RINGKASAN SKRIPSI / NASKAH PUBLIKASI KUALIFIKASI PERJANJIAN PELAYANAN SAFE DEPOSIT BOX ANTARA NASABAH DENGAN PIHAK BANK SINARMAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga perbankan merupakan inti dari sistem keuangan dari setiap negara.

PENULISAN HUKUM/SKRIPSI KUALIFIKASI PERJANJIAN PELAYANAN SAFE DEPOSIT BOX ANTARA NASABAH DENGAN PIHAK BANK SINARMAS

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

ANALISA YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA-MENYEWA SAFE DEPOSIT BOX BANK INTERNASIONAL INDONESIA

HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB II ASPEK HUKUM TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DAN PERJANJIAN

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( )

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. kewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pendapat lain menyatakan bahwa

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

KEDUDUKAN SURAT PENGANGKATAN PEGAWAI SWASTA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM JAMINAN DALAM PEYALURAN KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing

Oleh : Made Bagus Galih Adi Pradana I Wayan Wiryawan Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama

Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tersebut, maka salah satu cara dari pihak bank untuk menyalurkan dana adalah dengan mem

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PENGGUNA SAFE DEPOSIT BOX

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

PERJANJIAN GADAI YANG DIJAMIN DENGAN BARANG YANG BERASAL DARI HASIL KEJAHATAN : STUDI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SESETAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

Bab IV PEMBAHASAN. A. Hubungan Hukum dalam Perjanjian Penyimpanan Barang di SDB pada

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

IMPLEMENTASI PERJANJIAN KREDIT YANG DIBUAT SECARA DI BAWAH TANGAN PADA BPR DI KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANIAN KREDIT. D. Pengertian Perjanjian dan Asas-Asas Perjanjian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, perikatan

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

AKIBAT KEPAILITAN TERHADAP ADANYA PERJANJIAN HIBAH

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika. Multi Finance Tbk.

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

PENGATURAN PENGALIHAN JAMINAN FIDUSIA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

AKIBAT WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA (Studi Kasus : Wanprestasi PadaPerjanjian Sewa Menyewa Tempat Usaha Di Pasar Kumbasari Denpasar)

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

Common Law Contract Agreement Agree Pact Covenant Treaty. Civil Law (Indonesia) Kontrak Sewa Perjanjian Persetujuan Perikatan

AKIBAT HUKUM TERHADAP DEBITUR ATAS TERJADINYA FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM. mempunyai sifat riil. Hal ini disimpulkan dari kata-kata Pasal 1754 KUH Perdata

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN. dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP ASURANSI UNTUK ANGGOTA TUBUH DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG ASURANSI DI INDONESIA

JURNAL KAJIAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMBERI FIDUSIA ATAS DIJAMINKANNYA OBYEK FIDUSIA OLEH

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN HUTANG MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. Istiana Heriani*

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasal 1313 KUH Perdata merumuskan perjanjian, yaitu: Suatu perjanjian adalah

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ARTHA JAYA MAKMUR SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

BAB II PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. terwujud dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini disebabkan adanya tujuan dan

HUKUM PERJANJIAN. Aspek Hukum dalam Ekonomi Hal. 1

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUH PERDATA

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Subekti, perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada

BAB II PERJANJIAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. tentang Pembuktian dan Kadaluwarsa/Bewijs en Verjaring.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PERJANJIAN KONSINYASI. dan perikatan itu merujuk pada dua hal yang berbeda, perikatan ialah suatu hal

AKIBAT HUKUM TERHADAP PEMBELI YANG MELAKUKAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh manusia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut di

STATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

ASPEK HUKUM PERJANJIAN SEWA BELI. Oleh A.A Putu Krisna Putra I Ketut Mertha Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI

KEABSAHAN PERMEN DALAM TRANSAKSI PEMBAYARAN

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Dari ketentuan pasal di atas, pembentuk Undang-undang tidak menggunakan

PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH ANTARA PIHAK MENYEWAKAN DAN PIHAK PENYEWA DI KOTA DENPASAR

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku,

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

PEMBATALAN PERJANJIAN SECARA SEPIHAK OLEH KONSUMEN KEPADA PT. BALI DEWATA MAS SEBAGAI PENGEMBANG PERUMAHAN

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Perihal Perikatan (Verbintenis), yang mempunyai arti lebih luas

JENIS-JENIS PERJANJIAN

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN KERJASAMA KEPEMILIKAN MODAL ANTARA PT. AMBARA PRANATA DENGAN PT. MACCARONI APABILA TERJADI WANPRESTASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB II PENGERTIAN PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Manusia dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan usaha antar Bank yang semakin tajam dewasa ini telah

BAB II KONTRAK DAN PENGADAAN BARANG DAN JASA. A. Pengertian Kontrak Menurut Hukum di Indonesia. 1. Pengertian Kontrak Secara Umum

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

BENTUK PERJANJIAN YANG DIBUAT ANTARA PEKERJA TOKO DAN PENGUSAHA PEMILIK TOKO DI DENPASAR

EFEKTIVITAS MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebenarnya tidak terdapat dalam KUHD maupun perundang-undangan lainnya, namun kita dapat

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tidak ada dirumuskan dalam undang-undang, tetapi dirumuskan sedemikian rupa

Oleh I Putu Donny Laksmana Putra I Nyoman Darmadha I Nyoman Bagiastra Program Kekhususan Hukum Perdata Universitas Udayana

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI. 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli

PERBEDAAN ANTARA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DENGAN KONTRAK NO MEMORANDUM OF UNDERSTANDING KONTRAK

BAB II KEDUDUKAN CORPORATE GUARANTOR YANG TELAH MELEPASKAN HAK ISTIMEWA. A. Aspek Hukum Jaminan Perorangan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

AKIBAT HUKUM PENJUALAN TELEPON GENGGAM REPLIKA DALAM KAITANNYA DENGAN KONTRAK JUAL BELI ANTARA PEDAGANG DAN PEMBELI

Transkripsi:

RINGKASAN SKRIPSI / NASKAH PUBLIKASI KUALIFIKASI PERJANJIAN PELAYANAN SAFE DEPOSIT BOX ANTARA NASABAH DENGAN PIHAK BANK SINARMAS Diajukan oleh : SEPTALIANA TEMMY DWIJAYA NPM : 11 05 10586 Program Studi Program Kekhususan : Ilmu Hukum : Hukum Ekonomi dan Bisnis UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS HUKUM 2014 1

I. Judul : Kualifikasi Perjanjian Pelayanan Safe Deposit Box Antara Nasabah Dengan Pihak Bank Sinarmas II. III. IV. Septaliana, Suhardana Ilmu Hukum / Fakultas Hukum / Universitas Atma Jaya Yogyakarta Abstract Safe deposit Box is one form of commercial bank which is regulated in article 6 h statue No. 7 of 1992 as amended by statue No. 10 of 1998. The provision of Safe Deposit Box services is done with the lease agreement. Altought in the reality some commercial banks usually use lease agreement to regulate Safe Deposit Box service. Like wise it happens to Sinarmas s Bank. However when researcher examined further, the provision of the Safe deposit Box lease agreement on Sinarmas s bank contain elements of the care goods agreement. from the background mentioned above, the researcher raises the legal issues, namely : whether the agreement used in safe deposit box agreement between the customer with the Sinarmas s Bank can be qualified as a lease agreement? This Research is a normative research, made by reviewing /analyzing secondary data in the form of legal materials, especially primary legal materials and secondary legal materials to understand the law as a set of rules or norms in the system of positive law governing the human life. The conclusion of the research indicates that safe deposit box lease agreement is a new type of agreement, in which there are a combination of two elements of nominaat contract, that is lease agreement and storage of goods, in short the agreement of Safe Deposit Box service is a mixed agreement. so, it is not appropriate if the safe deposit box service agreement is only be qualified into lease agreement. Keywords : Safe Deposit Box, Bank, Lease Agreement, Care Goods Agreement, New Type Agreement, Mixed Agreement. V. Pendahuluan Latar Belakang Masalah Safe Deposit Box adalah tempat penitipan barang yang disewakan oleh bank kepada penyewa yang tersedia dalam 3 (tiga) pilihan ukuran yaitu S (Small), M (Medium), dan L (Large). 1 Dasar hukum adanya layanan Safe Deposit Box dalam dunia Perbankan adalah terdapat dalam 1 Definisi Safe Deposit Box menurut Pasal 1 butir 8 Perjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box pada Bank Sinarmas 3

Pasal 6 (butir h) undang-undang nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yaitu, menyediakan tempat untuk menyimpan barang atau surat berharga. Yang dimaksud dengan menyediakan tempat dalam ketentuan ini adalah kegiatan Bank yang semata-mata melakukan penyewaan tempat penyimpanan barang dan surat berharga (safety box) tanpa perlu diketahui mutasi dan isinya oleh Bank. 2 Dalam pelaksanaannya Bank yang menyediakan layanan Safe Deposit Box selalu memberikan judul Perjanjian Sewa-Menyewa Safe Deposit Box perjanjian tersebut tunduk pada ketentuan sewa-menyewa yang terdapat dalam Pasal 1548-1600 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi pembayarannya. Demikianlah definisi yang diberikan oleh Pasal 1548 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengenai perjanjian sewa menyewa. 3 Salah satu kewajiban pihak yang menyewakan dalam perjanjian sewa menyewa adalah menyerahkan barang yang disewakan kepada si penyewa, namun dalam perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box, Bank yang dalam hal ini bertindak sebagai pihak yang menyewakan tidak memberikan Safe Deposit Box tersebut kepada nasabah yang dalam hal ini 2 Penjelasan atas Pasal 6 butir h Undang-Undang Nomor 7 Tahun1992 Tentang Perbankan 3 R. Subekti, 1985, Aneka Perjanjian, Cetakan ketujuh, Penerbit Alumni, Bandung hlm. 39. 4

bertindak sebagai penyewa. Melainkan nasabah (penyewa) menitipkan barang kepada pihak Bank untuk disimpan dalam Safe Deposit Box yang terdapat di Bank. Hal ini lebih memenuhi kriteria dalam perjanjian penitipan barang. Yakni penitipan adalah terjadi, apabila seorang menerima sesuatu barang dari orang lain, dengan syarat bahwa ia akan menyimpannya dan mengembalikannya dalam ujud asalnya. Demikianlah definisi yang oleh Pasal 1694 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata diberikan tentang perjanjian penitipan itu. 4 Pengertian penitipan sendiri juga terdapat dalam Pasal 1 angka 13 Undang-undang Perbankan adalah penyimpanan harta berdasarkan kontrak antara Bank Umum dengan penitip yang didalamnya ditentukan bahwa Bank Umum yang bersangkutan melakukan penyimpanan harta tanpa mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut. Dalam Perjanjian penitipan barang terdapat ketentuan bahwa Si penerima titipan tidak diperbolehkan menyelidiki tentang ujudnya barang yang dititipkan jika barang itu dipercayakan kepadanya dalam suatu kotak tertutup atau dalam suatu sampul tersegel (Pasal 1713 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata). Ketentuan ini sesuai dengan Penjelasan atas Pasal 6 butir h Undang-Undang Nomor 7 Tahun1992 Tentang Perbankan, yang pada intinya mengatur bahwa Bank tidak diperbolehkan untuk mengetahui ujud dari barang yang disimpan oleh nasabah dalam Safe Deposit Box. 4 Ibid. hlm. 107 5

Menurut prakteknya, pelayanan Safe Deposit Box yang terjadi adalah sudah sesuai menurut Undang-undang Perbankan, yakni menggunakan perjanjian sewa menyewa. Namun apabila ditelaah lebih lanjut, prakteknya Bank menggunakan ketentuan perjanjian penitipan barang pada pelayanan Safe Deposit Box, namun memberikan judul perjanjian sewa menyewa pada setiap perjanjian yang ditawarkan pada nasabah pengguna layanan Safe Deposit Box. Berdasarkan hal tersebut penulis mengambil judul Kualifikasi Perjanjian pelayanan Safe Deposit Box antara Nasabah dengan Pihak Bank Sinarmas. Rumusan Masalah Apakah perjanjian yang digunakan dalam perjanjian pelayanan Safe Deposit Box antara nasabah dengan pihak Bank Sinarmas dapat dikualifikasikan sebagai perjanjian sewa menyewa? VI. Isi Makalah A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Definisi tentang perjanjian terdapat dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Rumusan pengertian tentang perjanjian menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tersebut memberikan konskuensi hukum bahwa dalam suatu perjanjian akan selalu ada dua pihak, di mana satu pihak adalah pihak yang wajib berprestasi 6

(debitur) dan pihak lainnya adalah pihak yang berhak atas prestasi tersebut (kreditur). 2. Asas-Asas Perjanjian Terdapat beberapa asas yang berlaku dalam hukum perjanjian, diantaranya: a. Asas kebebasan berkontrak. b. Asas konsensualisme. c. Asas kepercayaan. d. Asas kekuatan mengikat. e. Asas keseimbangan. f. Asas kebiasaan. 3. Syarat Sahnya Perjanjian Menurut Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, syarat sahnya perjanjian itu harus memenuhi 4 syarat, yaitu: a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; c. Suatu hal tertentu; d. Suatu sebab yang halal. 4. Akibat Hukum Dari Perjanjian Suatu perjanjian yang dibuat secara sah adalah perjanjian yang mengikat dan akibat hukum dari adanya perjanjian adalah: 7

a. Para pihak dalam perjanjian menjadi terikat pada isi perjanjian dan juga kepatutan, kebiasaan, dan Undang-undang (Pasal 1338, 1339 dan 1340 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata). b. Perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik (good faith) (Pasal 1338 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata). c. Kreditur dapat memintakan pembatalan atas perbuatan debitur yang merugikan kreditur (actio pauliana) (Pasal 1341 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata). 5. Jenis-jenis Perjanjian Perjanjian dapat dibedakan menurut pelbagai cara. Pembedaan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perjanjian timbal balik. 2. Perjanjian cuma-cuma dan perjanjian atas beban. 3. Perjanjian bernama (nominaat) dan perjanjian tidak bernama (inominaat). 4. Perjanjian kebendaan (zakelijk) dan perjanjian obligatoir 5. Perjanjian konsensuil dan perjanjian riil 6. Perjanjian-perjanjian yang istimewa sifatnya. a. perjanjian liberatoir b. perjanjian pembuktian (bewijsovereenkomst) c. perjanjian untung-untungan d. Perjanjian publik. 6. Pelaksanaan Perjanjian 8

Salah satu aspek terpenting dalam perjanjian adalah pelaksanaan perjanjian itu sendiri. Bahkan tujuan dari diadakannya perjanjian adalah pelaksanaan perjanjian tersebut, karena dengan pelaksanaan perjanjian itulah para pihak akan dapat memenuhi kebutuhannya, kepentingannya dari apa yang hendak dituju saat pembuatan perjanjian tersebut. 7. Hapusnya suatu perjanjian Perjanjian dapat hapus karena: 1. Ditentukan dalam perjanjian oleh para pihak. Misalnya persetujuan akan berlaku untuk waktu tertentu. 2. Undang-undang menentukan batas berlakunya suatu perjanjian. Misalnya menurut Pasal 1066 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 3. Para pihak atau undang-undang dapat menentukan bahwa dengan terjadinya peristiwa tertentu, maka perjanjian akan hapus. 4. Pernyataan menghentikan perjanjian (opzegging). Opzegging dapat dilakukan oleh kedua belah pihak atau oleh salah satu pihak. Opzegging hanya ada pada perjanjian-perjanjian yang bersifat sementara, misalnya, persetujuan kerja, persetujuan sewa-menyewa. 5. Perjanjian hapus karena putusan hakim. 6. Tujuan dari perjanjian telah tercapai. 7. Dengan perjanjian para pihak (herroepping). 9

B. Tinjauan Umum Tentang Sewa Menyewa 1. Pengertian Sewa Menyewa Sewa menyewa menurut Pasal 1548 Kitab Undang-undang Hukum Perdata adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu waktu tertentu dengan pembayaran sesuatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan ini disanggupi pembayarannya. 2. Subyek dan Obyek dalam Sewa Menyewa Dalam perjanjian sewa menyewa terdapat dua subyek, yaitu yang menyewakan dan penyewa. Kedua subyek tersebut memiliki hak dan kewajiban. Pihak yang menyewakan dan pihak penyewa dapat berkedudukan sebagai kreditur dan sebagai debitur. Subyek perjanjian dapat berupa orang atau badan hukum. Obyek perjanjian sewa menyewa adalah berupa barang yang disewa dan harga sewa. 3. Hak dan Kewajiban dalam Sewa Menyewa Para piihak dalam perjanjian sewa menyewa adalah pihak yang menyewakan dan pihak penyewa. Sehingga hak dan kewajiban yang muncul adalah hak dan kewajiban milik pihak yang menyewakan dan milik pihak penyewa. 4. Lahir dan Sahnya Perjanjian Sewa Menyewa Perjanjian sewa menyewa merupakan perjanjian konsensual, artinya perjanjian sudah sah dan mengikat kedua belah pihak sejak 10

adanya kata sepakat mengenai unsur-unsur pokoknya, barang dan harga sewa. Sehingga dikatakan bahwa kesepakatan tentang barang dan harga sewa merupakan unsur mutlak dalam perjanjian sewa menyewa. 5. Bentuk Perjanjian Sewa Menyewa Perjanjian sewa menyewa merupakan perjanjian konsensual, maka Kitab Undang-Undang Hukum Perdata tidak memberikan syarat bahwa perjanjian sewa menyewa harus dibuat dengan akta otentik. Sehingga perjanjian sewa menyewa dapat dilakukan dengan tulisan yang dibuat secara sederhana dengan akta dibawah tangan, dan dengan cara lisan dan dianggap sudah mengikat bagi para pihak. 6. Berakhirnya Sewa Menyewa Kitab Undang-Undang Hukum Perdata membedakan berakhirnya sewa menyewa dalam dua bentuk, yakni berakhirnya sewa menyewa tertulis, dan berakhirnya sewa menyewa lisan. Dengan melihat ketentuan Pasal 1570 dan Pasal 1572 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata maka dapat diketahui cara berakhirnya perjanjian sewa menyewa tersebut. C. Tinjauan Umum Tentang Penitipan Barang 1. Penitipan Pada Umumnya Perjanjian Penitipan Barang adalah terjadi apabila seorang menerima sesuatu barang dari orang lain, dengan syarat bahwa ia akan menyimpanya dan mengembalikanya dalam wujud asalnya. 11

Demikianlah definisi yang oleh Pasal 1694 Kitab Undang-undang Hukum Perdata diberikan tentang perjanjian penitipan itu. Menurut kata-kata tersebut, penitipan adalah suatu perjanjian riil yang berarti bahwa ia baru terjadi dengan dilakukannya suatu perbuatan yang nyata, yaitu diserahkannya barang yang dititipkan, jadi tidak seperti perjanjian-perjanjian lainnya pada umumnya yang lazimnya adalah konsensuil, yaitu sudah dilahirkan pada saat tercapainya sepakat tentang hal-hal yang pokok pada perjanjian itu. 5 D. Tinjauan Umum Tentang Safe Deposit Box 1. Pengertian dan Latar Belakang Safe Deposit Box Kotak Pengaman simpanan atau Safe Deposit Box adalah salah satu sistem pelayanan bank kepada masyarakat, dalam bentuk menyewakan boks dengan ukuran tertentu untuk menyimpan barangbarang berharga dengan jangka waktu tertentu dan nasabah menyimpan sendiri kunci boks pengaman tersebut. Kotak pengaman simpanan atau Safe Deposit Box adalah simpanan dalam bentuk tertutup, dalam arti pejabat bank tidak boleh memeriksa/menyaksikan wujud/bentuk barang yang disimpan. 6 2. Pengaturan Safe Deposit Box Fasilitas pelayanan Safe Deposit Box diatur dalam Undang undang nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan khususnya Pasal 6 Huruf h, yaitu menyediakan tempat untuk menyimpan barang atau 5 Prof. R. Subekti, 1985, Aneka Perjanjian,Op.Cit, hlm. 107-108 6 Hermansyah, 2013, Hukum Perbankan Nasional Indonesia Edisi Kedua, cetakan ke tujuh, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta, Hlm. 89. 12

surat berharga. Yang dimaksud dengan menyediakan tempat dalam ketentuan ini adalah kegiatan Bank yang semata-mata melakukan penyewaan tempat penyimpanan barang dan surat berharga (safety box) tanpa perlu diketahui mutasi dan isinya oleh Bank. 7 E. Kualifikasi Perjanjian Pelayanan Safe Depsoit Box Antara Nasabah Dengan Pihak Bank Sinarmas Cabang Yogyakarta Pasal 6 (butir h) undang-undang nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yaitu, menyediakan tempat untuk menyimpan barang atau surat berharga. Menurut penjelasan Pasal 6 (butir h), yang dimaksud dengan menyediakan tempat dalam ketentuan ini adalah kegiatan Bank yang semata-mata melakukan penyewaan tempat penyimpanan barang dan surat berharga (safety box) tanpa perlu diketahui mutasi dan isinya oleh Bank. Dalam Pasal 6 (butir h) dan penjelasannya pemberian pelayanan jasa Safe Deposit Box dilakukan dengan cara melakukan penyewaan terhadap penyimpanan barang dan surat berharga (Safe Deposit Box). Sedangkan dalam Pasal 1 butir 8 perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box pada Bank Sinarmas, Safe Deposit Box adalah tempat penitipan barang yang disewakan oleh bank kepada penyewa yang tersedia dalam (3) tiga pilihan ukuran yaitu S (Small), M (Medium), dan L (Large). Dalam perjanjian ini pelayanan jasa Safe Deposit Box diberikan dengan cara menyewakan tempat penitipan barang. 7 Penjelasan atas Pasal 6 butir h Undang-Undang Nomor 7 Tahun1992 Tentang Perbankan 13

Dalam recital perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box pada Bank Sinarmas, pada recital pertama disebutkan bahwa Bank Sinarmas (selanjutnya disebut sebagai Bank) adalah badan hukum berbentuk perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum di Indonesia yang bergerak di bidang perbankan dan salah satu kegiatannya adalah melakukan jasa penitipan. Pada recital kedua menyebutkan bahwa penyewa adalah perorangan/badan hukum yang bermaksud menggunakan jasa penitipan yang disediakan oleh bank. Selanjutnya pada recital ketiga menyebutkan bahwa bank setuju untuk memberikan jasa penitipan kepada penyewa berupa Safe Deposit Box. Dalam bagian recital ini menyebutkan bahwa bank melakukan kegiatan penitipan dalam kegiatan pelayanan Safe Deposit Box, namun pihak yang melakukan penitipan tersebut tetap disebut sebagai penyewa. VII. Kesimpulan Perjanjian Sewa Menyewa Safe Deposit Box pada Bank Sinarmas apabila dilihat dari unsur-unsurnya, secara umum melibatkan dua jenis perjanjian yang mengatur di dalamnya, yaitu perjanjian sewa menyewa yang tunduk pada ketentuan Pasal 1548-1600 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan perjanjian penitipan barang yang diatur dalam Pasal 1694-1739 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis, perjanjian pelayanan Safe Deposit Box antara nasabah dengan pihak Bank Sinarmas Cabang Yogyakarta tidak dapat disebut sebagai perjanjian sewa menyewa saja, 14

namun dapat disimpulkan bahwa dari sebuah perjanjian pelayanan Safe Deposit Box, khususnya perjanjian sewa menyewa Safe Deposit Box pada Bank Sinarmas telah melahirkan suatu perjanjian jenis baru karena perjanjian ini tidak dikenal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Perjanjian jenis baru ini merupakan perjanjian campuran karena memuat kombinasi dari unsur perjanjian dari dua buah jenis perjanjian nominaat atau perjanjian yang dikenal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yakni Perjanjian Sewa Menyewa dan Perjanjian Penitipan Barang. VIII. Daftar Pustaka Buku: Hermansyah, 2013, Hukum Perbankan Nasional Indonesia Edisi Kedua, cetakan ke tujuh, Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group. R. Subekti, 1985, Aneka Perjanjian, Cetakan ketujuh, Bandung: Penerbit Alumni. Peraturan Perundang-undangan: Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. 15