III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl.

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Xaverius 2 Bandarlampung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di SMP

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII MTs Al-Hikmah Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Pringsewu

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 2

III. METODE PENELITIAN. pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Kelas VIII di SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Kelas X di SMK Muhammadiyah 2 Bandar Lampung terdiri

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP TMI Roudlotul Qur an Metro yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Terbanggi Besar yang terletak di desa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Jurusan Bangunan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

A. Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 17 Bandarlampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 13 Bandarlampung yang beralamat di

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandar Lampung semester genap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Anak Ratu Aji, Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 yang

III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Rumbia. Populasi dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandarlampung yang terletak di Jl.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung pada semester

METODE PENELITIAN. sebanyak 145 siswa yang terdistribusi ke dalam lima kelas (VIII A VIII E).

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Metro

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Hikmah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 31 Bandar Lampung. Populasi

METODE PENELITIAN. terdiri dari 6 kelas jurusan manajemen (Akuntansi, Pemasaran dan Perkantoran).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bangunrejo. Populasi yang diteliti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 20 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. SMPN 5 Bandar Lampung tahun pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari enam kelas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP IT Nurul Iman Pesawaran yang terletak di di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester ganjil SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Huffaz Pesawaran yang terletak di jalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandar Lampung yang terletak di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Matlaul Anwar Padangcermin.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen semu (quasi experiment). Kelompok

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 03 Februari 2014 sampai dengan 7 Juli 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Terusan Nunyai yang terletak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Mathla ul Anwar Gisting. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar

III. METODE PENELITIAN. yang terdiri dari 7 kelas yaitu kelas VIIIA - VIIIG. Pengambilan sampel dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Gadingrejo yang terletak di Jalan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bendungan Uwai, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar.

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Trimurjo yang terletak di Jalan Raya

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Kotabumi. Populasi yang diambil

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 22 Bandarlampung semester genap

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tunas Mekar Indonesia yang terletak di Jalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri I Ketapang. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri I Ketapang yang

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Mitra Bakti

III. METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 12 Bandarlampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandarlampung yang terletak di Jl.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI Jurusan Bangunan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

III. METODE PENELITIAN. Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun Ajaran 2013/2014 sebanyak 317 siswa

METODE PENELITIAN. Bandar Lampung. Kelas VIII di SMP Negeri 24 Bandar Lampung terdiri dari

III. METODE PENELITIAN. SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2012/2013 Kelas VIII semester

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Natar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK YPT Pringsewu. Populasi dalam penelitian

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pekalongan. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

III. METODE PENELITIAN. Pringsewu yang terdiri dari enam kelas, yaitu VIII-1 sampai VIII-6 dengan ratarata

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Gajah Mada

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Teuku Cik Ditiro No. 2 Beringin Raya Kemiling Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran 2014-2015 yang terdistribusi dalam lima kelas (XI IPA 1-XI IPA 5) dengan jumlah siswa sebanyak 188 siswa. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purposive Random Sampling yaitu pengambilan sampel atas dasar tujuan dan pertimbangan tertentu. Tujuan penelitian tercapai dengan baik apabila menggunakan data yang valid karena dapat memperkecil faktor lain yang dapat mempengaruhi penelitian. Untuk memperoleh data yang valid tersebut, diperlukan sumber data yang valid. Oleh karena itu, sampel yang dipilih adalah dua kelas yang diajar oleh guru yang sama. Pertimbangan yang digunakan adalah pertimbangan yang diberikan oleh ahli yang mengenal populasi dengan baik. Dalam hal ini peneliti mengasumsikan bahwa ahli dalam populasi ini adalah guru matematika kelas XI IPA SMAN 7 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh dua kelas yang memiliki kemampuan yang sama dan yang mewakili populasi. Dari populasi yang terdiri dari lima kelas terpilihlah kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5, dengan kelas eksperimen yaitu kelas XI IPA 4 dan kelas kontrol yaitu kelas XI IPA 5.

26 B. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Desain yang digunakan adalah post-test only control group design. Model desain post-test only control group dapat digambarkan sebagai berikut (Furchan, 1982:353) : Tabel 3.1 Post-test Only Control Group Design Kelompok Perlakuan Post-test E X P Y Keterangan: E = Kelas eksperimen P = Kelas kontrol X = Diberi perlakuan dengan menggunakan model Problem Based Learning Y = Diberi perlakuan dengan menggunakan model konvensional = Nilai post-test siswa pada kelas eksperimen = Nilai post-test siswa pada kelas kontrol C. Data Penelitian Data penelitian ini adalah data kuantitatif berupa skor kemampuan komunikasi matematis siswa. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Tes diberikan pada kelas PBL dan kelas konvensional, yang dilakukan setelah pembelajaran.

27 E. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah tes. Bentuk tes yang digunakan adalah tes uraian karena dengan soal uraian langkah-langkah penyelesaian siswa yang mengandung indikator kemampuan komunikasi matematis dapat terlihat dengan jelas. Tes terdiri dari 5 soal uraian. Tes disusun berdasarkan indikator-indikator kemampuan komunikasi matematis. Penyusunan perangkat tes dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Melakukan pembatasan materi yang diujikan, yaitu pokok bahasan limit fungsi kompetensi dasar 6.1, menjelaskan secara intuitif arti limit fungsi di suatu titik dan di titik tak-hingga dan menggunakan sifat limit fungsi untuk menghitung bentuk tak tentu fungsi aljabar dan fungsi trigonometri. 2. Menentukan tipe soal, yaitu soal esai. 3. Menentukan jumlah soal, yaitu 5 soal. 4. Menentukan waktu mengerjakan soal, yaitu 90 menit. 5. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator pembelajaran yang ingin dicapai. 6. Menulis butir soal, kunci jawaban, dan penentuan skor. 7. Menganalisis validitas 8. Mengujicobakan instrumen. 9. Menganalisis reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran. 10. Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang dilakukan. Tes komunikasi matematis ini menuntut siswa memberikan jawaban berupa menggambar (drawing), ekspresi matematika (mathematical expression), dan

menuliskannya (written texts). Adapun pedoman penskoran tes pemahaman konsep disajikan pada Tabel 3.2. 28 Setelah perangkat tes tersusun, diujicobakan pada kelas di luar sampel penelitian, yaitu kelas XII IPA 2 SMAN 7 Bandar Lampung. Uji coba dilakukan untuk menguji apakah soal-soal tersebut memenuhi kriteria soal yang layak digunakan. Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Soal Kemampuan Komunikasi Matematis Skor Menggambar (Drawing) 0 Tidak ada jawaban, 1 Membuat gambar, diagram, atau tabel namun isi nya tidak sesuai dengan konsep 2 Membuat gambar, diagram, atau table sesuai dengan konsep namun kurang lengkap 3 Membuat gambar, diagram, atau tabel sesuai dan lengkap Ekspresi Matematika (Mathematical Expression) Hanya sedikit dari pendekatan matematika yang benar Membuat pendekatan matematika dengan benar, namun salah dalam mendapatkan solusi Membuat pendekatan matematika dengan benar, solusi benar, namun terdapat langkah-langkah yang terlewati Menulis (Written Texts) Menjelaskan namun tidak sesuai dengan konsep dan tidak masuk akal Penjelasan secara matematis masuk akal namun kurang lengkap Penjelasan secara matematis masuk akal dan lengkap 4 - Membuat pendekatan matematika dengan benar, kemudian melakukan perhitungan atau mendapatkan solusi secara lengkap dan benar - Skor Maksimal 3 4 3 1. Validitas Tes Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi tes komunikasi matematis ini dapat diketahui dengan cara membandingkan isi yang terkandung dalam tes komunikasi matematis dengan indikator pembelajaran yang telah ditentukan.

29 Dalam penelitian ini terkait kesesuaian dengan indikator kemampuan komunikasi matematis, tes dikonsultasikan terlebih dahulu kepada pembimbing selanjutnya dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran matematika kelas XI terkait materi tes. Tes yang dikategorikan valid adalah yang butir-butir tesnya telah dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur berdasarkan penilaian guru mitra dan dosen pembimbing. Setelah dikonsultasikan, diperoleh bahwa seluruh instrumen tes telah sesuai dengan kisi-kisi tes yang akan diukur serta bahasa yang digunakan telah sesuai dengan kemampuan bahasa siswa (Lampiran B.4, halaman:137 ). Setelah diadakan uji coba soal, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil uji coba untuk diteliti kualitasnya. Tes yang digunakan dalam penelitian ini harus valid, memiliki reliabilitas yang tinggi atau sangat tinggi, memiliki tingkat kesukaran mudah, sedang, dan sukar, serta memiliki daya pembeda yang baik atau sangat baik. 2. Reliabilitas Tes Setelah dinyatakan valid, maka instrument tes diujicobakan. Awalnya pengujicobaan instrumen akan dilakukan pada siswa kelas XI IPA di luar kelas penelitian yang memiliki karakteristik sama dengan kelas penelitian. Melihat kondisi bahwa siswa pada kelas XI IPA di luar kelas penelitian belum menempuh materi yang akan diujikan, maka pengujicobaan instrumen dilakukan pada kelas XII IPA 2 yang telah menempuh atau mempelajari materi. Setelah dilakukan uji coba, langkah selanjutnya adalah menganalisis data hasil uji coba untuk mengetahui reliabilitas tes.

30 Pengukuran koefisien reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha (Suherman, 2003:154) sebagai berikut : ( ) ( ) Keterangan: = Koefisien reliabilitas = Banyak butir soal = Jumlah varians skor tiap item = Varians skor total Setelah didapat harga koefisien reliabilitas maka harga tersebut diinterprestasikan terhadap kriteria dengan mengunakan tolak ukur yang dibuat Guilford (Suherman, 2003: 113) seperti pada Tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Besar r 11 Interpretasi Reliabilitas sangat rendah r 11 0,20 r 11 0,40 Reliabilitas rendah r 11 r 11 r 11 Reliabilitas sedang Reliabilitas tinggi Reliabilitas sangat tinggi Kriteria koefisien reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah yang termasuk dalam klasifikasi reliabilitas tinggi. Setelah menghitung reliabilitas instrumen tes, diperoleh nilai r 11 = 0,49 (Lampiran C.1 halaman:142) sehingga instrumen tes tersebut memiliki reliabilitas yang sedang sehingga instrument tes perlu direvisi.

31 Setelah instrument tes direvisi, kemudian instrumen dikonsultasikan kembali kepada guru mitra untuk mengetahui validitas instrumen. Setelah dikonsultasikan, diperoleh bahwa seluruh instrumen tes telah sesuai dengan kisi-kisi tes yang akan diukur serta bahasa yang digunakan telah sesuai dengan kemampuan bahasa siswa (Lampiran B.5 halaman:139) Setelah dinyatakan valid, instrument tes diujicobakan kembali yaitu pada siswa kelas XII IPA 1 yang telah menempuh atau mempelajari materi. Setelah dilakukan uji coba, langkah selanjutnya adalah menganalisis data hasil uji coba kembali untuk mengetahui reliabilitas tes. Setelah dianalisis diperoleh nilai r 11 = 0,86 (Lampiran C.1 halaman:143) sehingga instrumen tes tersebut memiliki reliabilitas tinggi. 3. Daya Pembeda Tes Sebelum menghitung indeks daya pembeda, data terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah, kemudian diambil 27% dari jumlah seluruh siswa kelas uji coba yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok tinggi) dan 27% dari jumlah seluruh siswa kelas uji cobayang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok rendah). Menurut Suherman (2003:161) rumusnya adalah : Keterangan: = rata-rata skor kelompok atas = rata-rata skor kelompok bawah = daya pembeda = skor maksimum ideal tiap butir soal

Adapun klasifikasi daya pembeda berdasarkan Suherman (2003: 161), dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut: Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Besar Daya Pembeda Interpretasi DP Soal sangat jelek DP 0,20 Soal jelek DP 0,40 Soal cukup DP 0,70 Soal baik DP 1,00 Soal sangat baik 32 Kriteria indeks daya pembeda yang digunakan dalam penelitian ini minimal memiliki klasifikasi cukup. Setelah menghitung daya beda butir soal, diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.6 Dari perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa kelima soal termasuk kategori daya pembeda yang baik. Perhitungan selengkapnya mengenai indeks daya beda dapat dilihat pada Lampiran C.2 halaman:144. 4. Indeks Kesukaran Tes Untuk menghitung indeks kesukaran soal bentuk uraian dapat digunakan rumus sebagai berikut: (Suherman, 2003:17) Keterangan : IK = indeks kesukaran = skor rata-rata tiap butir soal = skor maksimum ideal tiap butir soal Adapun klasifikasi indeks kesukaran berdasarkan Suherman (2003:170) dapat dilihat pada Tabel 3.5.

33 Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Kesukaran Indeks Kesukaran Interpretasi IK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < IK 0,30 Soal sukar 0,30 < IK 0,70 Soal sedang 0,70 < IK 1,00 Soal mudah IK > 1,00 Soal terlalu mudah Dengan adanya klasifikasi tersebut, maka dalam penelitian ini akan digunakan soal yang mempunyai indeks kesukaran sedang. Setelah menentukan indeks kesukaran soal diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3.6. Dari 5 soal tersebut, terdapat 1 soal termasuk kategori mudah, 4 soal termasuk kategori sedang. Perhitungan selengkapnya mengenai tingkat kesukaran dapat dilihat pada Lampiran C.2 halaman:145. Tabel 3.6 Data Hasil Uji Coba Tes No. Soal Validitas Reliabilitas Daya Beda 1 Valid 2 Valid 3 Valid 4 Valid 5 Valid 6 Valid 0,498 (sedang) 0,498 (sedang) 0,498 (sedang) 0,498 (sedang) 0,498 (sedang) 0,498 (sedang) 0,075 (Sangat Buruk) Tingkat Kesukaran Keputusan yang Diambil O,76 (Mudah) Dibuang 0,18 (Buruk) 0,56 (Sedang) Diperbaiki 012 (Buruk) 0,65 (Sedang) Diperbaiki 0,93 (Sangat Baik) 0,029 (Sangat Buruk) 0,93 (Mudah) Digunakan 080 (Mudah) Dibuang 0,11 (Buruk) 0,54 (Sedang) Diperbaiki Setelah tes uji coba direvisi, terdapat perubahan komposisi butir tes kemudian dilakukan uji reliabilitas kembali seperti pada Tabel 3.7.

34 Tabel 3.7 Data Hasil Uji Coba Tes Setelah Direvisi No. Soal Validitas Reliabilitas Daya Beda Tingkat Kesukaran 1 Valid 0,86 (tinggi) 0,31 (Cukup) O,76 (Mudah) 2 Valid 0,86 (tinggi) 0,37 (Cukup) 0,61(Sedang) 3 Valid 0,86 (tinggi) 051 (Baik) 0,46 (Sedang) 4 Valid 0,86 (tinggi) 0,31 (Cukup) 0,47 (Sedang) 5 Valid 0,86 (tinggi) 0,31 (Cukup) 0,60 (Sedang) Instrumen tes telah memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran yang telah ditentukan,sehingga tes layak digunakan untuk pengambilan data penelitian. F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Prosedur penelitian dikelompokan menjadi dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Pada tahap persiapan meliputi: 1. Penentuan populasi penelitian yang dapat mewakili kondisi kemampuan komunikasi matematis siswa SMA di Bandar Lampung, yaitu seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 7 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014-2015. 2. Pemilihan sampel penelitian yang dilakukan dengan mengambil dua dari lima kelas dan terpilihlah kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 5 sebagai kelas kontrol. 3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS) untuk 6 kali pertemuan. LKS diberikan kepada masing-masing siswa di kelas XI IPA 4.

35 4. Membuat instrumen penelitian yang terlebih dahulu dibuat kisi-kisi yang sesuai dengan indikator pembelajaran dan indikator komunikasi matematis beserta penyelesaian dan aturan penskorannya. Tersusunlah instrumen tes yang terdiri dari 5 soal dan akan digunakan sebagai post-test di kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5. 5. Uji validitas instrumen tes kepada guru matematika kelas XI IPA SMAN 7 Bandar Lampung. Setelah dinyatakan valid, instrumen tes kemudian diujikan pada siswa kelas XII IPA 2 SMAN 7 Bandar Lampung yang selanjutnya dihitung reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukarannya. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan meliputi: 1. Melakukan pembelajaran di kelas XI IPA 4 dengan menerapkan model PBL dan pembelajaran konvensional pada kelas XI IPA 5. 2. Pemberian posttest pada kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 untuk melihat kemampuan komunikasi matematis akhir siswa. 3. Pengumpulan dan pengolahan data penelitian G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah uji proporsi dan uji kesamaan dua proporsi. Sebelum diuji hipotesis, data yang telah diperoleh dari kelas yang menggunakan model PBL dan model konvensional dilakukan uji prasyarat yaitu: 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah data yang didapat berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dalam penelitian ini

36 menggunakan uji Chi-Kuadrat. Uji Chi-Kuadrat menurut Sudjana (2009: 273) adalah sebagai berikut. a. Hipotesis H o : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal b. Taraf signifikan : α = 0,05 c. Statistik uji Keterangan: = frekuensi harapan = frekuensi yang diharapkan = banyaknya pengamatan d. Keputusan uji Terima H 0 jika Uji normalitas ini dilakukan terhadap data kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas PBL dan kelas konvensional. Pada penelitian ini, uji Chi Kuadrat dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel. Hasil perhitungan uji normalitas kelompok data dapat dilihat pada Lampiran C.4 halaman 150, rangkuman uji normalitas tersebut disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi Matematis 37 Kelas Keputusan Uji PBL 1,34 7,81 H 0 diterima Konvensional 7,78 7,81 H 0 diterima Dari hasil uji normalitas data kemampuan komunikasi matematis siswa yang terangkum dalam Tabel 3.8 di atas, terlihat nilai 2 X hitung untuk setiap kelompok kurang dari 2 X tabel. Ini berarti pada taraf = 0,05 hipotesis nol untuk setiap kelompok diterima. Dengan demikian data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji prasyarat kemudian dilakukan uji hipotesis 2. Uji Hipotesis Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga dilakukan uji proporsi untuk mengetahui persentase siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis dengan baik kelas PBL dan uji kesamaan dua proporsi untuk membandingkan persentase siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis dengan baik antara kelas PBL dan kelas konvensional. a. Uji Proporsi Untuk menguji hipotesis bahwa proporsi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis dengan baik di kelas PBL lebih dari 0,5 maka dilakukan uji proporsi pada data kemampuan komunikasi matematis siswa di kelas tersebut. Uji yang dilakukan adalah uji proporsi satu pihak dengan rumusan hipotesis sebagai berikut:

38 (proporsi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis dengan baik kurang dari 0,5) (proporsi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis dengan baik lebih dari 0,5) Statistik yang digunakan dalam uji ini dalam Sudjana (2009: 234) adalah x n 0,5 z hitung 0,5 (1 0,5) n Keterangan: x : banyaknya siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis dengan baik pada model PBL n : jumlah siswa pada kelas PBL 0,5 : proporsi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis dengan baik Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikan dengan kriteria uji: tolak H 0 jika didapat dari daftar normal baku dengan peluang, dengan peluang, di mana. Untuk hipotesis H 0 diterima. b. Uji Kesamaan dua proporsi Untuk menguji hipotesis mengenai proporsi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis dengan baik di kelas PBL dibandingkan dengan siswa pada kelas konvensional maka dilakukan uji kesamaan dua proporsi pada data kemampuan komunikasi matematis siswa di kedua kelas tersebut. Uji yang dilakukan adalah uji kesamaan dua proporsi satu pihak dengan rumusan hipotesis sebagai berikut

39 (proporsi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis dengan baik pada kelas PBL sama dengan pada kelas konvensional) (proporsi siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis dengan baik pada kelas PBL lebih tinggi dari kelas konvensional) Statistik yang digunakan dalam uji ini dalam Sudjana (2009: 264) adalah. ( ) {( ) ( )} Dengan Keterangan: : banyaknya siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis dengan baik pada kelas PBL : banyaknya siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis dengan baik pada kelas konvensional : jumlah siswa pada kelas PBL : jumlah siswa pada kelas konvensional Dengan kriteria tolak jika dan terima untuk dengan taraf nyata.