Jangan Takut Ikut Sertifikasi



dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.137/MEN/V/2011 TENTANG

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I P E N D A H U L U A N

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

A. Tujuan dan Manfaat

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indon

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/ /JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN,

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

STRATEGI PUSTAKAWAN SUKSES UJI SERTIFIKASI

DASAR HUKUM SISTEMATIKA PENYAJIAN 4/20/2017

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN. NOMOR : 71/Per/KP.460/J/6/10

Jabatan Fungsional Pustakawan Berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 9 Tahun 2014

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS

2016, No Nomor 157 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa P

SERTIFIKASI PUSTAKAWAN: KONSEKUENSI DAN IMPLIKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.29/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN

PERATURAN BERSAMA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA DAN. KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : PB.1/Menhut-IX/2014 NOMOR : 05 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

Mempersiapkan Sertifikasi Fasilitator Pemberdayaan CALON TUK UB MALANG LSP/TUK/ ASOSIASI

S O P PEMBERIAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

2 Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 3. Undang-Undang Nomo

JABATAN FUNGSIONAL PENATA RUANG DAN ANGKA KREDITNYA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.08/MEN/V/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

KATA PENGANTAR. Palu, April 2008 KEPALA DINAS KEHUTANAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH. Ir. ANWAR MANNAN Pembina Tingkat I NIP.

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 123/Kpts-II/2001

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN,

PENGEMBANGAN KARIER PUSTAKAWAN MELALUI JABATAN FUNGSIONAL

2017, No Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Binaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Penyesuaian (Inpassing); Mengingat : 1

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD

KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI PAPUA, Ir. MARTHEN KAYOI, MM NIP STATISTIK DINAS KEHUTANAN PROVINSI PAPUA i Tahun 2007

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.23/MenLHK-II/2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Pedoman 206 PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kehutanan;

-2- Pasal 68 ayat huruf c dan Pasal 69 ayat UndangUndang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Visi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI PAKPAK BHARAT

PEDOMAN PENILAIAN PENYULUH PERTANIAN TELADAN

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR SULAWESI UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA TASIKMALAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

SKEMA SERTIFIKASI AHLI KESELAMATAN JALAN

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

DUPAK (DAFTAR USUL SURAT PERMOHONAN SURAT PERNYATAAN

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

SKEMA SERTIFIKASI AHLI TEKNIK JALAN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Jangan Takut Ikut Sertifikasi Sama dengan Ngumpulin DUPAK Kok Hendro Asmoro, SST., M.Si*) Apa kabar Penyuluh... LUAR BIASA, itulah jawaban para Penyuluh yang selalu menggema dan kompak setiap kali disapa pada saat pertemuan. Pertanyaan berikutnya kepada Penyuluh : Siap ikut uji kompetensi? Jawabannya kurang kompak hingga harus diulang beberapa kali. Kenapa demikian? Mungkin sebagian Penyuluh masih belum begitu jelas tentang uji kompetensi. Pada kesempatan ini, penulis mencoba memberikan gambaran singkat bagaimana proses asesmen kompetensi dan apa saja yang perlu dipersiapkan oleh para Penyuluh dalam mengikuti asesmen kompetensi. Apa yang menjadi dasar pelaksanaan Asesmen Kompetensi Penyuluh? Dalam pasal 32 ayat (3) Undang -undang 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan, dinyatakan bahwa Pembiayaan penyuluhan yang berkaitan dengan tunjangan jabatan fungsional dan profesi, biaya operasional penyuluh PNS, serta sarana dan prasarana bersumber dari APBN, sedangkan pembiayaan penyelenggaraan penyuluhan di provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa bersumber dari APBD yang jumlah dan alokasinya disesuaikan dengan programa penyuluhan. Selanjutnya, Pasal 10 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan dinyatakan bahwa Setiap penyuluh PNS yang telah mendapat sertifikat profesi sesuai standar kompetensi kerja dan jenjang jabatan profesinya, diberikan tunjangan profesi penyuluh. Kedua peraturan perundang-undangan inilah yang menjadi dasar utama pelaksanaan uji kompetensi oleh pemerintah dan lembaga sertifikasi profesi. Artinya salah satu tujuan dari penyelenggaraan uji kompetensi adalah mendapat sertifikat profesi sebagai syarat bagi Penyuluh untuk memperoleh tunjangan profesi. Kemudian, pelaksanaan asesmen kompetensi bagi Penyuluh mengacu pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep.137/Men/V/2011 tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Bidang Penyuluhan Menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) menggunakan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 130/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh dan Angka Kreditnya. Berdasarkan pada lingkup dan cakupan kegiatan, dalam SKKNI Bidang Penyuluhan, kompetensi penyuluh kehutanan dipetakan dalam beberapa fungsi seperti disajikan pada Tabel 1 berikut : 1 J a n g a n T a k u t I k u t S e r t i f i k a s i

Tabel 1 :Peta Fungsi Bidang Kerja Utama Penyuluh Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar / Unit kompetensi Interaksi sosial Mengembangkan interaksi sosial 1. Komunikasi Dialogis 2. Membangun Jejaring Kerja 3. Mengorganisasikan Masyarakat Menyelenggara kan penyuluhan kehutanan Mengembangkan sektor kehutanan persiapan Melaksanakan pemantauan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pengembangan pengembangan profesi Melaksanakan pengembangan penyuluhan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan kegiatan pengelolaan hasil hutan kegiatan jasa lingkungan dan TSL 1. Menyusun Data Potensi Wilayah, Agroforestry Ekosistem, dan Kebutuhan Inovasi/Teknologi 2. Menganalisis Potensi Wilayah, Agroforestry Ekosistem, dan Kebutuhan Inovasi/Teknologi 3. Menyusun Programa Penyuluhan 4. Menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh 1. Menyusun Materi Penyuluhan 2. Menetapkan Metode Penyuluhan 3. Mengembangkan Kemandirian Kelompok Sasaran 1. Pemantauan Pelaksanaan Penyuluhan 2. Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan 1. Membuat Telaahan Pelaksanaan Strategi dan Kebijakan Penyuluhan 2. Pengembangan Pedoman, Juklak, Juknis, dan Prosedur Kerja Penyuluhan 3. Pengembangan Aspek Teknik, Metodologi, Materi, Sarana, dan Alat Bantu Penyuluhan Membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah di Bidang Pengembangan Profesi Penyuluhan Membuat Media Penyuluhan Dalam Bentuk Model 1. Pendampingan Kegiatan Pembibitan 2. Kegiatan Penanaman 3. Pendampingan Kegiatan Sipil Teknis Konservasi Tanah dan Air 1. Pendampingan Kegiatan Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu 2. Pendampingan Kegiatan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu 3. Pendampingan Penatausahaan Hasil Hutan Kayu Rakyat 1. Pendampingan Pemanfaataan Jasa Lingkungan dan atau wisata alam 2. Pendampingan Kegiatan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar 2 J a n g a n T a k u t I k u t S e r t i f i k a s i

Fungsi Kunci Fungsi Utama Fungsi Dasar / Unit kompetensi 1. Pendampingan Pengendalian Kebakaran Hutan kegiatan perlindungan 2. Pendampingan Pengamanan Hutan hutan kegiatan di bidang planologi kemitrausahaan 1. Pendampingan Kegiatan Inventarisasi Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat di Dalam dan Sekitar Kawasan Hutan 2. Pendampingan Kegiatan Tata Batas Kawasan Hutan Pendampingan Akses Permodalan dan Kemitrausahaan Sumber : Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Kep.137/Men/V/2011 Bagaimana Proses Asesmen Kompetensi Penyuluh? Sebelum masuk pada proses asesmen kompetensi, ada baiknya kita mencoba mengenal beberapa istilah dalam asesmen kompetensi. Asesmen kompetensi mungkin secara sederhana dapat diartikan sebagai uji kompetensi. Namun, dalam tulisan ini uji kompetensi kita pahami sebagai asesmen kompetensi. Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam asesmen kompetensi antara lain : 1. Asesmen Kompetensi adalah proses asesmen baik teknis maupun non teknis melalui pengumpulan bukti yang relevan untuk menentukan apakah seseorang kompeten atau belum kompeten pada suatu unit kompetensi atau kualifikasi tertentu. 2. Kompetensi Kerja adalah spesifikasi dari setiap sikap, pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian serta penerapannya secara efektif dalam pekerjaan sesuai dengan standar kinerja yang dipersyaratkan. 3. Asesor Kompetensi adalah seseorang yang ditugaskan oleh suatu lembaga sertifikasi profesi untuk melakukan asesmen kompetensi terhadap asesi 4. Asesi Kompetensi adalah Pemohon atau peserta asesmen kompetensi yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk dapat ikut serta dalam proses sertifikasi melalui asesmen kompetensi. 5. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) adalah suatu lembaga sertifikasi profesi yang ditugaskan untuk melakukan proses asesmen. 6. Benchmark/Acuan Pembanding adalah Kriteria yang akan digunakan untuk mengases kemampuan asesi, bisa berupa : standar kompetensi/unit kompetensi; kriteria asesmen dari suatu kurikulum pelatihan; spesifikasi unjuk kerja; spesifikasi produk. Dari pengertian asesmen kompetensi di atas, dapat kita ketahui bahwa hasil akhir dari proses asesmen adalah rekomendasi asesor kepada asesi untuk mendapat pengakuan kompeten atau belum kompeten pada suatu unit kompetensi atau kualifikasi yang diasesmen. Proses asesmen kompetensi secara sederhana dilakukan terhadap bukti-bukti pendukung atas pekerjaan atau unit kompetensi asesi yang akan diasesmen dengan menggunakan acuan pembanding. Acuan pembanding yang digunakan pada proses asesmen kompetensi Penyuluh adalah SKKNI Bidang Penyuluhan. Untuk mendukung 3 J a n g a n T a k u t I k u t S e r t i f i k a s i

pembuktian terhadap unit kompetensi yang asesmen, asesor dapat menggunakan perangkat asesmen seperti : 1. Daftar cek verifikasi bukti portofolio untuk mengecek bukti-bukti yang disertakan oleh asesi termasuk : valid (sahih), authenticity (asli), currency (terkini), dan sufficiency (cukup). 2. Daftar Pertanyaan Tertulis atau Lisan untuk mengetahui tingkat pengetahuan asesi 3. Lembar instruksi atau tugas praktek/demonstrasi untuk mengetahui tingkat keterampilan asesi DUPAK dan Bukti Pendukung Asesmen Kompetensi Bukti pendukung dalam proses asesmen kompetensi dikelompokkan atas : 1. Bukti langsung yaitu informasi yang diperoleh melalui observasi unjuk kerja secara langsung di lapangan atau di tempat kerja. 2. Bukti tidak langsung yaitu informasi yang diperoleh dari observasi unjuk kerja di tempat yang menyerupai tempat kerja atau ruang simulasi. 3. Bukti tambahan yaitu informasi yang diperoleh dari tempat lain karena kondisi dan situasi tidak memungkinkan untuk melakukan observasi langsung ataupun tidak langsung/simulasi. Dalam pelaksanaan asesmen kompetensi Penyuluh, bukti pendukung yang digunakan adalah bukti fisik dari lampiran Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (DUPAK). Mengapa demikian? Jawabannya adalah Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) menggunakan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 130/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh dan Angka Kreditnya yang dilengkapi dengan Keputusan Menteri Nomor : 272/KPTS.II/2003 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh dan Angka Kreditnya. Jika ditinjau dari pengelompokkan bukti pendukung dalam proses asesmen kompetensi, maka bukti fisik yang merupakan lampiran yang tak terpisahkan dari DUPAK dapat dimasukkan dalam kategori bukti tidak langsung. Bukti tidak langsung tersebut harus dipersiapkan oleh Penyuluh sebelum mengikuti asesmen kompetensi. Untuk memudahkan Penyuluh dalam mempersiapkan bukti pendukung pelaksanaan tugas pada saat asesmen kompetensi nanti, penulis mencoba membuat tabel bukti tidak langsung dari masing-masing unit kompetensi yang disesuaikan dengan bukti fisik dari lampiran DUPAK, seperti disajikan pada Tabel 2 berikut : 4 J a n g a n T a k u t I k u t S e r t i f i k a s i

Tabel 2 : Untuk Setiap Unit Kompetensi Penyuluh. I. KOMPETENSI UMUM Unit Komptensi KHT.PK01.001.01 Komunikasi Dialogis KHT.PK01.002.01 Mengembangkan Kemandirian Kelompok Sasaran KHT.PK01.003.01 Mengorganisasikan Masyarakat II. KOMPETENSI INTI Unit Komptensi KHT.PK02.001.01 Menyusun Data Potensi Wilayah, AgroforestryEkosistem, dan Kebutuhan Inovasi/Teknologi KHT.PK02.002.01 Menganalisis Potensi Wilayah, Agroforestry Ekosistem, dan Kebutuhan Inovasi/Teknologi KHT.PK02.003.01 Menyusun Programa Penyuluhan KHT.PK02.004.01 Menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh KHT.PK02.005.01 Menyusun Materi Penyuluhan KHT.PK02.006.01 Menetapkan Metode Penyuluhan KHT.PK02.007.01 Mengembangkan Kemandirian Kelompok Sasaran Surat Keterangan/Laporan Kegiatan melakukan Komunikasi Dialogis Surat Keterangan/Laporan Kegiatan Mengembangkan Kemandirian Kelompok/Surat Kerjasama Kemitraan (MoU) Surat Keterangan /Laporan KegiatanMengorganisasikan Masyarakat/ Kerjasama/Kemitraan/Kesepakatan Bersama (MoU) Surat Keterangan/Laporan Kegiatan Menyusun Data Potensi Wilayah, Agroforestry Ekosistem, dan Kebutuhan Inovasi/Teknologi Buku Monografi Wilayah Kerja Penyuluh dan/atau Profil Wilayah Kerja Penyuluh Buku Programa Penyuluhan Buku Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan Surat Keterangan /Laporan KegiatanMenganalisis Potensi Wilayah, Agroforestry Ekosistem, dan Kebutuhan Inovasi/Teknologi Buku Monografi Wilayah Kerja Penyuluh /Profil Wilayah Kerja Penyuluh Buku Programa Penyuluhan Buku Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan Buku Programa Penyuluhan Surat Keterangan Kegiatan Menyusun Programa Penyuluhan Buku Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan Surat Keterangan Kegiatan Menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan Surat Keterangan Kegiatan Menyusun Materi Penyuluhan Materi Penyuluhan berupa : Media Cetak/Elektronik : Leaflet, Brosur/Booklet, Powerpoint, Poster, Naskah Siaran Radio, Film Buku Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan Surat Keterangan Kegiatan Menetapkan Metode Penyuluhan Surat Keterangan melaksanakan kegiatan Penyuluhan Buku Administrasi Kelompok Tani Binaan : Buku Anggota, AD/ART, Potensi Kelompok, Buku Hasil Pertemuan/kegiatan, Buku Tamu, dll, Buku Rencana Kerja Kelompok Kerjasama/Kemitraan/Kesepakatan Bersama (MoU) 5 J a n g a n T a k u t I k u t S e r t i f i k a s i

Unit Komptensi KHT.PK02.008.01 Pemantauan Pelaksanaan Penyuluhan KHT.PK02.009.01 Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan KHT.PK02.010.01 Membuat Telaahan Pelaksanaan Strategi dan Kebijakan Penyuluhan KHT.PK02.011.01 Pengembangan Pedoman, Juklak, Juknis, Dan Prosedur Kerja Penyuluhan KHT.PK02.012.01 Pengembangan Aspek Teknik, Metodologi, Materi, Sarana, dan Alat Bantu Penyuluhan KHT.PK02.013.01 Membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah di Bidang Pengembangan Profesi Penyuluhan III. KOMPETENSI PILIHAN Unit Komptensi KHT.PK03.001.01 Membuat Media Penyuluhan Dalam Bentuk Model KHT.PK03.002.01 Pendampingan Kegiatan Pembibitan KHT.PK03.003.01 Pendampingan Kegiatan Penanaman KHT.PK03.004.01 Kegiatan Pendampingan Kegiatan Sipil Teknis Konservasi Tanah dan Air Surat Keterangan dan Laporan melakukan kegiatan pemantauan pelaksanaan Surat Keterangan dan Laporan kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Penyuluhan (Laporan Bulanan/Triwulan/Tahunan Penyuluh ) Surat Keterangan/Surat Keputusan Tim dan Laporan Kegiatan Membuat Telaahan Pelaksanaan Strategi dan Kebijakan Penyuluhan Rumusan Hasil Telaahan Pelaksanaan Strategi dan Kebijakan Penyuluhan Surat Keterangan/Surat Keputusan Tim dan Laporan Kegiatan Pengembangan Pedoman, Juklak, Juknis, Dan Prosedur Kerja Penyuluhan Rumusan Hasil TelaahanPengembangan Pedoman, Juklak, Juknis, Dan Prosedur Kerja Penyuluhan Surat Keterangan/Surat Keputusan Tim dan Laporan Kegiatan Pengembangan Aspek Teknik, Metodologi, Materi, Sarana, dan Alat Bantu Penyuluhan Rumusan Hasil Telaahan Pengembangan Aspek Teknik, Metodologi, Materi, Sarana, dan Alat Bantu Penyuluhan Surat Keterangan dan Hasil Karya Tulis, antara lain : Makalah, artikel, terjemahan/saduran (baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan) Surat Keterangan /Laporan Kegiatan Membuat Media Penyuluhan Dalam Bentuk Model Surat Keterangan /Laporan Kegiatan Pendampingan Kegiatan Pembibitan Surat Keterangan / Laporan Kegiatan Pendampingan Kegiatan Penanaman Surat Keterangan / Laporan Kegiatan Pendampingan Kegiatan Sipil Teknis Konservasi Tanah dan Air 6 J a n g a n T a k u t I k u t S e r t i f i k a s i

Unit Komptensi KHT.PK03.005.01 Kegiatan Pendampingan Kegiatan Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu KHT.PK03.006.01 Kegiatan Pendampingan Kegiatan Pengelolaan Hasil Hutan Kayu KHT.PK03.007.01 Kegiatan Pendampingan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Rakyat KHT.PK03.008.01 Pendampingan Kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Satwa Liar KHT.PK03.009.01 Pendampingan Kegiatan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar KHT.PK03.010.01 Pendampingan Pengendalian Kebakaran Hutan KHT.PK03.011.01 Pendampingan Pengamanan Hutan KHT.PK03.011.01 Pendampingan Pengamanan Hutan KHT.PK03.012.01 Pendampingan Kegiatan Inventarisasi Sosial, Budaya, Ekonomi Masyarakat di Dalam dan Sekitar Kawasan Hutan KHT.PK03.013.01 Kegiatan Pendampingan Kegiatan Tata Batas Kawasan Hutan KHT.PK03.014.01 Kegiatan Pendampingan Akses Permodalaan dan Kemitrausahaan Surat Keterangan / Laporan Kegiatan Pendampingan Kegiatan Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu Surat Keterangan / Laporan Kegiatan Pendampingan Kegiatan Pengelolaan Hasil Hutan Kayu Surat Keterangan / Laporan Kegiatan Pendampingan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Rakyat Surat Keterangan / Laporan Kegiatan Pendampingan Kegiatan Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Satwa Liar Surat Keterangan / Laporan Kegiatan Pendampingan Kegiatan Penangkaran Tumbuhan dan Satwa Liar Surat Keterangan / Laporan Kegiatan Pendampingan Pengendalian Kebakaran Hutan Surat Keterangan / Laporan Kegiatan Pendampingan Pengamanan Hutan Surat Keterangan / Laporan Kegiatan Pendampingan Pengamanan Hutan Surat Keterangan / Laporan KegiatanPendampingan Kegiatan Inventarisasi Sosial, Budaya, Ekonomi Masyarakat di Dalam dan Sekitar Kawasan Hutan Surat Keterangan / Laporan Kegiatan Pendampingan Kegiatan Tata Batas Kawasan Hutan Surat Keterangan / Laporan Kegiatan Pendampingan Akses Permodalaan dan Kemitrausahaan Surat Keputusan Kerjasama/Kemitraan/Kesepakatan Bersama (MoU) Sumber : Diolah dari Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : Kep.137/Men/V/2011 dan Keputusan Menteri Nomor : 272/KPTS.II/2003. 7 J a n g a n T a k u t I k u t S e r t i f i k a s i

Jika dilihat dari tabel tersebut di atas, maka bukti tidak langsung dari setiap unit kompetensi yang diasesmen merupakan bukti fisik dari pelaksanaan butir-butir kegiatan sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Menteri Nomor 272/KPTS.II/2003. Selain bukti pendukung tersebut, sebaiknya Penyuluh yang akan mengikuti asesmen kompetensi juga menyiapkan berkas administrasi lainnya seperti : 1) STPPL Diklat Pembentukan Penyuluh 2) STPPL Diklat Teknis 3) Sertifikat dan atau Piagam Penghargaan 4) SK Jabatan Fungsional Penyuluh 5) Referensi dari pimpinan/rekan sejawat Penutup Jika saja setiap penyuluh kehutanan melaksanakan tugas pokok dengan baik dan rutin mengusulkan DUPAK yang dilengkapi bukti fisik sesuai petunjuk teknis, maka penyuluh kehutanan Insya Allah akan selalu siap setiap saat untuk mengikuti asesmen kompetensi. Secara sederhana, penulis mencoba mengasumsikan asesmen kompetensi Penyuluh saat ini hampir sama dengan penilaian DUPAK. Perbedaannya adalahpada pelaksanaan penilaian DUPAK, Penyuluh tidak bisa diklarifikasi langsung atas bukti fisik hasil kegiatannya. Sedangkan asesmen kompetensi, Penyuluh sebagai asesi dapat diklarifikasi secara langsung dengan menggunakan metode dan perangkat asesmen yang telah disiapkan oleh lembaga sertifikasi profesi sebagai pelaksana asesmen. Harapannya, jika suatu saat Penyuluh ditanya kembali dengan pertanyaan : Siap ikut uji kompetensi? akan dijawab dengan yakin dan kompak SIAP!!!. Semoga tulisan ini bermanfaat. (HA) Sumber Bacaan : Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep.137/Men/V/2011 tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Bidang Penyuluhan Menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Keputusan Menteri Nomor : 272/KPTS.II/2003 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penyuluh dan Angka Kreditnya. *) Penyuluh Madya-Pusluh 8 J a n g a n T a k u t I k u t S e r t i f i k a s i