I. PENDAHULUAN. Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. mata pencaharian dari masyarakat. Menurut konsep dasar geografi yakni, konsep

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup

I. PENDAHULUAN. Pembangunan industri memiliki peranan penting dalam rangka mewujudkan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas masyarakat

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam di Indonesia sangat berlimpah. Dengan aneka potensi

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan,

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

Tabel Analisis Hasil Ujicoba Kuesioner

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat pertumbuhan kesempatan kerja, untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. menjadi Rp per dollar pada bulan juni 1998 dan inflasi meningkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

KONTRIBUSI PENDAPATAN IBU RUMAH TANGGA PENJAHIT KAIN PERCA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA. (Jurnal) Oleh RENI SATIVA SARI

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

I PENDAHULUAN. Petani merupakan pekerjaan yang telah berlangsung secara turun-temurun bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. strategis dan didukung dengan sarana trasportasi yang lancar memberikan dampak yang

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Berdasarkan hasil seminar lokakarya (SEMLOK) tahun 1988 (Suharyono dan Moch. Amien,

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada prinsipnya merupakan usaha pertumbuhan dan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

TINJAUAN GEOGRAFI PENGRAJIN KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN Oleh : Azam Sah Roni, Sumadi, Nani Suwarni

I. PENDAHULUAN. ruang untuk penggunaan lahan bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan hal

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Masyarakat desa di Indonesia pada umumnya bercorak pertanian sebagai basis

I. PENDAHULUAN. upaya yang dilakukan pemerintah yaitu pembangunan di bidang industri, dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil merupakan salah satu sektor keberhasilan yang penting dalam

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

BAB II KONDISI DESA ADIREJA WETAN. Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, Propinsi Jawa Tengah. Desa Adireja Wetan

I. PENDAHULUAN. upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sangat erat kaitannya dengan pemanfaatan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

BAB 2 LANDASAN TEORI

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk menaikan taraf hidup dan dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita pelajari sejarah perekonomian Indonesia sejak masa awal Orde

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting.

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kesejahteraan suatu bangsa. Pengelolaan sumber daya alam yang

I. PENDAHULUAN. bekerja di sektor pertanian. Di sektor tersebut dikembangkan sebagai sumber mata

2016 DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. pembangunan. Namun dalam proses pertumbuhan secara keseluruhan, peranan di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Industri pengolahan

2. Berikut negara-negara yang memiliki piramida penduduk stasioner adalah. A. Indonesia B. Swedia C. India D. Amerika Serikat E.

I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

I. PENDAHULUAN. berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Pengangguran di Indonesia. merupakan pengangguran dalam skala yang wajar. Dalam negara maju,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24),

Manajemen Industri Perikanan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, bahwa penduduk Indonesia dari

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis bedasarkan bukti fisis, yang

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA INDUSTRI GITAR DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2003 DAN TAHUN 2008

BAB IV PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

TINJAUAN GEOGRAFIS TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TUNGKU DAN KEBERLANJUTANNYA DI DESA REJOSARI (JURNAL) Oleh : SITI USWATUN HASANAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan

I. PENDAHULUAN. berpenghuni.pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.

I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

EKSISTENSI HOME INDUSTRI TAPE KETAN DI DESA TARIKOLOT KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

I. PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

BAB I PENDAHULUAN. tanah juga mengandung nilai ekonomi bagi manusia, bisa digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi, yang bertujuan untuk menambah nilai ekonomi dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Pada umumnya pembangunan industri bertujuan untuk menciptakan struktur ekonomi yang seimbang, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Pembangunan suatu industri mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Menaikkan taraf hidup 2. Menghambat pertambahan penduduk 3. Memudahkan penghidupan. Bintarto (1968:91). Indonesia merupakan negara agraris, yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Usaha dibidang pertanian merupakan sumber ekonomi utama bagi sebagian besar penduduk yang tinggal di pedesaan. Namun kenyataannya saat ini, usaha dibidang pertanian tidak dapat lagi mampu menyerap tenaga kerja di desa, sehingga perkembangan jumlah tenaga kerja di sektor tersebut telah memunculkan pengangguran penduduk desa. Hal ini terjadi karena akibat laju pertumbuhan penduduk yang tidak diikuti dengan perluasan lapangan

2 kerja dan perluasan lahan pertanian. Keadaan demikian menyebabkan semakin banyaknya tenaga kerja sektor pertanian yang tidak memperoleh pekerjaan dan tidak terserap dalam lapangan kerja di sektor pertanian. Hal tersebut saat ini menjadi permasalahan pada masyarakat pedesaan yang perlu dicari pemecahannya di luar sektor pertanian. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah adalah melaksanakan pembangunan di bidang industri yang mampu menciptakan dan menyerap tenaga kerja untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Diharapkan dengan adanya pembangunan industri maka masyarakat tidak hanya tergantung pada sektor pertanian dan mengurangi jumlah pengangguran, mengingat semakin sempitnya lahan pertanian di desa. Dengan kata lain dengan adanya pembangunan industri dapat membantu masyarakat meningkatkan pemenuhan kebutuhan pokok keluarga. Pendirian industri di wilayah pedesaan bukanlah merupakan suatu hal yang mudah, karena perlu didukung oleh beberapa faktor geografis yang terdapat di wilayah tersebut. Idealnya dalam mendirikan suatu industri harus memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa unsur geografis baik fisis maupun sosial yang dapat mempengaruhi keberadaan industri tersebut seperti yang dikemukakan oleh Robinson dalam Daldjoeni (1992:58) bahwa ada enam faktor geografis yang mendukung berdirinya industri yaitu: bahan mentah, sumberdaya tenaga, suplai tenaga kerja, suplai air, pasaran dan fasilitas transportasi. Pendapat lain diungkapkan pula oleh Bintarto bahwa salah satu syarat berdirinya suatu industri adalah tersedianya modal (1968:91).

3 Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa dalam mendirikan suatu industri di suatu tempat harus memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa faktor geografis yang ada pada suatu daerah, sebagai faktor pendukung berdirinya industri. Berdasarkan lokasi (penempatan) industri, keberadaan suatu industri dapat digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu: 1. Industri yang berorientasi pasar (marked oriented industry). 2. Industri yang berorientasi pada tempat pengolahan (supply oriented industry). 3. Industri yang berorientasi pada tenaga (power oriented industry). (Edy Haryono, 2004:18) Berdasarkan klasifikasi industri diatas, industri kerajinan dari bahan baku kain perca yang berada di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu tergolong kedalam industri yang berorientasi pada tenaga (power oriented industry), karena penempatan industri tersebut didasarkan karena adanya tenaga kerja di desa Sukamulya, sedangkan bahan mentahnya berasal dari luar daerah yaitu dari Bandung, Tangerang, Surabaya, dan Cirebon. Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu memiliki jumlah penduduk 2382 jiwa yang terdiri dari 602 Kepala Keluarga. Mata pencaharian penduduknya sangat bervariasi, yang secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

4 Tabel 1. Jumlah Pekerja Menurut Mata Pencarian Pokok di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun 2012 No Mata Pencaharian Jumlah penduduk (jiwa) Persetase (%) 1 Petani 226 42,08 2 Buruh Tani 70 13,03 3 Buruh/swasta 57 10,61 4 Pegawai Negeri 51 9,49 5 Pengrajin Kain Perca 13 2,42 6 Pedagang 109 20,41 7 Peternak 1 0,18 8 Montir 7 1,30 9 Perawat 1 0,18 10 Bidan 2 0,37 Jumlah 537 100 Sumber: Data Monografi Desa, PNPM tahun 2011. Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat dijelaskan bahwa matapencarian pokok yang paling banyak di Desa Sukamulya yaitu bekerja sebagai petani sebanyak 226 jiwa atau 42,08%, kemudian sebagai pedagang sebanyak 109 jiwa atau 20,41%. Sedangkan untuk pengusaha kerajinan kain perca merupakan jumlah yang relatif kecil dibandingkan dengan jenis matapencaharian lainnya, yaitu berjumlah 13 jiwa atau 2,42%.Tetapi walaupun jumlahnya kecil jenis mata pencaharian usaha kerajinan dari bahan baku kain perca memberikan peran penting dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di Desa Sukamulya. Berdasarkan survey yang dilakukan pada bulan Oktober 2011, maka industri kerajinan dari bahan baku kain perca merupakan suatu industri yang mengolah kain perca (kain sisa atau potongan kain yang biasanya tidak dipakai lagi oleh industri garmen, industri tekstil atau perusahaan konveksi) sebagai bahan baku untuk dijadikan berbagai kerajinan dari kain perca. Berbagai hasil dari industri kerajinan dari bahan baku kain perca adalah seprei, sarung bantal, sarung guling, keset dan berbagai kerajinan dari kain perca lainnya sesuai permintaan konsumen.

5 Usaha industri kerajinan dari bahan baku kain perca di Desa Sukamulya merupakan usaha yang dirintis oleh keluaraga Bapak Suherman pada tahun 1998 di Tangerang (Banten). Pada awalnya usaha tersebut terus berjalan dan berkembang di Tangarang, namun karena biaya hidup yang mahal dan tidak mampu menggaji tenaga kerja, sehingga pada tahun 2001 Bapak Suherman memutuskan untuk pindah ke Lampung dan mulai membuka usaha tersebut kembali tepatnya di Desa Sukamulya. Di Desa Sukamulya usaha Bapak Suherman terus berkembang dan sampai saat ini banyak diikuti oleh tetangganya, yaitu sebanyak 12 pengusaha pengrajin kain perca. (Hasil wawancara, tanggal 21-23 Oktober 2011). Dalam proses produksinya, industri kerajinan dari bahan baku kain perca ini melalui beberapa tahap. Tahap pertama yang dilakukan adalah pemilahaan bahan baku yaitu kain perca. Kain perca dipilah-pilah sesuai dengan warna dan corak yang sama. Setelah bahan baku selesai dipilah-pilah, maka dilanjutkan dengan proses pemotongan, kain perca dipotong sesuai dengan ukuran dan jenis kerajinan yang akan dibuat. Proses selanjutnya yaitu menjahit kain perca menjadi berbagai kerajinan dari bahan baku kain perca yang siap untuk dipasarkan. Proses penjahitan kerajinan dari bahan baku kain perca dilakukan di rumah masingmasing tenaga kerja usaha industri tersebut. Pemasaran hasil kerajinan dari bahan baku kain perca di Desa Sukamulya ini pada awalnya hanya dipasarkan untuk daerah di sekitar wilayah Propinsi Lampung saja, namun sekarang pemasarannya sudah menyebar ke Palembang, Jambi, Riau, Bengkulu, Medan dan Aceh.

6 Adanya industri kerajinan dari bahan baku kain perca diharapkan tidak hanya mampu untuk menyerap tenaga kerja atau mempekerjakan masyarakat setempat khususnya di Desa Sukamulya, tetapi juga mampu membantu meningkatkan pendapatan keluarga pengusaha itu sendiri serta membantu tenaga kerja dalam memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor-Faktor Pendukung Berdirinya Industri Kerajinan Dari Bahan Baku Kain Perca Di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu Tahun 2012 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka peneliti mengidentifiksikan masalah sebagai berikut: 1) Modal 2) Kemudahan mendapatkan bahan mentah 3) Kemudahan mendapatkan tenaga kerja 4) Kemudahan sarana transportasi 5) Kemudahan pemasaran hasil produksi C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Apakah faktor modal mendukung berdirinya industri kerajinan dari bahan baku kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu?

7 2) Apakah faktor bahan mentah mendukung berdirinya industri kerajinan dari bahan baku kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu? 3) Apakah faktor tenaga kerja mendukung berdirinya industri kerajinan dari bahan baku kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu? 4) Apakah faktor sarana transportasi mendukung berdirinya industri kerajinan dari bahan baku kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu? 5) Apakah faktor pemasaran hasil produksi mendukung berdirinya industri kerajinan dari bahan baku kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendapatkan informasi tentang mudah atau tidaknya mendapatkan modal sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan dari bahan baku kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. 2. Untuk mendapatkan informasi tentang mudah atau tidaknya mendapatkan bahan mentah sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan dari bahan baku kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. 3. Untuk mendapatkan informasi tentang mudah atau tidaknya mendapatkan tenaga kerja sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan dari bahan

8 baku kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. 4. Untuk mendapatkan informasi tentang mudah atau tidaknya mendapatkan sarana transportasi sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan dari bahan baku kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. 5. Untuk mendapatkan informasi tentang mudah atau tidaknya pemasaran hasil produksi sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan dari bahan baku kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. E. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah terutama geografi industri terhadap fenomena tumbuhnya industri yang terdapat dilapangan dan kehidupan masyarakat. 3. Dapat dijadikan sebagai suplemen bahan ajar dalam ilmu pengetahuan sosial, khususnya mata pelajaran Geografi pada: a. SMP Kelas VII semester II (genap) tentang perindustrian, pokok materi klasifikasi industri menurut jumlah tenaga kerja. b. SMA Kelas XII semester I (ganjil) tentang industri dan persebarannya, pokok materi faktor lokasi dan orientasi industri.

9 F. Ruang Lingkup Penelitian 1) Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor-faktor pendukung berdirinya industri kerajinan dari bahan baku kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu yang meliputi: kemudahan mendapatkan modal, bahan mentah, tenaga kerja, kemudahan sarana transportasi, dan kemudahan pemasaran hasil produksi. 2) Ruang lingkup subjek penelitian adalah pengusaha industri kerajinan dari bahan baku kain perca di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu. 3) Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu tahun 2011. 4) Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Geografi Industri. Geografi industri adalah cabang dari geografi, khususnya geografi ekonomi, yang secara khusus mempelajari usaha dan kegiatan industri terutama mengidentifikasi dan menganalisis lokasi, persebaran industri, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Edy Haryono, 2004:7). Keberadaan industri khususnya industri kerajinan dari bahan baku kain perca yang berkembang di Desa Sukamulya Kecamatan Banyumas Kabupaten Pringsewu ini merupakan aktivitas yang dilakukan oleh manusia, yang mengubah bahan baku (kain perca) menjadi berbagai jenis kerajinan seperti seprei, sarung bantal, sarung guling, dan keset sebagai bahan jadi yang diperdagangkan. Perubahan bahan baku menjadi bahan jadi dalam suatu wilayah tempat berdirinya industri tersebut termasuk ke dalam kajian Geografi industri.