BAB I PENDAHULUAN. 2005, h Edy wibowo& Untung hendi, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu bait almaal

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Bank Syariah adalah bank

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2011 mengalami tumbuh sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2016, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

1 Zainuddin Ali,Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sianar Grafiak, 2007, h.1

BAB I PENDAHULUAN. syari ah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Islam, Jakarta: RajawaliPers, 2007, h Adiwarman Azwar Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Perbankan di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I. berkembang adalah pendirian dan operasionalisasi BMT (Baitul maal wa. tamwil). Belakangan, perkembangan BMT (Baitul maal wa tamwil) tidak

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik untuk disimak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

terdiri dari dua istilah, yaitu:baitul maal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pembinaan dan pendanaan yang berdasarkan sistem syari ah. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN 66. Aksara, 2001, h.1. 1 Mansur, Ekonomi Islam, Salatiga :STAIN Salatiga Press, 2009, h.

BAB I PENDAHULUAN. integral dan komprehensif, sehingga prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam mengacu

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan nama Bank Syariah di Indonesia bukan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berisi liberalisasi industri perbankan. Para ulama waktu itu telah berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan. Perusahaan yang berada dalam lingkungan bisnis tertentu harus

PERANAN BAITUL MAL WAT TAMWIL (BMT) BUANA DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI DESA MULUR KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tersebut tidak lepas dari peran bank sebagai lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB 1 PENDAHULUAN. mamutar dana masyarakat sehingga perekonomian terus berkembang. Dana. jenis-jenis lembaga keuangan bukan bank yaitu koperasi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank adalah suatu lembaga yang mendapat izin untuk mengerahkan dana masyarakat berupa pinjaman sehingga sebagai perantara nasabah penyimpan dana dan pemakai akhir. 1 Adapun perkembangan perbankan syariah saat ini meningkat, padahal sejak zaman Rasulullah SAW sudah menggunakan lembaga keuangan yang berpedoman atau berprinsip syariah. Lembaga keuangan syari ah di Indonesia telah mengalami perkembangan dengan pesat, masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut Bank Syari ah. Dengan di awali berdirinya pada tahun 1992 oleh bank yang di beri nama dengan Bank Mu amalat Indonesia (BMI), sebagai pelopor berdirinya perbankan yang berlandaskan sistem syari ah, kini bank syari ah yang tadinya diragukan akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat mempesonakan. Awal berdirinya bank Islam, banyak pengamat perbankan yang meragukan akan eksistensi bank Islam nantinya. Di tengah-tengah bank konvensional, yang berbasis dengan sistem bunga, yang sedang menanjak dan menjadi pilar ekonomi Indonesia, bank Islam mencoba memberikan jawaban atas keraguan yang banyak timbul. Jawaban itu mulai menemukan titik jelas pada tahun 1997, dimana Indonesia mengalami krisis ekonomi yang cukup memprihatinkan, yang dimulai dengan krisis moneter yang berakibat sangat signifikan atas terpuruknya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Indonesia baru memulai menggunakan sistem bagi hasil pada tahun 1992, yakni dengan berdirinya BMI (Bank Muamalat Indonesia), dan bank syari ah semakin tumbuh pesat setelah adanya revisi dari Peraturan Pemerintah No.72 tahun 1992 menjadi UU Perbankan No.10 tahun 1998 yang berisikan tentang bank yang beroperasinya dengan sistem bagi hasil. 2005, h. 12. 1 Edy wibowo& Untung hendi, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia, `1

2 Dan di perbaharui dengan adanya Peraturan BI No. 6/24/PBI/2004 yang berisikan tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari ah. 2 Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syari ah. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil dan menengah, maka muncul usaha untuk mendirikan bank dan lembaga keuangan mikro, seperti BPR Syari ah dan BMT yang bertujuan untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut. Disamping itu di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang hidup serba berkecukupan muncul kekhawatiran akan timbulnya pengikisan akidah. Pengikisan akidah ini bukan hanya dipengaruhi dari aspek syiar Islam tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi masyarakat, maka keberadaan BMT diharapkan mampu mengatasi masalah ini lewat pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ekonomi masyarakat. 3 Didirikannya bank syariah dilatarbelakangi oleh keinginan umat islam untuk menghindari riba dalam kegiatan muamalahnya; memperoleh kesejahteraan lahir batin melalui kegiatan muamalah yang sesuai dengan perintah agamanya. Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam terbesar di dunia juga telah merasakan kebutuhan akan adanya bank yang diharapkan dapat memberikan kemudahan-kemudahan dan jasa-jasa perbankan kepada semua umat islam dan penduduk di Indonesia yang beroperasi tanpa riba. Adapun Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang berkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum islam. 4 2 Muhamad, Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Yogyakarta: UII Press, Cet.I, 2000, h. II. 3 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Yogyakarta: Ekonisia, Cet.1, 2003, h. 85. 4 Zainuddin Ali, Hukum Perbankan Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, h. 12.

3 Bank syariah juga biasa disebut Islamic banking yaitu suatu sistem perbankan dalam pelaksanaan operasional tidak menggunakan sistem bunga (riba), spekulasi (maisir), dan ketidakpastian atau ketidak jelasan (gharar). Dalam bank syariah atau lembaga keuangan syariah ada dua siklus atau istilah yaitu penghimpunan dana dan penyaluran dana. Penghimpunan dana dibank umum syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito dengan menggunakan prinsip wadiah, prinsip mudharabah, dan akad pelengkap misalnya wakalah. Sedangkan penyaluran dana dalam bank syariah atau lembaga keuangan syariah dalam bentuk pembiayaan. Produk penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah pada prinsipnya dapat digolongkan menjadi 4 (empat) kategori yaitu: 1. Pembiayaan dengan prinsip jual beli. 2. Pembiayaan dengan prinsip sewa. 3. Pembiayaan dengan prinsipbagi hasil. 4. Pembiayaan dengan prinsip akad pelengkap. Perkembangan ekonomi islam tidak hanya berhenti pada tingkatan ekonomi makro saja, tetapi mulai menyentuh sektor paling bawah yaitu mikro. Lahirnya lembaga keuangan mikro islam yang berorientasi sebagai lembaga sosial keagamaan yang populer dengan istilah Baitul Mal Wat Tamlik (BMT). Munculnya BMT sebagai lembaga keuangan mikro islam yang bergerak pada sektor riil masyarakat menengah ke bawah, sejalan dengan lahirnya Bank Muamalat Indonesia (BMI). Karena BMI sendiri secara operasional kurang memperhatikan masyarakat kecil maka BMT menjadi salah satu lembaga mikro islam yang memenuhi kebutuhan masyarakat. Di samping itu peran lembaga ekonomi islam yang berfungsi sebagai lembaga yang mengantarkan masyarakat yang berada di daerah daerah untuk terhindar dari sistem bunga yang diterapkan pada bank konvensional. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupakan bagian dari Bank Syariah atau semacam LSM yang beroperasi seperti bank koperasi dengan pengecualiannya yang kecil dan tidak mempunyai akses ke pasar uang. Baitul

4 Maal Wat Tamwil terdiri dari dua istilah yaitu Baitul maal dan Baitut Tamwil. 5 Baitul Mall adalah lembaga keuangan umat Islam yang mengelola dana umat islam yang bersifat sosial dan sumber dana baitul yang berasal dari zakat, infaq, shodaqoh, hibah dan lain-lain. Sedangkan Baitut Tamwil adalah lembaga keuangan yang mengelola dana umat yang sesuai dengan Syariat Islam. 6 BMT menerapkan sistem bagi hasil bagi para nasabahnya bukan dengan bunga. Bagi pedagang kecil, masalah keterbatasan modal dirasakan sebagai salah satu kendala utama yang selalu dikeluhkan. Para pedagang kecil membutuhkan sumber pembiayaan yang mudah dan cepat serta murah. Mudah dan cepat berarti tanpa persyaratan surat- surat yang menyulitkan, dan cepat diambil bila diperlukan, serta jumlah dan pelaksanaan yang fleksibel. Baitul Mal wa Tamwil(BMT) yang sebenarnya dalam konsepsi Islam merupakan alternatif kelembagaan keuangan syari ah yang memiliki dimensi sosial dan produktif dalam skala nasional bahkan global, dimana perekonomian umat terpusat pada fungsi kelembagaan ini yang mengarah pada hidupnya fungsi-fungsi kelembagaan ekonomi lainnya. BMT melakukan fungsi lembaga keuangan, yaitu melakukan kegiatan penghimpunan dana masyarakat, penyaluran dana kepada masyarakat, dan memberikan jasa-jasa lainnya. Dengan demikian, keberadaan BMT dapat dipandang memiliki dua fungsi utama yaitu : sebagai media penyalur pendayagunaan harta ibadah seperti zakat, infak, sedekah dan wakaf, serta dapat pula berfungsi sebagai institusi yang bergerak di bidang investasi yang bersifat produktif sebagaimana layaknya bank. Selain berfungsi sebagai lembaga keuangan BMT bertugas menghimpun dana dari masyarakat (anggota BMT) yang diberikan pinjaman oleh BMT. Sedangkan sebagai lembaga ekonomi, BMT 5 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonomi Ekonisia, 2004, h. 96. 6 Ibid. h. 70-71

5 berhak melakukan kegiatan ekonomi seperti mengelola kegiatan perdagangan, industri, dan pertanian. Hingga saat ini BMT belum memiliki payung hukum. BMT menggunakan pengaturan yang beragam, menimbulkan masalah hukum, antara lain adanya ketidakpastian hukum, berkaitan dengan bentuk hukum, proses pendirian, pengesahan, pembinaan dan pengawasan BMT. Hal ini berbeda dengan Bank Syari ah yang telah memiliki payung hukum yaitu Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan Syari ah yang menetapkan antara lain bentuk hukum, pendirian, kepemilikan, kegiatan, pembinaan, pengawasan dan operasional perbankan syari ah. Disamping itu di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang hidup serba berkecukupan muncul kekhawatiran akan timbulnya pengikisan akidah. Pengikisan akidah ini bukan hanya dipengaruhi oleh aspek syiar Islam tetapi juga dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu peran BMT agar mampu lebih aktif dalam memperbaiki kondisi tersebut. Untuk mewujudkan masyarakat adil dan efisien, maka setiap tipe dan lapisan masyarakat harus terwadahi, namun perbankan belum bisa menyentuh semua lapisan masyarakat, sehingga masih terdapat kelompok masyarakat yang tidak terfasilitasi yakni: 1. Masyarakat yang secara legal dan administrative tidak memenuhi kriteria perbankan. Prinsip kehati-hatian yang diterapkan oleh bank menyebabkan sebagian masyarakat tidak mampu terlayani. Mereka yang bermodal kecil dan penghindar resiko tersebut, jumlahnya cukup signifikan dalam Negara-negara muslim seperti Indonesia, yang sebenarnya secara agregat memegang dana yang cukup besar. 2. Masyarakat yang bermodal kecil namun memiliki keberanian dalam mengambil resiko usaha. Biasanya kelompok masyarakat ini akan memilih reksadana sebagai jalan investasinya.

6 3. Masyarakat yang memiliki modal besar dan keberanian dalam mengambil resiko usaha. Biasanya kelompok ini akan memilih pasar modal atau investasi langsung sebagai media investasinya. 4. Masyarakat yang menginginkan jasa keuangan non-investasi, misalnya pertanggungan terhadap resiko kekurangan likuiditas dalam kasus darurat, kebutuhan dana konsumtif jangka pendek, tabungan hari tua, dan sebagainya. Ke-semua produk tersebut tidaklah ditawarkan oleh perbankan (karena regulasi perbankan yang juga membatasinya). Sebagai alternatifnya, kelompok masyarakat tersebut akan menggunakan jasa asuransi, pegadaian dan dana pensiun sebagai pilihan investasinya. BMT Marhamah merupakan sebuah lembaga keuangan syariah yang berada di kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah yang didirikan pada tanggal 16 oktober tahun 1995. Sebagai sebuah lembaga keuangan syariah yang keberadaanya diharapkan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh umat islam untuk dapat meningkatkan taraf hidupnya melalui produk perbankan yang disediakan. Sebagaimana layaknya suatu Bank, BMT Marhamah juga menyediakan fasilitas penitipan uang dan pemberian pembiayaan kepada semua sektor yang membutuhkan dana. BMT Marhamah Wonosobo merupakan lembaga keuangan yang fungsi utamanya adalah sebagai lembaga intermediary yaitu sebagai lembaga yang menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan dana pada pihak yang memerlukannya. Jika pemanfaatan terhadap lembaga keuangan dilakukan secara optimal, amanah dan profesional, maka roda perekonomian akan berputar pada hasil akhirnya adalah kesejahteraan masyarakat akan meningkat, karena dana dari pihak yang kelebihan akan dimanfaatkan oleh pihak yang memerlukan dengan tujuan produksi, investasi, ataupun konsumsi. Produk penghimpunan dana di BMT terdiri dari berbagai macam jenis diantaranya: simpanan ummat, simpanan masa depan, simpanan ukhuwah biasa, simpanan ukhuwah sinergis, simpanan berjangka dan salah satunya adalah simpanan pendidikan. Simpanan pendidikan merupakan simpanan siswa yang dikoordinatori oleh guru/wali kelas, kemudian guru/wali kelas

7 menyetorkan akumulasi setoran siswa ke kantor BMT Marhamah, sehingga nama pemegang rekening adalah guru/wali kelas atau nama sekolah. Simpanan diambil setelah 2 semester. Peranan umum Baitul Maal Tamwil (BMT) adalah melakukan pembinaan dari pendanaan pada usaha-usaha yang dilakukan oleh masyarakat menengah ke bawah dengan berdasarkan pada sistem perekonomian syari ah Islam. Untuk menjalankan peranannya tersebut, maka dibuat produk-produk penyaluran dana yang salah satunya adalah simpanan pendidikan, dengan menggunakan syari ah Islam. Dari latar belakang tersebut, penulis sangat tertarik untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan produk simpanan ukhuwah pendidikan untuk meningkatkan minat nasabah yang dilakukan, sehingga penulis akan mengambil judul tugas akhir PROSEDUR PELAKSANAAN PRODUK SIMPANANPENDIDIKAN DI BMT MARHAMAH WONOSOBO B. Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan di atas dan agar pembahasan ini lebih terarah dan tidak melebar, penulis membatasinya hanya pada prosedur produk simpanan pendidikan yang diterapkan oleh BMT Marhamah Wonosobo. Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana prosedur pelaksanaan produk simpanan pendididikan di BMT Marhamah Wonosobo? C. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan produk simpanan pendidikan di BMT Marhamah Wonosobo. 2. Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi UIN Walisongo Semarang, Mahasiswa UIN Walisongo Semarang khususnya Program D3 Perbankan Syariah, bagi BMT

8 Marhamah Wonosobo, bagi masyarakat pada umumnya serta bagi pembaca hasil tugas akhir ini. a. Bagi penulis Melatih bekerja dan berfikir kreatif dengan mengaplikasikan teori-teori yang di dapat selama kuliah serta dapat menambah pengetahuan dalam bidang perbankan syariah. Untuk memperkaya wawasan pengetahuan pengetahuan dari sisi keilmuan dan pengalaman lapangan tentang praktek pelaksanaan produk Simpanan Pendidikan di BMT Marhamah. b. Bagi BMT Marhamah Wonosobo Penelitian ini dapat memperkenalkan eksistensi BMT Marhamah Wonosobo di masyarakat luas dan dapat di jadikan bahan pertimbangan sebagai pengambilan keputusan yang lebih bijak. c. Bagi UIN Walisongo Semarang Memberikan pengetahuan baru terhadap pembaca tentang hal yang telah di teliti. Dapat memberikan tambahan informasi dan referensi khususnya bagi mahasiswa yang akan menyusun Tugas Akhir bagi para mahasiswa UIN Walisongo Semarang khususnya Prodi D3 Perbankan Syari ah dalam melakukan penelitianpenelitian selanjutnya. d. Bagi masyarakat Memberikan informasi dan memudahkan masyarakat khususnya di bidang pendidikan untuk melatih siswa menabung sejak dini. D. Tinjauan Pustaka Karya ilmiah baik skripsi maupun tugas akhir yang menganilisis tentang proedur pelaksanaan produk simpanan di BMT sudah banyak sekali. Berdasarkan beberapa tugas akhir dan skripsi yang penulis dapatkan, penulis akan memaparkan tentang beberapa penelitian terdahuluyaitu:

9 1. Penelitian yang di lakukan oleh Yuniarsih 2013, dalam Tugas Akhirnya yang berjudul PROSEDUR DAN PELAKSANAAN SIMPANAN PELAJAR DI BMT AL HIKMAH UNGARAN. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Berdasarkan penelitian maka di peroleh kesimpulan Pelaksanaan Simpanan pendidikan di BMT Al Hikmah Ungaran sudah sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.kekuatan dan kelemahan BMT Al-Hikmah adalah Marketnya masih terbuka untuk anak-anak sekolah, SDM, bagi hasil tinggi, pesaing kecil dan Kelemahan dalam produk ini adalah Alur transaksinya panjang, administrasi mahal karena setiap anak buka rekening. 2. Penelitian yang di lakukan oleh Nur khasanah 2014, dalam skripsi yang berjudul ANALISIS PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN BAGI HASIL PRODUK SIMPANAN PELAJAR PRESTASI (SUPERPRESTASI) DI BMT HARAPAN UMMAT KUDUS. Yang bertujuan untuk mengetahui sistem dan prosedur bagi hasil simpanan pelajar prestasi di BMT Harapan Umat Kudus. Berdasarkan observasi dan studi kepustakaan maka diperoleh kesimpulan bahwa Pelaksanaan Tabungan Superprestasi di BMT Harapan Ummat Kudus sangatlah mudah dan biaya pembukaan rekening cukup terjangkau. Sehingga produk ini dapat dijangkau oleh semua kalangan. Baik kalangan atas maupun menengah. perhitungan bagi hasil dilakukan dengan akad mudharabah muqayyadah karena BMT memiliki keterbatasan dalam menggunakan dana. Keterbatasan-keterbatasan semacam itu bisa dalam hal jangka waktu, jenis usaha, lokasi bisnis, atau layanan. E. Metodologi Penelitian Metode dan pendekatan Akhir ini dijelaskan sebagai : penelitian yang digunakan dalam Tugas 1. Objek Penelitian

10 Penelitian ini dilakukan pada BMT Marhamah Wonosobo (Cabang Utama/Pusat) di Jl. Tumenggung Jogonegoro Km 0,5 Wonosobo (56314) Telp. (0286) 321556, Fax. (0286) 324716. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan yang mengambil lokasi di BMT Marhamah Wonosobo. Pendekatan penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati 7 3. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data primer, yaitu data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan. Penulis memperoleh data primer langsung dari BMT Marhamah Wonosobo, baik berupa dokumen, hasil wawancara maupun observasi. b. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer atau data yang didapat dari sumber kedua. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai literatur yang terkait dengan tema penelitian seperti buku, artikel, catatan, internet, contohcontoh TA, dan lain-lain. 4. Teknik Pengumpulan Data Data- data didapat penulis melalui beberapa teknik, yaitu: a. Interview Interview adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab sepihak, yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan peneltian. Tanya jawab tersebut dihadiri oleh dua orang atau lebih secara fisik dan masing masing pihak dapat menggunakan saluran 2009, h.4. 7 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Roda Karya,

11 saluran komunikasi secara wajar dan lancar. 8 Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab, penulis lakukan kepada bagian bagian yang berkaitan dengan penelitian in antara lain : general manager, kepala cabang, marketing, hal ini dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan atau salah pengertian mengenai permasalahan yang diangkat. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait seperti kepala cabang BMT Marhamah, karyawan bank dan customer service di BMT Marhamah Wonosobo. b. Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa pencatatan buku dengan cara meminjam data atau laporan laporan untuk mengumpulkan data tentang keadaan BMT Marhamah Wonosobo. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan pengumpulan data melalui dokumentasi dari dokumendokumen di BMT Marhamah, brosur-brosur dan buku-buku lainya yang terkait. Selain itu penulis juga mengambil referensi dari artikel, dan browsing di internet untuk mendukung informasi lain dalam penyusunan laporan tugas akhir. c. Observasi Metode Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 9 Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang akan diteliti dengan melihat langsung prosedur pelaksanaan produk simpanan pendidikan di BMT Marhamah Wonosobo. 165. 8 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 2004, h. 218. 9 S..Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, Cet.8, h.

12 5. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian dengan jenis penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat di amati. Dimana peneliti menggambarkan tentang situasi dan kondisi di BMT Marhamah Wonosobo. Sedangkan teknik analisis data deskriptif yaitu suatu analisis yang bersifat atau fenomena yang dapat ditangkap oleh peneliti, dengan menunjukkan buktibuktinya. 10 Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan data-data yang peneliti kumpulkan baik dari hasil wawancara, observasi, maupun dokumentasi selama mengadakan penelitian di BMT Marhamah Wonosobo. F. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran secara keseluruhan dari penyusunan tugas akhir ini, Maka penulis memberikan sistematika penulisan yang terbagi dari rangkaian dari beberapa bab yang pada setiap bab terdiri dari sub-sub Bab yaitu : BAB I : Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat hasil penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penelitian. BAB II : Landasan Teori Bab ini membahas tentang pengertian BMT, pengertian tabungan, pengertian minat dan nasabah produk penghimpunan dana, pengertian wadi ah. h.161. 10 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993, Cet.10,

13 BAB III BAB IV BAB V : Gambaran Umum BMT Marhamah Wonosobo Bab ini berisi tentang sejarah berdirinya BMT Marhamah Wonosobo, visi dan misi BMT, data organisasi, struktur organisasi dan tugasnya, produk-produk BMT Marhamah. : Prosedur Pelaksanaan Produk Simpanan Pendidikan Di BMT Marhamah Dalam bab ini membahas inti dari permasalahan yang akan diteliti oleh penulis tentang prosedur pelaksanaan produk simpanan pendidikan di BMT Marhamah Wonosobo dan Analisis Swot. : Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan, yang diperoleh dari hasil pembahasan bab-bab yang sebelumnya serta saran yang diharapkan bermanfaat bagi pembaca, akademik, masyarakat, dan pihak yang terkait khususnya bagi BMT Marhamah Wonosobo.