BAB I PENDAHULUAN. Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting dalam dalam perkembangan ekonomi karena perusahaan ini menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik, ketiga jenis. biaya ini disebut dengan harga pokok produksi.

EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUK ROTI PADA UKM ROTI SAUDARA DI BANYUMANIK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha akhir akhir ini mengalami persaingan global yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berperan penting dalam

Silvia Porawouw, Analisis Perbandingan Metode Penentuan

ANALISA HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN FULL COSTING METHOD DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL BOLA PLASTIK PADA UD. BUMI PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usaha atau suatu bisnis dapat mengambil keputusan dengan tepat.

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE

BAB I PENDAHULUAN. dalam artian agar biaya yang dikeluarkan tidak lebih tinggi dari manfaat yang. memproyeksikan laba yang ingin dicapai.

yang bersifat variabel maupun tetap. Sedangkan pada metode variabel costing biaya produksi yang diperhitungkan hanyalah yang bersifat variabel saja. D

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak yang sangat kuat dalam dunia usaha, hal tersebut. menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin meningkat.

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DENGAN METODE FULL COSTING PADA KONVEKSI MIFTAH

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

JURNAL PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL DI CV. NUSANTARA METALINDO

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang semakin pesat menyebabkan para

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL. (Studi kasus pada pabrik tahu Novi di Malang, Jawa Timur) SKRIPSI

ABSTRACT. Keywords: cost of goods, full costing, variable costing, operating income

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk

BAB I PENDAHULUAN. 97% tenaga kerja Indonesia, terutama dalam mikro ekonomi yang mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Langkah ini dilakukan setelah pada tingkat regional, ASEAN telah

BAB I PENDAHULUAN. Penetapan harga pokok produk sangatlah penting bagi manajemen untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

Andre Henri Slat, Analisis Harga Pokok ANALISIS HARGA POKOK PRODUK DENGAN METODE FULL COSTING DAN PENENTUAN HARGA JUAL. Oleh : Andre Henri Slat

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING PADA TAHU MANG UJANG PEKANBARU ABSTRACT

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

BAB II KAJIAN PUSTAKA. konsumen dibuat berdasarkan biaya produksi per unit ditambah persentase mark up,

Nienik H. Samsul, Perbandingan Harga Pokok.. PERBANDINGAN HARGA POKOK PRODUKSI FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING UNTUK HARGA JUAL CV.

ANALISIS METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. SINAR BINTANG SELATAN DI MAKASSAR SULTAN ISKANDAR STIE YPUP MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah. Untuk itu pihak manajemen dalam sebuah perusahaan perlu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENENTUAN HARGA JUAL PADA USAHA DAGANG KANTIN SD 02 DEPOK

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. SATU ANGIN PERSADA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam perindustrian

PENERAPAN METODE FULL COSTING PADA USAHA TEPUNG TAPIOKA DAUN WARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Usaha kecil dan mengah (UKM) di berbagai Negara termasuk di Indonesia

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Usaha merupakan penggerak nomor satu ekonomi negara. Di Indonesia, berpengaruh baik dalam penggerak perekonomian negara.

ANALISIS PENETAPAN HARGA JUAL DALAM PERENCANAAN LABA PADA HOME INDUSTRI TEMPE SETIA BUDI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dagang dan jasa, dalam bidang dagang salah satunya adalah perusahaan

PENERAPAN FULL COSTING METHOD MELALUI PENGHITUNGAN HPP SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM TAHU PAK DARIYO. Andri Eka Permatasari

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA / 3EB01

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu juga selalu mengalami perubahan yang cukup signifikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan penentuan harga jual merupakan hal penting untuk

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA DIANA BAKERY

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia dewasa ini ditandai oleh

Emi Apriyani 1. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia.

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA UD BERSAMA TANAH BUMBU. Hj.Imawati Yousida ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi saat ini perekonomian mempunyai peranan yang

PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PRODUK BANDENG PRESTO MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional. Dengan demikian industri kecil dan rumah tangga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah

Penerapan Metode Variable Costing dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek untuk Menerima Pesanan pada CV Nasional Batako Kupang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman globalisasi seperti sekarang ini dimana semakin majunya

EVALUASI PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA HOME INDUSTRY KUEH ALEN-ALEN CAP KETELA POHONG LANCAR JAYA WONOSOBO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam bidang percetakan semakin ketat yang. menyebabkan perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya bersaing

INFORMASI AKUNTANSI PENUH

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di Indonesia. Salah satu dampak yang nyata bagi industri dalam

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mencari strategi yang tepat untuk memasarkan produknya. Pesatnya

Penentuan Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Home Industri Sepatu Kulit Bu Imas

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa, perdagangan dan industri

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) oleh negara melalui penyertaan modal secara langsung yang berasal dari kekayaan

Handout Akuntansi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan krisis ekonomi seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL PADA USAHA LAS PALANDAN DI DESA PALANDAN KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN LUWU UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen. Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia

Akuntansi Biaya. Sistem Biaya & Akumulasi Biaya (Cost System & Cost Accumulation) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

ANALISIS BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DALAM PENENTUAN KETEPATAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PABRIK TAHU SS DI SIDOARJO

Sitty R. Lasena, Analisis Penentuan Harga. ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. DIMEMBE NYIUR AGRIPRO. Oleh: Sitty Rahmi Lasena

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manajemen perusahaan mempunyai kewajiban memperoleh pendapatan

BAB II PELAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SEGMEN. Segmen adalah unit-unit usaha penghasil laba dalam organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang berasal dari daerah tersebut. berdasarkan data dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asean Economic Community (AEC) diberlakukan akhir 2015, Asean akan terbuka untuk perdagangan barang, jasa, investasi, modal, dan pekerja. Indonesia harus dapat melihat dan menyongsong AEC dengan segala peluang dan tantangan serta segera mengambil tindakan nyata yang berdampak positif bagi Indonesia. Bila industri kita tidak mampu bersaing di tataran Asean, maka AEC akan menjadi musibah (loss opportunities). Sebaliknya, bila industri kita mampu bersaing dalam pasar AEC yang terdiri dari 600 juta penduduk, maka AEC akan membawa berkah dan manfaat (land of opportunities) yang nyata bagi perekonomian nasional (Majalah Industri edisi 2, 2013:3). Industri manufaktur menjadi salah satu sektor yang mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah pusat untuk dapat ditingkatkan kualitasnya agar mampu bersaing dengan industri dari negara lainnya di tengah persaingan yang semakin ketat (diakses dari http://beritadaerah.co.id pada tanggal 23 September 2014). Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah satu komponen utama pembangunan industri nasional, dengan tiga peran pentingnya yaitu penyumbang devisa ekspor nonmigas, penyerapan tenaga kerja, dan pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Industri TPT menjadi industri penyedia lapangan kerja yang cukup besar di Indonesia terutama industri pakaian jadi (garmen). Tenaga 1

2 kerja yang terserap oleh industri skala besar dan menengah pada tahun 2012 sebanyak 1,53 juta orang di sektor TPT dan sekitar 520 ribu orang di sektor pakaian jadi (garmen). Industri garmen juga turut menjadi salah satu penyumbang devisa ekspor tertinggi, dimana nilai ekspor dalam kurun waktu lima tahun terakhir selalu mencapai US$ 6 milyar. Sementara itu, pada tahun 2012 nilai ekspor industri garmen mencapai US$ 7,18 milyar atau 57,65% dari total ekspor TPT nasional. Peningkatan nilai ekspor tersebut mencerminkan bahwa industri TPT khususnya industri pakaian jadi masih menjadi salah satu penggerak utama perekonomian nasional. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras dan inovasi para pengusaha industri TPT di dalam negeri yang terus bertahan dalam menghadapi persaingan global yang semakin tajam akibat munculnya negara-negara pesaing baru (diakses dari http://www.kemenperin.go.id pada tanggal 23 September 2014). Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, maka peningkatan daya saing merupakan kata kunci yang harus diperhatikan agar industri pakaian nasional dapat terus meningkatkan eksistensi baik di pasar domestik maupun internasional (diakses dari http://www.voaindonesia.com pada tanggal 23 September 2014). Dengan dihasilkannya produk yang berkualitas dan harga terjangkau, maka kita akan mampu bersaing dengan negara manapun (diakses dari http://www.antaranews.com pada tanggal 23 September 2014). Harga pokok produksi adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan (Mulyadi, 2007:10). Harga Pokok Produksi adalah aktiva atau jasa yang dikorbankan atau diserahkan dalam proses produksi yang meliputi biaya

3 bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik dan termasuk biaya produksi (Supriyono, 2011:144). Informasi harga pokok produksi bagi manajemen mempunyai manfaat yang cukup penting (Mulyadi, 2012:65), yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan harga jual; 2. Memantau realisasi biaya produksi; 3. Menghitung laba/rugi bruto periode tertentu; 4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses disajikan dalam neraca. Penentuan harga pokok produksi dipengaruhi oleh pendekatan yang digunakan untuk menentukan unsur-unsur biaya produksi yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi. Terdapat dua pendekatan dalam penentuan harga pokok produksi: metode full costing dan metode variable costing (Mulyadi, 2010:24). Full costing atau sering pula disebut absorption atau conventional costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap (Mulyadi, 2012:122). Variable costing atau sering pula disebut direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam pendekatan ini biayabiaya yang diperhitungkan sebagai harga pokok adalah biaya produksi variabel

4 yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi, 2012:122). Niniek H (2013) melakukan penelitian dengan judul perbandingan harga pokok produksi full costing dan variable costing untuk harga jual CV. Pyramid. Metode penelitiannya adalah deskriptif. Hasil penelitian dan perhitungan, adanya kelemahan dalam perhitungan harga pokok perusahaan. Perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing dan variable costing dilakukan untuk mengetahui biaya produksi yang akan dikeluarkan dengan tepat. Dengan menggunakan metode variable costing, laporan laba rugi yang dihasilkan memperlihatkan margin kontribusi barang-barang yang dihasilkan, informasi yang sangat berfaedah dalam pengambilan keputusan. Dalam memperhitungkan harga pokok produksi, perusahaan lebih cenderung dekat perhitungannya dengan pendekatan metode full costing. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa dalam proses penggolongan biaya, baik biaya nonproduksi maupun biaya overhead perusahaan tidak menggolongkan biaya dengan cermat sesuai jenisnya dan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing memiliki angka nominal jauh lebih tinggi daripada menggunakan metode variable costing. Ini disebabkan karena dalam perhitungan harga pokok menggunakan metode full costing memasukkan semua akun biaya baik yang berjenis variabel maupun tetap. Sebaiknya perusahaan menggunakan metode cost plus pricing karena metode cost plus pricing adalah metode penetapan harga jual produk berdasarkan harga jual yang ditetapkan bawasannya harus dapat menutupi biaya penuh yang telah dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk.

5 Sitty Rahmi Lasena (2013) melakukan penelitian dengan judul analisis penentuan harga pokok produksi pada PT. Dimembe Nyiur Agripro. Metode penelitiannya adalah deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan harga pokok yang dilakukan oleh PT. Dimembe Nyiur Agripro serta membuat dan memperkenalkan penentuan harga pokok produksi berdasarkan variable costing pada PT. Dimembe Nyiur Agripro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Dimembe Nyiur Agripro menerapkan metode full costing dalam menentukan harga pokok produksi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perhitungan berdasarkan metode variable costing yang dibuat oleh penulis didapatkan hasil yang berbeda dengan perhitungan perusahaan menggunakan full costing. Perbedaan utama antara metode perhitungan full costing yang digunakan dengan metode variable costing terletak pada perlakuan biaya overhead pabrik. Dalam metode full costing menggunakan biaya overhead tetap dan overhead variabel, sedangkan di metode variable costing hanya menggunakan biaya overhead variabel. Sebaiknya perusahaan menggunakan metode variable costing dalam menghitung HPP, karena dalam metode variable costing dihitung semua biaya yang hanya berkaitan dalam proses produksi. Andre Henri Slat (2013) melakukan penelitian dengan judul analisis harga pokok produk dengan metode full costing dan penentuan harga jual. Metode penelitiannya adalah deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat kelemahan dalam perhitungan harga pokok produk perusahaan yaitu kalkulasi harga pokok produk yang dilakukan perusahaan lebih tinggi dari pada harga pokok produk menurut harga pokok produk setelah dievaluasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa cost plus pricing adalah penetapan harga jual dengan

6 berdasarkan biaya harga jual yang ditetapkan harus dapat menutupi biaya penuh yang telah dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk, dan menghasilkan laba yang dikehendaki. Selain itu dalam penentuan harga jual ada beberapa faktor yang harus di pertimbangkan yaitu biaya dan laba. Perusahaan sebaiknya memasukan biaya penyusutan gedung pabrik, biaya penyusutan mesin & peralatan, serta biaya asuransi. Christy Oentoe (2013) melakukan penelitian dengan judul analisis perhitungan biaya produksi menggunakan metode variable costing. Metode penelitiannya adalah deskriptif. Penulis dalam hal ini ingin menganalisis biaya produksi perusahaan dengan pendekatan variable costing karena dilihat dari cara perhitungannya lebih praktis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan perhitungan dengan pendekatan variable costing diperoleh total biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa berdasarkan perhitungan metode variable costing yang telah dibuat oleh penulis, didapatkan hasil yang berbeda dengan perhitungan yang dibuat oleh perusahaan. Terdapat perbedaan utama antara perhitungan riil perusahaan dengan perhitungan variable costing yaitu terletak pada perlakuan biaya overhead pabrik. Perhitungan riil perusahaan menggunakan perhitungan biaya overhead pabrik tetap dan variabel sedangkan metode variable costing hanya menghitung biaya overhead variabel saja. Perusahaan sebaiknya menggunakan metode variable costing karena biaya yang dihitung hanya biaya yang berkaitan dalam proses produksi. Silvia P (2013) melakukan penelitian dengan judul perbandingan metode penentuan harga pokok produksi pada PT. Bangun Wenang Beverages Co.

7 Metode penelitiannya adalah deskriptif. Hasil perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing dan variable costing menghasilkan jumlah yang berbeda untuk biaya-biaya setiap produk dimana biaya produksi dengan metode full costing lebih tinggi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perhitungan harga pokok produksi untuk produk-produk di PT. Bangun Wenang Beverages Co dengan menggunakan metode full costing untuk setiap produk memperoleh hasil yang lebih tinggi daripada metode variable costing. Pada metode full costing dihitung terkait biaya-biaya variabel maupun biaya tetap, sedangkan pada metode variable costing hanya menggunakan biaya variabel saja. Penulis menyarankan bahwa pihak manajeman perusahaan tetap menggunakan metode full costing dikarenakan metode full costing mampu menyajikan hasil laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang menghendaki kewajaran laporan keuangan kepada pihak external perusahaan, selain itu metode full costing juga lebih mudah karena memasukan semua biaya tanpa harus memisahkan biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Pricilia dkk (2014) melakukan penelitian dengan judul penentuan harga pokok produksi dalam menetapkan harga jual pada UD. Martabak Mas Narto di Manado. Metode penelitiannya adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode full costing untuk mengetahui harga pokok produksi serta menetapkan harga jual yang tepat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HPP menurut perusahaan UD. Martabak Mas Narto lebih tinggi dari pada HPP yang telah ditentukan berdasarkan perhitungan akuntansi biaya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pimpinan usaha Martabak Mas Narto telah melakukan perhitungan harga pokok produksi dilakukan dengan menggunakan intuisi atau

8 naluri dari pimpinan perusahaan. Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi UD. Martabak Mas Narto didasarkan penggolongan biaya produksi beserta alokasi pemakaiannya ke dalam produk secara merata sehingga menunjukkan HPP menurut pimpinan Martabak Mas Narto lebih tinggi daripada harga pokok produksi yang telah ditentukan oleh perhitungan akuntansi biaya. Sebaiknya pimpinan usaha Martabak Mas Narto menganalisis kembali berapa seharusnya harga jual yang sesuai dengan permintaan masyarakat pada umumnya, dan untuk menentukan kelayakan harga jual perusahaan dapat meminimalisir kerugian karena calon pembeli tidak berpindah. Metode full costing lebih tepat digunakan karena metode ini memperhitungkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead baik variabel maupun tetap. Kesimpulan dari penelitian-penelitian di atas adalah bahwa perhitungan harga pokok produksi perusahaan berbeda dengan hasil perhitungan yang menggunakan metode full costing dan variable costing. Metode full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi, baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Sedangkan metode variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Perbedaan perhitungan harga pokok produksi tersebut disebabkan oleh alokasi biaya yang kurang tepat dan biaya-biaya yang belum dimasukkan dalam perhitungan harga pokok perusahaan. Perhitungan harga pokok produksi dengan kedua metode tersebut dapat menghasilkan laba yang lebih tepat untuk perusahaan.

9 CV. X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan sweater. Perusahaan ini harus bisa menentukan harga pokok produksi dengan tepat agar mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Perhitungan harga pokok produksi perlu dilakukan agar perusahaan tidak mengalami kerugian karena harga pokok yang ditetapkan tidak sesuai dengan biaya yang sebenarnya. Penentuan harga pokok produksi di perusahaan ini masih tradisional. Dalam penentuan harga pokok produksi yang dilakukan perusahaan tersebut, tidak semua biaya overhead pabrik dibebankan pada harga pokok produksi yang dikerjakan dan penentuan atau penghitungan harga pokok produksi dianggap sama antara sweater yang menggunakan resleting dengan sweater yang menggunakan kancing sehingga biaya produksi tidak tepat. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Metode Full Costing Dengan Variable Costing Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Yang Akan Mempengaruhi Perolehan Laba Perusahaan (Studi kasus pada CV. X). 1.2 Identifikasi Masalah Harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan sebagai informasi dasar dalam pengambilan keputusan perusahaan. Selama ini perusahaan telah melakukan perhitungan atas biaya produksi, tetapi hal tersebut belum dipakai sebagai dasar penentuan harga pokok produksi yang dipakai dalam perhitungan harga pokok produksi per-unit secara tepat. Perusahaan ini dalam membuat laporan harga pokok produksi belum menunjukan harga pokok produksi

10 yang tepat dan benar sesuai dengan biaya produksinya sehingga menghasilkan laba perusahaan yang kurang tepat pula. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan-permasalahan yang perlu dibahas lebih lanjut terkait penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana CV. X menganalisa dan mendaftarkan biaya overhead pabriknya? 2. Berapa harga pokok produksi pada CV. X dengan pendekatan full costing? 3. Berapa harga pokok produksi pada CV. X dengan pendekatan variable costing? 4. Berapa besar perbedaan perhitungan harga pokok produksi pada CV. X dengan pendekatan full costing dan variable costing? 5. Berapa besar perbedaan perhitungan laba operasional pada CV. X dengan pendekatan full costing dan variable costing? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini dilakukan agar melaluli informasi yang diperoleh, penulis dapat memberikan jawaban atas masalah-masalah yang telah dikemukakan, yaitu untuk: 1. Mengetahui bagaimana CV. X menganalisa dan mendaftarkan biaya overhead pabriknya. 2. Mengetahui perhitungan harga pokok produksi pada CV. X menggunakan pendekatan full costing.

11 3. Mengetahui perhitungan harga pokok produksi pada CV. X menggunakan pendekatan variable costing. 4. Mengetahui besar perbedaan perhitungan harga pokok produksi pada CV. X dengan pendekatan full costing dan variable costing. 5. Mengetahui besar perbedaan perhitungan laba operasional pada CV. X dengan pendekatan full costing dan variable costing. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak, antara lain: 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perusahaan sebagai acuan harga pokok produksi dengan pendekatan full costing dan variable costing serta menghasilkan informasi laba yang tepat bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan perusahaan. 2. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat mengasah kemampuan dan pemahaman penulis tentang pemahaman teori yang sudah dipelajari selama perkuliahan serta memberikan gambaran mengenai praktik yang terjadi di lapangan. 3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya tentang analisis perbandingan metode full costing dengan variable costing dalam penentuan harga pokok produksi yang akan mempengaruhi laba perusahaan.