I. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH REALISASI SEMENTARA 1 Dalam tahun, realisasi pendapatan negara dan hibah mencapai Rp1.014,0 triliun (16,0 persen dari PDB). Pencapaian ini lebih tinggi Rp21,6 triliun (2,2 persen)dari sasaran APBN-P sebesar Rp992,4 triliun, atau naik Rp165,2 triliun (19,5 persen) dari realisasi tahun 2009 sebesar Rp848,8 triliun. Dari jumlah tersebut, realisasi penerimaan perpajakan mencapai Rp744,1 triliun (100,1 persendari sasaran APBN-P sebesar Rp743,3 triliun), atau naik sebesar Rp124,1 triliun (20 persen) dari realisasi 2009 sebesar Rp619,9 triliun. A. PENERIMAAN PERPAJAKAN 2009 A. Pendapatan Negara dan Hibah 992,398.8 1,013,992.2 102.2% 119.5% I. Penerimaan Dalam Negeri 990,502.3 1,011,575.8 102.1% 119.4% 1. Penerimaan Perpajakan 743,325.8 744,061.9 100.1% 120.0% % terhadap PDB 11.9 11.7 - - a. Pajak Dalam Negeri 720,764.4 715,207.9 99.2% 119.0% i. Pajak penghasilan 362,219.0 356,599.7 98.4% 112.3% 1. Migas 306,836.6 297,726.7 97.0% 111.3% 2. Non-Migas 55,382.4 58,873.0 106.3% 117.6% ii. Pajak pertambahan nilai 262,963.0 251,886.2 95.8% 130.5% iii. Pajak bumi dan bangunan 25,319.1 28,575.9 112.9% 117.7% iv. BPHTB 7,155.5 8,012.5 112.0% 123.9% v. Cukai 59,265.9 66,165.3 111.6% 116.7% vi. Pajak lainnya 3,841.9 3,968.3 103.3% 127.4% b. Pajak Perdg Internasional 22,561.4 28,854.0 127.9% 154.5% i. Bea masuk 17,106.8 19,956.2 116.7% 110.2% ii. Bea keluar 5,454.6 8,897.8 163.1% 1575.0% Hampir seluruh jenis penerimaan perpajakan, realisasinya melampaui target, kecuali penerimaan PPN dan PPn-BM, serta PPh Non-Migas sedikit dibawah sasaran APBN-P. penerimaan PPN dan PPn-BMmencapai Rp251,9 triliun, atau 95,8 % dari sasaran APBN-P sebesar Rp263,0 triliun. Jika dibandingkan dengan realisasinya dalam tahun 2009 sebesar Rp193,1 triliun, kinerja penerimaan PPN dan PPn-BM dalam tahun tersebut berarti lebih tinggi sebesar Rp58,8 triliun (30,5 persen). Sementara itu, realisasi penerimaan PPh Non-Migas mencapai Rp297,7 triliun, atau 97,0 persen dari target APBN-P sebesar Rp306,8 triliun. Jika dibandingkan dengan realisasinya dalam tahun 2009 sebesar Rp267,6 triliun, kinerja penerimaan PPh Non-Migas dalam tahun tersebut berarti lebih tinggi sebesar Rp30,2 triliun (11,3 persen). Tidak tercapainya target kedua 1 www.perbendaharaan go.id tanggal akses 22 februari 2011 1
jenis penerimaan pajak tersebut dalam tahun, antara lain berkaitan dengan besarnya pengembalian penerimaan perpajakan (restitusi) yang masing-masing mencapai Rp26,6 triliun (untuk PPN) dan Rp13,4 triliun (untuk PPh Non-Migas). Hal ini sebagai dampak dari peraturan perundang-undangan perpajakan yang memperbolehkan wajib pajak untuk dapat menunda kewajiban pembayaran pajaknya pada saat mengajukan keberatan dan banding. Sementara itu, realisasi penerimaan cukai mencapai Rp66,2 triliun (111,6% dari target), pajak perdagangan internasional Rp28,9 triliun (127,9% dari target), PBB Rp28,6 triliun (112,9 % dari target), BPHTB Rp8,0 triliun (112,0 % dari target) dan Pajak lainnya Rp4,0 triliun (103,3 % dari target).pelampuan realisasi penerimaan cukai tersebut berkaitan dengan penyesuaian tarif cukai tembakau, terlampauinya sasaran penerimaan pajak perdagangan internasional berkaitan dengan meningkatnya volume impor sejalan dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat,dan naiknya harga rata-rata CPO di pasar internasional menjadi sekitar USD950. B. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 2009 2. Penerimaan Bukan Pajak 247,176.5 267,513.9 108.2% 117.8% a. Penerimaan SDA 164,726.8 170,063.4 103.2% 122.4% i. Migas 151,719.9 152,733.2 100.7% 121.5% - Minyak bumi 112,515.1 111,814.9 99.4% 124.2% - Gas alam 39,204.8 40,918.3 104.4% 114.6% ii. Non Migas 13,006.9 17,330.2 133.2% 131.2% b. Bagian Laba BUMN 29,500.0 30,064.6 101.9% 115.4% d. PNBP Lainnya 43,462.8 59,039.8 135.8% 109.7% e. Pendapatan BLU 9,486.9 8,346.1 88.0% 99.7% Di sisi lain, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp267,5 triliun(108,2 persendari sasaran APBN-P sebesar Rp247,2 triliun), atau naik Rp40,3 triliun (17,8 persen) dari realisasi PNBP tahun 2009 sebesar Rp227,2 triliun. Pencapaian realisasi penerimaan PNBP yang cukup signifikan tersebut, terutama berkaitan dengan terlampauinya sasaran hampir semua jenis PNBP, baik yang berasal dari sumber daya alam Migas dan Non-Migas (103,2 persen), penerimaan laba BUMN (101,9 persen), maupun PNBP lainnya (135,8 persen), kecuali pendapatan BLU yang realisasinya sedikit dibawah sasaran (88,0 persen). Sementara itu, realisasi penerimaan hibah mencapai Rp2,4 triliun, yang berarti 127,4 persen dari sasaran APBN-P sebesar Rp1,9 triliun, atau naik 45,0 persen dari realisasi hibah tahun 2009 sebesar Rp1,7 triliun. 2
II. BELANJA NEGARA Di lain pihak, realisasi anggaran belanja negara dalam tahun mencapai Rp1.053,5 triliun, atau 93,5 persen dari pagu APBN-P sebesar Rp1.126,1triliun. Jumlah ini berarti naik Rp116,1 triliun atau 12,4 persen dari realisasi belanja negara tahun 2009 sebesar Rp937,4 triliun. Dari realisasi anggaran belanja negara tersebut, realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp708,7 triliun (90,7 persen dari pagu APBN-P sebesar Rp781,5 triliun), atau naik sebesar Rp79,9 triliun (12,7 persen) dari realisasi tahun 2009 sebesar Rp628,8 triliun. A. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 2009 B. Belanja Negara 1,126,146.4 1,053,465.0 93.5% 112.4% I. Belanja Pemerintah Pusat 781,533.5 708,734.8 90.7% 112.7% 1. Belanja Pegawai 162,659.0 147,713.0 90.8% 115.7% 2. Belanja Barang 112,594.0 94,638.6 84.1% 117.3% 3. Belanja Modal 95,024.6 75,467.7 79.4% 99.5% 4. Pembayaran Bunga Utang 105,650.2 88,338.7 83.6% 94.2% a. Utang Dalam Negeri 71,857.6 61,452.5 85.5% 96.4% b. Utang Luar Negeri 33,792.6 26,886.2 79.6% 89.5% 5. Subsidi 201,263.0 214,104.5 106.4% 155.1% a. Subsidi Energi 143,997.1 139,952.9 97.2% 148.0% b. Subsidi non Energi 57,265.9 74,151.6 129.5% 182.8% 6. Belanja Hibah 243.2 70.0 28.8% - 7. Bantuan Sosial 71,172.8 68,367.3 96.1% 92.6% 8 Belanja Lainnya 32,926.7 20,035.0 60.8% 51.5% Pada anggaran belanja pemerintah pusat ini, realisasi belanja pegawai mencapai 90,8 persen dari pagu, antara lain berkaitan dengan adanya penghematan cadangan anggaran pegawai baru, pos honorarium dan vakasi, dan anggaran remunerasi K/L. Sementara itu, realisasi belanja barang juga hanya mencapai 84,1 persen dari pagu, antara lain berkaitan dengan terlalu tingginya tingkat kehati-hatian para pejabat pengadaan barang dan jasa dalam mengambil keputusan. Sejalan dengan itu, realisasi belanja modal hanya mencapai 79,4 persen dari pagu, antara lain berkaitan dengan terhambatnya pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan infrastruktur terutama sebagai akibat tingginya intensitas curah hujan, banyaknya bencana alamdan masalah-masalah dalam pengadaan/pembebasan lahan, adanya penghematan anggaran dari pelaksanaan tender, dan tidak optimalnya penarikan atau pemanfaatan pinjaman luar negeri.begitu pula, realisasi bunga utang mencapai 83,6 persen dari pagu, karena penghematan beban bunga akibat pengurangan target penerbitan SBN, membaiknya pasar SBN, lebih rendahnya tingkat bunga SBI 3 bulan, dan menguatnya nilai tukar rupiah. Sementara itu, realisasi subsidi melampaui pagu (106,4 persen), terutama berkaitan dengan lebih tingginya beban subsidi listrik (104,5 persen), dan subsidi non-energi (129,5 persen) 3
akibat adanya subsidi pangan (Raskin) ke 13 dan tambahan subsidi pajak. Demikian pula, realisasi bantuan sosial mencapai 96,1 persen dari pagu, lebih tinggi dari realisasi tahun 2009 (94,7 persen dari pagu). Hal ini terutama berkaitan dengan adanya luncuran program kegiatan PNPM Mandiri 2009 ke tahun, dan meningkatnya bencana alam, termasuk banjir Wasior, Tsunami Mentawai, dan Erupsi Gunung Merapi. Di lain pihak, realisasi anggaran belanja lain-lain (60,8 persen dari pagu), lebih rendah dari realisasi tahun 2009 (73,0 persen dari pagu), antara lain berkaitan dengan tidak adanya realisasi belanja pemilu dan bantuan langsung tunai, serta rendahnya realisasi belanja penunjang. B. TRANSFER KE DAERAH 2009 II. Transfer ke Daerah 344,612.9 344,730.2 100.0% 111.7% 1. Dana Perimbangan 314,363.3 316,705.4 100.7% 110.3% a. Dana Bagi Hasil 89,618.4 92,176.0 102.9% 121.1% b. Dana Alokasi Umum 203,606.5 203,573.1 100.0% 109.2% c. Dana Alokasi Khusus 21,138.4 20,956.3 99.1% 84.8% 2. Dana OTSUS dan Penys 30,249.6 28,024.8 92.6% 131.4% a. Dana Otonomi Khusus 9,099.6 9,099.6 100.0% 95.5% b. Dana Penyesuaian 21,150.0 18,925.2 89.5% 160.3% Selanjutnya, realisasi transfer ke daerah mencapai Rp344,7 triliun (100,03 persen dari pagu APBN-P sebesar Rp344,6 triliun), atau naik Rp36,1 triliun (11,7 persen) dari realisasi tahun 2009 sebesar Rp308,6 triliun.dari jumlah tersebut, realisasi dana perimbangan mencapai Rp316,7 triliun, atau Rp2,3 triliun melampaui pagu; terutama karena lebih tingginya realisasi dana bagi hasil pajak, realisasi DAU sesuai pagu, sedangkan realisasi DAK dibawah pagu antara lain berkenaan dengan adanya beberapa daerah yang tidak bisa memenuhi persyaratan penyaluran, seperti tidak menyampaikan laporan penyerapan dan penggunaan dana hingga batas waktu yang telah ditetapkan. Sementara itu, realisasi dana otsus dan penyesuaian mencapai Rp28,0 triliun, atau Rp2,2 triliun dibawah pagu APBN-P sebesar Rp30,2 triliun. Hal ini terutama karena lebih rendahnya realisasi dana penyesuaian, khususnya dana tambahan penghasilan guru, sedangkan realisasi otsus sesuai pagu. 4
III. PEMBIAYAAN 2009 E. Pembiayaan (I + II) 133,747.7 86,601.5 64.7% 76.9% I Pembiayaan Dalam Negeri 133,903.2 95,017.6 71.0% 74.2% 1. Perbankan Dalam Negeri 45,477.1 21,477.9 47.2% 52.3% 2. Non Perbankan Dalam Negeri 88,426.1 73,539.7 83.2% 84.5% a.l. a. Privatisasi 1,200.0 2,098.7 174.9% - b. Penjualan aset PT.PPA 1,200.0 1,126.4 93.9% -363.6% c. Surat Utang Negara (neto) 107,500.0 91,113.8 84.8% 91.6% II Pembiayaan Luar Negeri (neto) (155.5) (8,416.1) 5412.3% 54.1% 1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri 70,777.1 46,276.3 65.4% 78.9% a. Pinjaman Program 29,421.8 28,820.6 98.0% 99.6% b. Pinjaman Proyek 41,355.3 17,455.7 42.2% 58.7% 2. Penerusan Pinjaman SLA (16,796.6) (4,053.2) 24.1% 65.6% 3. Pembyr Cicilan Pokok Utang LN (54,136.0) (50,639.2) 93.5% 74.4% pembiayaan anggaran dalam tahun mencapai Rp86,6 triliun, atau Rp47,1 triliun (35,3 persen) lebih rendah dari target APBN-P sebesar Rp133,7 triliun. ini terutama berasal daripembiayaan dalam negeri Rp95,0 triliun (lebih rendah Rp38,9 triliun dari target APBN-P sebesar Rp133,9 triliun), atau turun Rp29,0 triliun dari realisasi 2009 sebesar Rp128,1 triliun. Hal ini terutama berkaitan dengan adanya pengurangan target penerbitan SBN sebesar Rp16,4 triliun (untuk pertama kalinya); dan pengurangan penggunaan SAL sebesar Rp22,0 triliun. Hal ini sesuai dengan kesepakatan antara Pemerintah dan Badan Anggaran DPR-RI pada saat Pembahasan Semester I dan Prognosis Semester II APBN-P. Sementara itu, realisasi pembiayaan luar negeri mencapai sebesar negatif Rp8,4 triliun, atau turun Rp8,3 triliun dari target APBN-P sebesar Rp0,2 triliun. Hal ini terutama berkaitan dengan lebih rendahnya penarikan pinjaman proyekdan realisasi penerusan pinjaman, serta adanya penghematan pembayaran cicilan pokok utang luar negeri sebagai dampak dari apresiasi kurs rupiah. Dengan realisasi defisit anggaran sebesar Rp39,5 triliun, realisasi pembiayaan anggaran mencapai Rp86,6 triliun, maka dalam pelaksanaan APBN-P terdapat kelebihan pembiayaan sebesar Rp47,1 triliun sebagai SiLPA, yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber pembiayaan anggaran di tahun mendatang. *** 5
2009 A. Pendapatan Negara dan Hibah 992,398.8 1,013,992.2 102.2% 119.5% I. Penerimaan Dalam Negeri 990,502.3 1,011,575.8 102.1% 119.4% 1. Penerimaan Perpajakan 743,325.8 744,061.9 100.1% 120.0% % terhadap PDB 11.9 11.7 - - a. Pajak Dalam Negeri 720,764.4 715,207.9 99.2% 119.0% i. Pajak penghasilan 362,219.0 356,599.7 98.4% 112.3% 1. Migas 306,836.6 297,726.7 97.0% 111.3% 2. Non-Migas 55,382.4 58,873.0 106.3% 117.6% ii. Pajak pertambahan nilai 262,963.0 251,886.2 95.8% 130.5% iii. Pajak bumi dan bangunan 25,319.1 28,575.9 112.9% 117.7% iv. BPHTB 7,155.5 8,012.5 112.0% 123.9% v. Cukai 59,265.9 66,165.3 111.6% 116.7% vi. Pajak lainnya 3,841.9 3,968.3 103.3% 127.4% b. Pajak Perdg Internasional 22,561.4 28,854.0 127.9% 154.5% i. Bea masuk 17,106.8 19,956.2 116.7% 110.2% ii. Bea keluar 5,454.6 8,897.8 163.1% 1575.0% 2. Penerimaan Bukan Pajak 247,176.5 267,513.9 108.2% 117.8% a. Penerimaan SDA 164,726.8 170,063.4 103.2% 122.4% i. Migas 151,719.9 152,733.2 100.7% 121.5% - Minyak bumi 112,515.1 111,814.9 99.4% 124.2% - Gas alam 39,204.8 40,918.3 104.4% 114.6% ii. Non Migas 13,006.9 17,330.2 133.2% 131.2% b. Bagian Laba BUMN 29,500.0 30,064.6 101.9% 115.4% d. PNBP Lainnya 43,462.8 59,039.8 135.8% 109.7% e. Pendapatan BLU 9,486.9 8,346.1 88.0% 99.7% II. Hibah 1,896.5 2,416.4 127.4% 145.0% B. Belanja Negara 1,126,146.4 1,053,465.0 93.5% 112.4% I. Belanja Pemerintah Pusat 781,533.5 708,734.8 90.7% 112.7% 1. Belanja Pegawai 162,659.0 147,713.0 90.8% 115.7% 2. Belanja Barang 112,594.0 94,638.6 84.1% 117.3% 3. Belanja Modal 95,024.6 75,467.7 79.4% 99.5% 4. Pembayaran Bunga Utang 105,650.2 88,338.7 83.6% 94.2% a. Utang Dalam Negeri 71,857.6 61,452.5 85.5% 96.4% b. Utang Luar Negeri 33,792.6 26,886.2 79.6% 89.5% 5. Subsidi 201,263.0 214,104.5 106.4% 155.1% a. Subsidi Energi 143,997.1 139,952.9 97.2% 148.0% b. Subsidi non Energi 57,265.9 74,151.6 129.5% 182.8% 6. Belanja Hibah 243.2 70.0 28.8% - 7. Bantuan Sosial 71,172.8 68,367.3 96.1% 92.6% 8 Belanja Lainnya 32,926.7 20,035.0 60.8% 51.5% II. Transfer ke Daerah 344,612.9 344,730.2 100.0% 111.7% 1. Dana Perimbangan 314,363.3 316,705.4 100.7% 110.3% a. Dana Bagi Hasil 89,618.4 92,176.0 102.9% 121.1% b. Dana Alokasi Umum 203,606.5 203,573.1 100.0% 109.2% c. Dana Alokasi Khusus 21,138.4 20,956.3 99.1% 84.8% 2. Dana OTSUS dan Penys 30,249.6 28,024.8 92.6% 131.4% a. Dana Otonomi Khusus 9,099.6 9,099.6 100.0% 95.5% b. Dana Penyesuaian 21,150.0 18,925.2 89.5% 160.3% C. Keseimbangan Primer (28,097.4) 48,865.9-173.9% 946.4% D. Surplus/Defisit Anggaran (A - B) (133,747.6) (39,472.8) 29.5% 44.5% % terhadap PDB (2.1) (0.6) - E. Pembiayaan (I + II) 133,747.7 86,601.5 64.7% 76.9% I Pembiayaan Dalam Negeri 133,903.2 95,017.6 71.0% 74.2% 1. Perbankan Dalam Negeri 45,477.1 21,477.9 47.2% 52.3% 2. Non Perbankan Dalam Negeri 88,426.1 73,539.7 83.2% 84.5% a.l. a. Privatisasi 1,200.0 2,098.7 174.9% - b. Penjualan aset PT.PPA 1,200.0 1,126.4 93.9% -363.6% c. Surat Utang Negara (neto) 107,500.0 91,113.8 84.8% 91.6% II Pembiayaan Luar Negeri (neto) (155.5) (8,416.1) 5412.3% 54.1% 1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri 70,777.1 46,276.3 65.4% 78.9% a. Pinjaman Program 29,421.8 28,820.6 98.0% 99.6% b. Pinjaman Proyek 41,355.3 17,455.7 42.2% 58.7% 2. Penerusan Pinjaman SLA (16,796.6) (4,053.2) 24.1% 65.6% 3. Pembyr Cicilan Pokok Utang LN (54,136.0) (50,639.2) 93.5% 74.4% 6
7