Development Lifecycles and Approaches System Development Life Cycle (SDLC) merupakan tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analisis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam SDLC adalah: 1. Melakukan survei dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi. 2. Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan. 3. Menetukan permintaan pemakai sistem informasi 4. Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik. 5. Menentukan hardware dan software 6. Merancang sistem informasi yang baru 7. Membangun sistem informasi yang baru 8. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru 9. Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru bila di perlukan. SDLC merupakan alat bantu penting dalam Software Development Methodology (SDM). Tujuan menggunakan metodologi SDLC dalam pengembangan sistem informasi adalah: 1. Agar pengembangan sistem informasi menjadi lebih cermat. 2. Menjadi lebih terukur. 3. Dapat mengikuti metode yang telah ditentukan. Model yang sering digunakan dalam SDLC adalah model waterfall, meskipun masih banyak model SDLC yang lain seperti: fountain, spiral, rapid, prototyping, incremental, build and fix, sincronize dan stabilize. Waterfall model pertama kali diperkenalkan oleh Winston W. Royce (1929-1995). Requirement (Analisa Kebutuhan) Design (Perancangan) Implementation (Implementasi) Integration and Testing (Integrasi dan Pengujian) Gambar 1 Waterfall Model (Sumber: Tantra, 2012) Maintenance (Perawatan) Tahapan-tahapan pada metode waterfall 1. Requirement analysis (Analisis kebutuhan) 1
Pada tahapan ini, informasi yang diperoleh melalui wawancara, survey atau diskusi. Informasi dianalisis untuk mendapatkan dokumentasi kebutuhan pengguna untuk digunakan pada tahap selanjutnya. 2. System Design (Perancangan sistem) Tahap disain sistem dilakukan sebelum melakukan coding. Tahap disain bertujuan untuk menggambarkan apa yang seharusnya dikerjakan dan bagaimana tampilannya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perancangan sistem adalah: a. Perancangan proses secara fisik b. Perancangan asitektur sistem c. Perancangan interface d. Perancangan basis data dan berkas e. Perancangan program Fungsi tahapan ini adalah membantu untuk menspesifikasikan kebutuhan hardware dan sistem serta mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan. 3. Implementation Pada tahap ini melakukan proses pemrograman atau pembuatan software. Pembuatan software dipecah menjadi modul-modul kecil dan nanti akan di gabungkan pada tahap berikutnya. Modul yang telah dibuat, pada tahap ini juga dilakukan pemeriksaan terhadap modul-modul apakah sudah memenuhi fungsi yang diinginkan atau belum. 4. Integration and Testing Dilakukan penggabungan modul-modul yang sudah dibuat. Melakukan pengujian untuk mengetahui apakah software yang dibuat telah sesuai dengan desain dan apakah masih terdapat kesalahan atau tidak. 5. Operation and Maintenance Tahap maintenance atau pemeliharaan dilakukan pada software yang tidak memiliki kesalahan pada tahapan sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru. Jika dilihat secara umum life cycle terdiri atas empat fase proyek, yaitu: 1. Merumuskan masalah 2. Mencari solusi terhadap masalah 3. Melaksanakan solusi 4. Memonitor hasilnya, yaitu apakah solusi tersebut menyelesaikan masalah tersebut Dilihat dari perspektif proyek pembangunan sistem informasi, life cycle proyek meliputi fasefase: 1. Tahap penemuan atau discovery phase 2. Tahap konsep atau concept phase 3. Tahap desain atau design phase 4. Tahap pelaksanaan atau execution phase 5. Tahap jaminan kualitas (mutu) atau quality assurance phase 6. Tahap implementasi atau implementation phase 7. Tahap penutupan atau closure phase 2
Mekanisme Tahapan mekanisme proyek dari ruang lingkup organisasi secara umum, adalah: 1. ditentukan oleh manajemen melalui suatu kebijakan 2. Setelah keputusan dari manajemen menyatakan bahwa suatu proyek akan dijalankan, maka selanjutnya ditunjuk seorang pimpinan proyek (manajer proyek) dan pembentukan tim proyek 3. Pihak manajemen akan mendelegasikan proyek tersebut kepada manajer proyek untuk memimpin dan mengelola proyek dari awal sampai akhir. Manajer proyek bertanggung jawab sepenuhnya atas keberhasilan proyek tersebut 4. Dalam kegiatan keseharian, seorang manajer proyek akan mengkoordinir tim proyek dan bertanggung jawab (melaporkan setiap kegiatan proyek) kepada pihak manajemen. 5. Didalam kegiatan proyek, seluruh pihak yang terlibat harus bertanggung jawab terhadap keberhasilan proyek tersebut sampai dengan selesai, sesuai dengan kapasitas masing-masing. Metodologi manajemen proyek terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu: 1. Inisiasi proyek (project initiation) 2. Perencanaan proyek (project planning) 3. Pelaksanaan proyek (project execution) 4. Pengontrolan proyek (project controlling) 5. Penutupan proyek (project closure) Proses Inisisasi Proses Perencanaan Proses Pengontrolan Proses Pelaksanaan Proses Penutupan Gambar 2 Keterkaitan metodologi manajemen proyek (Sumber: Heryanti dan Triwibowo. 2015) Keterangan: Dimulai dengan proses inisialisasi proyek Kemudian dilakukan proses perencanaan proyek Berdasarkan perencanaan yang ada, maka dilakukan proses pelaksanaan proyek Selanjutnya melakukan pengontrolan terhadap proyek Pelaksanaan dan pengontrolan proyek dapat dilakukan secara berulang 3
Bila dalam proses pengontrolan proyek masih ada yang perlu diperbaiki, maka buatlah perencanaan ulang (perbaikan perencanaan). Dari perbaikan perencanaan, maka dilakukan pelaksanaan proyek Kenudian dilakukan pengontrolan proyek Bila dalam proses pengontrollan proses tidak ada masalah, maka selanjutnya adalah melakukan pentutpan proyek. Inisiasi proyek Inisiasi proyek adalah tahap awal suatu proyek dimulai. Dalam tahap awal ini, memberikan gambaran global suatu proyek dalam bentuk definisi proyek sehingga akan kelihatan proyek yang akan dikerjakan. Gambaran global tersebut berisi: Ruang lingkup proyek Tujuan proyek Waktu pengerjaan proyek Biaya proyek, dan Informasi umum lainnya Inisiasi proyek, dalam hal ini adalah dokumen definisi proyek akan dijadikan sebagai bahan, pegangan dan acuan dalam perencanaan proyek, yaitu pembuatan dokumen perencanaan manajemen proyek. Tujuan proses inisiasi proyek 1. Menentukan tujuan proyek secara rinci 2. Mengidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilan untuk pelaksanaan proyek 3. Menentukan ruang lingkup proyek, jadwal proyek, keutuhan sumber daya proyek secara garis besar, asumsi proyek, serta batasan-batasan proyek sebagai acuan dalam membuat perencanaan manajemen proyek 4. Menentukan kriteria keberhasilan proyek Mekanisme proses inisiasi proyek 1. Pemilik proyek memberi penugasan kepada manajer proyek dan tim proyek. 2. Manajer proyek dan tim proyek secara bersama-sama membuat definisi proyek dan disetujui oleh pemilik proyek 3. Definisi proyek yang telah dibuat, selanjutnya akan dijadikan sebagai acuan atau landasan dalam pembuatan perencanaan manajemen proyek Catatan: 1. Pelaksana inisiasi proyek adalah manajer proyek dan tim proyek 2. Project team assignment merupakan input bagi inisiasi proyek 3. Project team assignment berupa dokumen resmi yang ditandatangani oleh pemilik proyek 4. Project team assignment bisa dalam bentuk; Surat perintah kerja Atau surat keterangan lainnya 5. Pada intinya surat keterangan tersebut memberi wewenang pekerjaan kepada manajer proyek dan tim proyek untuk melaksanakan suatu pekerjaan (proyek) dalam bentuk suat resmi yang ditandatangani oleh pemilik proyek 4
Daftar Pustaka Cadle J, Yeates D. 2008. Fifth Edition Project Management For Information Systems. Pearson Education Limited. ISBN: 978-0-13-206858-1 Heryanto I, Triwibowo T. 2015. Manajemen Berbasis Teknologi Informasi Revisi Kedua. Informatika Bandung. ISBN: 978-602-1514-95-5 5