BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL (SQ) SISWA. (Studi Program Pembiasaan di SMP Negeri 3 Slahung Ponorogo) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan. pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan.

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada kedewasaan dalam berbagai aspek kehidupan. Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menurut Islam pada hakekatnya adalah makhluk monopluralis

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hlm. 4.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pendidikan, seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. penambahan, pengurangan, penggantian dan pengembangan yang selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan potensi- potensi yang dimiliki agar senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan di berbagai bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

BAB I PENDAHULUAN. moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. akademik (Intelligence Quotient atau sering disebut IQ ) mulai dari bangku

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, pendidikan agama semakin dibutuhkan oleh manusia, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikian pula dengan pendidikan di

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan agama merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, berakhlakul karimah, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 1 Salah satu tanggungjawab yang diemban oleh sekolah dalam pendidikan adalah mendidik mereka dengan akhlak yang mulia yang jauh dari kejahatan dan kehinaan. Seorang anak memerlukan pendalaman dan nilai-nilai norma dan akhlak ke dalam jiwa mereka. Di samping pendalaman akhlak juga anak memerlukan ketentraman jiwa, selalu mendekatkan diri kepada Allah Swt, Dengan memperbanyak beribadah. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Swt. Allah Swt adalah eksistensi yang Mahasuci yang tidak dapat didekati kecuali oleh orang yang suci. Pendidikan merupakan cerminan kepribadian suatu bangsa, maju dan tidaknya suatu negara itu tergantung dari Sumber Daya Manusianya 1 Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional 2003), UU RI NO. 20 TAHUN 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), hlm. 5

2 (SDM). Maka dari itu, negara kita melalui pemerintah tentunya mempunyai keinginan supaya rakyatnya memiliki kemampuan dan kecerdasan yang tinggi, sebagaimana yang tercantum dalam amanat UU No 20 Tahun 2003 tersebut. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional di atas, perhatian pemerintah terhadap dunia pendidikan sekarang ini dirasakan sudah cukup baik. Terbukti dengan dikeluarkannya kurikulum pendidikan yang terbaru yaitu Kurikulum 2013. Kompetensi inti yang tercantum di dalamnya terdiri dari 4 poin, yakni sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan. Sistem pendidikan pada saat ini lebih mengutamakan pada pengembangan sikap spiritual yang ada hubungannya dengan kecerdasan spiritual (SQ), kemudian sikap sosial barulah pengetahuan dan yang terakhir yaitu aspek keterampilan. Kecerdasan spiritual (SQ), sangat penting dibentuk dalam diri peserta didik, karena untuk menciptakan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia memerlukan kecerdasan spiritual yang cukup, supaya nanti peserta didik dapat menyeimbangkan antara kebutuhan rohani dan kebutuhan jasmaninya. Jika kita mampu membaca secara ilmu kauniah (membaca suatu keadaan yang sedang terjadi) banyak sekali para remaja yang terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan oleh semua pihak, karena begitu minimnya nilai kecerdasan spirituaal (SQ) sehingga hidupnya lalu lalang

3 dan tidak terkonsep dengan akhlak yang baik. Suatu contoh yang dapat kita ambil pelajaran pada zaman sekarang ini yang sedang membuming ialah terjadinya pergaulan bebas di mana-mana dan tidak pandang bulu, yang akan menyerang mulai dari tingkat pelajar hingga orang dewasa. Jika kita berpikir sejenak, mengapa hal semacam itu dapat terjadi pada Negara kita akhir-akhir ini? Dan siapakah yang akan disalahkan? Padahal niat mereka dari pangkuan sang ibu ataupun rumah masing-masing ingin bertujuan positif, akan tetapi juga masih ada yang tergiur dengan harumnya dunia dan akhiratnya menjadi hilang seketika. Problematika di Negara kita hingga sekarang masih menjadi misteri yang wajib ditelusuri dari manakah dampak-dampak negatif itu muncul?, dan inilah tugas kita semua sebagai hamba yang taat terhadap Allah Swt. Selain itu ketika di bulan suci Ramadhan tiba juga masih ada khususnya umat muslim yang tidak melaksanakan perintah Allah yaitu berpuasa wajib, apabila dilihat dari segi usia mereka masih kuat untuk menjalankan ibadah tersebut. Bahkan, ada yang lebih parah dan sudah tidak mempunyai adab malu terhadap Allah dan dengan santainya mereka meninggalkan ibadah sholat karena alasan yang begitu sangat tidak relevan untuk diutarakan. Oleh karena itu hidup ini hanya satu kali maka marilah kita memanfaatkan dengan hal yang sangat berarti. Peristiwa yang terjadi seperti contohnya pergaulan bebas atau hal negatif lainnya yang disebutkan di atas, timbul bukan hanya di daerah perkotaan saja, namun juga masuk di daerah pedesaan. Seorang anak perlu

4 adanya pendampingan dari orang tua. Karena apabila orang tua tidak memantau dalam kesehariannya, maka ketika dewasa akan tidak terkontrol dalam hidupnya dan dapat bertindak apa saja yang akan diinginkan, seperti: pergaulan bebas, miras, bahkan dapat mengakibatkan pembunuhan. Oleh karena itu, peran sebagai orang tua sangatlah penting, agar anak dalam masa perkembangannya dapat terkontrol dan menjadi orang yang baik sesuai dengan norma-norma yang berlaku di kalangan masyarakat pada waktunya. Sehingga ketika anak masih berusia muda maka diwajibkan bagi anak untuk semangat dalam menuntut ilmu, baik yang diajarkan di lingkungan keluarga maupun di sekolah/madrasah. SMP Negeri 3 Slahung adalah Sekolah Adiwiyata (peduli terhadap lingkungan) dan terakreditasi A yang terletak di lembah gunung pringgitan Desa Duri Kec. Slahung Ponorogo, yang mana di sekolah tersebut mulai diterapkan kegiatan-kegiatan yang berbasis pendidikan agama (kegiatan spiritual) pada waktu jam istirahat dan waktu tambahan jam sebelum pulang sekolah atau setelah pelajaran umum selesai. Selain itu kegiatan berbasis agama ini dilaksanakan pada saat PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) agar anak didik serta pegawai di sekolah tersebut selalu berbakti kepada Allah Swt. Hasil Observasi sementara yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 3 Slahung adalah sebagai berikut, di mana sebelum kegiatan spiritual direalisasikan banyak anak didik yang masih kurang produktif dalam manajemen waktu (kedisiplinan waktu) salah satunya yaitu dhuha

5 dan dhuhur berjamaah di sekolah. Akhirnya kepala sekolah beserta bapak ibu guru mencoba untuk membiasakan kegiatan rutin setiap hari di sekolah yang mana kegiatan itu mampu membangkitkan kecerdasan spiritual terhadap siswa. Kegiatannya antara lain: melaksanakan sholat dhuha dan dhuhur berjamaah, membaca Al-Qur an setelah sholat dhuhur, kegiatan pondok ramadhan, kegiatan mabit, kegiatan zakat fitrah, dan kegiatan hari kurban. Kegiatan tersebut harus diikiuti oleh seluruh keluarga besar SMP Negeri 3 Slahung agar mampu mencetak kader-kader bangsa yang cerdas dan terampil. Kegiatan spiritual ini berlangsung sekitar mulai tahun 2000 an hingga sekarang telah banyak memberikan pengaruh peningkatan spiritual bagi warga sekolah. Berpijak dari uraian tersebut di atas timbul keinginan penulis untuk mengkaji lebih dalam tentang Upaya Sekolah Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual (SQ) Siswa (Studi Program Pembiasaan di SMP Negeri 3 Slahung Ponorogo). B. Rumusan Masalah Agar penelitian ini dapat terarah dan mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan, maka penelitian ini merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana upaya SMP Negeri 3 Slahung Ponorogo dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa? 2. Bagaimana hasil upaya dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa di SMP Negeri 3 Slahung Ponorogo?

6 3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa di SMP Negeri 3 Slahung Ponorogo? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah : 1. Mengetahui upaya SMP Negeri 3 Slahung Ponorogo dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa. 2. Mengetahui hasil upaya dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa di SMP Negeri 3 Slahung Ponorogo. 3. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan kecerdasan spiritual siswa di SMP Negeri 3 Slahung Ponorogo. D. Manfaat Penelitian Dari tujuan tersebut, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat : Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara teoritis a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi semua tentang meningkatkan kegiatan spiritual siswa. b. Untuk menambah khazanah keilmuan di bidang pengembangan kecerdasan spiritual (SQ) anak.

7 2. Kegunaan Praktis a. Untuk menambah wawasan mengenai meningkatkan kegiatan spiritual siswa. b. Sebagai pengetahuan dan masukan bagi para guru, mahasiswa, dan yang berkecimpung dalam dunia pendidikan mengenai meningkatkan kegiatan spiritual siswa. E. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pembahasan skripsi maka penulis menggunakan pembahasan sebagai berikut : Bab satu pendahuluan, bab ini berfungsi untuk memaparkan pola dasar dari keseluruhan isi skripsi yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan. Bab dua berisi tinjauan pustaka dan landasan teori. Bab ini berfungsi untuk mengetengahkan kerangka awal teori yang digunakan sebagai landasan melakukan penelitian tentang meningkatkan kegiatan spiritual siswa di SMP Negeri 3 Slahung Ponorogo. Bab tiga tentang metode penelitian, lokasi penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data, teknik keabsahan data. Bab empat berupa hasil penelitian yang di dalamnya membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data yang meliputi

8 perencanaan dan pelaksanaan program meningkatkan kecerdasan spritual siswa di SMP Negeri 3 Slahung Ponorogo. Bab lima penutup, bab ini dimaksudkan untuk memudahkan bagi pembaca yang mengambil intisari dari skripsi yang berisi kesimpulan dan saran.