BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebriani Rizki Ali, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Membaca dapat dikategorikan sebagai kegiatan yang digemari oleh mayoritas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan siswa,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didiknya, ia harus kreatif terlebih dahulu. Umumnya guru yang kreatif itu

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

pilan tersebut saling berhubungan dan menjadi acuan dalam setiap pembelajaran bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X

BAB I PENDAHULUAN. oleh beberapa hal. Guru sebagai pendidik, fasilitas, metode pembelajaran,

2015 PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Wujud dari proses belajar yaitu adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan menulis seseorang akan mampu mengungkapkan segala pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. individu dapat meningkatkan kualitas keberadaannya, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Ridha Wulan Kartika, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat suatu masalah dalam pembelajaran sejarah di sekolah saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari proses belajar mengajar di sekolah, sebab sekolah. Dalam pembelajaran atau proses belajar mengajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang tidak dapat keluar dari sistem yang mengikatnya atau mengaturnya.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membangun sebuah peradaban suatu bangsa. Menurut Kamus Besar Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum tingkat satuan pendidikan sekolah dasar (KTSP) mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah SMP N 3 Bayat memiliki permasalahan dalam pembelajaran membaca

BAB I PENDAHULUAN. media pembelajaran yang sesuai, walaupun tentu masih ada aspek-aspek lain yang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

2016 PENINGKATAN KEMAND IRIAN BELAJAR SISWA D ENGAN MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING D ALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses Belajar Mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari Banten tentang asal usul suatu daerah Pandeglang. telah menjadi hal yang dominan dalam sebuah buku Livre De Peintre (Triyadi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pembelajaran yang sering kali dihadapkan pada materi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Supriana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi awal pra penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2014 di SMP Negeri 12 Bandung tepatnya di kelas 7F, terdapat beberapa permasalahan berkaitan dengan proses belajar dalam pembelajaran IPS. Salah satunya adalah siswa tidak diberikan kesempatan untuk mengekspresikan kreativitasnya, pembelajaran kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Pembelajaran cenderung mengarahkan siswa untuk menghapal konsep tanpa meminta pendapat sesuai dengan pemahaman siswa. Hal tersebut dapat menghambat kreativitas siswa dan mungkin dapat mematikan kreativitas siswa. Pembelajaran juga kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menampilkan hasil karyanya di depan kelas sehingga siswa cenderung tidak percaya diri. Siswa malu jika harus mengemukakan pendapat atau menampilkan karyanya di depan banyak orang. Hal ini berdampak kepada pemahaman siswa bahwa pembelajaran IPS hanya harus menghapal tanpa mengembangkan potensi kreatifnya. Siswa juga menjadi kurang peka terhadap permasalahan lingkungan sosial budaya karena pembelajaran di kelas tidak membawa siswa untuk memperhatikan fenomena yang jarang diamati oleh kebanyakan orang. Pembelajaran juga kurang mengungkapkan aspek imajinasi atau firasat sehingga pembelajaran kurang bermakna bagi siswa. Pembelajaran cenderung mengarahkan siswa untuk tahu materi IPS saja tanpa harus memikirkan berbagai tindakan yang berkaitan dengan masa depan. Berbagai permasalahan tersebut menyebabkan siswa kurang memiliki semangat dalam belajar, sehingga memberikan dampak kepada dorongan kreativitas dalam pembelajaran IPS. Pembelajaran dalam menunjang kreativitas perlu sebuah media yang tentunya dapat menghantarkan siswa pada pengembangan diri. Sebagaimana Pebriani Rizki Ali, 2014 Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa Melalui Komik Berbasis Budaya Lokal Dalam Pembelajaran Ips Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 diungkapkan oleh Daryanto (2013,hlm. 5) bahwa peran media dapat menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar. Media pembelajaran sebagaimana diungkapkan oleh Daryanto (2013, hlm.6) juga merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar IPS. Kondisi di lapangan menggambarkan bahwa penggunaan media pembelajaran IPS di kelas VII F dirasa masih kurang, guru masih mengandalkan ceramah secara keseluruhan dalam menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran IPS menjadi kurang begitu menarik bagi siswa karena pengalaman siswa dalam menerima materi kurang bervariatif. Keterbatasan media tersebut juga menyebabkan beban guru dalam penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran semakin bertabah. Guru harus mengulang materi ajar pada bagian tertentu dengan cara berulang-ulang, karena media yang digunakan untuk menghantarkan informasi kepada siswa tidak ada. Penggunaan media pembelajaran di kelas lebih cenderung untuk mengungkapkan materi ajar tanpa menggunakan unsur kreativitas sehingga antara membaca di buku paket dan membaca melalui media tersebut sama saja. Kondisi demikian menyebabkan siswa tidak terdorong untuk mengembangkan kreativitasnya. Sebagaimana diungkapkan oleh guru bersangkutan menyatakan bahwa siswa cenderung bosan dengan pembelajaran karena media yang digunakan monoton. Hal demikian mengarahkan kepada sikap apatis siswa terhadap pengembangan daya kreativitasnya. Kreativitas siswa dapat dipupuk melalui penggunaan budaya lokal dalam pembelajaran. Sebagaimana diungkapkan oleh Selo Soemardjan (dalam Munandar (2012,hlm. 126) kemampuan kreatif individu tidak sama sekali lepas dari pengaruh kebudayaan dan masyarakat yang mengelilinginya. Hal demikian didorong oleh suatu pemahaman bahwa budaya lokal merupakan suatu bentuk kreativitas yang telah tercipta sejak masa silam yang senantiasa dipelihara dan dikembangkan dari generasi ke generasi selanjutnya. Berdasarkan pemahaman

3 penulis terhadap konsep tersebut menghantarkan pada pemikiran untuk mengembangkan budaya lokal dalam pembelajaran. Eksistensi budaya lokal di kalangan siswa SMP Negeri 12 juga kurang terlihat, hal tersebut didasarkan pada wawasan siswa terhadap budaya lokal masih minim. Sebagaimana guru dalam menyampaikan pembelajaran di kelas tidak menyinggung budaya lokal, sehingga siswa asing terhadap kebudayaannya sendiri yaitu budaya sunda. Walaupun pada kenyataannya sekolah mewajibkan penggunaan atribut budaya sunda namun hanya beberapa orang saja yang menggunakan sementara yang lainnya terlihat acuh. Keterampilan guru dalam memanfaatkan media pembelajaran sebagai alat untuk memediasi siswa dalam menerima dan menggunakan pengetahuannya sangat diperlukan. Pada abad 21 ini, pembelajaran tidak lagi bersifat statis hanya mengandalkan buku teks dan sumber informasi dari guru. Pembelajaran harus lebih interaktif, dengan demikian siswa yang harus aktif mencari dan merekonstruksi sendiri pengetahuannya. Dalam proses pembelajaran, secara alami siswa lebih banyak menggunakan indera penglihatan yaitu mata. Kenyataan ini membuat banyak ahli media berupaya menciptakan berbagai macam media pembelajaran yang lebih bersifat visual. Dalam setiap proses penciptaan media diupayakan agar dapat memenuhi kebutuhan guru maupun siswa. Kebutuhan guru akan adanya media adalah tersampaikannya materi secara utuh kepada siswa dan antara satu siswa dengan yang lainnya, sedangkan siswa membutuhkan media yang dapat mempermudah memahami berbagai macam pelajaran yang mungkin relatif sulit dimengerti jika hanya disampaikan lewat metode ceramah oleh guru. Berbagai pertimbangan membuat peneliti, memilih untuk membuat media yang mampu menarik perhatian siswa untuk menggunakannya baik itu saat pembelajaran di dalam kelas maupun saat ia belajar secara mandiri. Selain itu juga media pembelajaran yang memuat budaya lokal. Salah satu media pembelajaran yang mulai dikembangkan adalah komik pembelajaran. Komik adalah sebuah media yang menyampaikan cerita dengan visualisasi atau ilustrasi gambar. Komik digemari oleh orang-orang yang mempunyai tipe belajar visual karena dalam komik suatu cerita disampaikan dengan dominasi gambar yang sangat menonjol.

4 Secara dominan komik bersifat menghibur sehingga banyak orang yang menggemarinya terutama anak-anak dan remaja. Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut maka peneliti berencana merancang sebuah penelitian tindakan dengan menggunakan media pembelajaran berupa komik yang berbasis budaya lokal. Komik akan dirancang dengan menggunakan tokoh utama dari pewayangan sunda, yaitu Astrajingga. Penggunaan tokoh pewayangan tersebut dimaksudkan agar siswa dapat mengenal bentuk kebudayaan lokal, sebab salah satu bentuk pelestarian budaya lokal depat dilakukan melalui penggunaan kebudayaan tersebut sebagai media ajar dalam dunia pendidikan. Sehingga harapannya, melalui penggunaan tokoh wayang tersebut dapat meningkatkan perbendaharaan siswa mengenai wawasan budaya lokal sunda. Dari proses pembelajaran dengan menggunakan media komik berbasis budaya lokal ini pada akhirnya akan menimbulkan hasil, yaitu kesadaran untuk melestarikan budaya lokal pada diri siswa. Di wilayah Bandung sendiri terdapat suatu anjuran yang diberlakukan oleh walikota mengenai program Rabu Nyunda. Program tersebut diberlakukan bahwa sekolah-sekolah di wilayah Bandung harus membudayakan penggunaan kebaya bagi siswa perempuan dan iket bagi siswa laki-laki. Melalui penelitan ini diharapkan dapat saling menguatkan antara program Rabu Nyunda dengan kegiatan pembelajaran melalui komik berbasis budaya lokal sunda. Pada prakteknya penggunaan budaya lokal sebagai media pembelajaran merupakan salah satu bentuk pelestarian kultural, sebab nilai-nilai dalam budaya lokal tersebut diinternalisasikan kepada siswa melalui proses pembelajaran di sekolah. Adapun penelitian terdahulu mengenai penggunaan media komik pernah dilakukan oleh Suci Sundusiah Tahun 2008 berkaitan dengan respon pembaca anak terhadap cerita klasik yang ditransformasikan ke dalam komik. Melalui media komik ini, respon siswa terhadap cerita klasik menjadi semakin meningkat. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Ikhsan Prayoga Tahun 2012 berkaitan dengan penggunaan komik dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Komik tersebut dapat menjadi media untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.

5 Selain itu penelitian mengenai penggunaan komik sebagai media pembelajaran sudah pernah dilakukan sebelumnya, yaitu penelitian mengenai efektivitas penggunaan komik sebagai media pembelajaran keterampilan berbicara materi aisatsu untuk siswa SMP oleh Dimas Tri Adityo Tahun 2010. Dengan media komik, siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicara dalam materi aisatsu. Adapun hal yang membedakan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah lebih memfokuskan pada penggunaan komik yang berbasis budaya lokal, yaitu penggunaan tokoh Astrajingga. Permasalahan yang diungkapkan di atas merupakan dasar penelitian ini, penggunaan media komik berbasis budaya lokal untuk meningkatkan kreativitas siswa merupakan pokok permasalahan dalam penelitian ini. Penelitian ini disusun dengan judul Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa melalui Komik Berbasis Budaya Lokal dalam Pembelajaran IPS di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat merumuskan identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Pembelajaran IPS kurang memotivasi siswa untuk kreatif dalam kegiatan belajar di dalam kelas, siswa disibukan dengan menghapal materi dalam buku teks yang disediakan sekolah. Sehingga siswa tidak memiliki keinginan untuk aktif dan kreatif dalam menambah wawasannya secara dinamis. 2. Siswa kurang memiliki wawasan budaya lokal yaitu budaya sunda, padahal wawasan budaya sangat penting bagi generasi muda sebagai bentuk estafeta pelestarian kultural. 3. Informasi yang disampaikan oleh guru kepada siswa belum sampai secara utuh, karena media yang digunakan sangat minim. Sehingga siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar dan mengembangkan kreativitasnya. C. Rumusan Masalah Penelitian Pokok permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah pengembangan media komik berbasis budaya lokal dalam meningkatkan

6 kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS. Untuk memperjelas kajian ini penulis menjabarkan masalah pokok penelitian dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana merencanakan penggunaan media komik berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung? 2. Bagaimana melaksanakan penggunaan media komik berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung? 3. Bagaimana kendala yang dihadapi guru dan solusi mengatasi masalahmasalah dalam penggunaan media komik berbasis budaya lokal untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung? 4. Bagaimana efektivitas penggunaan media komik berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mendapatkan gambaran mengenai perencanaan penggunaan media komik berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung. 2. Mendapatkan gambaran mengenai pelaksanaan penggunaan media komik berbasis budaya lokal dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung. 3. Menganalisis kendala dan mengatasi permasalahan dalam penggunaan media komik berbasis budaya lokal untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas VII F SMP Negeri 12 Bandung. 4. Memberikan gambaran sejauh mana penggunaan media komik dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS di SMP Negeri 12 Bandung.

7 E. Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan motivasi dan meningkatkan aktivitas belajar terutama dalam pembelajaran IPS yang bermakna bagi siswa 2. Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan referensi dalam mengembangkan media pembelajaran yang menarik 3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan sumbangan berupa ide dalam rangka mengembangkan proses belajar dan mengajar di lembaga tersebut. 4. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung terutama dalam mengembangkan media pembelajaran komik. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lanjutan. F. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Pada bab ini secara garis besar penulis memaparkan masalah yang dikaji. Adapun sub bab yang ada di dalamnya terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah dan sistematikan penulisan. BAB II : Kajian Pustaka Memaparkan kajian teori yang diambil dari literatur, sebagai fondasi dalam pelaksanaan penelitian ini. BAB III : Metode Penelitian Memaparkan mengenai tahapan-tahapan penelitian yang akan dilaksanakan, mulai dari persiapan, pelaksanaan sampai pada pengolahan data dan laporan penelitian. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Memaparkan hasil penelitian yang didasarkan atas data yang diperoleh selama penelitian dilakukan.

8 BAB V : Kesimpulan dan Rekomendasi Merupakan keputusan yang dihasilkan oleh penulis sebagai jawaban atas pertanyaan yang diteliti. Serta memaparkan tindak lanjut berupa rekomendasi atas hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA Merupakan urutan sumber yang digunakan dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, terdiri dari buku referensi, jurnal dan artikel dari internet yang sesuai.