BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mujizat Maulana Ibrahim, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Melalui Strategi Critical Incident

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

M 2015 PENERAPAN TEKNIK BBM (BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatkanya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian INDAH KOMALA SARI, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

PENGGUNAAN METODE CERAMAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS VII-B SMP NEGERI 5 KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

KEEFEKTIFAN MODEL ROUND TABLE DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 TANJUNG ENIM

BAB I PENDAHULUAN. Menurut BSNP 2006a (dalam Sufanti, 2010: 7) mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. bagi guru lebih terpusat pada transformasi nilai-nilai yang terpuji dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sindy Marcelina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Di dalam kurikulum ini terdapat pergeseran model pembelajaran dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya program standar pembelajaran disusun berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Debby Agita Viantiputri,2014

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, gagasan atau perasaan seseorang. Bahasa terdiri atas beberapa kata yang

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

I. PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yanti Wulan Sari, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan kegiatan berpikir seseorang untuk menuangkan ide dan gagasannya dalam suatu karya untuk dapat dibaca oleh orang lain. Oleh sebab itu penulis perlu memiliki kemampuan yang baik dalam menuangkan ide-ide yang diungkapkannya dalam bahasa tulisan. Menulis, dalam perspektif kajian pendidikan bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah, kegiatan pembelajaran bahasa tulisan yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan atas ide dan gagasan penulis kepada pembaca. Mengingat bahasa tulisan merupakan salah satu alat komunikasi dalam masyarakat, maka seseorang perlu belajar bagaimana cara membuat tulisan yang baik agar mudah dimengerti oleh pembaca. Untuk memiliki kemampuan menulis perlu proses belajar dan sekolah adalah salah satu tempat berlangsungnya proses belajar tersebut. Di sekolah siswa mendapat berbagai pelajaran, salah satu diantaranya mata pelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia. Melalui proses pembelajaran pendidikan Bahasa Indonesia, siswa dididik untuk memiliki kemampuan dan keterampilan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Selanjutnya diharapkan agar terjadi peningkatan keterampilan siswa dalam berbahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan.oleh sebab itu, upaya pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia perlu terus ditingkatkan agar mencapai hasil yang lebih baik. Berdasarkan kurikulum 2013, pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), terdapat empat komponen keterampilan berbahasa, antara lain keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Dari masing-masing keterampilan itu adalah satu kesatuan yang terpadu dalam proses pembelajaran.dari aspek penggunaannya,

keterampilan menyimak dan membacamerupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif, sementara keterampilan berbicara dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Oleh karena itu, siswa yang memiliki keterampilan berbahasa yang bersifat produktif, akan mudah melahirkan pikiran, gagasan, dan perasaan, baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran menulis teks deskripsibagi siswa sangat penting, karena itu perlu disampaikan dalam proses pembelajaran di sekolahdalam rangka mengembangkan keterampilan dasar menulis bagi siswa. Untuk itulah keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh, karena dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan menulis itu memerlukan ketekunan dan kreativitas yang tinggi dari para siswa. Tanpa adanya ketekunan dan kreativitas dari para siswa,sangat sulit untuk menghasilkan karya tulis yang baik, sebab menulis merupakan proses kreatif yang perlu dilakukan secara intensif. Nurgiyantoro(2001, hlm. 296) mengemukakan bahwa aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai oleh pelajar bahasa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi haruslah terjalin sedemikan rupa sehingga menghasilkan tulisan yang runtut dan padu.oleh sebab itu, dibutuhkan latihan yang intensif untuk menguasai keterampilan menulis. Menulis teks deskripsi merupakan bagian dari keterampilan menulis yang juga harus mendapatkan perhatian. Dalam Kurikulum 2013 yang tertuang di dalam silabus, standar kompetensi menulis yang harus dikuasai siswa SMP kelas VII adalah

mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, dan eksposisi). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada 26 Januari 2015 yang dilakukan oleh peneliti terhadap guru bahasa Indonesia kelas VII, diketahui bahwa di SMPN I Cipongkor Kabupaten Bandung Barat, pembelajaran menulis teks deskripsimasih mengalami kendala. Hal tersebut antara lain yang menyebabkan hasil keterampilan menulis teks deskripsi siswa belum maksimal. Guru bahasa Indonesia kelas VII SMPN I Cipongkor Kabupaten Bandung Barat, Bapak Aa Mulyana, S.Pd., menyampaikan bahwa beberapa hal yang menyebabkan keterampilan menulis siswa masih kurang tidak lepas dari latar belakang siswa, yakni: 1) input akademik siswa sekolah tersebut tergolong rendah karena hampir sebagian besar merupakan siswa-siswa yang tidak diterima di SMP negeri favorit, 2) motivasi belajar siswa di kelas rendah, khususnya minat dalam pembelajaran menulis, dan 3) siswa masih kurang memiliki motivasi yang kuat untuk berlatih menulis sehingga mengalami kesulitan dalam penemuan serta pemunculan ide di dalam proses awal penuangan ide. Selain itu, penggunaan metode dan media pembelajaran yang dipergunakan guru belum optimal. Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti menganggap perlu suatu upayayang lebih optimal dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu,guru bahasa Indonesia harus mampu melaksanakan suatu prosespembelajaran di kelas yang dapat meningkatkan keterampilan menulis pada siswa SMP yang masih remaja permulaan (12-16 tahun) ini. Dalam hal ini guru harus mengupayakan suatu proses pembelajaran yang lebih menarik.karena dengan pembelajaran yang lebih menarik dan bervariasi, dapat membantu siswa untukmenuangkan ide serta gagasannya dalam menulis teks deskripsi.

Terdapat berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis bagi peserta didik.salah satu diantaranya modelpicture to picturedapat diterapkan untuk peningkatan keterampilan menulis teks deskripsi.modeltersebut sebenarnya merupakan bagian dari model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (Mccafferty, 2006 hlm. 191).Sementara itu Lie (2010 hlm. 28) mengemukakan bahwa model pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong-royong dalam kehidupan bermasyarakat.modelpembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengedepankan kerjasama kelompok dalam menyelesaikan sebuah masalah. Banyak pengajar belum menerapkan sistem kerjasama di dalam kelas karena beberapa alasan, salah satunya kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam kelompok. Padahal modelpembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik untuk mengelola kelas secara lebih efektif dan kondusif. Model pembelajaran picture to picture dalam pelaksanaanproses pembelajarannya menggunakan gambar. Kemudian gambar tersebut dipasangkan dan diurutkan menjadi urutan yang logis.model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu maupun kertas karton dalam ukuran besar. Selanjutnya gurumembagi siswa dalam tiap kelompok yang heterogen.hal ini perlu dilakukan karena modelpicture to picture adalah merupakan salah satu bentuk

model pembelajaran kooperatif.selanjutnya siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dalam satu kelompok untuk memecahkan permasalahan yang ditampilkan dalam bentuk gambar-gambar.tiap kelompok terdiri dari 5-6 orang, siswa yang mempunyai kemampuan lebih dalam menulis teks deskripsi dikelompokkan dengan siswa yang kemampuannya kurang. Dengan menerapkan model pembelajaran picture to picture tersebut, diharapkan akan tercipta peer tutor (tutor teman sebaya). Modelpicture to picture ini berbeda dengan penerapan model pembelajaran pada umumnya. Diskusi satu kelompok dalam modelpembelajaran picture to picture ini menuntut siswa untuk konsentrasi tinggi dalam pemecahan masalah, diskusi siswa akan lebih terarah, dan fokus pada pokok permasalahan. Pemecahan masalah bisa lebih mendalam dan lebih mudah dengan menggabungkan ide-ide atau gagasan yang muncul. Sangat kecil kemungkinan siswa yang hanya menggantungkan pekerjaan pada siswa lain, tidak ikut berperan dalam kelompoknya karena semua siswa diskusi dalam satu kelompok round table dituntut untuk menyumbangkan satu atau lebih idenya. Di samping itu, dapat menumbuhkan rasa solidaritas dalam diri siswa karena siswa yang kurang mampu dapat dibantu oleh siswa yang mampu. Dengan penerapan modelpicture to picture ini diharapkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis teks deskripsi dapat ditingkatkan. Modelpicture to picture diharapkan dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis teks deskripsi di kelas VII SMPN I Cipongkor Kabupaten Bandung Barat sehingga peneliti dan guru bahasa Indonesia menyepakati bahwa modelpicture to picture akan digunakan dalam pembelajaran tersebut. Penerapan modelpicture to picture ini diharapkan dapat menjadi alternatif sekaligus inovasi bagi guru dalam pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran menulis teks deskripsi agar siswa benar-benar mampu mempraktekkan pembelajaran menulis teks deskripsi, dapat memotivasi, dan memudahkan siswa dalam menulis teks deskripsi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian mengenai penerapan modelpicture to picture pada mata

pelajaran bahasa Indonesia dalam rangka membantu meningkatkan keterampilan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMPN I Cipongkor Kabupaten Bandung Barat. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi dan pembatasan masalah, diambil permasalahan pokok penelitian ini sebagai berikut. 1) Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menulis teks deskripsi dengan 1Cipongkor tahun 2014/2015? 2) Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menulis teks deskripsi dengan menggunakan penerapan model picture to picturepada kelas VII A SMP Negeri 1Cipongkortahun 2014/2015? 3) Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis teks deskripsi siswa dengan 1Cipongkortahun 2014/2015? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis teks deskripsi melalui model Picture to Picture pada siswa kelas VII SMPN I Cipongkor Kabupaten Bandung Barat. 1) untuk memaparkan perencanaan pembelajaran menulis teks deskripsi dengan 1Cipongkor tahun 2014/2015; 2) untuk memaparkan pelaksanaan pembelajaran menulis teks deskripsi dengan 1Cipongkor tahun 2014/2015;

3) untuk memaparkan hasil pembelajaran menulis teks deskripsi siswa dengan 1Cipongkor tahun 2014/2015. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis terhadap keterampilan menulis teks deskripsi.berikut manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini. 1) Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai upaya menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis teks deskripsi. Penelitian ini diharapkan juga dapat melatih kepekaan siswa terhadap masalah dan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, serta melatih siswa untuk menjadi tutor teman sebaya. 2) Bagi guru bahasa Indonesia, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi tindakan atau teknik dalam pembelajaran menulis teks deskripsi siswa. Penelitian ini diharapkan juga dapat meningkatkan motivasi guru untuk menerapkan berbagai teknik, strategi, model, atau media yang inovatif dan kreatif untuk menunjang proses pembelajaran khususnya keterampilan menulis teks deskripsi sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa. 3) Bagi peneliti, penelitian ini merupakan suatu bentuk tindakan kolaboratif yang diharapkan dapat dijadikan bahan kajian dalam inovasi pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan. 4) Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan sebagai upaya peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di kelas dalam pencapaian tujuan pendidikan. Penelitian ini juga diharapkan dapat mengembangkan budaya penelitian dan penulisan karya-karya ilmiah lainnya sebagai penunjang peningkatan kualitas pendidikan sesuai konteks pendidikan.

1.5 Sistematika Organisasi Penulisan Skripsi Struktur organisasi pada skripsi ini terdiri atas Bab I Pendahuluan, Bab II Ihwal Menulis Teks Deskripsidan Model Picture to Picture, Bab III Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Simpulan dan Saran. Bab I Pendahuluan memaparkan asal mula dan rasionalisasi masalah yang diteliti oleh penulis. Bab I Pendahuluan terdiri atas enam subbab yaitu; Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur Organisasi Skripsi. Bab II Ihwal Menulis Teks Deskripsi Dan Model Picture to Picture, Kerangka Berpikir, memaparkan landasan teori yang mendukung penelitian. Bab II terdiri atas enam subbab yaitu; Ihwal Menulis, Ihwal Teks dan Jenis Teks, Ihwal Teks Deskripsi, IhwalModel Picture to Picture, Penelitian yang Relevan dan Kerangka Pemikiran. Bab III Metode Penelitian memaparkan metode-metode yang digunakan penulis dalam penelitian. Bab III terdiri atas tujuh subbab yaitu; Metodologi Penelitian, Subjek Penelitian, Definisi Operasional, Prosedur Penelitian, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi seluruh data penelitian yang dikaji dan dianalisis oleh peneliti. Bab IV terdiri atas tiga subbab yaitu; Hasil Penelitian dan Pembahasan. 1) hasil studi pendahuluan, 2) deskripsi pelaksanaan tindakan dan 3) pembahasan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran, yaitu;memaparkan simpulan dari rumusan hasil pembahasan pembelajaran menulis teks deskripsi menggunakan Model Picture to Picturedan saran terhadap berbagai pihak, yaitu bagi pendidik yang akan menerapkan modeltersebut maupun bagi peneliti selanjutnya.