BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR : 7 TAHUN 2011 T E N T A N G

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2011 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 01 Tahun : 2009 Seri : D

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

LEMBARAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 9 TAHUN 2012

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK DIREKSI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KERTA RAHARJA KABUPATEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD. Nomor 5 Tahun 2012 Seri D Nomor 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PERTANIAN KABUPATEN MAROS

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN MELAWI

PERATURAN DAERAH KABIPATEN MAROS NOMOR : 05 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH PENGELOLAAN ASSET KABUPATEN MAROS

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 33 SERI E

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 41 Tahun 2016 Seri E Nomor 30 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR : 02 TAHUN 2013 TLD NO : 02

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH WISMA MAROS KABUPATEN MAROS

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA KHATULISTIWA DENGANN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2009 SERI : D

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2OO9 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA BENTENG KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA AMERTHA JATI

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KRUENG PEUSANGAN

BUPATI TEBO PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEBO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUMTIRTA MUARO

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 15

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2011 T E N T A N G ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MAYANG

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG KEPENGURUSAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PEUSADA

PEMERINTAH KOTA MAGELANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BREBES KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TANAH LAUT

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN MAJALENGKA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN MAGELANG

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN SEMARANG

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN LOMBOK UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

SALINAN L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 16 TAHUN 2007 T E N T A N G

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN JEPARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT ALLAH TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

Pasal 71. Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBA BARAT DAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PALU PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA RAHARJA KABUPATEN BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2011 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2011

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA DEPOK

BUPATI MADIUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH OBYEK WISATA UMBUL KABUPATEN MADIUN

BUPATI FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 2 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2010

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH TAMAN SATWA KEBUN BINATANG SURABAYA

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN KUDUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PERWITASARI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG ORGAN DAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTO PANGURIPAN KABUPATEN KENDAL

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA SEGAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

SALINAN BUPATI KAPUAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR : 7 TAHUN 2011 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KAPUAS NOMOR 15 TAHUN 1990 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KAPUAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007 tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Air Minum, maka Peraturan Daerah Tingkat II Kapuas Nomor 15 Tahun 1990 tentang Pendirian Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Kapuas perlu dilakukan penyesuaian; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Tingkat II Kapuas Nomor 15 Tahun 1990 tentang Pendirian Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Kapuas. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9 ) sebagai Undang-Undang (Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 1959 Nomor 72 Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 1820 ); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387); 1

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3489); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum; 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum; 13. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Kapuas. 2

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KAPUAS dan BUPATI KAPUAS MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH TINGKAT II KAPUAS NOMOR 15 TAHUN 1990 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN UMUM DAERAH AIR MINUM KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KAPUAS.. Pasal 1 Beberapa ketentuan Peraturan Daerah Tingkat II Kapuas Nomor 15 Tahun 1990 tentang Pendirian Perusahaan Umum Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Kapuas diubah sebagai berikut : 1. Ketentuan Pasal 1 ditambah dan diubah, sehingga keseluruhan Pasal 1 berbunyi sebagai berikut : Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Kapuas. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Kapuas. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kapuas. 5. Perusahaan Daerah Air Minum yang selanjutnya disingkat PDAM adalah Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak dibidang pelayanan air minum. 6. Kantor Cabang adalah kantor PDAM yang secara langsung bertanggung jawab kepada Kantor Pusat PDAM yang dibentuk untuk melakukan suatu bidang usaha tertentu atau suatu wilayah. 7. Kantor Unit Pelayanan adalah kantor PDAM yang bertanggung jawab kepada Kantor Cabang dan atau Kantor Pusat PDAM yang dibentuk untuk melakukan pelayanan pada suatu Desa / Kelurahan atau beberapa Desa / Kelurahan atau suatu tempat khusus tertentu. 8. Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah Air Minum. 9. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum. 10. Pegawai adalah Pegawai Perusahaan Daerah Air Minum. 11. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Kapuas. 2. Ketentuan Pasal 3 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : 3

Pasal 3 Perusahaan ini bernama Perusahaan Daerah Air Minum disingkat PDAM Kabupaten Kapuas dan berbentuk Perusahaan Daerah. 3. Ketentuan Pasal 7 ditambah 1 huruf yaitu huruf e sehingga Pasal 7 berbunyi sebagai berikut : Pasal 7 Perusahaan dalam melayani air minum kepada masyarakat mempunyai usaha dan kegiatan : a. Membangun, memelihara dan menjalankan operasi sarana penyediaan air minum. b. Menyalurkan dan mengawasi pemakaian air minum secara merata dan efisien. c. Menyelenggarakan Peraturan untuk mencegah adanya pengambilan air minum secara liar. d. Menyelenggarakan pelayanan air minum kepada masyarakat secara tertib dan teratur. e. Usaha lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan, peraturan perundangundangan yang berlaku. 4. Di antara Pasal 7 dan Pasal 8 disisipkan 1 (satu) Pasal yakni Pasal 7A sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 7A PDAM dalam melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dapat melakukan kerjasama dengan pemerintah, pemerintah propinsi, pemerintah kabupaten/kota dan/atau pihak lain. 5. Ketentuan Pasal 8 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 8 (1) PDAM yang dibentuk oleh Pemerintah Daerah didukung dengan Organ dan Kepegawaian. (2) Organ PDAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. Bupati sebagai pemilik modal; b. Dewan Pengawas; dan c. Direksi (3) Susunan Organisasi dan Tata Kerja PDAM ditetapkan oleh direksi setelah mendapat Dewan Pengawas. 6. Diantara Pasal 8 dan Pasal 9 disisipkan 2 (dua) Pasal, yakni Pasal 8A dan Pasal 8B sehingga berbunyi sebagai berikut : 4

Pasal 8A Bupati sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf a memegang kekuasaan tertinggi terhadap PDAM dan terhadap segala kewenangan yang tidak diserahkan kepada Direksi dan Dewan Pengawas. Pasal 8B Dalam melaksanakan kekuasaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8A Bupati ditentukan sebagai berikut : 1. Bupati mewakili daerah selaku pemilik PDAM. 2. Bupati dapat memberikan kuasa hak substitusi kepada pejabat yang ditunjuk untuk mewakilinya sebagai pemilik PDAM yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati 3. Pejabat yang ditunjuk sebagaimana pada angka 2 harus mendapat ijin Bupati atas pertimbangan Dewan Pengawas dalam mengambil keputusan mengenai : a. Pengalihan Aset Tetap. b. Investasi dan Pembiayaan Jangka Panjang. c. Kerjasama PDAM dengan pihak ketiga dalam hal usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7A. d. Pengesahan rencana kerja dan anggaran tahunan. e. Penggabungan, peleburan, pengambil alihan dan pembubaran perusahaan daerah. 7. Ketentuan Pasal 10 dihapus. 8. Ketentuan Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2) diubah sehingga Pasal 11 berbunyi sebagai berikut : Pasal 11 (1) Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Dewan Pengawas dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2) Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya untuk 1(satu) kali masa jabatan dan dilakukan apabila direksi terbukti mampu meningkatkan kinerja PDAM dan pelayanan kebutuhan air minum kepada masyarakat setiap tahun. 9. Ketentuan Pasal 12 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 12 (1) Batas usia Direksi yang berasal dari luar PDAM pada saat diangkat pertama kali berumur paling tinggi 50 (lima puluh) tahun. (2) Batas usia Direksi yang berasal dari PDAM pada saat diangkat pertama kali berumur paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun. (3) Jabatan Direksi berakhir pada saat yang bersangkutan berumur paling tinggi 60 (enam puluh) tahun. 5

10. Di antara Pasal 12 dan Pasal 13 disisipkan 5 (lima) Pasal, yakni Pasal 12A, Pasal 12B, Pasal 12C, Pasal 12D dan Pasal 12E sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 12A Calon Direksi memenuhi persyaratan : a. mempunyai pendidikan Sarjana Strata 1 (S-1); b. mepunyai pengalaman kerja paling singkat 10 (sepuluh) tahun bagi yang berasal dari PDAM atau mempunyai pengalaman kerja paling singkat 15 (lima belas) tahun mengelola perusahaan bagi yang bukan berasal dari PDAM dibuktikan dengan surat keterangan (referensi) dari perusahaan sebelumnya dengan penilaian baik; c. lulus pelatihan manajemen air minum di dalam atau di luar negeri yang telah terakreditasi dibuktikan dengan sertifikat atau ijazah; d. membuat dan menyajikan proposal mengenai visi dan misi PDAM; e. bersedia bekerja penuh waktu; f. tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati / Wakil Bupati atau Dewan Pengawas atau Direksi lainnya sampai derajat ketiga menurut garis lurus atau kesamping termasuk menantu dan ipar; dan g. lulus uji kelayakan dan kepatutan yang dilaksanakan oleh tim ahli yang ditunjuk oleh Bupati. Pasal 12B (1) Direksi dilarang memangku jabatan rangkap, yakni : a. jabatan struktural atau fungsional pada instansi / lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah; b. anggota Direksi pada BUMD lainnya, BUMN dan badan usaha swasta; c. jabatan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan pada PDAM; dan/atau d. jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (2) Direksi dilarang mempunyai kepentingan pribadi secara langsung atau tidak langsung yang dapat menimbulkan benturan kepentingan pada PDAM. Pasal 12C (1) Direksi mempunyai tugas: a. menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawasan seluruh kegiatan operasional PDAM; b. membina pegawai; c. mengurus dan mengelola kekayaan PDAM; d. menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan; e. menyusun Rencana Strategis Bisnis 5 (lima) tahunan (business plan/corporate plan) yang disahkan oleh Bupati melalui usul Dewan Pengawas; f. menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan PDAM yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Strategis Bisnis (business plan/corporate plan) kepada Bupati melalui Dewan Pengawas; dan g. menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan PDAM. 6

(2) Direksi mempunyai wewenang : a. mengangkat dan memberhentikan pegawai PDAM berdasarkan peraturan kepegawaian PDAM; b. menetapkan susunan organisasi dan tata kerja PDAM dengan persetujuan Dewan Pengawas; c. mengangkat pegawai untuk menduduki jabatan di bawah Direksi; d. mewakili PDAM di dalam maupun di luar pengadilan; e. menunjuk kuasa untuk melakukan perbuatan hukum mewakili PDAM; f. menandatangani Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan; g. menjual, menjaminkan atau melepaskan aset PDAM berdasarkan persetujuan Bupati atas pertimbangan Dewan Pengawas; dan h. melakukan pinjaman, mengikatkan diri dalam perjanjian, dan melakukan kerjasama dengan pihak lain dengan persetujuan Bupati atas pertimbangan Dewan Pengawas dengan menjaminkan aset PDAM. Pasal 12D (1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12C huruf g terdiri dari Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan. (2) Laporan Triwulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari laporan kegiatan operasional dan keuangan yang disampaikan kepada Dewan Pengawas. (3) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari laporan keuangan yang telah diaudit dan laporan manajemen yang ditandatangai bersama Direksi dan Dewan Pengawas disampaikan kepada Bupati. (4) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan paling lambat 120 (seratus dua puluh) hari setelah tahun buku PDAM ditutup untuk disahkan oleh Bupati paling lambat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterima. (5) Direksi menyebarluaskan Laporan Tahunan melalui media massa paling lambat 15 (lima belas) hari setelah disahkan oleh Bupati. (6) Anggota Direksi atau dewan Pengawas yang tidak menandatangani Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus disebutkan alasannya secara tertulis. 12E Untuk mendukung kelancaran tugas dalam mengelola PDAM, Direksi dapat diberikan dana representatif paling banyak 75% (tujuh puluh lima per seratus) dari jumlah penghasilan Direksi dalam 1 (satu) tahun. 11. Diantara angka 2 dan angka 3 Pasal 15 disisipkan 2 (dua) angka, yakni angka 2a dan angka 2b, angka 3 Pasal 15 diubah dan angka 6 Pasal 15 dihapus sehingga Pasal 15 berbunyi sebagai berikut : Pasal 15 Pemberhentian anggota Direksi sebagaimana dimaksud Pasal ini terdiri dari : 1. Pemberhentian atas permintaan sendiri. 2. Pemberhentian karena berakhirnya masa jabatan. 2b. pemberhentian karena telah mencapai batas usia 60 (enam puluh) tahun. 7

3. Pemberhentian karena melakukan tindakan yang merugikan PDAM dan/atau melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan Daerah atau Negara. 4. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani/rohani. 5. Pemberhentian karena meninggal dunia. 6. dihapus. 12. Ketentuan huruf b dan huruf c Pasal 18 diubah sehingga Pasal 18 berbunyi sebagai berikut : Pasal 18 Anggota Direksi diberhentikan tidak dengan hormat sebagai anggota Direksi apabila : a. Melanggar sumpah/janji jabatan, atau peraturan disiplin pegawai. b. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang ancaman hukumannya 4 tahun atau lebih. c. melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 angka 3. 13. Di antara Pasal 20 dan Pasal 21 disisipkan 2 (dua) Pasal, yakni Pasal 20A dan Pasal 20B sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 20A (1) Anggota Direksi yang diduga melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 angka 3 diberhentikan sementara oleh Bupati atas usul Dewan Pengawas untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan. (2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati disertai dengan alasan dan diberitahukan kepada Anggota Direksi yang bersangkutan. Pasal 20B (1) Paling lambat 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20A, Dewan Pengawas melakukan sidang dihadiri Anggota Direksi yang diduga melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 angka 3 untuk menetapkan yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi. (2) Dewan Pengawas melaporkan kepada Bupati hasil sidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bahan Bupati untuk memberhentikan atau merehabilitasi. (3) Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) anggota Direksi sebagimana dimaksud pada ayat (1) tidak hadir tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dianggap menerima hasil sidang Dewan Pengawas. 14. Ketentuan Pasal 21 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 21 (1) Penghasilan Direksi terdiri dari gaji dan tunjangan. 8

(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : -. tunjangan perawatan kesehatan termasuk isteri/suami serta 2 (dua) orang anak.. (3) Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, Direksi memperoleh bagian dari jasa produksi. (4) Besarnya gaji, tunjangan dan bagian dari jasa produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan oleh Bupati dengan memperhatikan pendapat Dewan Pengawas serta memperhatikan kemampuan keuangan PDAM. (5) Jumlah seluruh biaya untuk penghasilan Direksi, Penghasilan Dewan Pengawas, penghasilan pegawai dan biaya tenaga kerja lainnya tidak boleh melebihi 40 % (empat puluh per seratus) dari total biaya berdasarkan realisasi Anggaran Perusahaan Tahun Anggaran sebelumnya. 15. Ketentuan Pasal 22 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 22 (1) Direksi disetiap akhir masa jabatannya dapat diberikan uang jasa pengabdian yang besarnya ditetapkan oleh Bupati berdasarkan usul Dewan Pengawas. (2) Direksi yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa jabatannya berakhir dapat diberikan uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan syarat telah menjalankan tugasnya paling sedikit 1 (satu) tahun. (3) Besarnya uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) didasarkan atas perhitungan lamanya bertugas dibagi masa jabatan dikalikan penghasilan bulan terakhir. 16. Diantara Pasal 22 dan Pasal 23 disisipkan 1 (satu) Pasal, yakni Pasal 22A sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 22A (1) Direksi memperoleh hak cuti meliputi : a. cuti tahunan; b. cuti besar; c. cuti sakit; d. cuti karena alasan penting; e. cuti nikah; f. cuti bersalin; dan g. cuti di luar tanggungan PDAM. (2) Direksi yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap diberikan penghasilan penuh kecuali cuti di luar tanggungan PDAM. (3) Pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. 17. Ketentuan Pasal 23 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : 9

Pasal 23 (1) Dewan Pengawas terdiri dari 5 (lima) orang berasal dari unsur Pejabat Pemerintah Daerah, Profesional dan/atau masyarakat konsumen yang diangkat dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2) Batas usia Dewan Pengawas paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun. (3) Calon anggota Dewan Pengawas harus memenuhi persyaratan : a. menguasai manajemen PDAM b. menyediakan waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya; dan c. tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati/Wakil Bupati atau Dewan pengawas yang lain atau Direksi sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus atau kesamping termasuk menantu dan ipar. 18. Ketentuan Pasal 24 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 24 (1) Masa jabatan Anggota Dewan Pengawas paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. (2) Pengangkatan kembali Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan kinerja dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Direksi dan kemajuan PDAM dalam meningkatkan kinerja pelayanan air minum kepada masyarakat. 19. Ketentuan Pasal 26 ditambah 2 (dua) ayat, yakni ayat (3) dan ayat (4) sehingga Pasal 26 berbunyi sebagai berikut : Pasal 26 (1) Kepada anggota Badan Pengawas dapat diberikan uang jasa. (2) Uang jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (3) Uang jasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. untuk Ketua Dewan Pengawas merangkap anggota paling banyak 45 % (empat puluh lima per seratus) dari gaji Direktur Utama. b. untuk Sekretaris Dewan Pengawas merangkap anggota paling banyak 40 % (empat puluh per seratus) dari gaji Direktur Utama c. untuk setiap Anggota Dewan Pengawas paling banyak 35 % (tiga puluh lima per seratus) dari gaji Direktur Utama. (4) Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, Dewan Pengawas memperoleh bagian dari jasa produksi secara proporsional yang besarnya ditetapkan oleh Bupati. 20. Di antara Pasal 26 dan Pasal 27 disisipkan 2 (dua) Pasal, yakni Pasal 26A dan Pasal 26B, sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 26A (1) Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas terdiri dari : 1. Pemberhentian atas permintaan sendiri. 2. Pemberhentian karena berakhirnya masa jabatan. 10

3. Pemberhentian karena reorganisasi. 4. Pemberhentian karena melakukan tindakan yang merugikan PDAM dan/atau melakukan tindakan yang bertentangan dengan kepentingan Daerah atau Negara. 5. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani/rohani. 6. Pemberhentian karena meninggal dunia. (2) Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati. Pasal 26B (1) Anggota Dewan Pengawas yang melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26A ayat (1) angka 4 diberhentikan sementara oleh Bupati dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2) Paling lambat 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara, Bupati mengadakan rapat yang dihadiri oleh Anggota Dewan Pengawas yang melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26A ayat (1) angka 4 untuk menetapkan yang bersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi. (3) Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan Bupati belum melakukan rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pemberhentian sementara batal demi hukum. (4) Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Anggota Dewan Pengawas yang bersangkutan tidak hadir tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dianggap menerima hasil rapat. (5) Apabila tindakan yang dilakukan oleh Anggota Dewan Pengawas merupakan tindak pidana yang telah memperoleh putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, maka yang bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat. 21. Ketentuan Pasal 27 dihapus. 22. Ketentuan Pasal 29 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 29 Persyaratan, status, kedudukan, hak dan kewajiban Pegawai PDAM diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. 23. Ketentuan Pasal 30 dihapus 24. Ketentuan Pasal 31 ditambah 1 (satu) ayat, yakni ayat (4) sehingga Pasal 31 berbunyi sebagai berikut : Pasal 31 (1) Kekayaan perusahaan terdiri dari Aktiva Tetap dan Aktiva Lancar. (2) Neraca permulaan Perusahaan terdiri dari Aktiva dan Pasiva pada saat berdirinya Perusahaan. (3) Alat likuiditas perusahaan berupa uang tunai disimpan dalam Bank Pemerintah atau Bank Pembangunan Kalimantan Tengah. (4) Kekayaan PDAM adalah Kekayaan Daerah yang dipisahkan. 11

25. Ketentuan Pasal 34 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut : Pasal 34 (1) Tarif Air Minum merupakan biaya jasa pelayanan air minum dan pelayanan air limbah yang wajib dibayar oleh pelanggan untuk setiap pemakaian air minum yang diberikan oleh penyelenggara. (2) Tarif jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diselenggarakan oleh BUMD ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan usulan Direksi, setelah disetujui oleh Dewan Pengawas. 26. Ketentuan ayat (3) Pasal 35 diubah sehingga Pasal 35 berbunyi sebagai berikut : Pasal 35 (1) Tahun Buku perusahaan ditetapkan mulai tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember. (2) Untuk pertama kali pembukuan perusahaan dimulai pada tanggal terbentuknya perusahaan atau pada saat penyerahan status pengelolaan. (3) Perusahaan menyelenggarakan tata buku dan administrasi keuangan sesuai dengan Pedoman Akuntansi PDAM terdiri : a. Kebijakan Akutansi b. Bagian Perkiraan c. Pembukuan d. Laporan Manajemen e. Prosedur f. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 27. Ketentuan ayat (1) Pasal 43 dihapus dan ayat (2) Pasal 43 diubah sehingga Pasal 43 berbunyi sebagai berikut : Pasal 43 (1) dihapus. (2) Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, maka segala Peraturan Bupati / Keputusan Bupati yang sudah ada yang mengatur tentang PDAM sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan masih berlaku. 28. Ketentuan Pasal 44 diubah sehingga Pasal 44 berbunyi sebagai berikut : Pasal 44 Hal-hal yang yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. 12

Pasal II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kapuas. Ditetapkan di Kuala Kapuas pada tanggal 28 Juli 2011 BUPATI KAPUAS, ttd MUHAMMAD MAWARDI Diundangkan di Kuala Kapuas pada tanggal 22 September 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPAT EN KAPUAS, ttd Drs. H. NURUL EDY, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19610626 198803 1 005 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS TAHUN 2011 NOMOR : 4 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM, FITRAYANTO SURIADINATA, SH, M.Hum Pembina (IV/a) NIP. 19741016 200003 1 005 13