Pada Acara Lokakarya Pelaksanaan 5 Koridor Sumatera di Hotel Bidakara Jakarta tanggal 3 Oktober 2012

dokumen-dokumen yang mirip
PROSES REGULASI PERATURAN DAERAH RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN/KOTA (PERDA RTRWK)

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI

TERM OF REFERENCE FASILITASI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

Modul KLHS DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJPD/RPJMD

Modul KLHS DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJPD/RPJMD

IMPLEMENTA IMPLEMENT S A I S IRENCANA RENCAN A AKSI AKSI NAS NA I S O I NA N L PENURU PENUR NA N N EMISI EMISI GAS RUMA M H H KACA

PROGRES IMPLEMENTASI 6 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI SUMATERA BARAT

Pemetaan Keanekaragaman Hayati Dan Stok Karbon di Tingkat Pulau & Kawasan Ekosistem Terpadu RIMBA

Modul KLHS DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJPD/RPJMD

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS UNTUK EKOSISTEM TERPADU RIMBA ASISTEN DEPUTI KAJIAN KEBIJAKAN WILAYAH DAN SEKTOR KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

SRAP- REDD+ Papua Barat sebagai pendukung utama mi:gasi pengurangan emisi karbon Nasional Sampai Tahun 2020

VISI HIJAU UNTUK SUMATRA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

Modul PENGENDALIAN DAN EVALUASI

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

PAPARAN PADA ACARA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

ANALISIS RUANG DAN PERENCANAAN PENATAAN RUANG BERKELANJUTAN DALAM KERANGKA KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN

CATATAN KECIL MENIGKUTI ASISTENSI DAN SUPERVISI DAERAH DALAM PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RAPERDA TENTANG RTR DERAH YANG MENGAKOMODIR LP2B

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RPJMD PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE TAHUN

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah. PELATIHAN KLHS RPJMD Jogjakarta, MARET 2016

Kuliah Hukum dan Administrasi Perencanaan Kuliah 3 / 27 April 2013

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

SINERGI PUSAT DAERAH DALAM UU 23/2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

Kondisi Hutan (Deforestasi) di Indonesia dan Peran KPH dalam penurunan emisi dari perubahan lahan hutan

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

TINDAK LANJUT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN DAERAH. Ir. Diah Indrajati, M.Sc Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (Perdesaan Lestari)

Oleh Kepala Dinas Kehutanan dan Konservasi Provinsi Papua

PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KPH

Policy Brief. Skema Pendanaan Perhutanan Sosial FORUM INDONESIA UNTUK TRANSPARANSI ANGGARAN PROVINSI RIAU. Fitra Riau

Pelestarian Ekosistem Sumatera dan Energi Terbarukan (Kebijakan Uni Eropa dan Peraturan Nasional)

PENATAAN RUANG BERBASIS EKOSISTEM DAN PELUANG PENERAPAN EU RED (SATU KAJIAN HUKUM)

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SINKRONISASI DAN HARMONISASI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan I - 1

- Saudara Kepala Dinas/Badan Lingkup Pemerintah

PADA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN TJAHJO KUMOLO

ALTERNATIF KAWASAN HUTAN SUMUT DAN KAITAN DENGAN ROADMAP SUMATERA. Oleh: Eka Rianta Sitepu(APTRSU)

Menguji Rencana Pemenuhan Target Penurunan Emisi Indonesia 2020 dari Sektor Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Gambut

Profil Wilayah Heart Of Borneo

Modul PENGANTAR KLHS

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

Kesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar

Optimalisasi Peran BKPRD: Bercermin dari BKPRN

PIPIB untuk Mendukung Upaya Penurunan Emisi Karbon

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS RPJMD KABUPATEN BANYUASIN

DEWAN KEHUTANAN DAERAH MALUKU (DKDM) KELOMPOK KERJA REDD+ DEWAN REMPAH MALUKU (DRM) PS. MANAJEMEN HUTAN PROGRAM PASCA SARJANA UNPATTI JURUSAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N

PENATAAN KORIDOR RIMBA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

INISIATIF PROVINSI RIAU DALAM REDD+

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Perkembangan RAN/RAD - GRK

Ministry of National Development Planning/ National Development Planning Agency (BAPPENAS)

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN LAPORAN AKHIR Latar Belakang

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN EKOWISATA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Disampaikan dalam Rapat Regional Pengelolaan Lingkungan Hidup Wilayah Barat Indonesia Batam, 8 April 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

1 TAHUN PELAKSANAAN INPRES 10/2011: Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola pada Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut

PENYUSUNAN PEDOMAN NOMENKLATUR BAPPEDA BERDASARKAN PP 18/2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. /Menhut-II/2012 T E N T A N G MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAWASAN PESISIR KAWASAN DARATAN. KAB. ROKAN HILIR 30 Pulau, 16 KEC, 183 KEL, Pddk, ,93 Ha

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN

PEMERINTAH DAERAH SUMATERA BARAT DALAM PENGURANGAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

SUMATERA BARAT, SEBAGAI JANTUNG SUMATERA UNTUK PERLINDUNGAN HUTAN MELALUI SKEMA HUTAN NAGARI DAN HKM, DAN KAITANNYA DENGAN SKEMA PENDANAAN KARBON

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

Tantangan Implementasi Peraturan Presiden No. 13/2012 tentang. RTR Pulau Sumatera dalam Upaya Penyelamatan Ekosistem Sumatera

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 28/Menhut-II/2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK)

Pertemuan Koordinasi GCF Bali, Juni 2014

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 DALAM KERANGKA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENATAAN RUANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN

REFLEKSI PEMBANGUNAN BIDANG KEHUTANAN DIKEPEMIMPINAN GUBERNUR JAMBI BAPAK Drs. H. HASAN BASRI AGUS, MM

(RAD Penurunan Emisi GRK) Pemanasan Global

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENCEGAHANKEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN. Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Solo, 27 Maret 2013

NOTULENSI LOKAKARYA PELAKSANAAN 5 KORIDOR SUMATERA

PEDOMAN TATA KERJA BKPRD PROVINSI SUMATERA SELATAN

Transkripsi:

DISAMPAIKAN OLEH: Dr. Sjofjan Bakar, M.Sc Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Pada Acara Lokakarya Pelaksanaan 5 Koridor Sumatera di Hotel Bidakara Jakarta tanggal 3 Oktober 2012

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera. Kesepakatan 10 Gubernur Se-Sumatera tanggal 18 September 2008, yang dituangkan dalam Peta Jalan Menuju Penyelamatan Ekosistem Sumatera, Visi Sumatera 2020.

Peluncuran Komitmen Gubernur se- Sumatra Di IUCN Hasil Kesepakatan disampaikan dalam acara Side Event IUCN pada tanggal 9-10 Oktober 2008 di Barcelona Penataan Ruang Berbasis Ekosistem menjadi kunci untuk upaya pengurangan emisi dari LULUCF

Juni 2009, Rencana aksi dan dokumen Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 dibahas di Hotel Borobudur, Jakarta

Pada tanggal 11 Mei 2010

Diwakili oleh Kementerian Lingkungan Hidup sebagai Pembicara Utama dalam penyampaian progres dan rencana tindak lanjut Road Map Sumatera 2020 Menyampaikan rencana program aksi di kawasan ekosistem terpadu RIMBA

Save Sumatra Road Map 2020 Integrated Ecosystem RIMBA (Riau, Jambi and Sumbar)

Koridor Rimba prioritas kawasan dalam Roadmap Ekosistem Sumatera Koridor Rimba salah satu koridor yang perlu dipastikan kelestariannya Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatra. RTR Pulau Sumatera mengintegrasikan hasil rekomendasi KLHS pelaksanaan RTRW Provinsi dan Kab./kota se-sumatera sudah semestinya mengarusutamakan pembangunan berkelanjutan

5 Rencana Aksi : 1. Restorasi 2. Pelayanan Jasa Air 3. Pelayanan Jasa Karbon 4. Pengelolaan Hutan Lestari 5. Pengelolaan Perkebunan Lestari

Bagaimana 5 Rencana Aksi Dapat Di Implementasikan Di Kawasan Ekosistem Terpadu RIMBA

a. Review legal status lahan dalam RIMBA ( HL, KSA, CA, SM, TWA, dan status kawasan lindung lainnya) b. Konsultasi dengan pemerintah & pemerintahan setempat terkait program reforestasi c. Identifikasi dan profiling area potensial untuk kegiatan reforestasi di luar kawasan lindung d. Pemetaan detail area lokasi reforestasi e. Konsultasi, identifikasi dan establishment kelompok masyarakat. f. Pemantauan secara partisipatif secara dan penggunaan INDERAJA serta IT.

a. Identifikasi dan mapping kawasan tangkapan hujan di dalam areal RIMBA b. Menentukan wilayah DAS sebagai sumber c. Melakukan study kesediaan membayar dari konsumer d. Mengembangkan mekanisme jasa air e. Menyusun regulasi sebagai dasar pungutan jasa air f. Pelaksanaan pungutan jasa air g. Monitoring dan evaluasi

a. Visibility studi utk kelayakan legal,policy,sosial,carbon, financial dan baselining ( other aspect relate with REDD) b. Agreement (pemerintah dan masyarakat) dan registrasi (pokja REDD) c. Detail carbon measurement, PDD, MRV, Validasi, certified ---> dengan asumsi berlandasarkan REDD voluntary d. Marketing dan carbon trading e. Implementasi dan monitoring

a. Review Status legal sesuai dengan peraturan & perizinan b. Detail mapping ekosistem penting (kawasan tinggi Kehati dan Karbon) c. Kesesuaian lokasi konsesi HTI & HPH terhadap kawasan ekosistem d. Arahan strategis pengelolaan -> Menuju praktek BMP, hutan lestari, HPH restorasi. e. Mekanisme pelaksanaan dan peran antar lembaga serta pengembangan kapasitas f. MRV (measurable, reportable dan verifiable) serta pengukuran dan pemantauan perkembangan

a. Review Status legal sesuai dengan peraturan & perizinan b. Detail mapping ekosistem penting (kawasan tinggi Kehati dan Karbon) c. Kesesuaian lokasi konsesi Perkebunan terhadap kawasan ekosistem d. Arahan strategis pengelolaan -> Menuju praktek BMP, perkebunan lestari. e. Mekanisme pelaksanaan dan peran antar lembaga serta pengembangan kapasitas f. MRV (measurable, reportable dan verifiable) serta pengukuran dan pemantauan perkembangan

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan: 1. Oktober 2010, Pertemuan di Hotel Ambhara, menyepakati Kemendagri sebagai Leading Agency RIMBA Project, dengan tim mitra dari Kemenko Kesra, Bappenas, Kemen-PU, KLH, dan Kemenhut. 2. 1 Nov 2011 di Hotel Nikko- Jakarta, GEF Consultation Meeting 3. 5 Nov 2011 di Hotel Borobudur, dalam rangka menjajagi mekanisme pembiayaan hibah luar negeri dengan Kemenkeu. 4. 14 Desember 2011, pengiriman Project Identification Form (PIF) RIMBA Project ke GEF Sec dari Kemendagri selaku Koordinator Executing Agency;

5. 9 Maret 2012, disampaikan Revisi PIF dari GEF OFP ke UNEP selaku Implementing Agency. 6. Tanggapan penolakan dari GEF Sec terhadap PIF yang diajukan (cat:lebih bersifat politis) dan segera disampaikan surat dari Kemendagri tanggal 25 April 2012 tentang tanggapan penjelasan terhadap penolakan dimaksud, dan kesimpulannya proses persiapan RIMBA Project tetap dilanjutkan. 7. Komunikasi dengan GEF OFP dan GEF Sec melalui WWF dan UNEP masih terus berlangsung dalam rangka proses perbaikan/ penyermpurnaan PIF dan PPG.

Pelaksanaan KLHS di Koridor RIMBA: Pada tahun 2011: fasilitasi Kemendagri untuk KLHS RTRW Provinsi Jambi, dengan membawa rekomendasi KLHS RTR Sumatera ke dalam proses KLHS RTRW Jambi. Tanggal 31 Juli -3 Agustus 2012: Pelatihan KLHS Kick Off Meeting Pelaksanaan KLHS dengan fasilitasi WWF dan dukungan penelitian potensi jasa lingkungan dan scoping tutupan lahan, serta fasilitasi KLHS 3 kabupaten di RIMBA melalui skema MCI-BMU (s.d. Maret 2013). Tanggal 5-7 September 2012 Bintek KLHS untuk 3 Kabupaten di Koridor RIMBA di Jakarta, dengan fokus melakukan pelingkupan untuk mendapatkan isu strategis PB di 3 kabupaten. 3 kabupaten menetapkan K/R/P Yang akan di KLHS

Tindak Lanjut pelaksanaan KLHS Tahun 2013: a) Kab. Dharmasraya (Prov. Sumbar) : KLHS RPJPD b) Kab. Kuantan Singingi (Prov. Riau): KLHS RPJMD c) Kab. Tebo (Prov. Jambi) Pelaksanaan KLHS RPJPD TIGA KABUPATEN, SEGERA : 1. Menyusun Baseline data terkait isu strategis dari proses pelingkupan 2. Melakukan pertemuan dengan SKPD +pihak2 terkait untuk shortlisted isu 3. Melakukan 3 mekanisme dan tahapan KLHS sesuai Rapermendagri.

1. Kab. Dharmasraya : a. RPJPD : 2005-2025; Belum Perda; Tahun 2013 Akan Disusun. b. RPJMD : 2010-2015; Sudah Ketuk Palu Kesepakatan DPRDeksekutif; Baru Evaluasi di Bappeda Provinsi; Target Tahun Ini Selesai. c. RTRW : Sudah mendapat persetujuan substansi dari Menteri PU 2. Kab. Kuantan Singingi : a. RPJPD : 2007-2026; Belum Perda; Tahun 2013 Akan Disusun. b. RPJMD : 2011-2016; Sudah di DPRD Untuk Kesepakatan DPRD - eksekutif; Target 2012 atau Tergantung Proses Di Dewan. c. RTRW : Sudah mendapat persetujuan substansi dari Menteri PU 3. Kab. Tebo : a. RPJPD :2006-2025; Perda No.3/2007; Tahun 2013 Akan Lakukan Revisi RPJPD. b. RPJMD : 2011-2016; Ranperda Masih di DPRD. c. RTRW : Sudah mendapat persetujuan substansi dari Menteri PU

1) Memperhitungkan hubungan fungsional ekologis, sosial dan ekonomi pada kawasan perbatasan lintas wilayah. 2) Merestorasi kawasan yang memiliki nilai penting terhadap perlindungan sistem kehidupan, keanekaragaman hayati, dan perubahan iklim, yang telah mengalami degradasi dan terfragmentasi 3) Mengembangkan akses bagi daerah terisolir dan pulau-pulau kecil serta membuka akses bagi masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan dasar dan peningkatan kesejahteraannya 4) Membangun dengan tidak menganggu keutuhan (memotong) kawasan lindung, dan ekosistem yang bersifat unik. 5) Menetapkan enklave desa yang berada dalam kawasan hutan, dan pengakuan terhadap hak masyarakat adat. 6) Mengembangkan sumber energi alternatif. 7) Mempertahankan kawasan pertanian pangan. Di INTEGRASIKAN KE DALAM PERUMUSAN RPJPD/RPJMD/RTRW 10 PROVINSI & KAB/KOTA NYA

Rekomendasi KLHS RTR PULAU SUMATERA dimaksud selayaknya menjadi payung bagi 10 provinsi serta kabupaten/kota se- Sumatera pada saat nanti provinsi/kabupaten/kota melaksanakan KLHS untuk tata ruangnya atau RPJPD/RPJMD nya. Ditjen Bina Bangda Kemendagri saat ini tengah menyusun Permendagri tentang Pedoman Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan atau Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah. KLHS bukan instrumen untuk menyalahkan atau meluruhkan suatu kebijakan, rencana, atau program. Namun alat untuk meningkatkan kualitas K/R/P dan menganalisis pengaruh K/R/P terhadap kondisi lingkungan (sosial budaya ekonomi ekologi) suatu wilayah.

Terima kasih