Wilis Dwi Pangesti 1 ABSTRACT ARTIKEL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

Hubungan Antara Persepsi Ibu Hamil Tentang Mutu Pelayanan Antenatal Dengan Kepuasan Ibu Hamil Di Puskesmas Krobokan Kota Semarang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

59 KEPUASAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA PADA IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

HUBUNGAN PENERAPAN P4K OLEH IBU HAMIL DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOREJO KIDUL SALATIGA

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DI PUSKESMAS CEMPAKA BANJARBARU TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENERAPAN STANDART PEMERIKSAAN KEHAMILAN

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

Kata Kunci: Hamil, Anemia

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan (K4) Ibu Hamil di Puskesmas Bambu Apus, Jakarta Timur

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

**) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl Nakula I N Semarang ABSTRACT

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TEMPAT BERSALIN PADA IBU HAMIL (Studi Kasus di Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANC DI KLINIK DINA BROMO UJUNG LINGKUNGAN XX MEDAN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KETIDAKNYAMANAN SELAMA KEHAMILAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA DI BPM Ny.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Siti Ilmawati 1), Sotyania Wardhianna 2), Colti Sistiarani 3)

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANC DI KLINIK DINA BROMO UJUNG LINGKUNGAN XX MEDAN TAHUN 2013

PERSEPSI IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG DUKUNGAN SUAMI MENJELANG PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS KRETEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN DESCRIPTION OF MOTHER KNOWLEDGE ABOUT EARLY DETECTION OF PREGNANCY RISK SIGN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

ALI SADIKIN NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG SIKAP TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN IBU PERIKSA HAMIL DI PUSKESMAS I GROGOL SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

Frekuensi Kunjungan ANC (Antenatal Care) Pada Ibu Hamil Trimester III

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PROGRAM PREVENTION OF MOTHER TO CHILD TRANSMISSION

BAB I PENDAHULUAN. di kawasan ASEAN yaitu sebesar 228/ kelahiran hidup (SDKI. abortus (11%), infeksi (10%), (SDKI 2012).

: Education, knowledge, attitude, behavior of ANC

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PRAKTEK PENCEGAHAN KEHAMILAN USIA MUDA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Transkripsi:

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ASUHAN KEHAMILAN DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM ASUHAN KEHAMILAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS Wilis Dwi Pangesti 1 1 Dosen Program Studi Kebidanan Diploma III Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT Background: Husband's participation in pregnancy care will support a safe pregnancy and childbirth. But in general the husband's involvement in pregnancy care and childbirth is still low. This is influenced by factors of knowledge, attitudes, behaviors, values or culture and others. Objective: This study aims to determine the relationship level of knowledge about pregnancy care of husband and husband's participation in pregnancy care in the working area of West Purwokerto Primary Health Center. Method: This study was a correlation study with cross sectional approach. The population in this study were all husbands of pregnant women in the working area of West Purwokerto Primary Health Center, Banyumas in May 2004 with 370 population. In this study the sampling was done by accidental sampling technique with total sample 74 people. Data collection tool was a questionnaire form with a closed statement where the answer has been provided. Data analysis included univariate analysis and to test the hypothesis using correlation analysis Chi-Square (X 2 ). Results: The study found an association level of knowledge about pregnancy care of husband and husband's participation in pregnancy care in the working area of West Purwokerto Primary Health Center, Banyumas May 2004 (p = 0.001). Conclusion: There was a relationship between level of knowledge about pregnancy care of husband and husband's participation in pregnancy care. Therefore it was recommended to maintain and improve the participation of husband in pregnancy care through health professionals with communication, information and education regarding pregnancy care of husband on an ongoing basis, support the efforts of the making pregnancy safer and to implement evidence based practice in pregnancy care. Key words: level of knowledge of the husband, husband participation, pregnancy care. PENDAHULUAN Kehamilan merupakan peristiwa yang melibatkan perubahan fisik dan psikis wanita. Sejalan dengan perubahan ini, wanita hamil menghadapi berbagai risiko selama kehamilannya. Risiko paling berat adalah kematian yang disebabkan oleh perdarahan (40%), infeksi (30%)dan toksemia (20%). Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup, dan menurun menjadi 334 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 1997). Tingginya AKI di Indonesia menjadikan salah satu prioritas utama dalam pembangunan jangka panjang kedua bidang kesehatan. Hal ini untuk mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dari awal kehidupan (Depkes RI, 1995). Hasil Assesment Safe Motherhood di Indonesia pada tahun 1990/1991 menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian ibu antara lain adalah asuhan antenatal. Asuhan antenatal adalah asuhan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Asuhan antenatal merupakan upaya penting untuk menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan dan merupakan tempat melakukan penyuluhan gizi serta pemantauan terhadap kenaikan berat badan ibu hamil. MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 71 40

W. D. Pangesti Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Kehamilan Berdasarkan program kesehatan ibu dan anak yang berlaku di Indonesia, ibu hamil mendapat pemeriksaan berupa pemeriksaan timbang berat badan, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemberian suntikan tetanus toksoid, pemberian tablet besi, tes terhadap penyakit menular seksual dan temu wicara yang dalam penerapan operasionalnya dikenal dengan standar minimal 14 T. Asuhan antenatal hanya dapat diberikan oleh tenaga profesional. Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan adalah minimal empat kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu), satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28) dan dua kali kunjungan pada trimester ketiga (minggu 28-36 dan setelah minggu ke-36). Dalam rangka program ante natal care (ANC) penilaian untuk menentukan prioritas digunakan empat indikator, yaitu cakupan kunjungan baru ibu hamil (K1), cakupan kunjungan ibu hamil yang keempat (K4), cakupan imunisasi TT2, dan cakupan pemberian Fe 90 butir pada ibu hamil. Target asuhan antenatal secara nasional adalah cakupan K1 minimal 95 % dan cakupan K4 minimal 85 % yang diharapkan dapat mendukung pencapaian cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan minimal 80 %. Untuk mencapai tujuan dalam asuhan antenatal oleh tenaga profesional ini tidak lepas dari keberadaan lingkungan keluarga yaitu suami sebagai pihak yang paling dekat dengan ibu hamil sekaligus sebagai calon bapak dari bayi yang dikandungnya, untuk memberi dukungan agar ibu hamil dapat menjalaninya dengan kondisi yang optimal (Hamilton, 1995). Kepedulian suami terhadap asuhan kehamilan ini sebaiknya bukan hanya sekedar rasa tanggungjawab, melainkan lebih sebagai hasil konstruksi sosial dan budaya yang sudah melembaga berkaitan dengan hubungan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Namun, secara umum adalah karena kurangnya pengetahuan suami yang berkaitan dengan problema kehamilan. Sebagian suami tidak mengetahui rasa sakit dan gejala lain yang dialami istrinya selama kehamilan yang harus mendapat perhatian medis (Choloi et al., 1999). Menurut Notoatodjo (2000), pengetahuan dapat menjadi stimulus pada seseorang untuk berperilaku. Hal ini yang menjadi latar belakang upaya pemerintah dalam merintis Gerakan Sayang Ibu (GSI) pada tahun 1996 yang kegiatannya berusaha memotivasi suami agar merubah sikap mereka dan menjadi suami sayang ibu (Saifudin, 2001). Sampai saat ini penelitian mengenai partisipasi suami dalam proses reproduksi masih sangat sedikit dan pada umumnya menunjukkan bahwa keterlibatan suami dalam hal asuhan kehamilan dan kelahiran bayi masih rendah (Cholil et al., 1999). Kesehatan reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan urusan perempuan, seperti bila menyebutkan akseptor KB, abortus, pemeriksaan kehamilan, 41 MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 71

W. D. Pangesti Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Persalinan kemandulan dan kematian ibu (Depkes dan Kessos, 2000). Berdasarkan hasil pengamatan di Puskesmas Purwokerto Barat, Banyumas, memiliki populasi ibu hamil sebanyak 370 orang (Register, 2005). Jumlah kunjungan Ante Natal Care (ANC) yang tercakup pada kunjungan pertama (K1) sebesar 69,9 % dan cakupan kunjungan keempat (K4) sebesar 25,59 %. Dari hasil studi pendahuluan pada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, 3 dari 11 ibu hamil diantar suaminya dan mayoritas dari ibu hamil yang periksa mengatakan bahwa suaminya mau membantu pekerjaan di rumah ketika hamil tetapi tidak mau mengantar istri periksa ke puskesmas karena hal itu merupakan urusan perempuan. Dari fenomena diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan khususnya di wilayah kerja Puskesmas Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas. METODOLOGI Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi, yaitu penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan serta menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subyek (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu setiap subyek diobservasi hanya satu kali dan pengukuran masing-masing variabel dilakukan pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2002). Populasi dalam penelitian ini adalah semua suami ibu hamil yang berada di wilayah kerja puskesmas Purwokerto Barat, Banyumas, bulan Mei 2004, dimana jumlah ibu hamil di wilayah Puskesmas Purwokerto Barat pada bulan Mei 2004 sebanyak 370 orang. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik sampling aksidental, yaitu tehnik penentuan sampel dengan berdasarkan kebetulan, yakni siapa saja dari suami ibu hamil di wilayah Puskesmas Purwokerto Barat yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti pada bulan Mei 2004 dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang cocok sebagai sumber data (Sugiono, 2003). Jumlah sampel sebanyak 74 orang yaitu pihak suami dari ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Purwokerto Barat pada bulan Mei 2004. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Purwokerto Barat, Banyumas pada bulan Mei 2004. Alat pengumpul data adalah kuesioner yang diberikan kepada responden. Kuesioner yang diberikan berbentuk pilihan atau pertanyaan tertutup dimana jawabannya telah disediakan (closed endeed item atau stuctured). Data diolah dengan program statistik SPSS 11.0 terdiri dari analisa univariat dan analisa bivariat. Analisa univariat yaitu menganalisis tiap-tiap variabel penelitian ini yang ada secara deskriptif untuk mengetahui sejauh mana MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 71 42

tingkat pengetahuan suami tentang asuhan W. D. Pangesti Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Kehamilan kehamilan dan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan yang diketahui oleh responden. Sedangkan analisa bivariat adalah teknis analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi kontingensi Chi Square (X 2 ). Menurut Sugiono (2003), bila data yang diambil dari kedua variabel adalah skala ordinal atau variabel independen dan variabel dependen adalah kategorik maka untuk mencari hubungan dengan membuktikan hipotesis hubungan 2 variabel tersebut dengan menggunakan Chi Square(X 2 ). Signifikasi dapat diketahui dengan melihat nilai p. Bila p < 0,05 maka hipotesis diterima dan sebaliknya bila p > 0,05 maka hipotesis ditolak (Sugiyono, 2003). HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik responden Penelitian ini dilakukan pada para suami dari ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Purwokerto Barat pada bulan Mei 2004 dengan jumlah 74 responden. Dari 74 responden dalam penelitian ini sebagian besar mempunyai tingkat pendidikan SD (65%), dan sebagian kecil mempunyai tingkat pendidikan D III/S1 (3%). Karakteristik responden dapat dilihat secara lengkap pada tabel 1. Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto Barat, Banyumas, Mei 2004 Tingkat Pendidikan n(%) SD atau sederajat 48 (65) SMP atau sederajat 15 (20) SMU atau sederajat 9 (12) D III/S1 2 (3) Total 74 (100) 2. Tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan Berdasarkan 30 pertanyaan tentang pengetahuan suami dalam asuhan kehamilan pada responden, responden dengan kategori tingkat pengetahuan baik menunjukkan prosentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan kategori tingkat pengetahuan kurang. Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto Barat, Banyumas, Mei 2004 Tingkat Pengetahuan n(%) Baik 41 (55,4) Kurang 33 (44,6) Total 74 (100) Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas (55.4 %) dari responden mempunyai kategori tingkat pengetahuan yang baik tentang asuhan kehamilan, kemudian responden yang memiliki kategori tingkat pengetahuan yang kurang sebesar 44.6 %. 3. Partisipasi Suami dalam Asuhan Kehamilan Berdasarkan 20 pertanyaan tentang partisipasi suami dalam asuhan kehamilan pada responden, mayoritas responden memiliki kategori partisipasi yang tinggi, hanya sedikit dari responden dengan kategori partisipasi rendah. 43 MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 71

W. D. Pangesti Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Persalinan Tabel 3. Distribusi Frekuensi responden berdasarkan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto Barat, Banyumas, Mei 2004 Partisipasi n(%) Tinggi 54 (73) Rendah 20 (27) Total 74 (100) Tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas (73%) responden mempunyai kategori partisipasi yang tinggi dalam asuhan kehamilan, sedangkan responden dengan kategori partisipasi yang rendah dalam asuhan kehamilan sebanyak 27%. 4. Hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan Hasil penelitian ini menunjukkan para suami dari ibu hamil yang tergolong memiliki kategori tingkat pengetahuan baik, sebagian besar memiliki partisipasi yang tinggi dalam asuhan kehamilan. Sedangkan responden dengan kategori tingkat pengetahuan kurang mempunyai kecenderungan yang hampir sama untuk berpartisipasi tinggi dan rendah dalam asuhan kehamilan. Untuk lebih jelasnya kecenderungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Distribusi hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto Barat, Banyumas, Mei 2004 Tingkat Pengetahuan Partisipasi Suami Total Tinggi Rendah n % p n % n % Baik 37 50.0 4 5.4 41 55.4 0,001 Kurang 17 23.0 16 21.6 33 44.6 Total 54 73.0 20 27.0 74 100 Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square (X 2 ) menjunjukkan bahwa hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Purwokerto Barat, Banyumas, Bulan Mei 2004 secara statistik bermakna (p = 0,001) PEMBAHASAN 1. Tingkat pengetahuan suami dalam asuhan kehamilan Menurut hasil penelitian diketahui tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan mayoritas dalam kategori baik, yaitu 41 orang (55.4%). Pengetahuan suami tantang asuhan kehamilan ini adalah segala sesuatu yang diketahui oleh suami tentang periksa hamil, nutrisi, aktifitas, hubungan seksual, higiene umum, dukungan, eliminasi, perawatan payudara, kesehatan mental, zat dan bahan berbahaya (Hamilton,1995). Hal ini diperoleh baik dari tenaga kesehatan maupun dari MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 71 44

W. D. Pangesti Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Kehamilan berbagai media yang bervariasi saat ini. Dengan adanya tingkat pengetahuan yang baik diharapkan akan menjamin perilaku yang menunjang kesehatan ibu dan meningkatkan peran aktif keluarga dalam menjamin pelayanan yang ada selama kehamilan (Depkes RI, 2001). Namun demikian dari hasil studi di 8 kabupaten di Sumatra, Jawa, Sulawesi dan Lombok menyebutkan bahwa rendahnya partisipasi suami dalam asuhan kehamilan dipengaruhi oleh faktor kurangnya informasi (Cholil et al., 1999). Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pengetahuan tentang asuhan kehamilan masih rendah. Rendahnya tingkat pengetahuan tentang asuhan kehamilan ini disebabkan oleh banyak faktor, baik dari nilai/budaya, tenaga kesehatan maupun sarana/prasarana kesehatan (Cholil et al., 1999). 2. Partisipasi suami dalam asuhan kehamilan Berdasarkan perhitungan data, pada penelitian ini mayoritas responden dalam kategori partisipasi tinggi dalam asuhan kehamilan, yaitu sebanyak 54 responden (74%). Hal ini berbeda dengan berbagai penelitian yang telah dilakukan dimana disebutkan rendahnya partisipasi suami dalam asuhan kehamilan (Cholil et al., 1999). Faktor yang mungkin mendasari hal ini adalah sudah meluasnya jaringan informasi kesehatan terutama dalam kehamilan, adnya pergeseran nilai/budaya dalam masyarakat tentang peran suami dan keluarga dalam kehamilan yang mendukung dan juga adanya evidence based practice asuhan sayang ibu dalam kehamilan serta tenaga yang profesional. 3. Hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, memperlihatkan bahwa kelompok responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang asuhan kehamilan yang baik cenderung tinggi partisipasinya, hal ini mencapai 90,2% dari keseluruhan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik. Dari hasil yang diperoleh mengindikasikan bahwa kelompok responden dengan partisipasi suami yang tinggi memiliki tingkat pengetahuan tentang asuhan kehamilan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok responden dengan partisipasi suami yang rendah. Kondisi ini mekemungkinandisebabkan oleh kelompok dengan partisipasi suami yang tinggi telah mendapatkan informasi tentang asuhan kehamilan. Secara statistik hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan (p = 0,001). Menurut Notoatmodjo (2003) tingkat pengetahuan seseorang memiliki hubungan positif terhadap tingkah laku yang dilakukannya. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain perillaku yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan. 45 MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 71

W. D. Pangesti Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Persalinan Perilaku yang didasari pengetahuan yang baik akan langgeng dibandingkan dengan yang tidak didasari oleh pengetahuan. Lebih lanjut dikatakan bahwa partisipasi suami dalam asuhan kehamilan dipengaruhi oleh faktor perolehan informasi yang berkaitan dengan problem kehamilan, secara umum suami yang kurang memperoleh informasi kehamilan baik dari tenaga kesehatan maupun dari berbagai media informasi akan mempunyai partisipasi yang rendah dalam asuhan kehamilan (Cholil et al., 1999). Dukungan suami dalam kehamilan sangat diperlukan, hal ini terlihat pada hasil penelitian yang dilakukan, yaitu pendidikan gizi pada suami mampu meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek gizi ibu hamil, pendidikan gizi pada suami mampu meningkatkan kepatuhan ibu hamil minum pil tambah darah yang memberi dampak pada peningkatan Hb ibu hamil (Jamil, 2001). Partisipasi suami dalam asuhan kehamilan merupakan perwujudan kesetaraan dan keadilan gender dalam menunaikan tanggung jawabnya untuk membina keluarga yang berkulitas yang dipengaruhi oleh kesadaran, pengetahuan, sikap dan perilaku suami (BKKBN, 2001). Namun demikian, dari hasil analisis data diperoleh responden dengan tingkat pengetahuan kurang tetapi mempunyai partisipasi yang tinggi dalam asuhan kehamilan sebanyak 17 responden (23%). Hal ini terjadi karena pengetahuan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi partisipasi suami dalam asuhan kehamilan. Begitu pentingnya pengetahuan bagi tercapainya derajatkesehatan sehingga pemerintah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS) tahun 2000 yang salah satu strateginya adalah mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku yang menunjang kesehatan ibu dan meningkatkan peran aktif keluarga dalam menjamin pelayanan yang ada selama kehamilan (Depkes RI, 2001). KESIMPULAN Hasil penelitian membuktikan adanya hubungan tingkat pengetahuan suami tentang asuhan kehamilan dengan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Purwokerto Barat, Banyumas bulan Mei 2004 (p = 0,001). Tingkat pengetahuan responden secara umum pada penelitian ini dalam kategori baik dan partisipasi suami mayoritas dalam kategori partisipasi tinggi. Oleh karena itu, perlu direkomendasikan untuk mempertahankan dan meningkatkan partisipasi suami dalam asuhan kehamilan melalui tenaga kesehatan dengan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang asuhan kehamilan pada pihak suami secara berkesinambungan, mendukung upaya MPS serta melaksanakan evidence based practice dalam asuhan kehamilan. MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 71 46

W. D. Pangesti Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami tentang Asuhan Kehamilan KEPUSTAKAAN Arikunto, S. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta. BKKBN. (2000). Pedoman penggarapan peningkatan partisipasi pria dalam program KB dan reproduksi. Jakarta: BKKBN. Cholil, A., & Sciortino, M. B. R. (1999). Penyelamat kehidupan: Gerakan sayang ibu di Indonesia. Jakarta: Galang Communication Bekerjasama dengan Menperta, Form Foundation & UNFPA. Depkes dan Kessos. (2000). Pengarusutaman gender dalam bidang kesehatan. Jakarta: Ditjen Kesehatan Masyarakat, Direktorat Kesehatan keluarga. Depkes RI. (2002). Rencana strategi nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001 2010. Jakarta: Depkes RI dan WHO. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: FKUI. Pusdiknakes. (2001). Asuhan antenatal. Jakarta: Pusdiknakes. Saifudin, A.B. (2001). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: JNPKR-POGI. Tamlicha. (1999). Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan dengan perlangsungan persalinannya. Jogyakarta. 47 MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol. VIII No. 2, AGUSTUS 2010: 1 71