BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desa Babadan terletak di ujung Utara Kecamatan Pagentan Kabupaten

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

I. PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi karena tanpa adanya bahasa maka seseorang tidak

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai alat sosial, dan sebagai sarana mengekspresikan diri (2007:3). Dari

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian bahasa Jawa juga memiliki dialek yang tidak sedikit. dialek Banyuwangi, dialek Surabaya, dan dialek Jogjakarta.

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA BABADAN, PAGENTAN, BANJARNEGARA 2016 SKRIPSI

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penggunaan bahasa merupakan realitas interaksi komunikasi antara penutur

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. tidur sampai tidur lagi, bahkan bermimpi pun manusia berbahasa pula.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya anak telah mengenal bahasa sebelum dia dilahirkan, karena

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB II LANDASAN TEORI. menggunakan kajian pragmatik sebelumnya pernah diteliti oleh:

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Manusia membutuhkan orang lain untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA WACANA KHOTBAH SALAT TARAWIH DI DESA TLOBONG KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. sangat berperan penting di samping bahasa tulis. Percakapan itu terjadi apabila

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia. yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Dalam komunikasikeberadaan bahasa pada dasarnya tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah arsip sosial yang menangkap jiwa zaman (zeitgeist) saat itu.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB I PENDAHULUAN. sering digunakan oleh manusia adalah bahasa lisan, misalnya di bidang intertaiment.

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi manusia mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Tindak Tutur Direktif Guru dalam Komunikasi Proses Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

LAMPIRAN I. Verbatim (Bahasa Indonesia) P : Peneliti. S : Subjek. Subjek HK. P : Assalamu alaikum de, selamat siang. S : Wa alaikum salam, siang..

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

PRAANGGAPAN DAN IMPLIKATUR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA UNTUK MEMBENTUK PEMIKIRAN KRITIS IDEOLOGIS PEMUDA INDONESIA: SEBUAH PENDEKATAN PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. informasi tetapi juga untuk tindakan. Tindakan melalui tuturan ini disebut dengan

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia. Bahasa tidak terpisahkan setiap kegiatannya.

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VIII C DI KELAS VIII C SMPN 26 MUARO JAMBI SKRIPSI OLEH

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu

2015 REALISASI PRINSIP RELEVANSI PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi berbahasa. Tindak tutur merupakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya bukan hanya sebagai makhluk individu tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

STRATEGI KESOPANAN BERTUTUR DALAM WAWANCARA DENGAN NARASUMBER GUNUNG PEGAT-PONOROGO

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia secara kodrati diberi kelebihan oleh sang Maha Pencipta dalam

diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif melukiskan secara sistematis

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa Babadan terletak di ujung Utara Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara. Satu desa terdiri dari lima dusun, yakni Dusun Penusupan, Cundukan, Babadan, Wringin, dan Jengkol. Tingkat keseluruhan jumlah penduduk Desa Babadan pun terbilang banyak. Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari kantor Desa Babadan, jumlah penduduk desa Babadan berjumlah 3508 jiwa. Desa Babadan termasuk daerah perbatasan Kabupaten Bajarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Bagian Timur Desa Babadan yaitu Desa Binangun dan Kalidesel Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo, bagian Selatan yaitu Desa Pagentan Banjarnegara, Desa Tripis dan Wanasraya Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo, bagian Barat yaitu Desa Tegaljeruk dan Majasari Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara, sedangkan bagian Utara yaitu Desa Beji dan Semangkung Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak terlepas dari proses komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Proses komunikasi pada umumnya melibatkan penutur dan mitra tutur. Hal tersebut dikarenakan dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan informasi tertentu dari orang lain. Pada saat seseorang memberikan suatu informasi kepada orang lain, diharapkan mitra tutur dapat memahami maksud dan pesan yang disampaikan oleh penuturnya, hal tersebut bertujuan agar proses komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Untuk dapat memahami maksud yang disampaikan dalam berkomunikasi, yaitu dengan 1

2 menggunakan kajian tindak tutur. Austin (dalam Chaer, 2010: 27-29) tindak tutur dirumuskan sebagai tiga buah tindakan yang berbeda, yaitu tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi. Melalui tiga bentuk tindakan tersebut, mitra tutur dapat menafsirkan pengunaan bahasa yang digunakan oleh penutur dalam berkomunikasi. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk saling berinteraksi dengan orang lain dilingkungan masyarakatnya. Manusia dapat berinteraksi dengan orang lain dengan menggunakan bahasa, karena bahasa mempunyai fungsi yang penting dalam kehidupan bermasyarakat. Fungsi tersebut adalah sebagai alat komunikasi, yaitu untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, keinginan dan pendapat, termasuk untuk berinteraksi antar sesama. Hal tersebut dapat diketahui bahwa dengan adanya bahasa seseorang dapat berkomunikasi dengan orang lain. Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan setiap manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Bahasa juga dapat memudahkan manusia dalam mengekspresikan segala keinginannya terhadap orang lain dengan menggunakan bahasa yang telah dimilikinya. Umumnya masyarakat Desa Babadan Kecamatan Pagentan Kabupaten Banjarnegara berkomunikasi menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia, akan tetapi bahasa yang paling sering digunakan yaitu bahasa Jawa. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Desa Babadan dalam berkomunikasi sehari-hari berbeda dengan masyarakat Kecamatan Pagentan pada umumnya. Masyarakat Kecamatan Pagentan dalam berinteraksi sehari-hari di lingkungan masyarakat menggunakan bahasa banyumasan ngapak, sedangkan masyarakat Desa Babadan menggunakan bahasa mbhandek. Hal tersebut dikarenakan Desa Babadan letaknya berdekatan dengan Kabupaten Wonosobo yang mayoritas penduduknya menggunakan

3 bahasa mbhandek. Sebagai contoh, peneliti mengambil Desa Tegaljeruk yang letaknya berdekatan dengan Desa Babadan, jika masyarakat Babadan mengucapkan kata kamu dengan menggunakan kata deke, namun masyarakat Tegaljeruk menggunakan kata koe. Selain kata tersebut, juga terdapat pada penggunaakan kata mau, masyarakat Babadan dalam mengucapkannya dengan menggunakan kata gak, sedangkan masyarakat Tegaljeruk mengucapkannya dengan menggunakan kata arep. Berdasarkan dua kata tersebut terlihat jelas bahwa bahasa yang digunakan oleh masyarakat Babadan berbeda dengan masyarakat Kecamatan Pagentan pada umumnya. Berbicara mengenai makhluk sosial, di dalam kehidupan bermasyarakat manusia dituntut untuk saling berhubungan satu sama lain dalam kehidupan seharihari. Manusia dapat berhubungan antar sesama dengan menggunakan bahasa. Bahasa digunakan oleh manusia dari semua kalangan dan tidak memandang usia termasuk anak-anak. Proses komunikasi pada anak sebenarnya sudah dimulai sejak dini. Pada masa anak masih bayi, komunikasi terjadi melalui tangisan dan ketika anak diajak berkomunikasi oleh orang tuannya dengan tuturan-tuturan sederhana. Melalui tuturan yang di tuturkan oleh orang tuanya, biasanya anak merespon dengan senyuman. Seiring bertambahnya usia perkembangan bahasa dan berpikir anakpun semakin berkembang, sehingga anak dapat berinteraksi dengan baik di lingkungan hidupnya. Atmodiwirjo (dalam Gunarsa 1983: 11-13) mengatakan bahwa masa anak pra-sekolah disebut juga masa kanak-kanak awal, terbentang antara umur 2-6 tahun. Adapun ciri perkembangan pada masa ini yaitu perkembangan motorik, perkembangan bahasa dan berpikir, dan perkembangan sosial.

4 Anak usia 4-5 tahun pada umumnya memiliki keinginan dan rasa penasaran yang tinggi, kebanyakan mereka akan selalu penasaran dengan hal-hal yang baru ditemuinya. Sehingga mereka menggunakan bahasa untuk menyampaikan keinginan yang diharapkannya kepada orang di sekitarnya. Pada saat anak usia 4-5 tahun menyampaikan keinginannya pada orang di sekitarnya, terdapat ketidaksengajaan komunikasi yang terjadi antara penutur dan mitra tutur. Hal itu dapat terjadi agar mitra tutur dapat memahami setiap keinginan penutur dengan tepat. Keinginan anak usia 4-5 tahun biasanya berupa permintaan, ajakan, pertanyaan, perintah, larangan, membatasi, mengizinkan ataupun saran bagi mitra tutur. Fenomena yang ditemukan oleh peneliti berawal dari ketidaksengajaan ketika peneliti berada di rumah bersama keponakannya yang kebetulan berusia 4 tahun 5 bulan. Peneliti mendengar percakapan antara ibu dan anak pada saat ibunya sedang mendampingi sang anak belajar. Fenomena tuturan yang peneliti temukan yakni sebagai berikut. (1) Ilul saget nopo mboten mewarnai sendiri? (Ilul bisa atau tidak mewarnai sendiri?) (2) Saget, tapi Ilul ora rapi kaya mamak. (Bisa, tapi tidak rapi seperti ibu.) (3) Yo saget. Dicoba dulu, ini krayone. (Ya bisa. Dicoba dulu, ini krayonnya.) (4) Mewarnaine gak nganggo krayon yang satune mak. (Mewarnainya mau pakai krayon yang satunya bu.) Tuturan tersebut merupakan percakapan seorang ibu dengan anaknya. Tuturan (4) dapat diidentifikasi sebagai tindak tutur direktif requestives (meminta). Tindak meminta pada tuturan (4) ditandai dengan kata gak yang berarti mau. Tuturan tersebut dituturkan oleh Ilul kepada ibunya dengan maksud untuk meminta menggunakan krayon yang berbeda dengan krayon yang ditunjukkan oleh ibunya.

5 Fenomena berikutnya peneliti temukan ketika peneliti berada di ruang tamu bersama seorang kakak dan keponakan yang bernama Ilul. Ia menanyakan keberadaan ayahnya kepada ibunya, karena sejak pagi ia belum melihat ayahnya. (5) Mak, bapak teng pundi? (Bu, bapak di mana?) (6) Bapa teng wono. (Bapak di kebun.) (7) Padahal Ilul gak bilang anu. (Padahal Ilul mau bilang anu.) Tuturan tersebut merupakan tuturan seorang anak dan ibu. Tuturan (5) dapat diidentifikasi sebagai tindak tutur direktif questions (bertanya), karena pada tuturan tersebut Ilul bermaksud meminta informasi mengenai keberadaan ayahnya. Tuturan bertanya tersebut ditandai dengan adanya kata teng pundi yang berarti di mana. Tuturan (5) dituturkan oleh Ilul kepada ibunya mengenai keberadaan ayahnya. Dilain kesempatan peneliti kembali menemukan fenomena tuturan yang mengandung bentuk tindak tutur direktif. Fenomena kali ini peneliti temukan ketika malam hari pada saat Ilul akan mengambil selimut di kamar dan meminta ditemani karena tidak berani sendirian. (8) Ilul gak ambil selimut. (Ilul mau ambil selimut.) (9) Ya ngkana diambil! (Sana diambil!) (10) Ilul ora wani lek. (Ilul tidak berani te.) (11) Wong cepak-cepak ka. (Orang deket-deket kok.) (12) Mazo lek, temenin. (Ayo te, temani.) Tuturan (12) ditandai dengan kata mazo yang berarti ayo. Kata mazo dalam bahasa Jawa memiliki makna mengajak. tuturan tersebut dituturkan oleh Ilul kepada tantenya

6 untuk mengajak tantenya menemani ia mengambil selimut di kamar. Tuturan (12) dapat dikatakan sebagai tuturan direktif requestives (mengajak). Selanjutnya pada kesempatan yang berbeda ketika peneliti sedang bermain di rumah saudara dan sedang bergerombol dengan ibu-ibu, kemudian ada seorang anak yang bernama Siva menanyakan warna salah satu bunga yang belum ia ketahui warnanya. (13) Kue kembang maware apik-apik temen za. (Itu bunga mawarnya bagus-bagus sekali ya.) (14) Iza kue, andongaren ora didepet bocah. (iya itu, tumben tidak dipetik anak.) (15) Kue si kembange warna apa? (Itu sih bunganya warna apa?) (16) warna apa jal? (Warna apa coba?) (17) Ora ngerti. (Tidak tahu.) (18) Kue jenenge warna oren Va. (Itu namanya warna oren Va.) Tuturan (15) ditandai dengan kata apa. Kata apa memiliki mana bertanya. Kata tersebut di dalam hal ini digunakan untuk menanyakan warna tumbuhan (warna bunga). Tuturan tersebut dituturkan oleh Siva kepada orang-orang yang ada di sekelilingnya untuk menanyakan warna bunga yang sedang menjadi topik pembicaraan ibu-ibu. Tuturan (15) dapat diidentifikasi sebagai tindak tutur questions (bertanya). Melalui fenomena-fenomena tersebut, dapat diketahui bahwa anak usia 4-5 tahun untuk memenuhi segala keinginan dan rasa penasarannya yang tinggi yaitu dengan menggunakan tindak tutur ilokusi direktif. Tindak tutur direktif berfungsi untuk mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan oleh penutur. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini bermaksud

7 untuk meneliti bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi direktif pada anak usia 4-5 tahun di Desa Babadan, Pagentan, Banjarnegara 2016. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2016. Pengambilan data pada penelitian ini di mulai pada tanggal 23 Februari-31 Maret 2016, yaitu dengan jumlah 11 hari. Sumber data pada penelitian ini berjumlah 38 anak. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah, yaitu Bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi direktif apa sajakah yang terdapat pada tuturan anak usia 4-5 tahun di Desa Babadan, Pagentan, Banjarnegara 2016? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur ilokusi direktif yang terdapat pada tuturan anak usia 4-5 tahun di Desa Babadan, Pagentan, Banjarnegara 2016? D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoretis a. Penelitian ini memberikan bantuan dalam hal keabsahan khususnya dalam bidang pragmatik, maksudnya penelitian ini dapat memberikan bantuan mengenai teoriteori pragmatik khususnya tindak tutur dan dapat dijadikan pedoman oleh peneliti lain dalam menyusun penelitian yang sejenis. b. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai penelitian pragmatik sebagai cabang ilmu bahasa yang mempelajari keterkaitan bahasa dengan konteks atau situasi di dalam bertutur.

8 2. Secara Praktis a. Bagi mahasiswa, penelitian ini dapat menjadi acuan tambahan dalam menganalisis kajian mengenai pragmatik. b. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang pragmatik khususnya tindak tutur. c. Bagi keluarga, khususnya orang tua diharapkan akan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan pemahaman dengan tepat mengenai tuturan dalam linguistik, maksudnya penelitian ini dapat memberikan bantuan mengenai strategi-strategi tindak tutur yang digunakan oleh orang tua dalam proses pembelajaran agar anaknya lebih mudah memahami tuturan orang tuanya. E. Sistematika Penulisan Tujuan dari sistematika penulisan skripsi adalah membuat tata urut penulisan berdasarkan langkah-langkah kerja dan landasan teoretis sehingga tersusun skripsi yang sistematis, dan penganalisisan atau pengidentifikasian masalah mudah dimengerti. Penulisan penelitian terdiri dari 5 bab, yaitu sebagai berikut. Bab pertama, berisi pendahuluan. menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang masalah menguraikan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini. Masalah-masalah dalam penelitian ini akan dibahas dalam rumusan masalah, selanjutnya diuraikan tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab kedua berisi landasan teori. Bab ini terdiri dari penelitian relevan dan landasan teori. Bagian pertama berisi penelitian yang relevan, penelitian yang relevan digunakan untuk menjelaskan bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian-

9 penelitian sebelumnya. Teori yang digunakan merupakan teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini. Landasan teori mendeskripsikan mengenai teori-teori yang digunakan oleh peneliti dalam menganalisis data, landasan teori yang digunakan terdiri dari perkembangan anak usia 4-5 tahun, pemerolehan bahasa anak, pemerolehan pragmatik, pengertian tindak tutur, bentuk-bentuk tindak tutur, dan jenisjenis tindak tutur. Bab ketiga berisi metode penelitian. Metode penelitian diuraikan secara rinci, lengkap, dan jelas agar penulis dapat memahami proses penelitian yang dilakukan. Metode penelitian tersebut mencakup beberapa hal yaitu jenis penelitian, data dan sumber data, serta tahap penelitian. Tahap penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian data. Pada tahap penyediaan data menguraikan mengenai metode dan teknik yang ditempuh dalam proses pengumpulan data, tahap analisis data menguraikan mengenai metode yang digunakan dalam proses menganalisis data, dan pada tahap penyajian data membahas mengenai metode yang digunakan untuk menyajikan data yang ditampilkan dengan wujud laporan tulis. Bab keempat berisi hasil penelitian dan pembahasan. Tujuan pembahasan ini untuk menjawab masalah penelitian. Pada bab ini diuraikan secara lengkap mengenai data yang diperoleh dan dijelaskan secara jelas. Dalam pembahasan peneliti melakukan analisis dengan menggunakan metode yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Metode yang digunakan dalam analisis data yaitu dengan menggunakan metode padan pragmatis yang alat penentunya mitra tutur. Hasil penelitian ini menyajikan analisis bentuk-bentuk tindak tutur direktif pada anak usia 4-5 tahun di Desa Babadan, Pagentan, Banjarnegara.

10 Bab kelima penutup yang berisi simpulan dan saran. Pada bab ini meliputi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran untuk penelitian selanjutnya. Isi kesimpulan berkaitan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan ditarik dari hasil pembahasan. Selain itu, bab ini juga memuat saran yang bersumber dari temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian.