Reflektan TOA Reflektan BOA Vegetasi Persamaan Regresi R 2 Persamaan Regresi R 2 NDVI y=-0,013x 2 +0,1901x-0,0437 0,8547 y=-0,016x 2 +0,2321x-0,2774 0,8507 MSAVI y=-0,009x 2 +0,1324x-0,1 0,7592 y=-0,0121x 2 +0,1758x-0,2293 0,7749 polinomial orde dua. Sehingga untuk algoritma NDVI dan MSAVI kedua citra, terdapat kisaran nilai yang sama antara fase ke 6, 7 dan 9, 10. Dimana puncak kurva berada pada fase ke 8. Untuk itu, dimanfaatkan nilai reflektan dari gelombang green (0,53μm 0,59μm) yang terletak pada band 3 di Landsat 8. Gelombang green mengidentifikasi puncak vegetasi, yang berguna untuk menilai tanaman (USGS, 2013b). Pada citra reflektan TOA, fase 6 dan 7 memiliki nilai reflektan gelombang green di bawah 0,9 dan fase 9 dan 10 bernilai di atas 0,9. Sedangkan pada citra reflektan BOA, fase 6 dan 7 memiliki nilai reflektan gelombang green di bawah 0,7 dan fase 9 dan 10 Rekayasa Infrastruktur Geomatika J - 16

bernilai di atas 0,7. Hal ini dikarenakan antara fase 6, 7 dan 9, 10 memiliki tingkat kehijauan daun yang berbeda. Selanjutnya, dari masing-masing persamaan regresi pada Tabel 2, dapat dihitung nilai rentang fase tumbuh dari masing-masing hubungan model. Untuk menguji perbandingan citra terkoreksi efek atmosfer dan tidak, pada setiap fase tumbuh, digunakan indikator nilai statistik yaitu Korelasi, Koefisien Determinasi (R 2 ), Root Mean Square Gambar 2. Kurva regresi nilai beberapa indeks vegetasi antara citra reflektan TOA (nilai ukuran) dan citra reflektan BOA (nilai estimasi) Error (RMSE) dan Normalized Mean Absolute Error (NMAE) masing-masing hubungan. Digunakan asumsi nilai ukurannya adalah reflektan BOA dan nilai estimasinya adalah reflektan TOA. Pengujian statistik ini bertujuan untuk menilai seberapa besar pengaruh efek atmosfer terhadap indeks vegetasi. Reflektan BOA adalah sebagai reflektan yang dianggap benar. Dikarenakan telah mengalami koreksi atau penghilangan dari efek-efek atmosfer yang mempengaruhi perekaman citra. Tabel 3. Hasil uji statistik sederhana antara rata-rata nilai masing-masing indeks vegetasi (IV) reflektan TOA terhadap BOA (Sumber: Hasil Perhitungan) IV R R 2 RMSE NMAE (%) NDVI 0,936 0,908 0,053 20,164 MSAVI 0,947 0,907 0,016 13,028 Dapat dilihat pada Tabel 3, nilai korelasi (R) menunjukkan adanya hubungan yang positif karena nilai mendekati +1. Hal ini berarti bahwa peningkatan nilai salah satu peubah akan menyebabkan peningkatan nilai peubah lainnya. Korelasi terbaik pada indeks vegetasi MSAVI. Pada indikator uji statistik koefisien determinasi (R 2 ) terlihat masing-masing indeks vegetasi memiliki nilai yang mendekati 1, yang menunjukkan bahwa kedua peubah memiliki hubungan yang dapat saling menjelaskan secara kuat. Kedua indeks vegetasi, memiliki nilai R 2 yang hampir sama. Indikator kesesuaian RMSE adalah suatu indikator kesalahan yang didasarkan pada total kuadratis dari simpangan antara hasil model dengan hasil observasi. Dapat dilihat pada Tabel 3 bahwa nilai RMSE rata-rata berada di bawah Rekayasa Infrastruktur Geomatika J - 17

0,1 yang menunjukkan bahwa nilai estimasi cukup akurat terhadap nilai ukuran. Diperoleh RMSE terbaik pada indeks vegetasi MSAVI. NMAE merupakan indikator uji yang paling penting, karena NMAE ditujukan untuk pengamatan pada daerah kajian yang berbeda atau beragam. Semakin kecil nilai NMAE, maka akan semakin akurat nilai estimasi terhadap nilai ukuran. Diperoleh keseluruhan nilai NMAE di bawah 30% yang berarti nilai ukuran (reflektan TOA) pada indeks vegetasi dapat digunakan untuk menjelaskan fase tumbuh tanaman padi. NMAE terbaik terletak pada indeks vegetasi MS- AVI. 4. Kesimpulan Dari hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal antara lain: 1. Indeks vegetasi NDVI berhubungan dengan klorofil daun, memiliki model yang lebih baik pada citra reflektan TOA. Sedangkan indeks MSAVI yang berhubungan dengan efek tanah, memiliki model lebih baik pada citra reflektan BOA. 2. Kurva pada kedua model menunjukkan hubungan kuadratik. Hal ini menyebabkan nilai NDVI dan MSAVI kedua citra, terdapat kisaran nilai yang sama antara fase ke 6, 7 dan 9, 10, dengan puncak kurva pada fase ke 8. Sehingga untuk membedakan, digunakan nilai reflektan dari gelombang green (0,53μm 0,59μm) pada band 3 Landsat 8, karena gelombang ini sensitif terhadap kesehatan tanaman hijau. 3. Dari setiap indikator uji statistik yang digunakan, menunjukkan bahwa koreksi efek atmosfer tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil perhitungan indeks vegetasi (NDVI dan MSAVI) dibandingkan dengan citra yang hanya terkoreksi sudut matahari (TOA), dalam hal ini pada tanaman padi. Daftar Pustaka Huete, dkk., (2011), MODIS Vegetation Indices, Land Remote Sensing and Global Environmental Change, Springer, New York Sari, V.D, dan Sukojo, B.M., (2014), Analisa Estimasi Produksi Padi Berdasarkan Fase Tumbuh Dan Model Peramalan Autoregressive Integrated Moving Average (Arima) Menggunakan Citra Satelit Landsat 8 (Studi Kasus: Kabupaten Bojonegoro), Surabaya: Skripsi Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Sukmono, A., (2013), Model Estimasi Kandungan Klorofil dan Kerapatan Daun Tanaman Padi dengan Citra Hyperspectral Berbasis Spektral in Situ, Surabaya: Thesis Institut Teknologi Sepuluh Nopember. USGS., (2012), Landsat Data Continuity Mission (LDCM) Level 1 (L1) Data Format Control Book (DFCB) Version 6.0. South Dakota: Departement of the Interior U. S. Geological Survey. USGS., (2013), <URL: http://landsat. usgs.gov/landsat8_using_produc t.php>, Dikunjungi tanggal 26 April 2015, jam 12.22. Rekayasa Infrastruktur Geomatika J - 18

USGS., (2013), <URL: http://landsat. usgs.gov/best_spectral_bands_to_ use.php>, Dikunjungi tanggal 10 Mei 2015, jam 20.19. Wibowo, A., (2010), Pengembangan Metode Estimasi Kandungan Air Kanopi Daun (Canopy Water Content) Tanaman Padi Dengan Data Hyperspectral, Surabaya: Disertasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Rekayasa Infrastruktur Geomatika J - 19

Rekayasa Infrastruktur Geomatika J - 20